1.Absorpsi
Pe sekresi asam lambung mempengaruhi pH lambung
Pe motilitas GI Tract lambatnya pengosongan lambung
Absorbsi obat akan berubah selama kehamilan, akibat adanya
mual muntah
2.Distribusi
Volume plasma & cairan ekstrasel meningkat
Lemak tubuh meningkat akan meningkatkan volume distribusi
obat yang lipofilik.
Konsentrasi albumin plasma turun meningkatkan volume
distribusi obat yang bersifat terikat kuat protein. Obat-obat
tertentu yang terikat protein konsentrasinya lebih besar dalam
plasma fetus dibanding dalam plasma ibu
Farmakokinetika Obat Selama kehamilan
3.Metabolisme
Aktivitas metabolisme obat
Estrogen dan Progesteron meningkat akan merubah
aktivitas enzim hativdan meningkatkan eliminasi beberapa
obat, serta mengakumulasi obat yang lain.
4.Eliminasi
Akhir kehamilan aliran darah ginjal
Selama kehamilan volume plasma, cardiac output, dan
filtrasi glomerular meningkat sampai 30-50%,
menyebabkan rendahnya konsentrasi plasma dan klirens
renal obat.
TRANSFER OBAT TRANSPLASENTA
Obat yang terionisasi tinggi succinylcholine and tubocurarine, yang juga digunakan sebagai
muscle relaxan pada operasi Caesar menembus plasenta lebih lambat dan sedikit terdapat dalam
plasma janin.
Sifat impermeabilitas plasenta terhadap zat polar relatif, jika gradient konsentrasi maternal-fetal
tinggi maka zat polar dapat menembus plasenta. Contoh : Salicylate, yang hamper terionisasi
sempurna pada pH fisiologis dapat menembus plasenta secara cepat.
Albumin plasma maternal cenderung menurun selama kehamilan, sebaliknya albumin fetus
meningkat, mengakibatkan meningkatnya konsentrasi obat yang terikat protein dalam plasma fetus.
pH fetus lebih asam dibanding pH maternal menyebabkan obat yang bersifat basa lemah lebih
mudah menembus plasenta. JIka obat sudah masuk dalam plasma fetus, molekul akan mengalami
ionisasi dan sedikit yang bisa kembali ke plasma maternal.
PEMAKAIAN OBAT PADA KEHAMILAN
2. Kategori B
Digunakan terbatas, pengaruh buruk tidak terbukti. Berdasarkan
uji toksikologi pada hewan dibedakan :
a. B1 : Tidak terbukti
b. B2 : Percobaan terbatas, tidak ditemukan peningkatan kerusakan
janin pada hewan
c. B3 : Terjadi peningkatan kerusakan janin hewan, pada manusia
belum tentu bermakna
KLASIFIKASI KEAMANAN OBAT
PADA KEHAMILAN
Menurut FDA/ADEC :
3. Kategori C
Memberi pengaruh buruk (reversible) tanpa malformasi
anatomi, (semata karena efek farmakologik obat)
4. Kategori D
Menyebabkan peningkatan malformasi dan kerusakan janin
yang irreversible, efek farmakologik juga merugikan
5. Kategori X
Terbukti mempunyai risiko tinggi terjadi pengaruh buruk
yang irreversible, merupakan kontaindikasi mutlak.
METABOLISME OBAT PADA PLASENTA
DAN JANIN
Ada dua mekanisme untuk melindungi janin dari obat yang berada dalam sirkulasi ibu:
Plasenta memainkan perannya sebagai barier semipermeabel dan sebagai tempat
untuk memetabolisme obat-obatan yang melewatinya. Bebrapa tipe reaksi oksidasi
(seperti, hydroxylation, N-dealkylation, demethylation) terjadi dalam jaringan
plasenta contoh metabolism pentobarbital.
Obat yang masuk ke plasenta memasuki sirkulasi janin melewati vena umbilikalis.
sekitar 40–60% lairan darah V.umbilikalis masuk ke liver janin, disini terjadi
metabolism obat sebelum masuk ke sirkulasi janin.
PENGARUH OBAT PADA JANIN
tergantung pada :
-sifat/jenis obat
-umur kehamilan pada saat minum obat
TOKSIK, TERATOGENIK, LETAL
Pengaruh toksik
Pengaruh teratogenik Efek letal
Obat dapat bekerja langsung pada jaringan ibu dan juga secara tidak langsung
mempengaruhi jaringan janin.
Obat mungkin juga menganggu aliran oksigen atau nutrisi lewat plasenta sehingga
mempengaruhi jaringan janin.
Obat juga dapat bekerja langsung pada proses perkembangan jaringan janin, misalnya
vitamin A (retinol) yang memperlihatkan perubahan pada jaringan normal. Dervat
vitamin A (isotretinoin, etretinat) adalah teratogenik yang potensial.
Kekurangan substansi yang esensial diperlukan juga akan berperan pada abnormalitas.
Misalnya pemberian asam folat selama kehamilan dapat menurunkan insiden kerusakan
pada selubung saraf , yang menyebabkan timbulnya spina bifida.
TERATOGENIK PADA TRIMESTER I
Analgetika :
Parasetamol paling aman
Antalgin tidak aman
BEBERAPA OBAT YANG DIPAKAI
SELAMA KEHAMILAN
• Antikoagulan oral pendarahan uterus
• Antidiabetika oral letal pd trimester I dan perubahan fisiologis pd trimester akhir.
Bila dosis berlebihan hipogikemia pada ibu dan bayi.
• Androgen dan progesteron maskulinisasi pada fetus perempuan (mgkn reversible mgk tdk)
• Merokok bobot fetus turun
• Alkohol perubahan hematologi
• Penisilin bayi hipersensitive
KATEGORI
OBAT
UNTUK IBU
HAMIL
OBAT YANG
BOLEH
DIBERKAN
UNTUK IBU
HAMIL
Bentuk Malformasi
OKSITOSIK:
Indikasi klinik :
1. Induksi partus :
-perhatikan kematangan paru janin dan adanya kontra
indikasi
-selama induksi monitoring intensif ibu & janin
OKSITOSIN
Terdiri dari :
1.Alkaloid asam amino ergotamin
2.Alkaloid amin ergonovin
Uterus cukup bulan (aterm) lebih sensitif dari pada uterus pada
kehamilan muda efektif meningkatkan kontraksi uterus
ALKALOID ERGOT
Tujuan :
Mencegah persalinan prematur, sehingga janin dapat dipersiapkan lahir cukup
bulan
Menekan kontraksi uterus sampai 7 hari setelah obat diberikan
indikasi : kehamilan preterm (20 – 37 mg) atau berat janin (500 – 2499 gr)
Persyaratan pemberian :
1.kontraksi teratur
2.interval kontraksi < 10 menit
3.Lama kontraksi 30 – 60 menit
Hampir semua obat yang diminum perempuan menyusui terdeteksi didalam ASI , untungnya konsentrasi
obat di ASI umumnya rendah.
Konsentrasi obat dalam darah ibu adalah faktor utama yang berperan pada proses transfer obat ke ASI
selain dari faktor-faktor fisiko-kimia obat.
Obat yang larut dalam lemak, yang non-polar dan yang tidak terion akan mudah melewati membran
sel alveoli dan kapiler susu.
Obat yang ukurannya kecil (< 200 Dalton) akan mudah melewati pori membran epitel susu.
Obat yang terikat dengan protein plasma tidak dapat melewati membran, hanya obat yang tidak terikat
yang dapat melewatinya.
Plasma relatif sedikit lebih basa dari ASI. Karena itu obat yang bersifat basa lemah di plasma akan lebih
banyak dalam bentuk tidak terionisasi dan mudah menembus membran alveoli dan kapiler susu.
Sesampainya di ASI obat yang bersifat basa tersebut akan mudah terion sehingga tidak mudah untuk
melewati membran kembali ke plasma. Fenomena tersebut dikenal sebagai ion trapping.
FARMAKOKINETIKA DAN
FARMAKODINAMIK IBU MENYUSUI
Rasio M:P adalah perbandingan antara konsentrasi obat di ASI dan di plasma ibu.
Rasio M:P yang >1 menunjukkan bahwa obat banyak berpindah ke ASI, sebaliknya rasio M:P < 1
menunjukkan bahwa obat sedikit berpindah ke ASI.
Pada umumnya kadar puncak obat di ASI adalah sekitar 1- 3 jam sesudah ibu meminum obat
pertimbangan memberikan ASI. Bila ibu menyusui tetap harus meminum obat yang potensial toksik
terhadap bayinya maka untuk sementara ASI tidak diberikan tetapi tetap harus di pompa.
ASI dapat diberikan kembali setelah dapat dikatakan tubuh bersih dari obat dan ini dapat diperhitungkan
setelah 5 kali waktu paruh obat
REFERENSI
TERIMA