Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA NY. C DENGAN DIAGNOSA MEDIS MIOMA UTERI, KISTOMA OVARI DI


RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD WATES

Oleh :

Cindy Ristya Ningsih (……….)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2023/2024
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA NY. C DENGAN DIAGNOSA MEDIS MIOMA UTERI, KISTOMA OVARI DI


RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD WATES

Disusun Oleh :

Telah disetujuai dan disahkan pada :

Hari : ……………….

Tanggal : ……………….

MENYETUJUI

Pembimbing akademik Pembimbing klinik

( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan sistem reproduksi pada wanita memiliki berbagai macam masalah
yang disebabkan karena ketidak mampuan seseorang wanita untuk memanfaatkan alat
reproduksinya dan mengatur kesuburannya (fertilitas) (1). Pada saat ini terjadi banyak
masalah gangguan reproduksi salah satunya yaitu kista ovarium yang yang merupakan
suatu penyakit gangguan organ reproduksi wanita. Kista Ovarium merupakan salah
satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa
reproduksinya (2).
Namun pada hegemoni sekarang ini kaum wanita kurang atau bahkan tidak
memperhatikan hal-hal yang berkaitan sehingga resiko timbul kista ovarium menjadi
tinggi. Demikian juga etiologi dari kista ovarium juga sangat erat dengan aktifitas
sehari-hari menjadi faktor pendukung kerentanan individu terkena kista ovarium.
Tahun 2008 WHO (World Health Organization) telah memaparkan bahwa kista
ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasa ginekologi. Kista
ovarium juga merupakan kanker kelima yang sering menjadi penyebab kematian pada
wanita setelah setelah kanker paru-paru, kolorental, payudara dan pankreas. Angka
insiden pada wanita di bawah 50 tahun sebanyak 5,3/100.000 dan meningkat menjadi
41,4/100 pada wanita di atas 50 tahun. Resiko yang paling ditakuti dari kista ovarium
yaitu mengalami degenerasi keganasan, disamping itu bisa juga mengalami torsi atau
terpuntir sehingga menimbulkan nyeri akut, perdarahan, atau infeksi.
Begitu tingginya resiko terjadi kista ovarium mengharuskan setiap kaum wanita
meningkatkan perhatian dan kewaspadaan terhadap segala yang berkaitan mengenai
kista ovarium. Sehingga peran perawat dalam health educator sangat diperlukan yaitu
menjelaskan, mengajarkan, memberi arahan serta memberi asuhan keperawatan yang
sesuai terhadap penanganan klien dengan kista ovarium.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
mioma uteri kistoma ovari.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan dasar dengan
masalah mioma uteri kistoma ovari.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dan keluarga
dengan masalah mioma uteri kistoma ovari.
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosis keperawatan dari hasil
pengkajian pada pasien dengan masalah mioma uteri kistoma ovari.
d. Mahasiswa mampu menentukan intervensi dan mampu melakukan
implementasi pada pasien sesuai dengan diagnosis keperawatan
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah diberikan pada
pasien da keluarga dengan masalah mioma uteri kistoma ovari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Mioma Uteri Kistoma Ovari


1. Definisi Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari miometrium dan
jaringan ikat yang menumpanginya. Disebut juga dengan istilah fibromioma,
leiomioma, dan fibroid. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling banyak
terjadi di organ reproduksi wanita. Tumor jinak ini tidak terjadi sebelum
menarche. Setelah menopause, hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh
(3)

2. Etiologi
Menurut Aspiani ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri (3) :
a. Usia
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan sekitar
40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri jarang ditemukan
sebelum menarche.
b. Hormone endogen
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada
jaringan miometrium normal.
c. Riwayat keluarga
Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama dengan penderita
mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma
dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.
d. Makanan
Makanan di laporkan bahwah daging sapi, daging setengah matang (red
meat), dan daging babi meningkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran
hijau menurunkan insiden menurunkan mioma uteri.
e. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar
estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini
mempercepat pembesaran mioma uteri. Efek estrogen pada pertumbuhan
mioma mungkin berhubungan dengan respon dan factor pertumbuhan lain.
f. Paritas
Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita nullipara dibandingkan dengan
wanita yang mempunyai riwayat melahirkan satu atau dua kali.

3. Manifestasi Klinis
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan ginekologik. Hal ini karena keberadaan tumor bersifat asimptomatik,
kecuali jika telah terjadi komplikasi atau keganasan. Gejala yang dikeluhkan
sangat tergantung dari letak mioma, besar tumor, komplikasi dan perubahan yang
terjadi (3).
Gejala yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Rasa nyeri
Dapat timbul akibat gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang
disertai nekrosis dan peradangan. Nyeri panggul karena tekanan, muncul
karena sebagian besar mioma menekan struktur di daerah panggul. Pada
mioma submukosum yang dilahirkan dapat menyempitkan canalis servikalis
sehingga menimbulkan dismenore.
b. Gejala dan tanda penekanan organ
Gangguan ini tergantung dari ukuran dan tempat penekanan. Penekanan pada
vesika urinaria menyebabkan poliuri, pada uretra menyebabkan retensio
urine, pada ureter menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum
menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan limfe
menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.
c. Infertilitas dan abortus
Infertilitas dapat timbul apabila sarang mioma menutupi atau menekanan
pars interstistial tuba, sedangkan mioma submukosa memudahkan terjadinya
abortus karena gangguan rongga rahim.
d. Perdarahan abnormal (menoragia, metroragia, dan hipermenorhea)

4. Patofisiologi
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium dan
lambat laun membesar, karena pertumbuhan itu miometrium mendesak menyusun
semacam pseudokapsula atau sampai semua mengelilingi tumor didalam uterus
mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila ada satu
mioma dapat menonjol kedepan sehingga menekan dan mendorong kandung
kemih keatas sehinggasering menimbulkan keluhan buang air kecil (3).
Tetapi masalah akan timbul jika terjadi berkurangnya pemberian darah pada
mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehinggamenimbulkan rasa
nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan
abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa
mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan
perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu dengan perdarahan yang banyak
bisa mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan volume cairan dan
timbulnya resiko infeksi. Dan jika dilakukan operasi atau pembedahan maka akan
terjadi perlukaan sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan integritas kulit
(4).
Pada post operasi mioma uteri akan terjadi terputusnya integritas jaringan
kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri akut.
Terputusnya integritas jaringan kulit mempengaruhi proses epitalisasi dan
pembatasan aktivitas, maka terjadi perubahan pola aktivitas. Kerusakan jaringan
mengakibatkan terpaparnya agen infeksius yang mempengaruhi resiko tinggi
infeksi. Pada pasien post operasi akan terpengaruh obat anestesi yang
mengakibatkan depresi pusat pernapasan dan penurunan kesadaran sehingga pola
nafas tidak efektif (5).

5. Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena
karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama
kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium
akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara
86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV. Tumor sel
granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel
skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang
buruk. Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal
memiliki prognosis yang sangat baik (6).
6. Pemeriksaan Penunjang
Hanya sekitar 35% mioma uteri yang menimbulkan gejala klinis, dan
kebanyakan terdeteksi dengan pemeriksaan yang seksama meliputi anamesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium (USG, CT-Scan atau MRI).

7. Pathway

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas pada pasien yang harus diketahui diantaranya : nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status
perkawinan.
b. Keluhan Utama
Terdapat benjolan di bawah perut. Ada yang terletak di depan uterus dapat
menekan kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan nmiksi.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Pernah menderita penyakit menular sex, penyakit yang berhubungan,
(andiloma akuminota, gonorea, adnexitis).
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Terdapat benjolan di bagian perut, nyeri abdomen, dismenorea
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya factor heredier, karena prematurias sering dijumpai pada suatu
keluarga tertentu
f. Pemeriksaan Fisik
1) Muka : Pada pasien pada Gynekologis dengan perdarahan banyak pada
konjungtiva.
2) Abdomen : Teraba adanya masa abnormal pada perut bagian bawah
konsisten keras, bentuk tidak teratur, gerakan bebas tidak sakit tapi
kadang-kadang ditemui nyeri, terdapat benjolan pada perut bagian
bawah/ rongga panggul.
3) Genetalia : Dapat terjadi pengeluaran darah pervagina kadang
sebelumnya terdapat keputihan yang lama.
4) Anus : Akan timbul hemoroid, luka dan varises pecah karena keadaan
obstipasi akibat penekanan kista ovari pada rectum
5) Ekstremitas : Penekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe
dari panggul dapat menyebabkan odem tungkai.
2. Diagnose Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul untuk klien dengan masalah
oksigenasi adalah (7):
a. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
b. Resiko infeksi b.d efek prosedur invasif (D.0142)
c. Resiko jatuh b.d kondisi pasca operasi
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
situasional keperawatan selama 3x15 (I.09314)
(D. 0080) menit diharapkan masalah 1. Monitor tanda-tanda
ansietas teratasi dengan ansietas (verbal dan
kriteria hasil: non verbal)
Tingkat ansietas (L.09093) 2. Temani pasien untuk
 Verbalisasi khawatir mengurangi
akibat kondisi yang kecemasan
dihadapi dapat menurun 3. Dengarkan dengan
 Perilaku gelisah dapat penuh perhatian
menurun 4. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
5. Latih teknik relaksasi

Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi


efek prosedur keperawatan selama 3x60 (I.14539)
invasif menit diharapkan masalah 1. Monitor tanda dan
(D.0142) resiko infeksi teratasi dengan gejala infeksi
kriteria hasil: 2. Cuci tangan sebelum
Tingkat infeksi (L.14137) dan sesudah kontak
 Bengkak dapat menurun dengan pasien dan
lingkungan
3. Pertahankan teknik
aseptik

Resiko jatuh b.d Setelah dilakukan tindakan Pencegahan jatuh


kondisi pasca keperawatan selama 3x45 (I.14540)
operasi menit diharapkan masalah 1. Identifikasi faktor
(D.0143) resiko infeksi teratasi dengan risiko jatuh
kriteria hasil: 2. Monitor kemampuan
Tingkat jatuh (L.14138) berpindah
 Jatuh dari tempat tidur 3. Pasang handrail
dapat mningkat tempat tidur
 Jatuh saat dipindahkan
dapat meningkat
DAFTAR PUSTAKA

1. Marmi, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar


2. [Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Kista ovarium.
http://www.Medinuc.com dinkes. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2023.
3. Aspirin, et al (2017). Konsep Dasar Mioma Uteri. Malang : Universitas Muhammadiyah
4. Putri. (2020). Mioma Uteri. Ponorogo:Universitas Muhammadiyah
5. Prawirohardjo, S. (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono
6. Williams. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC; 2013. h.953.
7. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai