Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NY P DENGAN MIOMA UTERI TINDAKAN HISTEREKTOMY


DI RUANG OK RS HERMINA BALIKPAPAN

OLEH :

NURHIKMAH
025210702

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang ada di sekitar uterus. Mioma
uteri merupakan suatu pertumbuhan abnormal dari otot polos uterus dan
jaringan ikat yang menyertainya. Benih-benih keabnormalan otot polos
menyebar pada myometrium, yang kemudian secara lambat akan terus
membesar untuk membentuk suatu tumor yang bahkan beratnya bisa mencapai
10 kg atau melebihinya (Syahnaufal et al., 2017). Mioma uteri yang disebut
juga dengan fibroid uterus atau leiomyoma uterus adalah tumor jinak otot
polos uterus yang terdiri dari sel- sel jaringan otot polos, jaringan pengikat
fibroid, dan kolagen (Muzakkar, 2017).
World Health Organization (WHO) 2018 mencatat bahwa setiap tahun
jumlah penderita mioma uteri bertambah mencapai 6,25 juta orang dan dalam
10 tahun mendatang di dunia diperkirakan 9 juta orang akan meninggal setiap
tahun akibat mioma uteri dimana kejadian ini banyak berada dinegara-negara
berkembang. Prevalensi mioma uteri sebanyak 44,41% pada wanita dengan
usia 31-40 tahun dengan usia rata-rata terjadi pada wanita usia produktif. Di
Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39%-11,7% dan paling sering ditemukan
pada wanita umur 35- 45 tahun kurang lebih 25%) serta jarang terjadi pada
wanita umur 20 tahun dan pasca-menopause (Syahnaufal et al., 2021).
Kejadian mioma uteri di Banten pada tahun 2020 sebesar 12.5% (Dinkes,
2022). Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik di RS Hermina
Bitung mulai dari Januari sampai Juli 2023 didapatkan kasus mioma uteri
sebanyak 36 orang.
Mioma uteri memiliki gejala yang tidak terlalu menonjol dirasakan
penderitanya. Mioma uteri yang sampai menimbulkan gejala hanya dirasakan
oleh 35-50% dari penderita mioma uteri. Gejala yang umum ditimbulkan pada
penderita mioma uteri yaitu pendarahan yang berlebihan. Perdarahan secara
berlebihan ialah gejala yang paling sering dialami oleh 30% penderita mioma
uteri. Rasa nyeri yang menyiksa, dan tekanan pada sekitar panggul yang
menjalar hingga ke punggung. Mioma uteri menimbulkan masalah yang cukup
menggelisahkan karena etiologi dari mioma uteri belum begitu jelas.
2
Walau angka mortalitas mioma uteri cenderung rendah, namun morbiditas
mioma uteri cukup rendah karena terjadi perdarahan yang hebat, begitu pula
dengan penurunan kesuburan yang sangat mungkin terjadi pada penderita
mioma uteri(Syahnaufal et al., 2017).
Akibat kehilangan darah karena perdarahan dan terlalu banyaknya sel-sel
darah merah yang hilang dari tubuh seseorang yang menyebabkan penekanan
terhadap sel-sel darah merah dan perdarahan ini dapat menyebkan terjadinya
anemia. Anemia ini merupakan suatu penyakit yang mana hemoglobin
darahnya rendah yaitu kurang dari 11 g/dl.( Wylie, 2010). Penyebab anemia
dapat dibagi menjadi dua jenis. Penyebab yang pertama menjelaskan bahwa
hemoglobin dalam darah atau terjadinya gangguan dalam pembentukan sel
darah merah dalam tubuh. Berkurangnya sel darah merah secara signifikan
dapat disebabkan oleh terjadinya perdarahan atau hancurnya sel darah merah
yang berlebihan (Priyanto,2018).
Risiko mioma uteri meningkat pada wanita nullipara. Beberapa penelitian
menemukan hubungan antara obesitas dan menarche dini dengan peningkatan
insiden mioma uteri. Wanita yang mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) di
atas normal, dan menarche dini (<10 tahun) berkemungkinan lebih sering
menderita mioma uteri. Mioma umumnya ditemukan pada wanita usia
reproduksi, dan belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche, pada
masa menopause mioma akan mengecil seiring dengan penurunan hormon
estrogen dalam tubuh(Syahnaufal et al., 2017).
Salah satu penanganan mioma uteri di Indoneisa pada umunya ialah
tindakan bedah berupa histerektomi (pengangkatan uterus) dan miomektomi
(pengangkatan mioma) pada wanita yang masih ingin memiliki keturunan.
Pada operasi miomektomi, beberapa peluang dapat menyebabkan mioma uteri
akan tumbuh lagi pada wanita tersebut. Mioma uteri sebenarnya akan tuntas
pengobatannya apabila seluruh Rahim dari penderita tersebut diangkat, namun
hal ini tentu menimbulkan kecemasan pada wanita karena harus merasakan
menopause dini (Syahnaufal et al., 2017).

3
Peran perawat salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pasien. Maka
untuk masalah masalah tersebut tugas perawat melakukan tindakan memberi
asuhan keperawatan dan memberikan kenyamanan dari rasa nyeri, mencegah
terjadinya cemas yang berlebihan dan memonitor perdarahan serta
memberikan penyuluhan kepada pasien tentang penyakitnya.

B. Tujuan
Menentukan asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien
mioma uteri baik itu cara penanganannya maupun solusi dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
Perawat mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan kegawat
daruratan pada pasien dengan mioma uteri dan perawat mampu menjelaskan
konsep metodologi asuhan keperawatan pada pasien mioma uteri.
Peran perawat pada kasus mioma uteri meliputi sebagai pemberi asuhan
keperawatan langsung pada pasien yang mengalami mioma uteri, sebagai
pendidik memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi, serta
sebagai peneliti yaitu dimana perawat berupaya meneliti asuhan keperawatan
kepada pasien mioma uteri melalui metode ilmiah.

4
BAB II
KONSEP DASAR

A. Medis
1. Definisi
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menopangnya (Unicef, 2013).Mioma uteri adalah
tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos
jaringan fibroid dan kolagen (Nurarif & Hardi, 2013 :445).
Mioma uteri yaitu tumor jinak pada rahim, selain bisa ganas, lebih
sering muncul tumor jinak pada rahim atau mioma uteri. Jenis tumornya
tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada otot
rahimnya, atau bisa juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Ini jenis
tumor yang lebih banyak ditemukan. Rata-rata pada wanita di atas usia 30
tahun (Irianto, 2015).
2. Etiologi
Mioma uteri yang berasal dari sel otot polos miometrium, menurut
teori onkogenik maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor
yaitu insiator dan promotor. Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan
mioma uteri masih belum diketahui dengan pasti. Dari penelitian
menggunakan glucose-6-phospatase dihydrogenase diketahui bahwa
mioma berasal dari jaringan yang uniselular. Transformasi neoplastik dari
miometrium menjadi mioma melibatkan mutasi somatik dari miometrium
normal dan interaksi kompleks dari hormon steroid seks dan growth factor
lokal.

3. Klasifikasi
Menurut Nurarif dan Hardi (2013) mioma uteri menurut letaknya dibagi
menjadi 3 yaitu :

5
a. Mioma submukosum : dibawah endometrium dan menonjol ke
cavum uteri
b. Mioma intramural : berada di dinding uterus di antara serabut
myometrium
c. Mioma subserosum : tumbuh keluar dinding uterus sehingga
menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa

4. Tanda dan gejala / gejala klinis


Menurut Nurarif dan Hardi (2013) tandan dan gejala mioma uteri adalah;
a. Perdarahan abnormal : Hipermenore, menoragia, metroragia.
Disebabkan oleh :
1) Pengaruh ovarium sehingga terjadi hiperplasi endometrium.
2) Permukaan endometrium yang lebih luas dari biasanya.
3) Atrofi enddometrium yang lebih luas dari biasanya.
4) Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena
adanya sarang mioma diantara serabut miometrium
sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang
melaluinya dengan baik.
b. Nyeri
Dapat timbul karena gangguan sirkulasi yang disertai nekrosis
setempat dan peradangan. Pada mioma submukosum yang
dilahirkan dapat menyempitkan canalis servikalis sehingga
menimbulkan dismenore.

c. Gejala penekanan
Penekanan pada vesika urinaria menyebabkan poliuri, pada uretra
menyebabkan retensio urine, pada ureter menyebabkan hidroureter
dan hidronefrosis, pada rectum menyebabkan obstipasi dan
tenesmia, pada pembuluh darah dan limfe menyebabkan edema
tungkai dan nyeri panggul

6
d. Disfungsi reproduksi
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas masih
belum jelas, 27- 40% wanita dengan mioma uteri mengalami
infertilitas. Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, bisa
menyebabkan :
1) Infertilitas
2) Bertambahnya resiko abortus
3) Hambatan pada persalinan
4) Inersia atau atonia uteri
5) Kesulitan pelepasan plasenta
6) Gangguan proses involusi masa nifas

5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien mioma uteri menurut
Nurarif dan Hardi (2013) adalah:
a. Tes laboratorium
Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosis dapat
disebabkan oleh nekrosis akibat torsi atau degenerasi. menurunnya
kadar hemoglobin dan hematokrit menunjukan adanya kehilangan
darah yang kronik.
b. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin
Sering membantu dalam evaluasi suatu pembesaran uterus yang
simetrik menyerupai kehamilan atau terdpat bersama-sama dengan
kehamilan.
c. Ultrasonografi
Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, sonografi dapat
membantu
d. Pyelogram intravena
Dapat membantu dalm evaluasi diagnostik.
1) Pap smear serviks

7
Selalu diindikasikan untuk menyingkap neoplasia serviks
sebelum histerektomi.
2) Histerosal pingogram
Dianjurkan bila klien menginginkan anak lagi dikemudian
hari untuk mengevaluasi distorsi rongga uterus dan
kelangsungan tuba falopi

6. Patofisiologi

8
7. Penatalaksanaan medis
Penanganan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu penanganan
secara konservatif dan penanganan secara operatif.
a. Penanganan konservatif
1) Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodic setiap
3-6 bulan
2) Bila anemia, Hb <8 gr/dl transfuse PRC
3) Pemberian zat besi
b. Penanganan operatif
Dilakukan penanganan operatif bila ukuran tumor lebih besar dari
ukuran uterus 12-14 minggu, pertumbuhan tumor cepat, mioma
subserosa bertangkai dan torsi, bila dapat menjadi penyulit pada
kehamilan selanjutnya, hipermenorea pada mioma submucosa, dan
penekanan pada organ sekitarnya
1) Enukleasi mioma
Dilakukan pada penderita infertil yang masih menginginkan
anak atau mempertahankan uterus demi kelangsungan
fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman, efektif, dan masih
menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak
dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma
endometrium atau sarcoma uterus, juga dihindari pada masa
kehamilan. tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor
dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit
dan diikat.
2) Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi dan
penderita yang memiliki leiomyoma yg simptomatik atau
yang sudah bergejala
3) Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Apabila wanita sudah dilakukan

9
miomektomi kemungkinan dapat hamil sekitar 30-50%.
Dan perlu disadari oleh penderita bahwa setelah dilakukan
miomektomi harus dilanjutkan histerektomi.

B. Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu pendekatan yang sistematika untuk
mengumpulkan data atau informasi dan menganalisanya sehingga dapat
diketahui kebutuhan pasien.
a. Identitas Pasien
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Merupakan suatu faktor yang penting bagi petugas kesehatan
dalam menegakkan diagnosis atau menentukan kebutuhan pasien.
Nyeri pada daerah abdomen pada saat menstruasi, Kondisi fisik
ya, tidak bisa melakukan banyak aktivitas, tidak mual, tidak
muntah, dan nafsu makan menurun (Brunner & suddarth, 2002).
c. Riwayat Penyakit dahulu
Ada tidaknya riwayat DM pada masa lalu yang akan
mempengaruhi proses perawatan post operasi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Mioma uteri bukan merupakan suatu penyakit keturunan akan
tetapi adanya riwayat keluarga dengan DM perlu di perhatikan
karena dapat mempengaruhi perawatan post operasi.
e. Riwayat Psikologis
Biasanya dapat timbul rasa takut dan cemas terhadap nyeri
abdomen saat menstruasi.
f. Riwayat Sosial
Dampak sosial adalah adanya ketergantungan pada orang lain dan
sebaliknya pasien dapat juga menarik diri dari lingkungannya
karena merasa nyeri pada abdomen saat menstruasi (Doenges,
2000).

10
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan setelah riwayat kesehatan
dikumpulkan, pemeriksaan fisik yang lengkap biasanya dimulai
secara berurutan dari kepala sampai kejari kaki.
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
h. Aktifitas / istirahat
Keterbatasan aktifitas pada bagian abdomen pada saat menstruasi.
i. Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri,
Ansietas, Hipotensi, Tachikardi (respon stres, hipovolemi)
j. Nyeri/ kenyamanan
Nyeri berat tiba-tiba pada saat menstruasi bahkan meringis
kesakitan sampai tidak bisa beraktivitas

2. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
a. Nyeri berhubungan dengan pertumbuhan abnormal endometrium
ditandai dengan nyeri pada saat haid
b. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
prosedur pembedahan
Intra operasi
a. Cedera posisi operatif berhubungan dengan kebutuhan posisi
pembedahan dan pemasangan elektromedik
Post operasi
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
b. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri

11
3. Intervensi keperawatan

DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


PERIOPERATIF
PADA KLIEN DENGAN BEDAH OBGYN

TGL PERENCANAAN
DITEGAK
NO
DIAGNOSA KAN dan KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX TUJUAN
NAMA HASIL TINDAKAN
PERAWAT
I Pre operasi Setelah  Nyeri  Berikan  Menurunkan
Resti dilakukan hilang/ periode aktifitas dan
Nyeri berhubungan tindakaan berkurang istirahat konsumsi O2
dengan keperawatan Kriteria hasil selama nyeri
 Terputusnya selama Klien  Ajarkan klien  Meningkatkan
kontinuitas ..... x ...... mengatakan teknik napas asupan O2 ke
jaringan efek jam nyeri hilang/ dalam daerah nyeri
incisi diharapkan berkurang,  Ajarkan klien  Meningkatkan
pembedahan nyeri dapat skala nyeri 2-3, massase di kenyamanan
 Spasme otot teratasi klien dapat daerah yang dalam tubuh
 inflamasi beristirahat dan nyeri sehingga
Ditandai dengan : tidur menurunkan nyeri
DS :  Kolaborasi  Analgetik
 Klien pemberian memblok
mengatakan analgetik rangsang nyeri
nyeri didaerah sehingga
tertentu membantu
DO : menghilangkan
 Expresi wajah nyeri
tampak tegang  Pantau  Melihat
 Tampak klien kondisi & keberhasilan
kesakitan TTV klien intervensi dan
 Skala nyeri tiap 2 jam mencegah depresi
………… setelah pernapasan akibat
 Sikap tubuh pemberian pemberian
yang kaku analgetik analgetik
 Sulit tidur /
istirahat
II Pre op Setelah  Tanda vital  Kaji tingkat  Mendefinisikan
Resti dilakukan dalam batas ansietas, catat masalah dan
Ansietas tindakan normal perilaku klien pengaruh pilihan
berhubungan dengan keperawatan  Pasien (gelisah, tidak intervensi
kurangnya selama menunjukk ada kontak
pengetahuan tentang ..... x ...... an rileks mata)
prosedur pembedahan jam  Melaporkan  Berikan  Menenangkan dan
Ditandai dengan : diharapkan ansietas lingkungan menurunkan
DS : ansietas dapat yang tenang ansietas
 ....... pasien dapat ditangani dan nyaman
DO : berkurang  Pasien  Berikan  Menenangkan dan
 Tanda-tanda atau hilang menyatakan kesempatan menurunkan
vital……. siap untuk untuk klien ansietas karena
 Ekspresi wajah dioperasi mengungkap ketidaktahuan dan

12
TGL PERENCANAAN
DITEGAK
NO
DIAGNOSA KAN dan KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX TUJUAN
NAMA HASIL TINDAKAN
PERAWAT
klien tampak kan pertanyaan atau takut menjadi
tegang kesepian
 Klien bertanya
tentang operasi
yang akan
dilakukan
III Intra Operasi Setelah  Pasien  Kaji apakah  Mendefinisikan
Resti dilakukan bebas dari pasien masalah dan
Cidera posisi operatif tindakan cidera mempunyai pengaruh pilihan
berhubungan dengan keperawatan selama factor resiko intervensi.
 Kebutuhan selama operasi sebelumnya,
posisi ..... x ...... seperti luka
pembedahan jam pada bakar,  Pindahkan  Menghindari
dan pemasangan fase intra injury, pasien dengan terjadinya jatuh
elektro medik operatif, dislokasi brankart
 Kehilangan diharapkan sendi,dll sesuai
sensori protektif resiko tidak prosedur
sekunder terjadi  Pasang alat  Menghindari
terhadap elektromedik terjadinya cedera
anestesi. sesuai dengan
Ditandai dengan : protocol
DS :  Selalu minta  Menghindari
 …… ijin kepada terjadinya cedera
DO : ahli anestesi,
 Adanya luka untuk
bakar pada memindahkan
bagian Pasien /
…………… merubah
 Kehilangan posisi pasien
sensori pada yang sudah
bagian .......... dianestesi
 Terdapat  Jelaskan ke  Mengetahui salah
kelemahan pada pasien efek satu resiko dari
organ ......... daripenekanan pembedahan
 Terpasangnya yang lama saat
alat- alat pembaringan
elektromedik  Libatkan
 Posisi klien saat keluarga saat  Keluar tahu tentang
operasi penjelasan kondisi pasien pasca
efek anasthesi anathesi
IV Post op Setelah  Nyeri  Berikan  Menurunkan
Resti dilakukan hilang/ periode aktifitas dan
Nyeri berhubungan tindakaan berkurang istirahat konsumsi O2
dengan keperawatan Kriteria hasil selama nyeri
 Terputusnya selama Klien  Ajarkan klien  Meningkatkan
kontinuitas ..... x ...... mengatakan teknik napas asupan O2 ke
jaringan efek jam nyeri hilang/ dalam daerah nyeri
incisi diharapkan berkurang,  Ajarkan klien  Meningkatkan
pembedahan nyeri dapat skala nyeri 2-3, massase di kenyamanan
 Spasme otot teratasi klien dapat daerah yang dalam tubuh

13
TGL PERENCANAAN
DITEGAK
NO
DIAGNOSA KAN dan KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX TUJUAN
NAMA HASIL TINDAKAN
PERAWAT
 inflamasi beristirahat dan nyeri sehingga
Ditandai dengan : tidur menurunkan nyerI
DS :  Kolaborasi  Analgetik
 Klien pemberian memblok
mengatakan analgetik rangsang nyeri
nyeri didaerah sehingga
tertentu membantu
DO : menghilangkan
 Expresi wajah nyeri
tampak tegang  Pantau  Melihat
 Tampak klien kondisi & keberhasilan
kesakitan TTV klien intervensi dan
 Skala nyeri tiap 2 jam mencegah depresi
………… setelah pernapasan akibat
 Sikap tubuh pemberian pemberian
yang kaku analgetik analgetik
V Post op Setelah  Tanda-tanda  Kaji tanda  Untuk mengetahui
Resti Aktual dilakukan vital dalam vital klien perkembangan
Infeksi berhubungan tindakan batas secara rutin kesehatan klien
dengan prosedur keperawatan normal  Observasi  Untuk mengetahui
invasif selama  Dapat adanya tanda-tanda infeksi
Ditandai dengan : ..... x ...... mencapai inflamasi
DS : jam penyembuh  Anjurkan  Mencegah atau
 .............. diharapkan an luka klien untuk membantu
DO : Risiko tinggi sesuai memberi tahu mengobati infeksi
 Tanda-tanda terhadap dengan apabila ada
vital ………… infeksi tidak waktu keluhan tanda
 Tanda infeksi terjadi  Bebas infeksi
pada luka drainase  Beri  Perawatan luka yang
operasi purulen atau penjelasan benar mencegah
 Hasil edema pada klien dan terjadinya infeksi
laboratorium keluarga
meningkat tentang
perawatan
luka
VI Post operatif Setelah  TTV dalam  Observasi  Untuk mengetahui
Aktual dilakukan batas normal, Tanda-tanda perkembangan
Intoleransi aktifitas tindakan konjungtiva vital dan KU kesehatan klien
berhubungan dengan keperawatan ananemis,  Libatkan  Dukungan kelurga
pembiusan (spinal selama ... X.... urine dalam keluarga untuk dapat Mempercepat
anastesi) ditandai jam batas normal membantu klien proses penyembuhan
dengan diharapkan  kaki sudah dalam pada klien
DS : …………… intoleransi bisa mobilisasi
aktifitas digerakkan bertahap
DO : teratasi  kolaborasi  Dapat memberikan
Ektremitas bawah klien sebagian dengan tim intervensi yang tepat
tidak dapat digerakan medis bila pada klien
Pergerakan klien masih terjadi hal yang
terbatas tidak diharapkan

14
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN KAMAR BEDAH
RUMAH SAKIT HERMINA
BALIKPAPA

15
1. Identitas Pasien
a. Nama Pasien : Ny. P
b. No. CM : 125258745
c. Tgl lahir/ Umur: 20-07-1974/ 47 tahun
d. Agama : ISLAM
e. Pendidikan : SMA
f. Suku/ bangsa : Indonesia
g. Alamat : GG Milenium III
2. Identitas Orang Tua/ Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. I
b. Umur : 49 tahun
c. Agama : ISLAM
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Karyawan swasta
f. Hubungan dgn pasien : Suami
g. Alamat : GG milenium III
h. Diagnosa Medis : Mioma uteri
i. Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri pada genitalia dan perut bagian bawah. Perut
membesar. Pada bagian perut bawah ketika di tekan pasien mengatakan sakit dengan skala
4-5. Nyeri terasa saat beraktivitas seperti tertusuk-tusuk.

1. Asesmen Peri Operasi Keperawatan


A Pra operasi
1. Kesadaran umum :Baik Sakit ringan Sakit sedang Sakitberat
2. Kesadaran : CM Apatis Somnolen Sopor Soporokoma
Koma
GCS : E 4, M 6, V 5
3. Tanda-tanda vital :Suhu:36.5˚C,Nadi:89x/menit,RR:20x/menit,TD:
130/83 mmHg, TB : 155 cm, BB: 61 kg
4. Golongan darah : O, Rhesus : +
5. Asesmen nyeri :Tidakada Ada, Skor nyeri :4-5 ,Tipe : 

16
kronik, Deskripsi : nyeri muncul saat beraktivitas.
Frekuensi : Jarang menerus, Lama nyeri:
5-10menit
a. VAS (Visual Analog Scale), Wong Baker FACES Pain Scale , FLACCS: skor >4
b. BPS(Behavior Pain Scale) untuk pasien penurunan kesadaran:Skor<5(bebas nyeri)
skor > 5 (nyeri perlu terapi dan lakukan asesmen lanjutan )
6. Status Mental :Orientasi Tidak ada respon Agitasi/ gelisah
Menyerang Kooperatif Letargi Disorientasi :
Orang/Tempat/Waktu
7. Status Psikologis :□Tenang Cemas Sedih Depresi MarahHiperaktif
Mengganggu sekitarLain-lain Skala Cemas 3 (Pasien
mengatakan cemas menghadapi prosedur pembedahan yang akan
dilakukan)

17
8. Riwayat penyakit pasien : Hipertensi DM Hepatitis HIV AsmaJantung
Lain – lain : Tidak ada
9. Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi DM Hepatitis HIV AsmaJantung
Lain – lain: : Tidak ada
10. Indikasi Operasi : Mioma Uteri
11. Jenis operasi : Histerektomi
12. Keluhan Utama/Alasan Masuk : Nyeri perut pada genitalia dan perut bagian bawah..
13. Pengobatan saat ini : Tidak ada
14. Alat bantu yangdigunakan : Tidak Ya ,sebutkan
15. Operasi sebelumnya : Jenis operasi: Kista, Kapan : 2015 Di: RS Hermina Bitung
16. Komplikasi anestesi yanglalu : Tidak ada
17. Alergi : Tidak ada Tidak diketahui Ada,sebutkan
18. Hasil laboratorium : Pre Op Besar / KecilLain-lain
19. Kebutuhan pendidikan/edukasi : Penyakit Obat-obatan TindakanLain-lain
20. Kesediaan menerima edukasi / pendidikan : BersediaTidak
21. Survey sekunder , lakukan secara head to toe secara prioritas:
Lokasi Dalam batas normal Jika tidak dalam batas normal, jelaskan
Ya Tidak
Kepala √ Abdomen : terdapat nyeri tekan pada bagian
Leher √ abdomen bawah dan genetalia
Dada √
Abdomen √
Genitalia √
Integument √
Ekstremitas √

Perawat yang mengkaji

Nama dan tanda tangan

18
A. Checklist PreOperasi
Checklist Verifikasi Pasien Checklist Persiapan fisik pasien
No Kegiatan Ya Tidak No Kegiatan Ya Tidak
1 Periksa gelang identitas √ 1 Puasa makan/minum (j 00.00/ √
dan resiko J’04.00)
2 Surat pengantar operasi √ 2 Protesa luar dilepas (gigi palsu, √
soft lens)
3 Surat persetujuan √ 3 Menggunakan protese dalam √
operasi (pacemaker, implant, protese
panggul/bahu, vp shunt)
4 Surat persetujuan √ 4 Make up, cat kuku dihapus, √
Anestesi perhiasan dilepas
5 Masalah √ 5 Persiapan kulit V
bahasa/komunikasi dicukur/pembersihan lokasi
Operasi
6 Gigi palsu, soft lens √ 6 Pengosongan kandung √
dan pacemaker kemih/klisma/huknah
implant,protese
7 Periksa kelengkapan √ 7 Infus terpasang/ IV line √
RM RI/RJ
8 Hasil laboratorium √ 8 Persediaan darah √
9 Hasil rontgen/CT √ 9 BJJ didengarkan frek: √
scan/MRI, EKG,
ECHO/Angiografi
10 Konsultasi spesialis √ 10 Obat yang disertakan √
lain : penyakit
dalam/jantung/paru-
paru/anak
11 Penandaan area/lokasi √ 11 Obat terakhir yang diberikan √ Cefazolin
Operasi 2 gram

B. INTRAOPERASI
1. Time out : YaTidak
2. Mulai operasi : 08.00 Selesai operasi 10.00
3. Jenis Operasi : Histerektomi

19
4. Tipe Operasi : Elektif Darurat Operasi One Day Care(ODC)
5. Tingkat kesadaran waktu masuk kamar operasi:CMApatisSomnolenSopor
Soporokoma Koma
6. Jenis anestesi : spinalumum / general lokal blok nervus Lain – lain_
7. Lokasi pemasanganIVLine:Tangan kanan/kiriKakikanan/kiriArterial LineCVP
Lain –lain
8. Posisi Operasi :TerlentangLithotomiTengkurapLateral kanan/kiri
Lain –lain
9. Posisi Lengan :Lengan terlentang Kanan/KiriLengan terlipat Kanan/Kiri
Lain –lain
10. Memakai Kateter Urine :  Tidak Ya , dilakukan di OK,Ruangan
11. Persiapan kulit dibersihkan/cuci menggunakan:Iodine7.5%Iodine10%Alkohol
70%Clorhexidin
12. Pemakaian cauter : Tidak Monopolar Bipolar Lain – lain_
a. Lokasi Patient Plate: Bokong Betis Kanan/ Kiri Lain-lain  paha kanan
b. Pemeriksaan Kondisi Kulit Sebelum Operasi: √Utuh Menggelembung / bulaLesi
c. Pemeriksaan Kondisi Kulit Sesudah Operasi: √Utuh Menggelembung/ bulaLesi
13. Penghangat :Ya Tidak. Bila ya, Pengaturan Suhu 0C,Alat
penghangat
14. PemakaianTornikuet : YaTidak,tipe _
Lokasi Waktu mulai Waktu selesai
 Lengan kanan/kiri - -
 Kaki kanan/kiri - -
15. Pemakaian implant : Ya Tidak,tipe
16. Pemakaian Drain : YaTidak
Jenis drain Ukuran Keterangan
- - -
- - -

20
17. Irigasi Luka : Sodium chloride 0,9% RL Antibiotik H2O2 Lain–
lain
18. Pemasangan tampon : Tidak Ya Bila ya, jenis ,rencanadilepas, oleh
19. Spesimen : jenis spesimen:
Dilakukan pemeriksaan : PA/Histologi (Jenis jaringan
uterus)
 Kultur
Sitologilain-lain  Tidak
dilakukan pemeriksaan, keterangan

21
Perawat sirkulasi

( )
1. Pengkajian Persistem dan pengkajian fungsi

Pengkajian Hasil Pemeriksaan

Persistem/ fungsi

Sistem Susunan Kepala :√TAK □Hydrocephalus □ Hematoma

saraf pusat □Mikrocepalus □ Lain-lain

Ubun–ubun :√Datar □Cekung □Menonjol □Lain-lain_

Wajah :√TAK □Asimetris □Bell’s Palsy □Kelainan

kongenital:

Leher :√TAK □Kaku Kuduk □Pembesaran Tiroid □

Pembesaran KGB □Keterbatasan gerak □ Lain-lain

Kejang : √Tidak□ Ada, Tipe

Sensorik : √Tidak ada kelainan □ Sakit nyeri □ Rasa

22
Kebas

Motorik : √TAK □ Hemiparese □ Tetraparese

Sistem Gangguan penglihatan: √TAK □Ada : □ Miopi

Penglihatan/ □Hipermetropi □Presbiopi □Astigmatisme □Buta

Mata Posisi mata :√Simetris □ Asimetris

Pupil : √Isokor □Anisokor

Kelopak Mata : √TAK □Edema □Cekung □Lain-lain

Konjungtiva : √TAK □Anemis □Konjungtivitism□Lain-

lain

Sklera :√TAK □Ikterik □ Perdarahan □Lain-lain_

Alat bantu penglihatan :√Tidak □Ya □Mata palsu □Kaca

mata □ Lensa kontak

Sistem √TAK □Nyeri □Tuli □Keluar cairan □Berdengung

Pendengaran □Lain-lain

Menggunakan alat bantu pendengaran : √Tidak□ Ya

Sistem √TAK □Asimetris □Pengeluaran cairan □Polip □Sinusitis

Penciuman □Epistaksis □Lain-lain

Sistem Pola napas :√Normal □Bradipneu □Tachipneu

Pernafasan □Kusmaull □ Cheyne stokes □Biots □ Apneu □ Lain-

lain_

Retraksi :√ Tidak □ Ya,_

NCH :√ Tidak □ Ya

23
Jenis pernafasan:√Dada □Perut □Alat bantu napas,

sebutkan

Irama napas : √Teratur □ Tidak teratur

Terpasang WSD :√Tidak □ Ya, Produksi

Kesulitan bernapas : √Tidak □Ya, jika ya : □Dispneu

□ Orthopneu □Lain-lain

Batuk dan sekresi :√Tidak □Ya, jika ya: □Produktif

□Nonproduktif

Warna sputum : √Putih □ Kuning □ Hijau □ Merah

Suara napas : √Vesikuler □ Ronchi □ Wheezing □

Kreckles

Perkusi : √ Sonor □ Hiper sonor □ Redup

Sistem Warna kulit : √Normal □Kemerahan □Sianosis □Pucat

Kardiovaskuler/ □Lain-lain

jantung Clubbing Finger : √Tidak □ Ya

Nyeri dada :√Tidak □ Ya , sebutkan

Denyut nadi: √Teratur □ Tidak teratur

Sirkulasi : √Akral hangat □ Akral dingin □ Rasa kebas □

Palpitasi □ Edema, lokasi

Pulsasi : √Kuat □ Lemah □ Lain-lain

CRT : √< 2 detik □ > 2 detik

Bunyi jantung: √ Normal □ Murmur □ Gallop

Sistem Mulut :√TAK □Stomatitis □Mukosa kering □ Lain-

24
Pencernaan lain

Gigi :√TAK □Karies □Tambal □Goyang □Gigi pals□

Lain-lain

Lidah : √ Bersih □ Kotor □ Lain-lain

Tenggorokan : √ TAK □ Hiperemis □ Pembesaran

Tonsil □ Sakit menelan

Abdomen : √TAK □Lembek □Distensi □Kembung □

Asites □ hepatomegali □Splenomegali□Nyeri

tekan/lepas, lokasi_□ Ada benjolan/ massa, lokasi

Peristaltik usus : √TAK □Tidak ada bising usus

□Hiperperistaltik

Anus :√TAK □ Atresia Ani □Haemoroid □Fistula □Lain

– lain

BAB :√TAK □Konstipasi □Melena □Inkontinensia alvi

□Colostomy □Diare Frekuensi /hari

Sistem Kebersihan :√ Bersih □ Kotor □Bau □ Lain-lain

Genitourinaria Kelainan : √ TAK □Hipospadia □Hernia □Hidrokel

□Ambigous □Phimosis □Lain-lain

BAK : √TAK □Anuria □Disuria □Poliuria □Retensi urin

□Inkontinensia urin □Hematuri □Urostomy, Warna

Palpasi :√TAK, □ Ada kelainan

Perkusi :√TAK □Nyeri ketok, lokasi :

25
Sistem Wanita

Reproduksi Menarche : umur 14 th, Siklus haid: 28 hari (selama 1

tahun terakhir siklus menstruasi kurang lebih 7 hari),

Lama haid : 5-6 hari (selama 1 tahun terakhir siklus

lama haid 2-3 minggu) , HPHT : Lupa. Warna darah

haid merah encer. Perdarahan bisa sampai mengganti 5-

6 pembalut/hari

Gangguan haid : □TAK √Dismenorhe saat hari


pertama □Metrorhagi

□Spotting □Lain-lain :

Penggunaan alat kontrasepsi: □Tidak √Ya, sebutkan:

KB Suntik (Tahun 2020 tidak menggunakan alat

kontrasepsi lagi)

Payudara : √TAK □Benjolan □Tampak seperti kulit

jeruk

Puting susu : menonjol/lecet/masuk ke dalam, ASI

sudah keluar/belum, □ Keluar darah/cairan

Tanda – tanda mastitis : □Bengkak □Nyeri

□Kemerahan √Tidak ada

Uterus :TFU tidak dikaji Kontraksi uterus : keras /

lembek

Laki-laki

Sirkumsisi : □ Tidak□ Ya

Gangguan prostat : □Tidak □ Ya Lain-lain : tidak dikaji


26
Sistem Integumen Turgor :√Kembali cepat □Kembali lambat □ Kembali

sangat lambat

Warna :√TAK □Ikterik □Pucat

Integritas :√Utuh □Dekubitus □Rash/ruam □Ptekiae

Kriteria risiko dekubitus : □Pasien immobilisasi

27
□Penurunan kesadaran □Malnutrisi □Inkontinensia

uri/alvi □Kelumpuhan □Penurunan persepsi sensori :

□kebas □penurunan respon nyeri √ Tidak ada

(Bila terdapat satu atau lebih kriteria di atas,lakukan

pengkajian dengan menggunakan formulir pengkajian

resiko dekubitus/ score Braden Scale)

Sistem Pergerakan sendi : √ Bebas □ Terbatas

Muskuloskletal Kekuatan otot √Baik □ Lemah □Tremor

Nyeri sendi : √ Tidak ada □ Ada lokasi :

Oedema : √Tidak ada □Ada lokasi

Fraktur : √Tidak ada □Ada lokasi

Parese : √Tidak ada □Ada lokasi

Postur tubuh :√Normal □Skoliosis □Lordosis □Kyphosis

Sistem Endokrin Mata :√ Exophtalmus Endophtalmus

Metabolik Leher : √ TAK Pembesaran kelenjar tiroid

Ekstremitas : √TAK Tremor Berkeringat

28
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
HEMATOLOGI
HEMATOLOGI
RUTIN 1
Hemoglobin 13,3 13,2 - 17,3 g/dL
Hematokrit 41,0 40,0 - 52,0 %
Lekosit 10.200 4.500 - 11.000 /mm3
Trombosit 373.000 150.000 - 450.000 /mm3
HEMOSTASIS
Masa prothrombin 13,40 11,40 – 14,40 detik
APTT 29,60 25,90 – 39,50 detik
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu 99 70.0-140.0 mg/dL

SGPT 7.0 0.0-45.0 U/L

FUNGSI GINJAL
KREATININ DARAH 0,55 0,8-1,3 mg/dL

3.2 Analisa data

29
30
3.3 Diagnosa Keperawatan

Pre operasi

1. Nyeri berhubungan dengan pertumbuhan abnormal endometrium

2. Ansietas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan

Intra operasi

1. Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan

2. Resiko cidera intra operatif berhubungan dengan pemasangan elektro medic

Post operasi

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan sensori-pesepsi (rasa baal) dan tindakan
pembedahan

3. Resiko jatuh berhubungan dengan efek sekunder anastesi

31
3.3 Diagnosa dan Perencanaan AsuhanKeperawatan
Implementasi

Evaluasi Keperawatan
S : Pasien mengatakan lebih memahami kondisi penyakitnya dan prosedur tindakan
pembedahan. Pasien mengatakan kakinya sudah bisa digerakan tapi masih terasa nyeri
saat bergerak
O : Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, tidak terjadi resiko cidera
intraoperatif dan injury, resiko cidera jatuh pasca tindakan 10 (tinggi), pasien tampak
meringgis, skala nyeri 3, ADL dibantu keluarga, akral hangat, nadi teraba kuat, CRT <2
detik konjuctiva berwarna merah mudah, mual tidak, muntah tidak, pasien terpasang
infus dan kateter no 14 2 way, ews score 0 (resiko ringan). TD : 110/72 mmHg, N : 78
x/mnt, RR : 18x/mnt, S : 36,2ºC
A : DX. I Nyeri belum teratasi
DX. II Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
Dx. III Ansietas teratasi
DX. IV Resti perdarahan tidak terjadi
DX. V Resiko cidera intraoperatif tidak terjadi
Dx. VI Resiko jatuh tidak terjadi
P : Tingkat jatuh menurun dalam waktu 1x24 jam, tingkat nyeri menurun dalam 1x24
jam, tingkat gangguan mobilitas fisik menurun dalam 1x24 jam
Intruksi ppa:
1. Observasi ttv, keadaan umum
2. Kaji nyeri pasien
3. Berikan penkes teknik relaksasi nafas dalam
4. Libatkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pasien
5. Kolaborasi pemberian analgetik jika nyeri bertambah atau tidak berkurang

33
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Setelah kita membahas antara pengkajian teori dan pengkajian dalam kasus,
tidak ditemukan kesenjangan.

B. Diagnosa keperawatan
Pada pembahasan diagnosa keperawatan didapatkan diagnosa keperawatan
pada kasus ada 4 diagnosa, sedangkan diagnosa keperawatan pada teori ada 6
diagnosa, 2 diagnosa tidak muncul karena data pada kasus tidak mendukung
yakni :
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

C. Perencanaan
Pada perencanaan antara perencanaan teori dan kasus tidak ada kesenjangan.

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan yang didapatkan di teori tidak ada kesenjangan karena dilakukan
sesuai dengan intervensi yang ada.

E. Evaluasi
Tidak semua masalah keperawatan dapat teratasi semua di kamar operasi.
Pada masalah keperawatan post operasi belum dapat teratasi di kamar operasi,
oleh karena itu dilanjutkan di ruang perawatan.

34
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mioma uteri yaitu tumor jinak pada rahim, selain bisa ganas, lebih sering
muncul tumor jinak pada rahim atau mioma uteri. Jenis tumornya tidak hanya
satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada otot rahimnya, atau bisa
juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Ini jenis tumor yang lebih banyak
ditemukan. Rata-rata pada wanita di atas usia 30 tahun

B. Saran
1. Penatalaksanaan tindakan keperawatan hendaknya dapat melanjutkan dan
mempertahankan tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
2. Pasien dan keluarga diharapkan dapat mendukung proses keperawatan dan
pengobatan pada pasien dalam mematuhi pengobatan.
3. Untuk perawat
a. Dapat melaksanakan asuhan keperawatan pasien post op histerektomy,
perawat harus rutin merawat luka agar tidak terjadi infeksi.
b. Disarankan untuk memberi nutrisi yang mencukupi, misalnya makanan
tinggi protein karena dapat mempercepat proser penyembuhan luka.
4. Untuk keluarga / orang tua
a. Dukungan keluarga sangat bagus untuk meningkatkan kesehatan dan
memberikan motivasi pasien dengan banyak makanan yang
mengandung protein dan tidak dianjurkan untuk menghindari
makanan-makanan tertentu.
b. Melanjutkan perawatan mandiri setelah pulang dari rumah sakit
dengan mengontrol kesehatan secara rutin, dan mematuhi dalam
minum obat sesuai advis dari dokter.
5. Informasikan kepada para calon peserta diklat agar mempersiapkan semua
perihal yang dibahas pada saat diklat.

35
36

Anda mungkin juga menyukai