MIOMA UTERI
DISUSUN
OLEH
MARTINI BENGE
NMP 20203029
Mioma Uteri
Tumbuh didinding uterus berada dibawah endometrium & tumbuh keluar dinding
Menonjol kedalam rogga uterus uterus
Gejala/tanda
Resiko Syok Hipovolemik
Nyeri Akut/Kronis
G. TINDAKAN UMUM YANG DILAKUKAN
Penanganan mioma uteri dilakukan tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan
ukuran tumor. Oleh karena itu penanganan mioma uteri terbagi atas kelompok-
kelompok berikut.
1) Penanganan konservatif dilakukan jika mioma yang kecil muncul pada pra dan
postmenopause tanpa adanya gejala. Cara penanganan konsevatif adalah sebagai
berikut.
1. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
2. Jika terjadi anemia kemungkinan Hb menurun.
3. Pemberian zat besi.
4. Penggunaan agonis GnRH (gonadotropin-releasing hormone) leuprolid asetat
3,75 mg IM pada hari pertama sampai ketiga menstruasi setiap minggu,
sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan
menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi gonodotropin dan
menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa ditemukan pada periode
postmenopause. Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobsevasi
dalam 12 minggu.
2) Penanganan operatif, dilakukan bilah terjadi hal-hal berikut.
1. Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
2. Pertumbuhan tumor cepat.
3. Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
4. Dapat mempersulit kehamilan berikutnya.
5. Hiperminorea pada mioma submukosa.
6. Penekanan organ pada sekitarnya.
3) Jenis operasi yang dilakukan untuk mengatasi mioma uteri dapat berupa langkah-
langkah berikut.
a. Enukleusi Mioma
Enuklesia mioma dilakukan pada penderita yang infertil yang masih
menginginkan anak, atau mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas.
Enukleasi dilakukan jika ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium
atau sarkoma uterus dan dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya
dibatasi pada tumor dengan tangkai dan tumor yang dengan mudah dijepit dan
diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat
berdekatan dengan endometrium, maka kehamilan berikutnya harus dilahirkan
dengan seksio sesarea.
4) Menurut american college of Obstetricans gynecologists (ACOG), criteria preoperasi
adalah sebagai berikut.
a. Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.
b. Terdapat leimioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.
c. Alasan yang jelas dari penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran yang
berulang tidak ditemukan.
5) Histeroktomi
Histerektomi dilakukan jika pasien tidak menginginkan anak lagi dan pada pasien
yang memiliki leimioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria
ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut.
a. Terdapat satu sampai tiga leimioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari
luar dan dikelukan oleh pasien.
b. Perdarahan uterus berlebihan.Perdarahan yang banyak, bergumpal-gumpal, atau
berulang-ulang selama lebih dari delapan hari.
c. Anemia akut atau kronis akibat kehilangan darah.
6) Rasa tidak nyaman pada daerah pelvis akibat mioma meliputi hal-hal berikut.
a. Nyeri hebat dan akut.
b. Rasa tertekan yang kronis dibagian punggung bawah atau perut bagian bawah.
c. Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulangdan tidak
disebabkan infeksi saluran kemih.
7) Penanganan radioterapi
Tujuan dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan. Langkah ini
dilakukan sebagai penanganan dengan kondisi sebagai berikut.
a. Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
b. Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
c. Bukan jenis submukosa.
d. Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.
e. Tidak dilakukan pada wanita muda karena dapat menyebabkan menopause.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut (Nurafif & Hardhi, 2013) pemerikasaan diagnostik mioma uteri meliputi :
a. Tes laboratorium Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosis dapat
disebabkan oleh nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya kadar
hemoglobin dan hematokrit menunjukan adanya kehilangan darah yang
kronik.
b. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin Sering membantu dalam
evaluasi suatu pembesaran uterus yang simetrik menyerupai kehamilan atau
terdpat bersamasama dengan kehamilan.
c. Ultrasonografi Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, sonografi dapat
membantu.
d. Pielogram intravena Dapat membantu dalm evaluasi diagnostik.
a) Pap smear serviks Selalu diindikasikan untuk menyingkap neoplasia
serviks sebelum histerektomi.
b) Histerosal pingogram Dianjurkan bila klien menginginkan anak lagi
dikemudian hari untuk mengevaluasi distorsi rongga uterus dan
kelangsungan tuba falopi (Nurarif & Kusuma, 2013)
Menurut (Marmi, 2010) deteksi mioma uteri dapat dilakukan dengan cara:
a. Pemeriksaan darah lengkap Hb : turun, Albumin : turun, Lekosit : turun atau
meningkat, Eritrosit : turun.
b. USG : terlihat massa pada daerah uterus.
c. Vaginal toucher : didapatkan perdrahan pervaginam, teraba massa, konsistensi
dan ukurannya.
d. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
e. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat
menghambat tindakan operasi
f. ECG : mendeteksi, kelainan yang mungkin terjadi yang dapat mempengaruhi
tindakan operasi
I. PENATALAKSANAAN
Menurut (Benson & Pernoll, 2008) Penanganan mioma tergantung pada sejumlah
variabel termasuk jumlah, ukuran, lokasi, gejala, degomerasi, keinginan reproduksi
(umur, paritas, harapan untuk melahirkan), kesehatan umum, dekatnya dengan
menopause dan kemungkinan keganasan. Untuk mioma kecil tanpa gejala,
penatalaksanaan konservatif (yaitu pemantauan cermat tetapi tanpa terapi) berupa
pemeriksaan (dan pencitraan ultrasonografi bila ada) setiap 4-6 bulan. Sebenarnya
sebagian besar kasus dapat ditangani deangan cara ini sehingga tidak perlu operasi.
Menurut (Marmi, 2010) Indikasi mioma uteri yang dapat diangkat adalah mioma
submukosum bertangkai.
Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang mendekati
masa menopause tidak dilakukan pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga bulan atau
enam bulan. Adapun cara penanganan pada mioma uteri yang perlu diangkat adalah
dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu histerektomi dan umumnya dilakukan
histerektomi total abdominal.
Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal
Histerektomy and Bilateral Salpingho Ophorectomy (TAH-BSO). TAH-BSO adalah
suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus, serviks, kedua tuba fallopi dan
ovarium dengan melakukan insisi pada dinding, perut pada malignan neoplasmatic
desease, leymioma dan chronic endrometriosis.
Menurut (Yatim, 2008) obat-obatan yang biasa diberikan kepada penderita mioma
uteri yang mengalami perdarahan melalui vagina yang tidak normal antara lain :
1. Obat anti inflamasi yang nonsteroid (Nonsteroid Antiinflamation =
NSAID)
2. Vitamin
3. Dikerok (kuretase)
4. Obat-obat hormonal (misalnya pil KB)
5. Operasi penyayatan jaringan myom ataupun mengangkat rahim
keseluruhan (Histerektomi)
6. Bila uterus hanya sedikit membesar apalagi tidak ada keluhan, tidak
memerlukan pengobatan khusus.
J. DATA FOKUS
a. Pemeriksan abdomen : teraba massa didaerah pubis atau abdomen bagian bawah
dengan konsistensi kenyal, bulat, berbatas tegas, sering berbenjol atau bertangkai,
mudah digerakan, tidak nyeri.
b. Pemeriksaan bimanual : didapatkan tumor tersebut menyatu atau berhubungan
dengan uterus, ikut bergerak pada pergerakan serviks.
K. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut berhubungan dengan nekrosis atau trauma jaringan dan refleks
spasme otot sekunder akibat tumor
b) Resiko syok berhubungan dengan perdarahan
c) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh sekunder akibat
gangguan hematologis (perdarahan)
d) Retensi urine berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma
pada organ sekitarnya, gangguan sensorik motorik.
e) Resiko Konstipasi berhubungan dengan penekanan pada rectum (prolaps
rectum)
f) Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status peran, ancaman pada
status kesehatan, konsep diri (kurangnya sumber informasi terkait penyakit
2) Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
berhubungan keperawatan selama 1 x 24 1. Lakukan pengkajian nyeri
dengan nekrosis jam, pasien mioma uteri komprehensip yang
atau trauma mampu mengontrol nyeri meliputi lokasi,
jaringan dan refleks dibuktikan dengan kriteria karakteristik, onset/durasi,
spasme otot hasil: Mengontrol Nyeri: frekuensi, kualitas,
sekunder akibat Mengenali kapan intensitas atau beratnya
tumor nyeri terjadi nyeri dan faktor pencetus
Menggambarkan 2. Observasi adanya
faktor penyebab pentunjuk nonverbal
nyeri mengenai ketidak
Menggunakan nyamanan terutama pada
tindakan mereka yang tidak dapat
pencegahan nyeri berkomunikasi secara
Menggunakan efektif
tindakan 3. Pastikan perawatan
pengurangan nyeri analgesik bagi pasien
(nyeri) tanpa dilakukan dengan
analgesic pemantauan yang ketat
profesional nyeri