Oleh:
YOPI LISDAWATI
P17320121513
PENDAHULUAN
kesehatan pada kaum wanita yang insidensinya terus meningkat adalah mioma
341 wanita terjadi pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%. Penelitian
Boynton (2005) di Amerika melaporkan 7.466 kasus mioma uteri dari 827.348
wanita usia 25-42 tahun dengan prevalensi 0,9%. Penelitian Pradhan (2006) di
Nepal melaporkan 137 kasus mioma uteri dari 1.712 kasus ginekologi dengan
mioma uteri 190 diantara 1.938 kasus ginekologi dengan prevalensi 9.8%.
mioma uteri, dan 77 kasus terjadi pada wanita umur 40-49 tahun dengan
prevalensi 51%, dan 45 kasus terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahun
berbagai aspek kehidupan. Penyebab pasti mioma uteri belum diketahui secara
mioma uteri sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peran perawat berpengaruh
asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan mioma uteri serta
1.2 Tujuan
Uteri
TINJAUAN PUSTAKA
Mioma uteri yaitu tumor jinak pada rahim, selain bisa ganas,
lebih sering muncul tumor jinak pada rahim atau mioma uteri. Jenis
rahim, pada otot rahimnya, atau bisa juga dibagian dinding dalam
rahim sendiri. Ini jenis tumor yang lebih banyak ditemukan. Rata-
otot polos yang ditemukan pada rahim manusia. Tumor ini berbatas
tegas dan terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat
2.1.2 Etiologi
di dalam miometrium atau dari sel embrional pada dinding pembuluh darah
uterus. Apapun asalnya tumor mulai dari benih-benih multipel yang sangat
kecil dan tersebar pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi
estrogen (Llewellyn,2009).
1. Estrogen
terapi estrogen. Mioma uteri mengecil pada saat menopause dan oleh
yang lebih banyak dari pada miometrium normal (Setiati, 2009: 87).
2. Progesteron
1. Berdasarkan Lokasi
menyebabkan infeksi.
traktus urinaria.
tanpa gejala.
besar tumor ini akan menjadi atau akan tampak sebagai tumor
2010:25).
d. Mioma servical
2010:26).
2.1.4 Patofisiologi
akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila ada satu mioma dapat menonjol
menimbulkan rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika
terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi
lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu
kekurangan volume cairan dan timbulnya resiko infeksi. Dan jika dilakukan
jaringan kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri
resiko tinggi infeksi. Pada pasien post operasi akan terpengaruh obat
keluhan apa – apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu
klinik meliputi :
Disebabkan oleh :
b. Nyeri
menimbulkan dismenore.
c. Gejala penekanan
panggul.
d. Disfungsi reproduksi
uteri meliputi :
1. Tes laboratorium
kronik.
kehamilan.
3. Ultrasonografi
membantu.
4. Pielogram intravena
histerektomi.
b. Histerosal pingogram
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Pengobatan Konservatif
kecil. Setelah pemberian GnRH agonis dihentikan mioma yang lisut itu
akan tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma
2. Pengobatan Operatif
a. Miomektomi
b. Histerektomi
NSAID)
b. Vitamin
c. Dikerok (kuretase)
keseluruhan (Histerektomi)
f. Bila uterus hanya sedikit membesar apalagi tidak ada keluhan, tidak
2.1.8 Komplikasi
menjadi 3 yaitu :
3. Torsi atau putaran tangkai mioma bertangkai dapat terjadi torsi atau
MIOMA UTERI
Operasi
Sub mukosum Intramural Sub serosum
Miomektomi Histerektomi
Peristaltik
Nekrosis dan Terpaparnya Pengembangan
Nyeri Akut
peradangan setempat infeksius paru tidak
maksimal
Mual, muntah
Anorexia
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Ketidakefektifan
Tubuh Pola Nafas
Gambar 2.1 Pathway Mioma Uteri
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas
klien, karena kasus myoma uteri banyak terjadi pada wanita dengan
usia 35 - 45 tahun.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Mulai kapan klien merasakan adanya keluhan, dan usaha apa saja
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT tidak teratur,
terdapat sakit waktu haid atau tidak. Pada riwayat haid ini
usia, sehat atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
faktor keturunan.
e. Faktor Psikososial
mioma uteri.
Eliminasi
BAK Sehari 3-4x atau 1080cc Saat sakit pasien mengalami
dengan warna kuning poliuria/retensi urine.
jernih, bau khas urine .
BAB Pasien BAB 1x sehari Selama di rumah sakit pasien
pada pagi hari. Konsitensi mengalami konstipasi.
lembek dan bau khas
feses.
Personal Pasien mandi 2x sehari, Pasien mandi 1x sehari dengan
hygiene keramas seminggu 3x, disibin, belum keramas selama
gosok gigi 2x yaitu setelah di rumah sakit, gosok gigi tidak
mandi, ganti baju 2x pernah , ganti baju 2x sehari.
sehari.
Istirahat tidur Sebelum sakit pasien tidur Saat sakit pasien hanya tidur 5
8 jam sehari. jam sehari.
Aktifitas Pasien melakukan aktifitas Pasien melakukan aktifitas
dirumah secara mandiri. dirumah sakit terkadang
dilakukan sendiri jika mampu
dan kadang juga dibantu oleh
keluarga atau perawat.
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran
b) Vital sign
respirasi.
tampak pucat.
benjolan (masa).
3) Mata
cahaya miosis/mengecil.
Palpasi :mengkaji adanya nyeri tekan atau peningkatan
4) Hidung
pembengkakan.
5) Telinga
mastoid.
bagian dalam.
7) Leher
abnormal.
8) Thorak :
a. Paru-paru
dan kiri.
paru.
b. Jantung
9) Abdomen
area luka.
10) Payudara
11) Ekstremitas
a) Atas
atas.
b) Bawah
Nilai 1 : Terdapat kontraksi atau tonus otot tetapi tidak ada gerakan
sama sekali
gravitasi
minimal
maksimal
ekstraokuler
kapas
keseimbangan
menelan
tersebut
13) Genetalia
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi. Edisi 2.
Jakarta : EGC
Pearce, Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiolog untuk Paramedis Edisi Barui. Jakarta: