MIOMA UTERI
A. Definisi
Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpang, sehingga dapat dikenal juga istilah fibromyoma, leiomyma, ataupun fibroid. Nama lain
mioma uteri antara lain leimyoma yaitu tumor jinak yang berasal dari otot polos, paling sering pada
uterus. Fibromyoma merupakan tumor yang terutama terdiri dari jaringan penunjang yang
Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya, sehingga dapat dalam
bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak serta otot rahimnya dominan (Manuaba,
2010).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah baik sistole dan
diastole karena adanya gangguan peredaran darah. Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan
kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan
Riwayat asma dalam kehamilan dapat mengganggu dalam inflamasi kronik jalan nafas terutama
sel mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa mengi. Terdapat resiko yang
tidak baik pada ibu maupun janin, bila gejala asma memburuk (Sity, 2013).
B. Etiologi
Etiologi yang pasti terjadi mioma uteri sampai saat ini belum diketahui. Stimulasi estrogen
diduga sangat berperan untuk terjadinya mioma uteri. Hipotesis ini di dukungoleh adanaya mioma
uteri yang banyak ditemukan pada usia reproduksi dan kejadiannya rendah pada usia menopause.
pertumbuhan mioma karena adanya peningkatan insidennya setelah menarche. Pada kehamilan
pertumbuhan tumor ini semakin besar, tetapi menurun setelah menopause. Perempuan nulipara
mempunyai resiko yang tinggi untuk terjadinya mioma uteri, sedangkan perempuan multipara
Dalam jaringan mioma uteri lebih banyak mengandung reseptor estrogen jika dibandingkan
dengan mometrium normal. Pertumbuhan mioma uteri bervariasi pada setiap individu,bahkan
diantara nodul mioma pada uterus yang sama. Perbedaan ini berkaitan dengan jumlah reseptor
a) Estrogen
Akan mengecil pada saat menopause dan setelah pengangkatan ovarium. Mioma uteri
banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. Pada
mioma reseptor estrogen dapat ditemukan sepanjang siklus menstruasi. Mioma uteri dijumpai
setelah menarche, setelah terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan.
b) Progesteron
Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang siklus menstruasi dan
reseptor estrogen pada mioma. Dari manapun asalnya, mioma mulai berasal dari benih-benih
multiple yang sangat kecil yang tersebar pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat
tetapi progesif (bertahun- tahun, bukan dalam hitungan bulan) di bawah pengaruh estrogen dan
jika terditeksi dan segera diobati dapat membentuk tumor dengan berat 10 kg atau lebih. Mula-
mula mioma berada di bagian intramural,tetapi ketika tumbuh dapat berkembang ke berbagai
c)
d) Hormon pertumbuhan
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai
struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa
pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mingkin merupakan hasil dari aksi
C. Patifisiologi
Fibroid biasanya asimptomatik, namun tiga gejala klasiknya adalah perdarahan, tekanan, dan
abdomen tanpa perubahan berat badan adalah tanda mioma lainnya. Adanya stimulasi estrogen,
Komplikasi pada kasus mioma uteri meliputi infark (tandanya antara lain demam dan
peningkatan sel darah putih), inverse (pembiakan mikroorganisme) uterus yang disebabkan oleh
anemia, infeksi, dan infertilitas (Sinclair, 2009). Resiko mioma di uterus yang berasal dari serviks
uterus hanya 1-3 % sisanya adalah dari korpus uterus (Wiknjosastro, 2007).
PATWAY
D. Tanda & Gejala
d. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma di antara serabut
miometrum sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
2. Nyeri
Dapat timbul karena gangguan sirkulasi yang disertai nekrotis setempat dan
3. Gejala penekanan
4. Disfungsi reproduksi
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas masih belum jelas.
Mioma yang terletak didaerah kornu dapat menyebabkan sumbatan dan gangguan
transportasi gamet dan embrio akibat terjadinya oklusi tuba bilateral. Mioma uteri
a. USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometriium dan keadaan
adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi
kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya,
leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan
b. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada beberapa
bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar
c. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai
d. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan
infertilitas.
f. Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati, ureum, kreatinin
darah.
g. Tes kehamilan.
F. Komplikasi
1. Pertumbuhan Leiomiosarkoma
Yaitu tumor yang tumbuh dari miometrium, dan merupakan 50 – 70 % dari semua sarkoma uteri.
Ini timbul apabila suatu mioma uteri yang selama beberapa tahun tidak membesar, sekonyong-
konyong menjadi besar, apalagi jika hal itu terjadi sesudah menopause.
Ada kalanya tungkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi
mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan, dan akan
Pada mioma submukosum, yang menjadi polip, ujung tumor kadang-kadang dapat melalui
kanalis servikalis dan dilahirkan di vagina. Dalam hal ini ada ada kemungkinan gangguan sirkulasi
G. Penatalaksanaan
a. Non Operatif
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55 % dari semua miomauteri
tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun, terutama apabila mioma itu masih
kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. Walaupun demikian mioma uteri
memerlukan pengamatan setiap 3-6 bulan. Dalam menopause dapat terhenti pertumbuhannya
atau menjadi lisut. Apabila terlihat adanya suatu perubahan yang berbahaya dapat terdeteksi
Dalam dekade terakhir ada usaha mengobati mioma uterus dengan GnRH agaonist (GnRHa).
Hal ini didasarkan atas pemikiran leiomyoma uterus terdiri atas sel-sel otot yang diperkirakan
dipengaruhi oleh estrogen. GnRHa yang mengatur reseptor gonadotropin di hpofisis akan
Pemberian GnRHa ( buseriline acetate ) selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan
degenerasi hialin di myometrium hingga uterus dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil. Akan
tetapi setelah pemberian GnRHa, dihentikan leiomioma yang lisut itu tumbuh kembali dibawah
pengaruh estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri
Radioterapi
Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
b. Pengobatan operatif
Miomektromi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan
ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukoum pada myom geburt dengan cara ekstirpasi
lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor
bertangkai. Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka
kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50%. Perlu disadari bahwa 25-35% dari
Histerektomi dapat dilaksanakan per abdominam atau per vagina. Yang akhir ini jarang
dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada perlekatan dengan
sekitarnya. Adanya prolapses uteri akan mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total
umunya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisi uteri
KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
1. IDENTITAS
2. KELUHAN UTAMA
3. RIWAYAT KELUARGA
Leukositosis dapat disebabkan oleh nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya kadar
hemoglobin dan hematokrit menunjukkan adanya kehilangan darah yang kronik (Supriyadi,
2008).
B. Analisis Data
Analisa data Etiologi Masalah
DS: Pasien mengatakan nyeri Kerusakan jaringan otot Nyeri
suprapubik dan penekanan system
Do: Memegangi perut, skala saraf
nyeri sedang (4-7)
- Suhu 36,5-37,5 oC
- RR 20-24x/menit
- Nadi 80-90 x/menit
- TD 110/80 -120/80mmHg
DS: Pasien mengatakan susah Penekanan oleh massa
buang air kecil. jaringan neoplasma
Do: Pada palpasi ditemukan pada daerah sekitarnya Gangguan eliminasi urin.
masa pada kandung kemih.
DS: Pasien mengatakan Hipovolemia, penurunan Ketidakefektifan perfusi jaringan
kesemutan pada ekstremitas Hb (perifer).
bawah.
Do: akral dingin, sianosis.
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan 1:
Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan penekanan sistem saraf
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam nyeri akan berkurang.
Kriteria Standart:
Intervensi:
2. Diagnosa Keperawatan 2:
Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada
daerah sekitarnya.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam pasien akan dapat melakukan
miksi dengan baik.
Kriteria Standart:
b. Pasien dapat memahami terjadinya retensi urine dan bersedia melakukan tindakan untuk
mengurangi atau menghilangkan retensi urine.
Intervensi Rasional
Catat pola miksi dan monitor pengeluaran Memantau perubahan pola eliminasi urin
urine pada klien sehingga dapat mempermudah
tindakan selanjutnya.
Lakukan palpasi pada kandung kemih, Mengetahui tingkat nyeri dan massa
observasi adanya ketidaknyamanan dan kandung kemih.
rasa nyeri.
Membantu pengeluaran urin, serta
Anjurkan klien untuk merangsang miksi mencegah urin statis.
dengan pemberian air hangat, mengatur
posisi, mengalirkan air keran.
Membantu menghambat reabsorbsi Na
Kolaborasi pemberian deuretik (misal, sehingga Na bisa menarik air keluar.
klorotiazid, hidroklorotiazid)
3.
3. Diagnosa keperawatan 3:
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam perfusi jaringan pada perifer
akan kembali lancar.
Kriteria Standart:
b. Akral hangat
Intervensi Rasional
Dapat digunakan sebagai pertimbangan
Observasi TTV dan Hb tindakan selanjutnya
Pantau tingkat ketidaknyamanan (nyeri) saat Mengetahui seberapa parah gangguan perfusi
melakukan aktivitas, atau istirahat.
4. Diagnosa keperawatan 4:
Kriteria Standart:
5. Diagnosa keperawatan 5:
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan.
Kriteria Standart:
6. Diagnosa keperawatan 6 :
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi penyakit.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam klien dapat memahami informasi
tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil:
b. Mengidentifikasi gejala-gejala
Intervensi Rasional
Kaji pemahaman tentang patologi atau Membuat data dasar pada penyuluhan
komplikasi kesehatan. Peningkatan gejala-gejala berat
dapat menandakan kebutuhan klien.
Berikan informasi tentang gejala-gejala yang Gejala-gejala berkenaan dengan mioma uteri
mengidentifikasi masalah mioma uteri sangat beragam
Tinjau ulang efek samping obat. Menentukan tingkat pengetahuan klien dan
memberikan informasi baru.
Kolaborasi dengan tim perawatan kesehatan Memberikan kesempatan kontinuitas dan
dalam penyuluhan/perencanaan. penyelesaian perawatan.
D. Implementasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan sistem saraf
akibat penyempitan kanalis servikalis oleh myoma.
Observasi adanya nyeri dan tingkat nyeri.
Ajarkan dan catat tipe nyeri serta tindakan untuk mengatasi nyeri
Ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasi pemberian analgesic
b. Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan
neoplasma pada daerah sekitarnya.
Catat pola miksi dan monitor pengeluaran urine
Lakukan palpasi pada kandung kemih, observasi adanya ketidaknyamanan dan rasa nyeri.
Anjurkan klien untuk merangsang miksi dengan pemberian air hangat, mengatur posisi,
mengalirkan air keran.
Kolaborasi pemberian deuretik (misal, klorotiazid, hidroklorotiazid)
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan (perifer) berhubungan dengan hipovolemia, penurunan Hb.
Observasi TTV dan Hb
Pantau tingkat ketidaknyamanan (nyeri) saat melakukan aktivitas, atau istirahat.
Pantau pembedaan ketajaman atau ketumpuan atau panas dingin
Anjurkan agar menghindari suhu yang ekstrim pada ekstremitas
Pertiwi,Kirana dkk. 2007. Hubungan Usia Menarche Dan Paritas Dengan Kejadian Mioma Uteri Di
Rsud Wates Kulonprogo Tahun 2007-2010. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes