Mitigasi Bencana
Di suatu kecamatan X yang terdiri dari 10 desa terjadi banjir bandang akibat guyuran
hujan lebat selama beberapa hari. sebanyak 24 orang meninggal dunia 3 orang hilang dan banyak
yang mengalami luka-luka serta 102 rumah hancur, rusak berat dan ringan serta fasilitas umum
dan infrastruktur juga terdampak. Pembakaran hutan di kawasan hutan dipinggir desa dan
datangnya musim hujan menjadi penyebab datangnya banjir bandang. Pembakaran hutan
dilakukan oleh oknum dari perusahaan perkebunan ilegal yang disetujui warga karena dijanjikan
keuntungan besar. Dalam menanggulangi kejadian banjir tersebut BNPB melakukan
pemberdayaan masyarakat untuk menanggulangi bencana tersebut termasuk kedalam pre-
bencanan-bencana-post bencana.
KATA SULIT
Infrastruktur
Infrastruktur adalah semua fasilitas yang diperlukan oleh masyarakat umum untuk
mendukung berbagai kegiatan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Ilegal
Oknum
Oknum adalah orang atau anasir (dengan arti yang kurang baik).
BNPB
Pemberdayaan masyarakat
Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
PERTANYAAN
Mitigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada semua tindakan
untuk mengurangi dampak dari satu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana itu
terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang
(Maryani, 2002).
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
Peran perawat yang bisa dilakukan pada kasus tersebut adalah tidak hanya mengurangi
morbiditas dan mortalitas korban bencana pada saat respon darurat. Perawat berperan juga untuk
mempersiapkan masyarakat siap menghadapi bencana dengan meningkatkan resilience.
Meningkatkan resiliensi adalah hal yang penting karena dapat memberikan pengalaman bagi
individu dalam menghadapi permasalahan dan kesulitan di dalam hidupnya. Ada tiga hal yang
dapat diberikan lingkungan untuk meningkatkan resiliensi seseorang, yaitu Caring relationship,
High expectation massages, Opportunities for participation and contribution.
JAWABAN NO.8
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana,
yaitu :
1. Keluarga yang sudah berusia lanjut sebaiknya menempati kamar terluar yang paling
dekat dengan pintu keluar rumah. Hal ini agar proses evakuasi bencana dapat dilakukan
dengan lebih cepat dan mudah.
2. Agar lebih siap menghadapi bencana, kita perlu menyiapkan tas evakuasi yang berisi
perlengkapan bertahan hidup di kondisi darurat. Isi tas itu di antaranya pakaian, makanan,
minuman, kotak obat, radio, baterai cadangan. Selain itu map plastik yang berisi
dokumen penting, kartu identitas, buku beserta alat tulis, korek api dan lilin, serta senter.
Usahakan tas evakuasi tidak diisi barang-barang yang tidak penting, dan siap dibawa
dalam keadaan ringan.
PENCEGAHAN BENCANA
Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana terdapat 3tahap alam
penanggulangan bencana, salah satunya yaitu tahap pra-bencana (mencangkup kegiatan
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan peringatan dini) :
1. Pencegahan (prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin dengan
meniadakan bahaya). Misalnya : Melarang pembakaran hutan dalam perladangan,
Melarang penambangan batu di daerah yang curam, dan Melarang membuang sampah
sembarangan.
2. Mitigasi Bencana (Mitigation)
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana. Kegiatan mitigasi dapat dilakukan melalui a) pelaksanaan penataan
ruang; b) pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan; dan c)
penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional
maupun modern (UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 47 ayat 2 tentang Penanggulangan
Bencana) (Rijanta, dkk. Modal Sosial dalam Manajemen Bencana. 2014. UGM.)
3. Kesiapsiagaan (Preparedness)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Beberapa
bentuk aktivitas kesiapsiagaan yang dapat dilakukan antara lain: a) penyusunan dan uji
coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana; b) pengorganisasian, pemasangan,
dan pengujian sistem peringatan dini; c) penyediaan dan penyiapan barang pasokan
pemenuhan kebutuhan dasar; d) pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi
tentang mekanisme tanggap darurat; e) penyiapan lokasi evakuasi; f) penyusunan data
akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur tentang tanggap darurat bencana; dan g)
penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan
prasarana dan sarana.
4. Peringatan Dini (Early Warning)
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat
tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang (UU 24/2007) atau Upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa
bencana kemungkinan akan segera terjadi. Pemberian peringatan dini harus : Menjangkau
masyarakat (accesible), Segera (immediate), Tegas tidak membingungkan (coherent),
Bersifat resmi (official).
Citizen Corps (2006), menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapsiagaan
terhadap bencana, antara lain :
TUJUAN
Menimalisir risiko dan dampak yang mungkin terjadi karena suatu bencana, seperti
korban jiwa “kematian”, kerugian ekonomi dan kerusakan sumber daya alam.
Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat perencanaan pembangunan di suatu
tempat.
Membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi
risiko dan dampak bencana.
JENIS-JENIS BENCANA
Berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jenis bencana dapat dibedakan
menjadi beberapa yaitu :
1. Bencana Geologi Bencana geologi merupakan bencana yang terjadi disebabkan oleh
perubahan alam secara drastis dalam lingkungan ekologis. Indonesia terletak di tiga
lempeng tektonik yaitu lempeng pasifik, lempeng eurasia dan lempeng Hindia-Australia.
Kondisi ini menyebabkan Indonesia rentan terhadap bencana gempa bumi, tsunami,
letusan gunung api.
2. Bencana Hidrometeorologi Bencana Hidrometeorologi merupakan bencana yang
disebabkan oleh siklus hidrologi sehingga mempengaruhi kondisi iklim. Bencana ini
merupakan sebagian besar bencana alam yang hampir terjadi di seluruh wilayah dunia,
meskipun frekuensi dan tingkat kerentanannya berbeda.
Berikut ini macam-macan bencana hidrometeorologi menurut ( Wu H, Huang M, Tang
Q, Kirschbaum DB, Ward P, Goddard N, et al. Hydrometeorological Hazards :
Monitoring , Forecasting , Risk Assessment , and Socioeconomic Responses.
2016;2016:11–4.)
Tanah Longsor merupakan gerakan tanah yang disebabkan oleh curah hujan yang
tinggi, lereng terjal, terjadinya pengikisan dan kurangnya tutupan vegetasi dan
getaran.
Banjir merupakan peristiwa dimana terendamnya suatu daerah yang disebabkan
volume air yang meningkat karena curah hujan yang tinggi.
Banjir Bandang merupakan banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang
besar disebabkan terbendungnya aliran sungai.
Kekeringan merupakan keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam
masa yang berkepanjangan secara terus-menerus karena mengalami curat hujan
dibawah rata-rata.
Kebakaran merupakan situasi dimana bangunan (rumah atau pemukiman, pabrik,
pasar, gedung) yang dilanda api sehingga menimbulkan korban dan kerugian.
Angin Puting Beliung merupakan angin kencang yang datang secara tiba-tiba,
mempunyai pusat bergerak melingkar menyerupai spiral yang hilang dalam waktu
singkat 3-5 menit.
Gelombang Pasang merupakan gelombang tinggi yang ditimbulkan efek terjadinya
siklon tropis di wilayah Indonesia dan berpotensi kuat menimbulkan bencana alam.
Abrasi Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh gelombang laut yang bersifat
merusak. Abrasi juga sering disebut erosi pantai.