Anda di halaman 1dari 13

Learning Journal

Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual


di Puskesmas pada Masa Pandemi Covid-19 Gelombang I Tahun 2021

Nama Peserta : Harnila


Nomor Daftar Hadir : 13
Materi :Manajemen Bencana

Pokok pikiran:
A. Pengertian Bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam


dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologi.

Secara singkat bencana dapat diartikan sebagai Peristiwa yang


mengancam dan menyebabkan kerugian bagi manusia, yang disebabkan oleh
interaksi antara faktor alam dan manusia.”Jika kita mencermati, maka kita
mendapati tiga komponen dalam pengertianpengertian di atas, yaitu ‘bencana’,
‘kejadian mengancam’ (bisa alam maupun non-alam), dan ‘faktor manusia’.

B. Faktor Penentu Resiko Bencana

Tingkat penentu resiko bencana disuatu wilayah dipengaruhi oleh 3


faktor yaitu ancaman, kerentanan dan kapasitas. Dalam upaya pengurangan
resiko bencana (PRB) atau disaster risk reduction (DRR)

langkah-langkah dalam pengelolaan bencana.

1. Ancaman
Kejadian yang berpotensi mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat sehingga menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
harta benda, kehilangan rasa aman, kelumpuhan ekonomi dan kerusakan
lingkungan serta dampak psikologis.
Ancaman dapat dipengaruhi oleh faktor :
a. Alam, seperti gempa bumi, tsunami, angin kencang, topan, gunung
meletus.
b. Manusia, seperti konflik, perang, kebakaran pemukiman, wabah
penyakit, kegagalan teknologi, pencemaran, terorisme.
c. Alam dan Manusia, seperti banjir, tanah longsor, kelaparan, kebakaran
hutan. Kekeringan.
2. Kerentanan
Suatu kondisi yang ditentukan oleh faktor – faktor fisik, sosial,
ekonomi, geografi yang mengakibatkan menurunnya kemampuan
masyarakat dalam menghadapi bencana.
3. Kapasitas
Kemampuan sumber daya yang dimiliki tiap orang atau kelompok di
suatu wilayah yang dapat digunakan dan ditingkatkan untuk mengurangi
resiko bencana. Kemampuan ini dapat berupa pencegahan, mengurangi
dampak, kesiapsiagaan dan keterampilan mempertahankan hidup dalam
situasi darurat.
C. Penanganan atau penanggulangan
1. Sebelum Bencana
Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi kerugian harta
dan korban manusia yang disebabkan oleh bahaya dan memastikan
bahwa kerugian yang ada juga minimal ketika terjadi bencana.
a. Kesiapsiagaan
- Mencakup penyusunan rencana pengembangan sistem
peringatan
- Pemeliharaan persediaan dan pelatihan personil.
- Merangkul langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta
rencana evakuasi untuk daerah yang mungkin menghadapi risiko
dari bencana berulang.

Langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum


peristiwa bencana terjadi dan ditujukan untuk meminimalkan korban
jiwa, gangguan layanan, dan kerusakan saat bencana terjadi.
b. Mitigasi
a) Mencakup semua langkah yang diambil untuk mengurangi skala
bencana di masa mendatang, baik efek maupun kondisi rentan
terhadap bahaya itu sendiri .
b) Mitigasi lebih difokuskan pada bahaya itu sendiri atau unsur-
unsur terkena ancaman tersebut. Contoh : pembangunan rumah
tahan gempa, pembuatan irigasi air pada daerah yang
kekeringan.
2. Saat Bencana
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana yang bertujuan untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan.
1. Penyelamatan dan evakuasi korban maupun harta benda
2. pemenuhan kebutuhan dasar
3. perlindungan
4. pengurusan pengungsi
5. penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

3. Pasca Bencana (Recov)


Penanggulangan pasca bencana meliputi dua tindakan utama yaitu
rehabilitasi dan rekonstruksi.
1. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pascabencana.
2. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
Prinsip dasar upaya penanggulangan bencana dititik beratkan pada
tahap kesiapsiagaan sebelum bencana terjadi.
Mengingat bahwa tindakan preventif (mencegah) lebih baik daripada
kuratif (pengobatan atau penanganan). Bencana alam itu sendiri memang
tidak dapat dicegah, namun dampak buruk akibat bencana dapat kita cegah
dengan kesiapsiagaan sebelum bencana terjadi

4. Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana


a. Cepat dan tepat.
Dalam penanggulangan harus dilaksanakan secaracepat dan tepat
sesuai dengan tuntunan keadaan.
b. Prioritas.
Apabila terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harusmendapat
prioritas dan diutamakan pada kegiatan penyelamatanmanusia
c. Koordinasikan dan keterpaduan.
Penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan
saling mendukung. Sedangkanketerpaduan adalah penanggulangan
bencana dilakukan oleh berbagaisektor secara terpadu yang didasarkan
pada kerja sama yang baik dansaling mendukung.
d. Berdaya guna dan berhasil guna.
Yang dimaksud dengan berdaya guna adalah dalam mengatasi kesulitan
masyarakat dilakukan dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya
yang berlebihan. Sedangkan berhasil guna adalah kegiatan
penanggulangan bencana harus berhasilguna dalam mengatasi
kesulitan masyarakat.
e. Transparansi dan akuntabilitas.
Yang dimaksud dengan transparansi pada penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan,
sedangkan akuntabilitas berarti dapatdipertanggung jawabkan secara
etik dan hukum.
f. Kemandiriaan.
Bahwa penanggulangan bencana utamanya harusdilakukan oleh
masyarakat didaerah rawan bencana secara swadaya.
g. Nondiskriminasi.
Bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan
perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku,agama, ras dan
aliran politik apapun.
h. Nonproletisi.
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama atau
kenyakinan terutama pada saat pemberian bantuan dan pelayanan
darurat bencana.
5. Jenis Bencana
1) Bencana Alam
- Gempa bumi,
- Gunung meletus,
- Banjir,
- Angin putting beliung, dsb
2) Bencana Non Alam
- Kegagalan teknologi
- Kebakaran
- Epidemi
- Pandemi
3) Bencana Sosial
- Konflik
- Teror
- Dsb
6. Peran Serta NSI dalam Upaya Penanganan Pandemi Covid-19
1. Pencegahan
1) Menyediakan informasi pencegahan Covid pada masyarakat
2) Mendorong partisipasi warga untuk melakukan adaptasi kebiasaan
baru
3) Membantu Ketua RT/RW/Kades dalam melakukan pemantauan dan
pelaporan kegiatan pencegahan Covid-19
2. Deteksi
1) Membantu upaya pelacakan kotak erat
2) Menyediakan logistik untuk deteksi dini
3) Menjadi relawan di FKTP untuk melakuan skrining/triage
3. Respon
1) Membantu ketua RT/RW/Kades menyediakan dan memenuhi
kebutuhan logistik bagi warga yang melakukan isolasi mandiri di
rumah
2) Membantu Puskesmas melakukan pendataan penduduk sakit
3) Membantu penyediaan logistik untuk nakes

D. Upaya Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengelola Bencana Dan


Krisis Kesehan Di Era Pandemi Covid-19
1. Perhatikan kelompok rentan (bayi, balita, ibu hamil, busui, lansia,
orang dengan penyakit penyerta serta penyandang disabilitas)
2. Identifikasi orang dengan status suspek, kontak erat, probable dan
konfirmasi positif karena berpotensi menjadi sumber penularan
3. Identifikasi ancaman dan permasalahan di lokus, sepakati rencana
menghadapi situasi darurat dengan masyarakat/kader/relawan agar
lebih siap menghadapi bencana dan krisis kesehatan di masa Covid-
19.
4. Upayakan masyarakat lebih berdaya, mandiri untuk melindungi
dirinya, sehat dan selamat dengan melaksanakan protokol kesehatan
COVID-19.
E. Upaya Kesiapsiagaan Individu Dan Keluarga Dalam Mengelola
Bencana Dan Krisis Kesehan Di Era Pandemi Covid-19
1. Memiliki rasa gotong royong tanggung jawab kuat untuk melindungi diri
dan sekitar dari COVID-19
2. Menyiapkan diri dan keluarga untuk siap dan siaga menghadapi
bencana lain pada masa COVID-19
3. Memahami Langkah-Langkah yang harus dilakukan saat tanggap
darurat
4. Mampu mendukung upaya pemulihan pasca bencana di wilayahnya dan
membangun menjadi lebih baik dan lebih aman.

F. Upaya Penanggulangan Pra Bencana Pada Saat Pandemi Covid-19


1. Mengetahui informasi dan memahami ancaman bencana lain ada di
lingkungan tempat tinggal
2. Membuat rencana darurat keluarga (menganalisis ancaman bencana
yang ada di sekitar, mengidentifikasi kelompok rentan di keuarga,
mengidentifikasi anggota kel yang sedang isolasi mandiri, yaitu suspek,
kontak erat, probable dan konfirmasi positif COVID-19)
3. Mengetahui gejala COVID-19 dan Tindakan perlindungan dasar
terhadap COVID-19
4. Mengidentifikasi dan menyepakati titik kumpul keluarga
5. Mencari informasi untuk titik pengungsian, jalur evakuasi dan cara
evakuasi aman yang disepakati di wilayahnya, termasuk untuk evakuasi
kel rentan
6. Mengidentifikasi dan menyepakati jalur evakuasi, cara evakuasi aman
untuk kel rentan dan anggota kel yang menjalani isolasi mandiri dengan
mengsosialisasikan kepada keluarga
7. Menyimpan no telepon penting (no fasyankes, ambulans, dokter, polisi,
kader, RT, RW)
8. Mengidentifikasi lokasi untuk mematikan listrik, gas, dan air
9. Mengidentifikasi titik aman dalam bangunan atau rumah
10. Memantau informasi bencana dari semua media maupun informasi resmi
dari pihak berwenang.
11. Waspada terhadap hoax
12. Membudayakan GERMAS (aktivitas fisik, makan sabu, tidak merokok,
tidak mengkonsumsi alcohol, melakukan cek kes berkala, menjaga
kebersihan lingkungan dan menggunakan jamban)
13. Disiplin menerapkan protokol kesehatan COVID-19
14. Mengidentifikasi lokasi fasyankes rujukan COVID-19 di wilayahnya
15. Menyiapkan tas siaga bencana keluarga minimal selama 3 hari/72 jam.
Letakkan di tempat yang mudah dijangkau

G. Saat Tanggap Darurat


1. Tetap tenang dan tidak panik. Berusaha tetap melaksanakan protokol
kesehatan COVID-19 jika memungkinkan, minimal dengan selalu
menggunakan masker, menjaga jarak minimal 1 meter
2. Berusaha menyelamatkan diri dan mengupayakan membantu anggota
keluarga yang rentan menuju titik kumpul yang telah disepakati bersama
3. Bila terpaksa mengungsi, menuju tempat pengungsian dengan melalui
jalur pengungsian yang telah ditetapkan dengan tetap menjaga jarak fisik
yang aman (min. 1 meter)
4. Melaksanakan prinsip-prinsip di pengungasian untuk mencegah
penyebaran COVID-19
5. Pengelompokkan berdasarkan keluarga
6. Menjaga jarak antar kelompok pengungsi dan mengatur jumlah
pengungsi agar tidak berlebihan
7. Memisahkan pengungsi suspek, kontak erat dan konfirmasi positif
dengan pengungsi lain
8. Memisahkan pengungsi kelompok rentan
9. Melaksanakan upaya promkes (mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, memakai masker, melaksanakan etika batuk, menjaga jarak)
10. Agar menaati aturan keluar masuk ke pengungsian, misalkan harus cek
suhu untuk mencegah penularan COVID-19
11. Membantu memberi pengertian kepada pengungsi agar segera berobat
ke fasyankes/poskes ketika sakit
H. Hal Penting Yang Perlu Diingat Saat Tanggap Darurat
1. Jika persediaan air terbatas untuk cuci tangan, gunakan hand sanitizer
yang telah disiapkan sebelumnya dalam tas siaga keluarga, optimalkan
penggunaannya untuk keluarga terlebih dahulu.
2. Bila tempat pengungsian terlalu sempit, usahakan tetap berkumpul
dengan keluarga, hindari kontak fisik dan hindari berhadap-hadapan
dengan orang lain dengan jarak dekat. Kurangi berbiara, selalu gunakan
masker dan hindari menyentuh area mata, hidung dan mulut bila tangan
belum bersih.

3. Bila memungkinkan, buka seluruh pintu dan jendela di ruangan agar


udara dapat keluar masuk
4. Usahakan jaga kondisi tubuh dengan makanan bergizi, istirahat cukup
dan berolahraga.
I. Pasca Bencana
1. Kembali ke rumah setelah ada arahan petugas yang berwenang dengan
tetap menjalankan protokol kesehatan COVID-19
2. Membersihkan rumah dan lingkungan untuk menghindari penularan
penyakit, jika perlu gunakan desinfektan
3. Melaksanakan PHBS
4. Mengakses air bersih dan sanitasi dsar (pengolahan sampah, jamban
keluarga dan pengendalian vector)
5. Mengevaluasi perencanaan kesiapsiagaan keluarga
6. Memperbaiki rencana penanggulangan bencana dan krisis kesehatan
sesuai pembelajaran yang dipetik selama mengalami krisis kesehatan
Kembali ke rumah setelah ada arahan petugas yang berwenang dengan
tetap menjalankan protokol kesehatan COVID-19
7. Membersihkan rumah dan lingkungan untuk menghindari penularan
penyakit, jika perlu gunakan desinfektan
8. Melaksanakan PHBS
9. Mengakses air bersih dan sanitasi dsar (pengolahan sampah, jamban
keluarga dan pengendalian vector)
10. Mengevaluasi perencanaan kesiapsiagaan keluarga
11. Memperbaiki rencana penanggulangan bencana dan krisis kesehatan
sesuai pembelajaran yang dipetik selama mengalami krisis kesehatan
J. Peran Nakes Saat Pra Bencana
1. Membentuk forum warga untuk berbagi peran guna penanggulangan
bencana pada masa COVID-19
2. Menyiapkan peta desa/kelurahan
3. Mengidentifikasi jenis bahaya/hazard yang dapat terjadi di desa
4. Mendata penduduk rentan
5. Mengidentifikasi penduduk dengan status suspek, kontak erat, probable
dan konfirmasi positif
6. Menghimbau dan mendorong masyarakat untuk membudayakan
GERMAS dan menerapkan protokol COVID-19
K. Peran Nakes Saat Pra Bencana
1. Mendata setiap orang yang masuk dan keluar untuk memudahkan
pelacakan bila terdapat individu yang positif COVID-19. Data ini minimal
terdiri dari nama, alamat, no telepon, kondisi dan riwayat kes dan nomor
telepon yang dapat dikontak saat darurat
2. Mendata sumber daya yang dimiliki oleh (RT/RW/desa/kelurahan) yang
dapat dimanfaatan dalam penanggulangan bencana (sarana kes
puskesmas, pustu, polindes, poskesdes, praktik kesehatan, relawan,
sarana penyelamatan, misal rakit, perahu, rompi, pelampung, jerigen)
3. Menyiapkan dan memperbanyak untuk Tempat Evakuasi Sementara dan
Tempat Evakuasi Akhir. TEA dan TES dapat memanfaatkan sarana
sekolah, asrama, kantor dll
4. Pastikan tempat evakuasi memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki
akses listrik dan penerangan
5. Menetapkan titik kumpul untuk evakuasi, jalur ke lokasi pengungsian dan
lokasi pengungsian, termasuk perencanaan:
6. Lokasi pengungsian, dengan menerapkan jaga jarak.
7. pemisahan lokasi untuk kelompok rentan,
8. pemisahan waktu evakuasi dan/atau jalur evakuasi serta lokasi
pengungsian untuk suspek, kontak erat, probable, dan konfirmasi positif
COVID-19
9. Menyepakati urutan dan jalur untuk warga masyarakat yang akan
dievakuasi, misalnya daerah rawan banjir, saat banjir sudah semata
kaki, kelompok rentan dievakuasi terlebih dahulu. Saat air setengah
betis, suspek, probable, kontak erat dan konfirmasi positif dievakuasi,
saat air setinggi lutut, warga lain dievakuasi
10. Siapkan symbol dan tanda-tanda di tempat evakuasi seperti tanda jaga
jarak, lokasi MCK dan fasilitats cuci tangan pakai sabun, lokasi istirahat,
lokasi tempat beraktivitas, lokasi dapur. Buat tanda/simbol yang mudah
dimengerti juga untuk anak, penyandang disabilitas dan lansia. Siapkan
pula tempat evakuasi yang khusus bagi warga dengan status suspek,
kontak erat, probable, konfirmasi positif dan masyarakat umum. Ajak
masyarakat terlibat.
11. Seluruh ruangan perlu disesuaikan kebutuhan aksesnya bagi seluruh
penghuni, termasuk disabilitas.
12. Menyiapkan lokasi pengungsian dengan memastikan ketersediaan
sarana kebersihan seperti air, bersih, peralatan cuci tangan, sabun,
dan/atau handsanitizier
13. Pastikan ketersediaan sampah yang tertutup, kantong sampah dan
terdapat petugas yang membuang sampah secara rutin agar tidak
menumpuk
14. Pesan dan protokol kesehatan diletakaan di tempat terbuka, mudah
dilihat dan mudah dimengerti untuk anak dan lansia.
15. Menetapkan daftar nama petugas kesiapsiagaan di
RT/RW/Desa/Kelurahan (nama, tugas, no telp, radio)
16. Menyepakati dan mensosialiasikan bentuk-bentuk peringatan dini bila
terjadi bencana.
17. Mendukung kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat seperti
pelatihan P3K dan sosialisasi tas siaga bencana keluarga.
L. Peran Nakes Saat Saat Bencana
1. Mengutamakan keamanan dan keselamatan diri dengan menggunakan
APD yang sesuai jika ingin membantu menolong korban bencana saat
COVID-19
2. Menghubungi dan melaporkan kejadian ke puskesmas dan poskes
3. Menjadi penggerak untuk membantu upaya masyarakat untuk
menyelamatkan diri
4. Menjadi penghubung antara warga dengan puskesmas dan posko
bencana
5. Menyampaikan info terkini tentang kondisi warga, khususnya kel rentan
6. Berkoordinasi dengan aparat setempat untuk melakukan kegiatan
kedaruratan dengan tetap menerapkan protokol COVID-19 (skrining di
pengungsian, pemberian tanda khusus bagi pasien terdampak COVID-
19 yang dievakuasi ke TES dan TEA), melakukan pemantauan kondisi
kesehatan terhadap semua orang yang ada di pengungsian.
7. Mengajak warga kembali ke rumah setelah ada arahan dari petugas
yang berwenang degan tetap menjaga protokol kesehatan COVID-19
8. Menggerakkan warga untuk membersihkan rumah dan lingkungan
dengan bergotong royong untuk menghindari penularan penyakit
9. Mengajak warga untuk tetap melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dan menerapkan protokol pencegahan penyeberangan COVID-
19.
10. Memantau dan mengakses air bersih dan sanitasi dasar (pengolahan
sampah, jamban keluarga dan pengendalian vektor)
11. Memantau kondisis korban luka yang masih dirawat dengan tetap
menerapkan protokol COVID-19
M. Peran Nakes Saat Pasca Bencana
1. Mendampingi petugas yang mengunjungi warga yang mengalami
gangguan kejiwaan dengan tetap memakai masker dan menjaga jarak
2. Mengevakuasi pelaksanaan rencana kesiapsiagaan
3. Memperbaiki rencana penanggulangan krisis kesehatan sesuai
pembelajaran yang dipetik dengan prinsip membangung kembali lebih
baik dan aman.

Penerapan

Manajemen bencana adalah suatu proses yang dinamis, berlanjut dan


terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan
observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan COVID-19 sebagai jenis penyakit


yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, dalam
rangka menghambat penyebaran COVID-19, Pemerintah mengambil langkah
dengan menetapkan pandemi Covid-19 sebagai bencana nasional dan mengimbau
masyarakat untuk melakukan physical distancing serta bekerja/belajar dari rumah

Merujuk pada UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, ada tiga


jenis bencana, yakni bencana alam, nonalam dan sosial. Wabah Covid-19 masuk
dalam bencana nonalam sebab diakibatkan oleh rangkaian peristiwa nonalam
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Peran  tenaga kesehatan pada saat pandemi ini sangatlah penting terutama
peran tenaga kesehatan masyarakat dalam penanganan Covid-19 pada setiap
level intervensi. Terutama pada level masyarakat yaitu untuk melakukan
komunikasi risiko dan edukasi masyarakat terkait protokol kesehatan untuk
melawan Covid-19. Kemudian untuk melakukan contact tracing & tracking
(penyelidikan kasus dan investigasi wabah), serta fasilitasi dan pemberdayaan
masyarakat

Para tenaga kesehatan masyarakat bisa berinovasi dan menciptakan strategi


percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia dengan fokus utama edukasi dan
berdayakan masyarakat dan fokus kedua perkuat pelayanan kesehatan.

***Penugasan Learning Journal


a. Membaca materi yang tersedia di folder materi pada google classroom untuk
pembelajaran yang akan diberikan
b. Mengisi learning journal (form terlampir)
c. Mengupload ke google classroom sampai jam 21.00 WIB sehari sebelum jadwal
materi tersebut diberikan

Anda mungkin juga menyukai