Anda di halaman 1dari 16

Diabetes Insipidus

Nama Anggota Kelompok:


1. Ade Pratiwi Liberty
2. Febriani Ayu Sukirman
3. Nabilatasya Azizah

Diabetes insipidus adalah kondisi yang cukup langka,


dengan gejala selalu merasa haus dan pada saat
bersamaan sering membuang air kecil dalam jumlah yang
sangat banyak. Jika sangat parah, penderitanya bisa
mengeluarkan air kencing sebanyak 20 liter dalam sehari.
Diabetes insipidus sendiri berbeda dengan diabetes
melitus. Diabetes melitus adalah penyakit jangka panjang
yang ditandai dengan kadar gula darah di atas normal.
Diabetes insipidus, karena gangguan hormon.

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang


diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat
mengganggu mekanisme neurohypophyseal-renal reflex
sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam
mengkonversi air. Kebanyakan kasus-kasus yang pernah
ditemui merupakan kasus yang idiopatik yang dapat
bermanifestasi pada berbagai tingkatan umur dan jenis
kelamin. (Khaidir Muhaj, 2009)

Penyebabnya terjadinya Diabetes Inspidus yaitu karena


gangguan pada hormon antidiuretik (antidiuretic
hormone/ADH) berkurang atau ketika ginjal tidak lagi
merespons seperti biasa terhadap hormon antidiuretik.
Akibatnya, ginjal mengeluarkan terlalu banyak cairan dan
tidak bisa menghasilkan urine yang pekat. Orang yang
mengalami kondisi ini akan selalu merasa haus dan
minum lebih banyak karena berusaha mengimbangi
banyaknya cairan yang hilang.
ADH merupakan hormon yang dihasilkan oleh hipofisis
poterior (bagian belakang) yang mengatur volume darah
dengan mempertahankan cairan pada tubuh.

Diabetes insipidus bisa merupakan penyakit keturunan.


Diabetes insipidus secara umum dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu :
1. Hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan
menghasilkan terlalu sedikit hormon antidiuretik
2. Kelenjar hipofisa gagal melepaskan hormon
antidiuretik ke dalam aliran darah
3. Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat
pembedahan
4. Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak)
5. Tumor

Diabetes insipidus terbagi menjadi dua


jenis utama, yaitu:

Diabetes insipidus central, jenis ini yang paling umum


terjadi. Disebabkan tubuh tidak memiliki cukup hormon
antidiuretik dari hipotalamus. Kondisi ini bisa disebabkan
oleh kerusakan pada hipotalamus atau pada kelenjar
pituitari. Kerusakan yang terjadi bisa diakibatkan oleh
terjadinya infeksi, operasi, cedera otak, atau tumor otak.

Diabetes insipidus nefrogenik, jenis ini muncul ketika


tubuh memiliki hormon antidiuretik yang cukup untuk
mengatur produksi urine, tapi organ ginjal tidak
merespons terhadapnya. Kondisi ini mungkin disebabkan
oleh kerusakan fungsi organ ginjal atau sebagai kondisi
keturunan. Penyakit ginjal kronik, Gangguan elektrolit,
Obat obatan, Gangguan diet.

Beberapa gejala diabetes insipidus meliputi:


Rasa mudah haus
Kencing dengan volume urin yang banyak tidak
terkonsentrasi (2 liter per hari hingga 20 liter per hari),
sedangkan rata-rata orang normal buang air kecil antara
1,5 dan 2,5 liter per hari.
Terbangun malam hari karena ingin kencing (nokturia),
Mengompol.

Komplikasi yang terjadi akibat Diabetes Insipidus, yaitu


Ketidakseimbangan Elektrolit hal ini ditandai dengan
kelemahan, letih dan lesu, nyeri pada otot, mudah
tersinggung, mual, nafsu makan menurun.
Dehidrasi. Karena cairan tubuh terus dikeluarkan melalui
buang air kecil secara berlebihan, maka tubuh tidak mampu
untuk mempertahankan cairan yang dibutuhkan. Hal ini
dapat menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan,
seperti Mulut dan bibir kering, Pusing atau sakit kepala,
Tekanan darah rendah (hipotensi), Demam, Denyut jantung
cepat, Penurunan berat badan.

Pengobatan Diabetes Insipidus Kranial, yaitu


Jika kita menghasilkan urine sebanyak 3-4 liter dalam
satu hari (24 jam), kondisi ini dianggap sebagai diabetes
insipidus kranial ringan. Kondisi ini tidak memerlukan
pengobatan khusus. Kita bisa meredakannya dengan
konsumsi air putih.

Jika kondisi yang kita alami cukup parah dan disebabkan


oleh rendahnya produksi hormon antidiuretik, maka
mengonsumsi banyak air belum cukup untuk meredakan
gejala yang muncul. Berikut ini beberapa obat yang
mungkin digunakan untuk mengatasi kondisi yang
dialami, yaitu:
Desmopressin
Thiazide diuretik
Obat Anti-inflamasi Non-steroid

Desmopressin. Obat ini berfungsi seperti hormon


antidiuretik. Obat ini akan menghentikan produksi urine.
Desmopressin adalah hormon antidiuretik buatan dan
memiliki fungsi lebih kuat dari hormon aslinya. Obat ini
bisa berbentuk obat semprot hidung atau tablet. Efek
samping: sakit kepala, sakit perut, mual, mimisan, atau
hidung berair atau tersumbat.

Thiazide diuretik
Obat ini berfungsi membuat urine menjadi lebih pekat
dengan cara mengurangi kadar airnya. Efek samping:
pusing ketika berdiri, gangguan pencernaan, kulit menjadi
lebih sensitif, dan bagi pria, mengalami disfungsi ereksi.
Obat Anti-inflamasi Non-steroid
Jika kelompok obat ini dikombinasikan dengan thiazide
diuretik, obat ini bisa menurunkan jumlah urine yang
dikeluarkan oleh tubuh.

Pengobatan Diabetes Insipidus Nefrogenik


Jika organ ginjal mengalami gangguan dan tidak bisa
merespons hormon antidiuretik sehingga menyebabkan
diabetes insipidus nefrogenik, maka kita akan disarankan
untuk meminum banyak air putih agar terhindar dari
dehidrasi. Obat desmopressin tidak bisa mengatasi kondisi
ini.
Mengurangi asupan garam juga akan membantu ginjal dalam
menyimpan air dan mengurangi volume urine. Pastikan
untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengubah pola
makan.
Untuk mengurangi jumlah produksi urine dari organ ginjal,
kombinasi thiazide diuretik dan obat antiinflamasi nonsteroid akan diresepkan pada diabetes insipidus nefrogenik
yang parah.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai