Anda di halaman 1dari 7

Penatalaksanaan obesitas

a. Food of rule
• 1. Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari
dan camilan 2x/hari yang terjadwal (camilan
diutamakan dalam bentuk buah segar), serta
lama makan 30 menit/kali
• 2. Lingkungan netral
• 3. Prosedur dilakukan dengan pemberian
makan sesuai dengan kebutuhan kalori
• The traffic light diet terdiri dari green food yaitu
makanan rendah kalori (<20 kalori per porsi)
• Pengurangan kalori berkisar 200–500 kalori
sehari dengan target penurunan berat badan 0,5
kg per minggu.
• Penurunan berat badan ditargetkan sampai
mencapai kira-kira 20% di atas berat badan ideal.
• Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-
60%, lemak 30%, dan protein cukup untuk
tumbuh kembang normal (15-20%).
• Menurunkan berat badan dengan tetap
mempertahankan pertumbuhan normal.
• Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-
60%, lemak 20-30% dengan lemak jenuh <10% dan
protein 15-20% energi total serta kolesterol <300mg
per hari.
• Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia >2 tahun
dengan penghitungan dosis menggunakan rumus:
(umur dalam tahun + 5) gram per hari.
B. Edukasi dan Aktifitas fisik
1. aerobik
Aktivitas aerobik merupakan latihan fisis yang dapat dilakukan
setiap hari selama 30 menit atau lebih selama 3 kali dalam
seminggu
2.Mengubah pola hidup dan perilaku
3.Edukasi anggota keluarga dan anak

C. Farmakologi dan Pembedahan


American Academy of Pediatric
tatalaksana obesitas pada anak, yaitu :
• Tahap 1 (Pencegahan Plus)
• Anak dengan obesitas dan overweight beserta keluarganya diarahkan
pada pola makan dasar yang sehat serta kebiasaan yang sehat
• Tahap 2 (Structured Weight Management)
• Target perilaku lebih sedikit dan lebih banyak pada dukungan dan
struktur yang diarahkan untuk mencapai target perilaku tersebut.
• Tahap 3 (Comprehensive Multidisciplinary Intervention)
• Pada tahap ini ditingkatkan intensitas perubahan perilaku, frekuensi
kunjungan dan spesialis yang terlibat untuk mengoptimalkan dukungan
terhadap perubahan perilaku.
• Tahap 4 (Tertiary Care Intervention)
• Tahap intervensi intensif yang ditujukan pada remaja yang mengalami
obesitas berat. Remaja ini harus sudah menjalani tahap 3, sudah cukup
matang untuk memahami risiko yang ada, dan mau mempertahankan
aktivitas fisik, serta intervensi tambahan berupa diet sehat dengan
perilaku yang sesuai.
Hubungan intake tinggi protein dan diet
rendah karbohidrat dengan obesitas
• Ditemukan hasil terdapat hubungan yang bermakna (P value 0,01)
antara kelompok tinggi protein dan rendah karbohidrat dengan
penurunan berat badan selama 3-6 bulan intervensi
• Tidak terdapat hubungan yang signifikan pada kelompok
hipokalorik lemak terhadap penurunan berat badan.
• Hal ini disebabkan pada diet karbohidrat dapat menurunkan berat
badan dikarenakan dapat menghasilkan kepuasan yang lebih
tinggi/cepat puas dan kenyang hingga anoreksia.
• Selama 24 minggu di follow up rata-rata menurun 6,31 kg pada
kelompok tinggi protein rendah karbohidrat, kehilangan lebih
banyak massa lemak, masa tubuh dibandingkan kelompok rendah
hipokalorik lemak.
• Kelompok hipokalorik rendah lemak mengalami penurunan 1,41
kg. Namun kurang bermakna
Komunitas Nutrisi dan Intervensi aktifitas fisik
untuk anak dengan obesitas dan caregiver

• kriteria inklusi yaitu : anak dengan umur 6-10 tahun dengan pengasuh
bebas dari masalah sakit, tidak ada respon intervensi yang telah dilakukan,
keluarga kehabisan uang dalam mengintervensi obesitas dan anak dan
pengasuh serta keluarga menyetujui.
• Program SCFF dalam penelitian ini menunjukan penurunan BMI selama 2
tahun jangka pendek pada anak, dan terjadi peningkatan kekuatan tubuh
pada anak umur 6-9 tahun.
• Namun hal ini berhubungan dengan dengan interaksi positif dan support
dari caregiver, dokter anak, ahli gizi, peran orangtua dan keluarga, serta
komunitas sekitar anak tersebut.
• rendah energi seperti buah-buahan , sayur, dan biji-bijian dan membatasi
tinggi energy seperti makanan mengandung lemak, sugar, garam, dan
melakukan program Curl ups, trunk lifts dan push up, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai