Anda di halaman 1dari 40

PRESENTASI KASUS

SINDROM METABOLIK, HIPERTENSI GRADE II, HIPERTRIGLISERIDA,


HIPERURISEMIA, ISPA PADA LAKI-LAKI USIA 54 TAHUN DENGAN
PENGETAHUAN YANG KURANG TERHADAP PENYAKITNYA DAN RUMAH
TANGGA YANG TIDAK BER-PHBS

Ami Puspitasari
20174011033
Rangkuman
Status Kasus
IDENTITASPASIEN
Nama • Tn. S

Usia • 54 tahun

Jenis Kelamin • Laki-laki

Alamat • Dalem, RT 045/ RW 010, Purbayan

Pekerjaan • Buruh pabrik

HomeVisite • 25 Juli 2018


Riwayat Penyakit Sekarang (Autoanamnesis)

• Pasien datang ke Puskesmas Kotagede 1 dengan keluhan


nyeri dan pusing di kepala bagian belakang hilang timbul,
batuk berdahak selama 1 minggu, dan kaki kiri
kesemutan , pegal dan terasa tebal-tebal. Demam (-),
mual (-), muntah (-), keringat dingin (-), berat badan
turun (-), BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien
ANAMNESIS memiliki tekanan darah tinggi selama 1 tahun, namun
pasien rutin kontrol ke puskesmas dan minum obat
teratur. Pasien memiliki kadar trigliserida dan asam urat
yang tinggi selama 1 tahun
Keluhan Utama
Pusing di belakang kepala
ANAMNESIS
RPD
• Pasien mempunyai alergi terhadap roti. Pasien sempat masuk IGD 1 tahun yang lalu
karena setelah makan roti yang harga Rp 1.000,00 an, pasien mengalami alergi, badan
gatal-gatal, muka merah dan bengkak.
• Pasien mempunyai riwayat batu saluran kencing 3 tahun yang lalu
• Riwayat penyakit jantung, DM, asma disangkal pasien
ANAMNESIS
RPK
• Riwayat diabetes mellitus : istri pasien
• Riwayat alergi (gatal, kudis) : ibu pasien
• Riwayat CA Nasofaring : adik perempuan ke-3 pasien
• Riwayat penyakit jantung, hipertensi, asma disangkal keluarga pasien
ANAMNESIS
RPSos
• Pasien tinggal di rumah bersama istri dan 2 orang anaknya. Anak yang pertama sudah
tidak tinggal di rumah karena bekerja di pabrik tasRiwayat alergi (gatal, kudis) : ibu
pasien
• Pasien bekerja sebagai buruh pabrik dengan jam kerja mulai pukul 07.00-15.00 selama 5
hari dalam seminggu. Sebagai buruh pabrik, pasien sering mengangkat beban berat.
Sebelum menjadi buruh pabrik, pasien bekerja di kerajinan perak dan saat bekerja jarang
minum air putih.
• Pasien menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Pasien aktif mengikuti
kegiatan kampung, seperti kerja bakti, pengajian dll
ANAMNESIS PENGALAMAN SAKIT (ILLNESS)
No Komponen Pasien
Pasien sudah memahami sedikit mengenai penyakitnya, namun pasien belum
memahami komplikasi dan faktor resiko dari penyakitnya. Pasien memiliki
pemikiran yang salah mengenai obat Allopurinol karena pasien menganggap
1 Pikiran obat Allopurinol tidak memiliki efek pada tubuh. Pasien merasa setelah minum
obat Allopurinol pasien tidak merasakan efeknya, seperti badan masih saja
pegal-pegal, sehingga sudah cukup lama pasien tidak meminum obat
Allopurinol.
Pasien merasa khawatir akan penyakitnya, apakah penyakitnya akan semakin
2 Perasaan parah atau tidak, karena sudah 1 tahun penyakit pasien belum sembuh-
sembuh.
Pasien tidak dapat beraktifitas seperti biasanya seperti sebelum pasien sakit.
3 Efek terhadap fungsi
Aktifitas pasien menjadi terbatas
4 Harapan Pasien berharap sakitnya segera lekas sembuh
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : Baik


• Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
• Tekanan darah : 155/100 mmHg
• Nadi : 80x/menit, ireguler, isi, dan tegangan cukup
• Suhu badan : 360 C
• Pernapasan : 22x/menit
Antropometri
• Tinggi badan : 164 cm
• Berat badan : 75 kg
• Indeks massa tubuh: 27,88 kg/m2
• Lingkar pinggang : 100 cm
• Status gizi : Obesitas 1 (WHO Asia Pasifik, 2000)
Kepala dan Leher
Bentuk kepala Normocephali
Wajah Simetris, deformitas (-)
Edema palpebra (-/-)
Mata Conjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)

Inspeksi: bentuk tidak nampak kelainan, deviasi trakea (-)


Leher
Palpasi: trakea teraba di garis tengah, pembesaran limfonodi (-)
Thorax

Inspeksi: bentuk thorax simetris pada saat statis dan dinamis, ketertinggalan
gerak (-), pernapasan torakoabdominal, retraksi (-)
Pulmo Palpasi: pengembangan dada simetris, vocal fremitus simetris, nyeri (-)
Perkusi: sonor (+/+), batas paru-hepar dalam batas normal
Auskultasi: suara nafas vesikuler +/+, reguler

Inspeksi: tidak nampak pulsasi di ictus cordis


Palpasi: teraba ictus cordis di sic V linea midclavicularis kiri, diameter 2 cm,
kuat denyut, thrill (-)
Perkusi: batas kanan bawah paru-jantung pada sic V line sternalis kanan, batas
Cor kanan atas paru-jantung pada sic III line sternalis kanan. Batas kiri paru-jantung
pada sic V linea midclavicularis kiri, batas atas kiri paru-jantung pada sic III linea
parasternalis kiri.
Auskultasi: BJ 1 dan BJ 2 reguler, punctum maximum pada sic V linea
midclavicularis kiri, murmur (-), gallop (-), splitting (-)
Abdomen
Inspeksi Simetris, caput medusa (-), spider nevi (-), tidak nampak distensi
Auskultasi Bising usus (+)

Palpasi Distensi (-), defans muskular (-), nyeri tekan (-)

Timpani pada semua lapang perut, shifting dullness (-), liver span lobus
Perkusi dexter 11 cm, lobus sinister 6 cm
Area traube timpani.
Extremitas
Inspeksi Jaringan nekrosis (-), ulkus (-)
Palpasi Capillary refill time < 2 detik, akral hangat
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tabel 1.2. Riwayat pemeriksaan tekanan darah

Tanggal Periksa Hasil

08/08/2017 150/80

18/09/2017 155/110

06/03/2018 160/100

03/04/2018 120/80

19/06/2018 130/80

24/07/2018 155/100
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Riwayat pemeriksaan
• Kolesterol total : 134 (19/03/2018)
• Trigliserida : 233 (19/03/2018)
• Trigliserida : 203 (09/07/2018)
• Asam urat : 7,7 (09/07/2018)

Hasil Radiologi Foto Rontgen Thorax AP Lateral (28/08/2017)


KESAN :
• Bronchitis
• Cardiomegali
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Usulan pemeriksaan tambahan :


• Foto rontgen genu dextra et sinistra
• Foto rontgen thorax PA
• Darah rutin dan kimia (untuk melihat fungsi ginjal dan kadar asam urat
dalam darah)
DIAGNOSIS KLINIS

Diagnosis Kerja
• Sindrom metabolik
• Hipertensi Grade II
• Hipertrigliserida
• Hiperurisemia
• ISPA

Differential Diagnosis
• Osteoatrhitis
FAMILY ASSESSMENT
TOOLS
Genogram Keluarga
Bentuk Keluarga
• Keluarga inti (nuclear family), pasien tinggal bersama
(Family istri dan 2 orang anaknya.
Structure)

Family life cycle • Launching with adolescent


Family Map
Family Life Line
Tahun Usia Kejadian Severity of Illness
1989 25 th Pasien menikah Belum sakit
1992 28 th Pasien memiliki anak pertama Belum sakit
1995 31 th Pasien memiliki anak kedua Belum sakit
2001 37 th Pasien memiliki anak ketiga Belum sakit
2004 40 th Adik perempuan ke-3 pasien meninggal karena
menderita Ca Nasofaring Stress psikologis

2005 41 th Ayah pasien meninggal karena usia tua


Stress psikologis

2008 44 th Ibu pasien meninggal karena usia tua


Stress psikologis

2017 53 th Terdiagnosis hipertensi, hipertrigliserida dan


hiperurisemia
Family APGAR Score
APGAR Keluarga Hampir Selalu (2) Kadang – kadang (1) Hampir tidak pernah (0)

1. Saya merasa puas karena saya dapat meminta pertolongan kepada



keluarga saya ketika saya menghadapi permasalahan

1. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya membahas berbagai hal

dengan saya dan berbagi masalah dengan saya

1. Saya merasa puas karena keluarga saya menerima dan mendukung


keinginan – keinginan saya untuk memulai kegiatan atau tujuan baru √
dalam hidup saya

1. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya mengungkapkan kasih


sayang dan menanggapi perasaan – perasaan saya, seperti √
kemarahan, kesedihan dan cinta

1. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya dan saya berbagi waktu

bersama
Keterangan klasifikasi APGAR:
• 8 – 10 : sangat fungsional (high functional family)
• 4 – 7 : disfungsional sedang (moderate
dysfunctional family)
• 0 – 3 : disfungsional berat (severe dysfunctional
family)
• Total Skor 8  Kesimpulan : termasuk keluarga
sangat fungsional
Family SCREEM
ASPEK SUMBER DAYA PATOLOGI
Sosial Interaksi social yang jelas antara anggota keluarga dan memiliki batas
yang seimbang dalam komunikasi

Cultural Bangga dengan kebudayaannya dan mentoleransi kebudayaan lain.


Pasien tidak mempercayai mitos, hal mistis, dan pasien menyadari
penyakitnya bukan dari hal-hal tersebut

Religius Pasien adalah seorang muslim yang taat dan rajin beribadah wajib
sehari – hari seperti sholat 5 waktu dan ke masjid.

Economy Pasien masih bekerja sebagai buruh pabrik,


namun ekonomi keluarga masih belum
mencukupi kebutuhan rumah tangga

Education Pendidikan anggota keluarga yang cukup untuk menyelesaikan


sebagian besar masalah
Medical - Pasien memiliki jaminan kesehatan yang dapat mengcover
biaya berobat
- Akses ke pelayanan kesehatan (puskesmas) mudah dan dekat
RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR
• Bangunan permanen, tembok sebagai pembatas langsung dengan rumah tetangga
• Lokasi rumah pasien terletak di kawasan padat penduduk
• Atap rumah terbuat dari genting. Luas rumah (tanpa mushola) sekitar 150 m2 (10m x5
m), yang ditempati 4 orang. Lantai terbuat dari semen dan tidak menggunakan keramik
• Sanitasi dasar : Kebutuhan air sehari-hari menggunakan air PAM.
• Pencahayaan dan ventilasi : Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang
DENAH RUMAH
INDIKATOR PHBS
No. Indikator PHBS Jawaban
1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Ya
2 Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan Ya
3 Menimbang berat badan balita setiap bulan Ya
4 Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan Ya
5 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Ya
6 Menggunakan jamban sehat Ya
Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan lingkungannya sekali
7 Ya
seminggu
8 Mengkonsumsi sayuran dan/atau buah setiap hari Ya
9 Melakukan aktivitas fisik atau olahraga Tidak
10 Tidak merokok Tidak
Kesimpulan : Rumah tangga tidak ber-PHBS
DIAGNOSIS HOLISTIK
Diagnosis Psiko-Sosial dan Kultural-Spiritual
• Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita
• Rumah tangga tidak ber-PHBS

Diagnosis Holistik
• Sindrom Metabolik, Hipertensi Grade II,
Hipertrigliserida, Hiperurisemia, ISPA pada laki-laki usia
54 tahun dengan pengetahuan yang kurang terhadap
penyakitnya dan rumah tangga yang tidak ber-PHBS
• Memberikan edukasi pada pasien dan keluarganya tentang :

• Penyakit hipertensi, hipertrigliserida dan hiperurisemia dan


Upaya Promotif komplikasinya
• Pentingnya menjaga PHBS di rumah
• Pentingnya dukungan keluarga dalam pengelolaan penyakit pasien

• Minum obat anti hipertensi secara teratur


• Melakukan olahraga secara teratur 3x seminggu selama 30
menit
• Menerapkan pola makan yang teratur dengan banyak sayur dan
Upaya Preventif buah
• Melakukan manajemen stress yang baik
• Menghindari makanan asin seperti ikan asin, menghindari
makanan berlemak
UPAYA KURATIF
ANALISIS KASUS
DAN TINJAUAN
PUSTAKA
Gambar.4 Patofisiologi dari adipose5
• Menurut tabel kriteria diagnosis, pasien memenuhi 3
kriteria diagnosis sindrom metabolik berdasarkan
hasil pemeriksaan tekanan darah pasien 155/100
ANALISIS KASUS mmHg, kadar trigliserida 203 mg/dl, dan lingkar
pinggang pasien 105 cm. Berdasarkan NCEP ATP III,
kriteria diagnosis sindrom metabolik ditegakkan
apabila memenuhi minimal 3 kriteria diagnosis.

• Penatalaksanaan sindrom metabolik terutama


bertujuan untuk menurunkan risiko penyakit
ANALISIS KASUS kardiovaskular aterosklerosis dan risiko diabetes
mellitus tipe 2 pada pasien yang belum diabetes
ALHAMDULILLAH
JAZAAKUMULLAH KHAIRAN
KATSIRAN

WASSALAMU’ALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai