Ami Puspitasari
20174011033
Sekaran
g (RPS)
-1-
• Riwayat keluhan serupa pada • Dari ibu P1A0
keluarga disangkal. Riwayat penyakit • UK 38 minggu,
jantung, DM, hipertensi, asma pada BBL 3400 gram
keluarga disangkal • PB lahir 47 cm
Pre Ante
RPD RPK
Riwayat keluhan serupa
sebelumnya disangkal. Pasien
Natal
• Rutin periksa kehamilan
Natal
sering mengalami nyeri menelan • UK 38 minggu
sejak 4 tahun yang lalu. Riwayat
• Hanya minum
penyakit asma, alergi, penyakit
jantung bawaan, penyakit tifoid, zatpenambah besi dan asam
dbd disangkal. folat
• Riwayat trauma ketindih
pintu yang jatuh karena
ditendang suami, riwayat
depresi suami selingkuh
• BBL 3400 gram, PB 47 cm
• BB sekarang 39 kg, TB 100 cm • Imunisasi lengkap
• Perkembangan baik sesuai jadwal
Post Makan
Tumbang Imunisasi
Natal Minum
Selalu dibawa ke
• ASI eksklusif 6
Posyandu
bulan
• Mulai MPASI
setelah 6 bulan
Riwayat Personal Sosial
• Pasien tinggal bersama kedua orang tua. Pasien
merupakan siswa kelas 6 SD. Pasien aktif dan
sering mengikuti kegiatan sekolah seperti
pramuka. Keadaan rumah pasien kurang baik,
karena di depan dan samping rumah terdapat
kandang sapi milik tetangga, dan sekitar 3
meter dari rumah terdapat septic tank
Pemeriksaan
Fisik
Kesan umum : sadar, lemas, DATA ANTOPOMETRI
BB : 39 kg
tampak sakit sedang
TB: 100 cm
Kesadaran : CM
Tanda-Tanda Vital Status gizi (Z score)
• Nadi : 90 x/menit, • Z-score BB/U : >2 SD
reguler, isi tegangan cukup • Z-score PB/U : >2 SD
• Suhu : 38,1 0C. • Z-score BB/PB : >2 SD
• Nafas: 28 x/menit • Status gizi : Gizi
• SpO2 : 96% lebih/gemuk
tatus Generalis
Kepala dan Leher Thorax
Normosefali, mata cekung Retraksi (-), Vesikuler N/N,
(-/-), mukosa bibir basah, Ronki -/-, Wheezing -/-,
S1 dan S2 reguler
Ekstremitas Abdomen
Edema (-), akral Distensi (-), Supel, Timpani,
hangat (+), CRT < 2 Hepar dan Lien tidak teraba,
detik Bising usus (+), Nyeri tekan
regio hipogastrik (+)
Pemeriksaan
Penunjang
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (24 Februari 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Leukosit 26,71 6,00 – 17,00 ribu/ul
Eritrosit 5,67 3,60 – 5,20 juta/ul
Hemoglobin 13,4 10,8 – 12,8 gr/dL
Hematokrit 39,4 35 – 43 vol%
MCV 69,5 73 – 101 Fl
MCH 23,6 23 – 31 Pg
MCHC 34 33 – 36 gr/dL
Trombosit 229 150 – 450 ribu/ul
Hitung Jenis
Eosinophil 0,7 1–5 %
Basophil 0,3 0–1 %
Limfosit 5,7 25 – 50 %
Monosit 3,2 1–6 %
Neutrofil 90,1 25 – 60 %
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (26 Februari 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Leukosit 25,37 6,00 – 17,00 ribu/ul
Eritrosit 5,05 3,60 – 5,20 juta/ul
Hemoglobin 12,1 10,8 – 12,8 gr/dL
Hematokrit 34,4 35 – 43 vol%
MCV 68,2 73 – 101 Fl
MCH 24 23 – 31 Pg
MCHC 35,1 33 – 36 gr/dL
Trombosit 260 150 – 450 ribu/ul
Hitung Jenis
Eosinophil 0,2 1–5 %
Basophil 0,1 0–1 %
Limfosit 3,1 25 – 50 %
Monosit 2,8 1–6 %
Neutrofil 93,8 25 – 60 %
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (28 Februari 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Leukosit 24,83 6,00 – 17,00 ribu/ul
Eritrosit 5,01 3,60 – 5,20 juta/ul
Hemoglobin 11,9 10,8 – 12,8 gr/dL
Hematokrit 34,4 35 – 43 vol%
MCV 68,2 73 – 101 Fl
MCH 24 23 – 31 Pg
MCHC 35,1 33 – 36 gr/dL
Trombosit 396 150 – 450 ribu/ul
Hitung Jenis
Eosinophil 0,4 1–5 %
Basophil 0,1 0–1 %
Limfosit 5,7 25 – 50 %
Monosit 2,3 1–6 %
%
Neutrofil 91,5 25 – 60
IMUNO/SEROLOGI
ASTO Positif Negatif
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (02 Maret 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Leukosit 38,40 6,00 – 17,00 ribu/ul
Eritrosit 5,05 3,60 – 5,20 juta/ul
Hemoglobin 12,1 10,8 – 12,8 gr/dL
Hematokrit 33,7 35 – 43 vol%
MCV 68,2 73 – 101 Fl
MCH 24 23 – 31 Pg
MCHC 35,1 33 – 36 gr/dL
Trombosit 489 150 – 450 ribu/ul
Hitung Jenis
Eosinophil 1,5 1–5 %
Basophil 0,2 0–1 %
Limfosit 4,8 25 – 50 %
Monosit 2,3 1–6 %
Neutrofil 91,2 25 – 60 %
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (02 Maret 2019)
ELEKTROLIT
mmol/L
Natrium 132 135-155
mmol/L
Kalium 3,4 3,6-5,5
mmol/L
Chlorida 97 95-108
Affandi MB. Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik: Diagnosis, penatalaksanaan dan gambaran klinik
pada pemeriksaan pertama di RSCM Bagian 1K Anak, Jakarta 1978-1981. Maj Kes Mas 1986; XVI (4): 240-48.
Soeroso S dkk. Tinjauan Prevalensi Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik pada Anak di Indonesia. Dalam: Sastrosubroto H. dkk (ed). Naskah
Lengkap Simposium dan Seminar Kardiologi Anak. Semarang. 27 September 1986: 1-11
World Health Organization. WHO program for the prevention of rheumatic fever/rheumatic heart disease in 16 developing countries:
report from Phase 1(1986-90). Bull WHO 1992; 70(2): 213-18
Defenisi
Park M. Pediatric Cardiology for Practicioners. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008
Patofisiologi
Diagnosis
Kriteria Jones
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Karditis Klinis :
Poliartritis migrans Riwayat demam rematik atau
Korea sydenham penyakit jantung rematik
Eritema marginatum sebelumnya
Nodul subkutan Artralgia
Demam
Laboratorium :
Peningkatan kadar reaktan fase
akut (protein C reaktif, laju endap
darah, leukositosis)
Ditambah Interval P-R yang memanjang
Ditemukan Streptokokus pada kultur apus tenggorok atau tes
antigen streptokokus (ASTO) yang meningkat.
Badan Aschoff
Manifestasi Klinis
• Kriteria Jones
• Mayor
• Minor
• Bukti yang mendukung adanya infeksi Streptokokus grup A
2. Pemusnahan streptokok
Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Stenosis Mitral
• Fibrosis pada cincin mitral, adhesi komisura dan kontraktur dari katup,
korda dan muskulus papilaris
• Stenosis mitral berat hipertrofi atrium kiri
Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Insufisiensi Aorta
• Terjadi volume overload dengan dilatasi dan hipertrofi ventrikel kiri
• Tekanan darah sistolik meningkat dengan tekanan diastolik semakin
rendah
• Murmur bersamaan dengan bunyi jantung II dan berlanjut hingga
akhir diastolik
Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Kelainan Katup Trikuspid
• Insufisiensi lebih sering timbul sekunder akibat dilatasai ventrikel
kanan
• Pulsasi vena jugularis, pulsasi sistolik hepar, dan murmur holosistolik
yang meningkat selama inspirasi
Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Kelainan Katup Pulmonal
• Paling jarang terkena
• Sering timbul pada hipertensi pulmonal temuan terakhir pada
kasus mitral stenosis yang berat
Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Prognosis
• Sangat baik bila karditis sembuh pada permulaan serangan demam
rematik
• Prognosis buruk karditis lebih berat
• Proses penyembuhan akan lebih baik bila pengobatan dan
pencegahan sekunder dilakukan dengan baik
Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Pembahasan
Kesimpulan
PEMBAHASAN
ANAMNESIS keluhan demam sejak 4 hari SMRS. Demam naik
turun dan memberat saat malam hari. Keluhan
lain yang dirasakan pasien, yaitu nyeri sendi-sendi
besar berpindah-pindah di kaki, tangan dan bagian
tubuh yang lain (+), nyeri menelan (+), gatal dan
merah-merah di badan (-), terdapat benjolan di
kulit (-), sesak napas (-), kejang (-), pasien sering
mengeluh nyeri tenggorokan dan nyeri menelan
sejak 4 tahun yang lalu.
Kriteria Jones
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Karditis Klinis :
Poliartritis migrans Riwayat demam rematik atau
Korea sydenham penyakit jantung rematik
Eritema marginatum sebelumnya
Nodul subkutan Artralgia
Demam
Laboratorium :
Peningkatan kadar reaktan fase
akut (protein C reaktif, laju endap
darah, leukositosis)
Ditambah Interval P-R yang memanjang
Ditemukan Streptokokus pada kultur apus tenggorok atau tes
antigen streptokokus (ASTO) yang meningkat.
Tatalaksana dari IGD Tatalaksana di bangsal
• O2 nasal kanul 3 lpm
• Infus D5 ½ NS 20 tpm makro, kemudian
• Infus D5 ½ NS 20 tpm makro menggunakan infus pump 40cc/jam
• Injeksi IV Ranitidin 2x40 mg • Injeksi IV Ranitidin 2x40 mg
• P.O. Tab Parasetamol 3x1 • Injeksi Ceftriaxon 2x1 gr / 24 jam
• Injeksi Dexamethason 1 amp drip
• Injeksi Furosemid 40 mg/8 jam
• Injeksi Parasetamol 400 mg (bila demam)
• Syringe pump Dobutamin 5 mikro/kgBB,
kemudian diturunkan 4mikro/kgBB
• PO Aspilet 2x1 tab
• PO Digoxin 0,2 mg/12 jam
• P.O. Tab Parasetamol 3x1
• PO Sucralfat Sirup 1 C/8 jam
• PO Eritromisin 4x500 mg
Kesimpulan
• Demam rematik adalah suatu sindroma klinik penyakit akibat infeksi
kuman Streptokokus β hemolitik grup A pada tenggorokan yang
terjadi secara akut ataupun berulang dengan satu atau lebih gejala
mayor yaitu poliartritis migrans akut, karditis, korea sydenham, nodul
subkutan dan eritema marginatum
• Pada penyakit jantung rematik tidak hanya terjadi kerusakan pada
daun katup akibat timbulnya vegetasi pada permukaannya, namun
seluruh katup mitral mengalami kerusakan (dengan pelebaran annulus
dan tertariknya korda tendineae).
Lanjutan
• Demam rematik akut didiagnosis berdasarkan kriteria Jones dimana
didapatkan minimal dua gejala mayor atau satu gejala mayor dan dua
gejala minor, ditambah adanya bukti pemeriksaan yang menunjukkan
adanya infeksi streptokokus.
• Penatalaksanaan pada demam rematik maupun penyakit jantung
rematik antara lain tirah baring, eradikasi streptokokus, pemberian
obat anti-inflamasi, pencegahan primer dan sekunder serta tindakan
operatif.
Daftar Pustaka
• Affandi MB. Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik: Diagnosis, penatalaksanaan dan
gambaran klinik pada pemeriksaan pertama di RSCM Bagian 1K Anak, Jakarta 1978-1981. Maj
Kes Mas 1986; XVI (4): 240-48.
• Wahab AS. Penanganan Demam Rematik pada Anak. Berita Kedokteran Masyarakat 1989; V
(5): 196-203
• World Health Organization. WHO program for the prevention of rheumatic fever/rheumatic
heart disease in 16 developing countries: report from Phase 1(1986-90). Bull WHO 1992;
70(2): 213-18
• Koshi G, Benjamin V, Chenan G. Rheumatic fever and rheumatic heart disease in rural South
Indian children. Bull WHO 1981; 59 (4): 599-603
• Stollerman GH. Rheumatic Fever. In: Braunwald, E. etal (eds). Harrison's Principles of Internal
Medicine. 16th. ed. Hamburg. McGraw-Hill Book. 2005 : 1977-79
• Soeroso S dkk. Tinjauan Prevalensi Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik pada Anak
di Indonesia. Dalam: Sastrosubroto H. dkk (ed). Naskah Lengkap Simposium dan Seminar
Kardiologi Anak. Semarang. 27 September 1986: 1-11
• Park M. Pediatric Cardiology for Practicioners. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008
• Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric.
18th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
• Markum A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI, 2002. 599-613.
• Price, Sylvia Anderson and Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 613-27
Thank You
Wassalamu’alaikum wr.wb.