Anda di halaman 1dari 70

Demam Rematik

Ami Puspitasari
20174011033

Dokter Pendidik Klinis


dr. Dwi Ambarwati, Sp.A
Anamnesis
Identitas Pasien
Nama : An. T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 12 tahun
Alamat : Cebongan,
Argomulyo, Salatiga
Ruang : Anggrek Intensive A
Masuk RS : 24 Februari 2019
 Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke IGD RSUD
Salatiga dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS.
KELUHAN UTAMA  Demam naik turun dan memberat saat malam hari.
Demam sejak 4 hari SMRS  Keluhan lain yang dirasakan pasien, yaitu nyeri sendi-
sendi besar berpindah-pindah di kaki, tangan dan
bagian tubuh yang lain (+),
Riwayat  pusing cekot-cekot (+),
 nyeri menelan (+),

Penyakit  nyeri ulu hati (+),


 mual (+), muntah (-), diare (-), menggigil (-),
 nafsu makan menurun,
Sekaran  kejang (-),
 batuk (+), pilek (-),
g (RPS)
-1-
 mimisan (-), gusi berdarah (-),
 gatal dan merah-merah di badan (-),
KELUHAN UTAMA  terdapat benjolan di kulit (-),
Demam sejak 4 hari SMRS  sesak napas kadang-kadang saat batuk atau kecapean,
 riwayat bepergian keluar Jawa (-),
 BAK nyeri, panas, anyang-anyangen (-).
Riwayat  Berdasarkan keterangan ibunya, pasien sering
mengeluh nyeri tenggorokan dan nyeri menelan sejak 4

Penyakit tahun yang lalu. Pasien sebelumnya belum pernah


periksa ke dokter atau puskesmas

Sekaran
g (RPS)
-1-
• Riwayat keluhan serupa pada • Dari ibu P1A0
keluarga disangkal. Riwayat penyakit • UK 38 minggu,
jantung, DM, hipertensi, asma pada BBL 3400 gram
keluarga disangkal • PB lahir 47 cm

Pre Ante
RPD RPK
Riwayat keluhan serupa
sebelumnya disangkal. Pasien
Natal
• Rutin periksa kehamilan
Natal
sering mengalami nyeri menelan • UK 38 minggu
sejak 4 tahun yang lalu. Riwayat
• Hanya minum
penyakit asma, alergi, penyakit
jantung bawaan, penyakit tifoid, zatpenambah besi dan asam
dbd disangkal. folat
• Riwayat trauma ketindih
pintu yang jatuh karena
ditendang suami, riwayat
depresi suami selingkuh
• BBL 3400 gram, PB 47 cm
• BB sekarang 39 kg, TB 100 cm • Imunisasi lengkap
• Perkembangan baik sesuai jadwal
Post Makan
Tumbang Imunisasi
Natal Minum
Selalu dibawa ke
• ASI eksklusif 6
Posyandu
bulan
• Mulai MPASI
setelah 6 bulan
Riwayat Personal Sosial
• Pasien tinggal bersama kedua orang tua. Pasien
merupakan siswa kelas 6 SD. Pasien aktif dan
sering mengikuti kegiatan sekolah seperti
pramuka. Keadaan rumah pasien kurang baik,
karena di depan dan samping rumah terdapat
kandang sapi milik tetangga, dan sekitar 3
meter dari rumah terdapat septic tank
Pemeriksaan
Fisik
Kesan umum : sadar, lemas, DATA ANTOPOMETRI
BB : 39 kg
tampak sakit sedang
TB: 100 cm
Kesadaran : CM
Tanda-Tanda Vital Status gizi (Z score)
• Nadi : 90 x/menit, • Z-score BB/U : >2 SD
reguler, isi tegangan cukup • Z-score PB/U : >2 SD
• Suhu : 38,1 0C. • Z-score BB/PB : >2 SD
• Nafas: 28 x/menit • Status gizi : Gizi
• SpO2 : 96% lebih/gemuk
tatus Generalis
Kepala dan Leher Thorax
Normosefali, mata cekung Retraksi (-), Vesikuler N/N,
(-/-), mukosa bibir basah, Ronki -/-, Wheezing -/-,
S1 dan S2 reguler

Ekstremitas Abdomen
Edema (-), akral Distensi (-), Supel, Timpani,
hangat (+), CRT < 2 Hepar dan Lien tidak teraba,
detik Bising usus (+), Nyeri tekan
regio hipogastrik (+)
Pemeriksaan
Penunjang
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (24 Februari 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi      
Leukosit 26,71 6,00 – 17,00 ribu/ul
Eritrosit 5,67 3,60 – 5,20 juta/ul
Hemoglobin 13,4 10,8 – 12,8 gr/dL
Hematokrit 39,4 35 – 43 vol%
MCV 69,5 73 – 101 Fl
MCH 23,6 23 – 31 Pg
MCHC 34 33 – 36 gr/dL
Trombosit 229 150 – 450 ribu/ul
Hitung Jenis      
Eosinophil 0,7 1–5 %
Basophil 0,3 0–1 %
Limfosit 5,7 25 – 50 %
Monosit 3,2 1–6 %
Neutrofil 90,1 25 – 60 %
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (26 Februari 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi      
Leukosit 25,37 6,00 – 17,00 ribu/ul
Eritrosit 5,05 3,60 – 5,20 juta/ul
Hemoglobin 12,1 10,8 – 12,8 gr/dL
Hematokrit 34,4 35 – 43 vol%
MCV 68,2 73 – 101 Fl
MCH 24 23 – 31 Pg
MCHC 35,1 33 – 36 gr/dL
Trombosit 260 150 – 450 ribu/ul
Hitung Jenis      
Eosinophil 0,2 1–5 %
Basophil 0,1 0–1 %
Limfosit 3,1 25 – 50 %
Monosit 2,8 1–6 %
Neutrofil 93,8 25 – 60 %
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (28 Februari 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi      
Leukosit 24,83 6,00 – 17,00 ribu/ul
Eritrosit 5,01 3,60 – 5,20 juta/ul
Hemoglobin 11,9 10,8 – 12,8 gr/dL
Hematokrit 34,4 35 – 43 vol%
MCV 68,2 73 – 101 Fl
MCH 24 23 – 31 Pg
MCHC 35,1 33 – 36 gr/dL
Trombosit 396 150 – 450 ribu/ul
Hitung Jenis      
Eosinophil 0,4 1–5 %
Basophil 0,1 0–1 %
Limfosit 5,7 25 – 50 %
Monosit 2,3 1–6 %
%
Neutrofil 91,5 25 – 60
 
     
IMUNO/SEROLOGI    
ASTO Positif Negatif
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (02 Maret 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi      
Leukosit 38,40 6,00 – 17,00 ribu/ul
Eritrosit 5,05 3,60 – 5,20 juta/ul
Hemoglobin 12,1 10,8 – 12,8 gr/dL
Hematokrit 33,7 35 – 43 vol%
MCV 68,2 73 – 101 Fl
MCH 24 23 – 31 Pg
MCHC 35,1 33 – 36 gr/dL
Trombosit 489 150 – 450 ribu/ul
Hitung Jenis      
Eosinophil 1,5 1–5 %
Basophil 0,2 0–1 %
Limfosit 4,8 25 – 50 %
Monosit 2,3 1–6 %
Neutrofil 91,2 25 – 60 %
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (02 Maret 2019)

 
ELEKTROLIT    

mmol/L
Natrium 132 135-155

mmol/L
Kalium 3,4 3,6-5,5

mmol/L
Chlorida 97 95-108

Kalsium 8,8 8,8-10,8 Mg/dl


Mg/dl
Magnesium 1,8  
PEMERIKSAAN USG ABDOMEN (25/2/2019)
KESAN :
 Gambaran udara di regio epigastric prominen, curiga et causa gastritis
 Appendix tak tervisualisasi
 Hepar, VF, Lien, kedua ren dan VU tak tampak kelainan secara
sonographic
 Tak tampak gambaran systitis
 
PEMERIKSAAN RONTGEN THORAX (26/2/2019)
KESAN :
 Cardiomegali ringan dengan tanda-tanda congesti pulmo
• Tak tampak gambaran pneumothorax maupun pleural effusion
PEMERIKSAAN EKG (28/2/2019)
Interpretasi EKG :
 Irama : Sinus Takikardi
 Frekuensi : 162 x/menit
 Regularitas : Regular
 Aksis : normal
 Gelombang P : normal (0,08-0,11 detik)
 Interval PR : normal (0,12-0,20 detik)
 Interval QRS : normal (0,06-0,1 detik)
PEMERIKSAAN EKOKARDIOGRAFI (2/2/2019)
KESAN :
 Dimensi ruang normal
 Normokinetik EF 68 i
 Fungsi diastolic LV normal
 Fungsi sistolik RV normal
 Katup-katup baik
 Efusi pericard (+) 1-1,5 cm
Diagnosis Utama
Demam Rematik et
Diagnosis Banding causa suspek PJR
• Penyakit Jantung Rematik
• Arthritis reumatoid
juvenile
• Chikungunya
• DHF
• ISK
• Malaria
• CHF
Tatalaksana dari IGD Tatalaksana di bangsal
• O2 nasal kanul 3 lpm
• Infus D5 ½ NS 20 tpm makro, kemudian
• Infus D5 ½ NS 20 tpm makro menggunakan infus pump 40cc/jam
• Injeksi IV Ranitidin 2x40 mg • Injeksi IV Ranitidin 2x40 mg
• P.O. Tab Parasetamol 3x1 • Injeksi Ceftriaxon 2x1 gr / 24 jam
• Injeksi Dexamethason 1 amp drip
• Injeksi Furosemid 40 mg/8 jam
• Injeksi Parasetamol 400 mg (bila demam)
• Syringe pump Dobutamin 5 mikro/kgBB,
kemudian diturunkan 4mikro/kgBB
• PO Aspilet 2x1 tab
• PO Digoxin 0,2 mg/12 jam
• P.O. Tab Parasetamol 3x1
• PO Sucralfat Sirup 1 C/8 jam
• PO Eritromisin 4x500 mg
PROGNOSIS
Qua ad vitam : dubia
Qua ad sanam : dubia
Qua ad fungsional : dubia
LEMBAR FOLLOW UP PASIEN
Perintah Pengobatan / Tindakan yang diberikan
Tanggal Perjalanan Penyakit

02/03/2019 Subjective Planning


BB 39 kg Demam naik turun, memberat saat malam hari. Sesak napas (+).  O2 nasal kanul 3 lpm
  Keluhan lain : nyeri sendi berpindah-pindah di kaki, tangan dan  Infus D5 ¼ NS 17cc/jam
seluruh tubuh (+), pusing cekot-cekot (+), diare (-), mual (+), muntah (+)  Syringe pump Dobutamin 5 micro/kgBB
   Infus Parasetamol 400 mg (extra)
Objective  
KU: CM, lemas
VS: HR 85x/m, RR 22x/m, T 38,1 oC
Kepala: Normosefal
Mata: CA (-/-), SI (-/-), mata cekung (-/-)
Mulut: mukosa bibir basah
Thorax: vesikuler (N/N), ronki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler
Abdomen: supel, BU (+), NT (-), organomegali (-), asites (-), turgor
kulit baik
Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
 
Assessment
Demam Rematik susp CHF
 
03/03/2019 Subjective Planning
BB 39 kg Demam (-). Sesak napas berkurang. Diare (-)  O2 nasal kanul 6 lpm
Mual muntah (-). Batuk pilek (-). Nyeri perut (-).  Infus D5 ¼ NS 17cc/jam
   Syringe pump Dobutamin 5 micro/kgBB
Objective  Infus Parasetamol 400 mg (extra bila
KU: CM, lemas demam)
VS: HR 80x/m, RR 24x/m, T 36,5oC  
Kepala: Normosefal  
Mata: CA (-/-), SI (-/-), mata cekung (-/-)
Mulut: mukosa bibir basah
Thorax: vesikuler (N/N), ronki (-/-), wheezing
(-/-), S1 S2 reguler
Abdomen: supel, BU (+), Nyeri tekan (-),
organomegali (-), asites (-), turgor kulit baik
Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT < 2
detik
 
Assessment
Demam Rematik susp CHF
 
04/03/2019 Subjective Planning
BB 39 kg Demam pagi ini (+). Sesak berkurang. Semalam demam  O2 nasal kanul 6 lpm
hingga 38,2oC, sudah diberi parasetamol infus. BAB cair (-),  Infus D5 ¼ NS 17cc/jam
terakhir BAB kemarin siang. Mual muntah (-). Batuk pilek (-).  Syringe pump Dobutamin 5 micro/kgBB
Nyeri perut (-).  Infus Parasetamol 400 mg (extra bila demam)
   
Objective
KU: CM, lemas, TSS
VS: HR 134x/m, RR 22x/m, T 37 oC
Kepala: Normosefal
Mata: CA (-/-), SI (-/-), mata cekung (-/-)
Mulut: mukosa bibir basah
Thorax: vesikuler (N/N), ronki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2
reguler
Abdomen: supel, BU (+), Nyeri tekan (-), organomegali (-),
asites (-), turgor kulit baik
Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
 
Assessment
Demam Rematik susp CHF
 
05/03/2018 Subjective Planning
BB 10 kg Demam pagi ini (+).BAB cair (-). Mual muntah (-).  O2 nasal kanul 3 lpm
Batuk pilek (-). Nyeri perut (-).  Infus D5 ¼ NS 17cc/jam
   Syringe pump Dobutamin 4 micro/kgBB
Objective  Infus Parasetamol 400 mg (extra bila demam)
KU: CM, lemas  Echocardiografi
VS: HR 132x/m, RR 22x/m, T 36,9 C o
 
Kepala: Normosefal
Mata: CA (-/-), SI (-/-), mata cekung (-/-)
Mulut: mukosa bibir basah
Thorax: vesikuler (N/N), ronki (-/-), wheezing (-/-), S1
S2 reguler
Abdomen: supel, BU (+), Nyeri tekan (-), organomegali
(-), asites (-), turgor kulit baik
Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
 
Assessment
Demam Rematik susp CHF
 
Tinjauan
Pustaka
Pendahuluan
• Penyakit jantung rematik  sering dijumpai pada populasi anak dan
dewasa muda
• Prevalensi  0,1-12,6/1.000 populasi anak usia sekolah
• Prevalensi demam rematik di Indonesia : belum jelas, diperkirakan
sekitar 0,3-0,8/ 1.000 populasi anak

Affandi MB. Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik: Diagnosis, penatalaksanaan dan gambaran klinik
pada pemeriksaan pertama di RSCM Bagian 1K Anak, Jakarta 1978-1981. Maj Kes Mas 1986; XVI (4): 240-48.
Soeroso S dkk. Tinjauan Prevalensi Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik pada Anak di Indonesia. Dalam: Sastrosubroto H. dkk (ed). Naskah
Lengkap Simposium dan Seminar Kardiologi Anak. Semarang. 27 September 1986: 1-11
World Health Organization. WHO program for the prevention of rheumatic fever/rheumatic heart disease in 16 developing countries:
report from Phase 1(1986-90). Bull WHO 1992; 70(2): 213-18
Defenisi

Demam rematik adalah suatu sindroma klinik penyakit akibat


infeksi kuman Streptokokus β hemolitik grup A pada
tenggorokan yang terjadi secara akut ataupun berulang
dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis migrans
akut, karditis, korea sydenham, nodul subkutan dan eritema
marginatum.
Demam Rematik Akut
• Etiologi : respon imun akibat infeksi Streptokokus
• Lesi peradangan dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh
• Ditemukannya badan Aschoff pada miokardium
• Katup mitral paling sering terkena

Park M. Pediatric Cardiology for Practicioners. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008
Patofisiologi
Diagnosis

Kriteria Jones
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Karditis Klinis :
Poliartritis migrans Riwayat demam rematik atau
Korea sydenham penyakit jantung rematik
Eritema marginatum sebelumnya
Nodul subkutan Artralgia
Demam
Laboratorium :
Peningkatan kadar reaktan fase
akut (protein C reaktif, laju endap
darah, leukositosis)
Ditambah Interval P-R yang memanjang
Ditemukan Streptokokus pada kultur apus tenggorok atau tes
antigen streptokokus (ASTO) yang meningkat.
Badan Aschoff
Manifestasi Klinis
• Kriteria Jones
• Mayor
• Minor
• Bukti yang mendukung adanya infeksi Streptokokus grup A

Stollerman GH. Rheumatic Fever. In: Braunwald, E. etal (eds).


Harrison's Principles of Internal Medicine. 16th. ed. Hamburg. McGraw-Hill Book. 2005 : 1977-79
Park M. Pediatric Cardiology for Practicioners. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008
DIAGNOSIS

• Manifestasi mayor • Manifestasi minor


- Karditis - Demam
- Poliartritis migratory - Artralgia
- Chorea Sydenham - Riwayat demam reumatik
- Eritema marginatum - Perpanjangan interval PR
- Nodul subkutan - LED meningkat
- CRP positif meningkat
Demam Reumatik positif :
-Terdapat 2 kriteria mayor
-Terdapat 1 kriteria mayor + 2 kriteria minor
Stollerman GH. Rheumatic Fever. In: Braunwald, E. etal (eds).
Harrison's Principles of Internal Medicine. 16th. ed. Hamburg. McGraw-Hill Book. 2005 : 1977-79
Park M. Pediatric Cardiology for Practicioners. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008
Eritema Nodul
Marginatum
subkutan
Diagnosa Banding
• Penyakit Jantung Rematik
• Arthritis reumatoid juvenile
• Chikungunya
• DHF
• ISK
• Demam Tifoid
• Malaria

Stollerman GH. Rheumatic Fever. In: Braunwald, E. etal (eds).


Harrison's Principles of Internal Medicine. 16th. ed. Hamburg. McGraw-Hill Book. 2005 : 1977-79
Park M. Pediatric Cardiology for Practicioners. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008
Penatalaksanaan
• Tirah baring
• Eradikasi Streptokokus
• Penisilin benzatin G 0,6-1,2 juta unit
• Eritromisin 40 mg/kgBB
• Obat anti-inflamasi

Stollerman GH. Rheumatic Fever. In: Braunwald, E. etal (eds).


Harrison's Principles of Internal Medicine. 16th. ed. Hamburg. McGraw-Hill Book. 2005 : 1977-79
Park M. Pediatric Cardiology for Practicioners. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008
Tatalaksana

1.Tindakan umum dan


tirah baring
Hanya Karditis Karditis Karditis
artritis minimal sedang berat
Tirah baring 1- 2 minggu 2-3 minggu 4-6 minggu 2-4 bulan
Ambulasi 1-2 minggu 2-3 minggu 4-6 minggu 2-3 bulan
dalam Rumah
Ambulasi 2 minggu 2-4 minggu 1-3 bulan 2-3 bulan
luar (Sekolah)
Aktifitas Setelah 6-10 Setelah 6-10 Setelah 3-6 bervariasi
penuh minggu minggu bulan
Con’t

2. Pemusnahan streptokok

Benzatin PNC G 1,2 juta unit i.m satu kali


untuk BB > 30 kg
dan 600.000 unit
untuk BB
< 30 kg

jika alergi benzatin Eritromisin 40 mg/kg BB/hari 2- 4 dosis selama


penisilin G 10 hari
Alternatif lain Oral Penisilin V 2 x 250 mg
Oral sulfadiazin 1 gram sekali
sehari
Oral eritromisin 2 x 250 mg
Con’t

2. Anti radang dan anti


nyeri
artritis Karditis ringan Karditis sedang Karditis berat

Prednisone 0 0 0 2-6 minggu

aspirin 1-2 minggu 3-4 minggu 6-8 minggu 2-4 bulan


Con’t

2. Anti radang dan anti


nyeri
Pencegahan sekunder: pencegahan berulangnya demam rematik
Intramuskuler Benzatin PNC G 1,2 juta unit untuk setiap 28 minggu
BB > 30 kg
600000 unit BB <
30 kg

Oral Penisilin V 125 - 250 mg 2 kali sehari


Sulfadiazin 1 gram sekali
Eritromisin 250 mg 2 kali sehari
Prognosis

• Prognosis demam rematik tergantung pada :


1. Stadium saat diagnosis ditegakkan
2. Umur
3. Kelainan jantung
4. Pengobatan yang diberikan
5. Jumlah serangan sebelumnya
• Serangan ulang dalam waktu 5 tahun pertama 
sekitar 20%
• Kekambuhan semakin jarang setelah usia 21
tahun.
Prognosis
• Ada/tidak kerusakan jantung
• Dipengaruhi oleh tiga faktor :
• Keadaan jantung saat memulai pengobatan
• Kekambuhan dari demam rematik
• Penyembuhan dari kerusakan jantung

Stollerman GH. Rheumatic Fever. In: Braunwald, E. etal (eds).


Harrison's Principles of Internal Medicine. 16th. ed. Hamburg. McGraw-Hill Book. 2005 : 1977-79
Park M. Pediatric Cardiology for Practicioners. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008
Pencegahan
• Pencegahan primer  terapi penisilin selama 10 hari untuk faringitis
• Pencegahan sekunder  profilaksis
Penyakit Jantung Rematik
• Kelainan katup jantung yang menetap akibat demam rematik akut
• Paling sering mengenai katup mitral
• Katup dapat mengalami stenosis ataupun insufisiensi

Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric.


8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Park M. Pediatric Cardiology for Practicioners. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008
Insufisiensi Mitral
• Paling sering terkena
• Perubahan struktural  kehilangan komponen katup dan perubahan
dari korda tendinea
• Insufisiensi mitral berat  gagal jantung

Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Stenosis Mitral
• Fibrosis pada cincin mitral, adhesi komisura dan kontraktur dari katup,
korda dan muskulus papilaris
• Stenosis mitral berat  hipertrofi atrium kiri

Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Insufisiensi Aorta
• Terjadi volume overload dengan dilatasi dan hipertrofi ventrikel kiri
• Tekanan darah sistolik meningkat dengan tekanan diastolik semakin
rendah
• Murmur bersamaan dengan bunyi jantung II dan berlanjut hingga
akhir diastolik

Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Kelainan Katup Trikuspid
• Insufisiensi lebih sering timbul sekunder akibat dilatasai ventrikel
kanan
• Pulsasi vena jugularis, pulsasi sistolik hepar, dan murmur holosistolik
yang meningkat selama inspirasi

Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Kelainan Katup Pulmonal
• Paling jarang terkena
• Sering timbul pada hipertensi pulmonal  temuan terakhir pada
kasus mitral stenosis yang berat

Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Prognosis
• Sangat baik bila karditis sembuh pada permulaan serangan demam
rematik
• Prognosis buruk  karditis lebih berat
• Proses penyembuhan akan lebih baik bila pengobatan dan
pencegahan sekunder dilakukan dengan baik

Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
Pembahasan
Kesimpulan
PEMBAHASAN
ANAMNESIS keluhan demam sejak 4 hari SMRS. Demam naik
turun dan memberat saat malam hari. Keluhan
lain yang dirasakan pasien, yaitu nyeri sendi-sendi
besar berpindah-pindah di kaki, tangan dan bagian
tubuh yang lain (+), nyeri menelan (+), gatal dan
merah-merah di badan (-), terdapat benjolan di
kulit (-), sesak napas (-), kejang (-), pasien sering
mengeluh nyeri tenggorokan dan nyeri menelan
sejak 4 tahun yang lalu.

PEMERIKSAAN FISIK kesan umum tampak sakit sedang dengan tanda


vital suhu 38,1oC. Berdasarkan Z-score, data
antopometri pasien menunjukkan hasil bahwa
pasien masuk dalam kategori gemuk atau gizi lebih
(>2SD).
Pemeriksaan generalis DBN
PEMERIKSAAN PENUNJANG  LABORATORIUM
• Leukosit (24/02/2019) 26,71 ribu/ul
• Leukosit (26/02/2019) 25.37 ribu/ul,
• Leukosit (28/02/2019) 24,83 ribu/ul,
• Leukosit (02/03/2019) 38,40 ribu/ul
• ASTO (28/02/2019) menunjukkan hasil Positif.

 USG Abdomen dalam batas normal


 Rontgen thorax terdapat cardiomegaly ringan
 Pemeriksaan EKG terdapat sinus takikardi
 Pemeriksaan ekokardiografi, yaitu katup-katup
jantung baik dan terdapat efusi pericard

DIAGNOSIS KRITERIA JONES


 2 gejala mayor, yaitu poliartritis dan carditis
 2 gejala minor, yaitu demam dan leukositosis
 terdapat kadar ASTO yang positif yang
menandakan terdapatnya infeksi bakteri
Streptokokus B Hemolitikus Grup A
Diagnosis

Kriteria Jones
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Karditis Klinis :
Poliartritis migrans Riwayat demam rematik atau
Korea sydenham penyakit jantung rematik
Eritema marginatum sebelumnya
Nodul subkutan Artralgia
Demam
Laboratorium :
Peningkatan kadar reaktan fase
akut (protein C reaktif, laju endap
darah, leukositosis)
Ditambah Interval P-R yang memanjang
Ditemukan Streptokokus pada kultur apus tenggorok atau tes
antigen streptokokus (ASTO) yang meningkat.
Tatalaksana dari IGD Tatalaksana di bangsal
• O2 nasal kanul 3 lpm
• Infus D5 ½ NS 20 tpm makro, kemudian
• Infus D5 ½ NS 20 tpm makro menggunakan infus pump 40cc/jam
• Injeksi IV Ranitidin 2x40 mg • Injeksi IV Ranitidin 2x40 mg
• P.O. Tab Parasetamol 3x1 • Injeksi Ceftriaxon 2x1 gr / 24 jam
• Injeksi Dexamethason 1 amp drip
• Injeksi Furosemid 40 mg/8 jam
• Injeksi Parasetamol 400 mg (bila demam)
• Syringe pump Dobutamin 5 mikro/kgBB,
kemudian diturunkan 4mikro/kgBB
• PO Aspilet 2x1 tab
• PO Digoxin 0,2 mg/12 jam
• P.O. Tab Parasetamol 3x1
• PO Sucralfat Sirup 1 C/8 jam
• PO Eritromisin 4x500 mg
Kesimpulan
• Demam rematik adalah suatu sindroma klinik penyakit akibat infeksi
kuman Streptokokus β hemolitik grup A pada tenggorokan yang
terjadi secara akut ataupun berulang dengan satu atau lebih gejala
mayor yaitu poliartritis migrans akut, karditis, korea sydenham, nodul
subkutan dan eritema marginatum
• Pada penyakit jantung rematik tidak hanya terjadi kerusakan pada
daun katup akibat timbulnya vegetasi pada permukaannya, namun
seluruh katup mitral mengalami kerusakan (dengan pelebaran annulus
dan tertariknya korda tendineae).
Lanjutan
• Demam rematik akut didiagnosis berdasarkan kriteria Jones dimana
didapatkan minimal dua gejala mayor atau satu gejala mayor dan dua
gejala minor, ditambah adanya bukti pemeriksaan yang menunjukkan
adanya infeksi streptokokus.
• Penatalaksanaan pada demam rematik maupun penyakit jantung
rematik antara lain tirah baring, eradikasi streptokokus, pemberian
obat anti-inflamasi, pencegahan primer dan sekunder serta tindakan
operatif.
Daftar Pustaka
• Affandi MB. Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik: Diagnosis, penatalaksanaan dan
gambaran klinik pada pemeriksaan pertama di RSCM Bagian 1K Anak, Jakarta 1978-1981. Maj
Kes Mas 1986; XVI (4): 240-48.
• Wahab AS. Penanganan Demam Rematik pada Anak. Berita Kedokteran Masyarakat 1989; V
(5): 196-203
• World Health Organization. WHO program for the prevention of rheumatic fever/rheumatic
heart disease in 16 developing countries: report from Phase 1(1986-90). Bull WHO 1992;
70(2): 213-18
• Koshi G, Benjamin V, Chenan G. Rheumatic fever and rheumatic heart disease in rural South
Indian children. Bull WHO 1981; 59 (4): 599-603
• Stollerman GH. Rheumatic Fever. In: Braunwald, E. etal (eds). Harrison's Principles of Internal
Medicine. 16th. ed. Hamburg. McGraw-Hill Book. 2005 : 1977-79
• Soeroso S dkk. Tinjauan Prevalensi Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik pada Anak
di Indonesia. Dalam: Sastrosubroto H. dkk (ed). Naskah Lengkap Simposium dan Seminar
Kardiologi Anak. Semarang. 27 September 1986: 1-11
• Park M. Pediatric Cardiology for Practicioners. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008
• Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Rheumatic Heart Disease in Nelson Textbook of Pediatric.
18th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007. p.1961-63
• Markum A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI, 2002. 599-613.
• Price, Sylvia Anderson and Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 613-27
Thank You
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai