Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman sekarang, globalisasi semakin marak terjadi bahkan negara


berkembang salah satunya Indonesia, ikut merasakan dampak dari hal tersebut.
Negara-negara maju seperti Amerika, Brazil, dan Belanda memiliki kebiasaan-
kebiasaan tertentu yang akhirnya menjadi trend baru bagi masyarakat luas. Salah
satu kebiasaan yang menjadi trend saat ini adalah mengkonsumsi kopi.

Kebutuhan kopi di dunia dapat diketahui atau dinilai dari tingkat konsumsi
melalui tingginya produksi, eksport, dan import kopi. Kopi menduduki tempat
kedua setelah minyak sebagai komoditas yang paling banyak diperdagangkan di
dunia. Hal tersebut menunjukkan tingginya minat atau kebutuhan terhadap kopi di
setiap negara.1

Di Indonesia, kopi sudah menjadi salah satu minuman utama masyarakat.


Kebiasaan mengkonsumsi kopi umumnya dikarenakan berbagai faktor. Salah satu
faktor penyebab seseorang mengkonsumsi kafein adalah karena suatu kebiasaan
gaya hidup saat ini. Selain itu, penyebab lain seseorang mengkonsumsi kopi
karena alasan kesehatan. Dalam bidang kesehatan, kopi yang kaya kafein memang
memiliki peranan penting. Beberapa manfaat kafein bagi kesehatan yaitu,
meningkatkan tekanan darah, menangkal radikal bebas, dan lainnya. Selain itu,
berdasarkan penelitian kopi dengan kandungan kafein tinggi juga dapat
meningkatkan daya ingat otak.

Kafein yang terkandung dalam kopi ternyata memiliki banyak manfaat.


Kafein yang merupakan suatu zat yang bersifat simpatis selain meningkatkan
asam lemak plasma, kortisol, dan epinefrin, serta berpengaruh pada kerja otak.
Kafein berpengaruh pada kinerja otak karena kafein dapat meningkatkan aktivitas

Unversitas Tarumanagara 1
neurotransmiter asetilkolin. Hal tersebut merupakan salah satu fungsi kafein dalam
tubuh yang berperan untuk meningkatkan daya ingat2.

Kafein sangat banyak terkandung dalam makanan dan minuman, salah


satu yang terbanyak adalah dalam kopi. Kafein juga diketahui memiliki banyak
manfaat bagi tubuh salah satunya dapat meningkatkan kerja otak. Namun, zat
tersebut selain memiliki manfaat yang baik juga memiliki efek samping jika
dikonsumsi secara berlebihan. Karena tingginya kebutuhan dan banyaknya
manfaat serta efek negatif dari kafein, peneliti mencoba mencari informasi tentang
kafein dan khususnya manfaat terhadap daya ingat otak melalui pembuatan skripsi
ini. Peneliti berharap penelitian ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

Unversitas Tarumanagara 2
1.2 Perumusan masalah

1.2.1 Pernyataan masalah

Belum diketahuinya pengaruh tingkat konsumsi kafein dalam

meningkatkan daya ingat otak.

1.2.2 Pertanyaan masalah

Berdasarkan pernyataan masalah diatas, dapat disimpulkan beberapa


pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah kafein dengan dosis tinggi dapat meningkatkan daya ingat otak?

2. Apakah ada hubungan antara kafein dosis tinggi dan daya ingat otak?

1.3 Hipotesis

1.3.1 Kafein dengan dosis tinggi dapat meningkatkan daya ingat otak.

1.3.2 Terdapat hubungan antara kafein dosis tinggi dan daya ingat otak.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan umum

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat diketahuinya pengaruh kafein


terhadap daya ingat otak.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya pengaruh umum kafein.

Unversitas Tarumanagara 3
2. Diketahuinya penyebab peningkatan daya ingat otak.

3. Diketahuinya hubungan antara kafein dosis tinggi dan peningkatan daya


ingat otak.

1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah


informasi yang aktual tentang pengaruh kafein terhadap daya ingat otak.

1.5.2 Bagi Peneliti

Manfaat penelitian bagi peneliti, diharapkan menambah wawasan dan


pengalaman dalam hal penelitian skripsi serta dalam penelitian tentang
pengaruh kafein terhadap daya ingat otak.

1.5.3 Bagi Instansi Pendidikan

Manfaat bagi instansi pendidikan, diharapkan dapat menambah


informasi mengenai pengaruh kafein terhadap daya ingat otak. Sehingga
dapat menambah wawasan umum untuk para peserta didik.

Unversitas Tarumanagara 4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daya Ingat Otak

2.1.1 Definisi

Otak adalah suatu bagian yang sangat kompleks dalam tubuh manusia.
Otak memiliki banyak fungsi khusus seperti kecerdasan, inisiator gerakan tubuh,
dan pengendali perilaku seseorang. Sehingga, otak merupakan organ utama yang
sangat penting yang dapat menggambarkan tingkat kemanusiaan seseorang.

Beradasarkan letaknya, otak dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu,
otak depan, otak tengah, otak belakang. Otak belakang terletak pada bagian atas
sumsum tulang belakang. Otak tengah terletak di atas batang otak. Otak depan
terletak diatas otak tengah dan belakang merupakan bagian terbesar dan bagian
otak yang dapat dikembangkan fungsinya. Otak juga dilindungi oleh tulang dan
cairan pelindung sehingga terlindungi dari benturan dan goncangan.

Cerebrum yang terdapat pada otak depan umumnya merupakan bagian


otak yang paling penting terutama dalam kecerdasan. Hal tersebut dikarenakan
cerebrum merupakan bagian otak yang memiliki fungsi dalam hal mengingat.
Beberapa fungsi cerebrum adalah untuk mengingat, merencanakan hal, berpikir,
dll.3

Proses mengingat sangatlah penting untuk manusia dalam kehidupan


sehari-hari. Mengingat adalah suatu proses mental yang memungkinkan seseorang
untuk menyandi (encoding), menyimpan (storage), dan mengulang (recall) suatu
hal dari masa lalu seperti gambar, informasi, dan ide-ide tertentu. Antara proses
sandi dan penyimpanan terdapat suatu proses yaitu konsolidasi yang merupakan
proses mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang namun
proses ini tidak selalu terjadi. Sedangkan daya ingat otak adalah kemampuan otak
untuk menggunakan pengetahuan yang didapat dari pengalaman masa lalu.

Unversitas Tarumanagara 5
Encoding / proses menyandi merupakan langkah pertama dari keseluruhan
proses mengingat. Secara spesifik encoding dimulai dari stimulasi eksterna
persepsi indera yang berlandaskan atensi (diatur oleh lobus frontal dan thalamus)
dan melalui proses meniru dari ingatan sensori yang akan diteruskan ke korteks
yang bersangkutan sehingga menjadi ingatan yang bersifat jangka pendek. Dalam
hal ini selain korteks, hipokampus juga membantu untuk membentuk suatu
pengalaman baru dan memilah mana informasi yang akan disimpan dalam ingatan
jangka panjang dengan cara mengkombinasikan sensasi baru dengan rekaman
sebelumnya. Diketahui emosi juga berperan penting terhadap pemusatan perhatian
yang akhirnya dapat disimpan dalam amigdala, suatu bagian otak yang diduga
merupakan tempat dengan daya simpan terbanyak. Proses encoding dibagi
menjadi 4 yaitu: acoustic encoding (pendengaran), visual encoding (pengelihatan),
tactile encoding(rangsang taktil), dan semantic encoding (pengertian). Accoustic
dan visual encoding lebih mengarah kepada ingatan jangka pendek sedangkan
semantic encoding mengarah pada ingatan jangka panjang.

Konsolidasi adalah proses menstabilkan jejak ingatan dari informasi yang


diperoleh sebelumnya. Dibagi menjadi 2 yaitu konsolidasi sinaps (beberapa jam
pertama setelah encoding) dan konsolidasi sistem (minggu sampai tahun setelah
diproses oleh hipokampus). Proses konsolidasi berdasarkan pada sinaps dimana
terjadi peningkatan kekuatan sebanding dengan sinyal yang ditransmisikan antar
neuron sehingga neuron tersebut semakin aktif di masa depan. Saat didapat
pengalaman baru, otak akan membentuk hubungan dan jalur baru dan dapat
menjadi hubungan dan jalur yang lebih tegas saat pengalaman tersebut diulang.
Sebaliknya, dapat terjadi juga proses lupa dikarenakan frekuensi sinyal yang
rendah terhadap sinaps tersebut sehingga hubungan dan jalur sinaps tersebut
melemah seperti pada usia tua dimana hipokampus merupakan bagian pertama
yang mengalami penyusutan. Sehingga, suatu ingatan dapat menjadi ingatan
jangka panjang yang diperantarai oleh hipokampus melalui proses konsolidasi
tergantung pada proses rehearsal (pengulangan) dan meaningful association
(pengertian mendalam).

Unversitas Tarumanagara 6
Penyimpanan ingatan membatasi informasi yang masuk agar tidak terjadi
kelebihan ingatan yang tidak berguna atau tidak diinginkan. Semakin sering
informasi diulang atau digunakan, semakin informasi tersebut diarahkan ke
ingatan jangka panjang atau ingatan permanen. Sebaliknya ingatan jangka pendek
merupakan ingatan sementara dikarenakan tidak terjadinya proses rehearsal
maupun pemahaman informasi mendalam. Diketahui lokasi penyimpanan tidak
hanya pada satu tempat melainkan tersebar dalam suatu korteks tergantung cara
encoding tersebut (korteks visual menyimpan informasi dari pengelihatan atau
korteks amigdala menyimpan informasi berdasar emosi).

Recall adalah proses mengulang informasi yang telah didapat dimasa lalu
yang telah melalui proses encoding dan penyimpanan dalam otak. Faktanya,
terjadi pengulangan pola aktivitas neural yang telah dibentuk sebelumnya pada
sinaps sesuai dengan respon keadaan. Proses recall merubah ingatan jangka
panjang kembali ke ingatan jangka pendek sehingga ingatan tersebut dapat
digunakan dan akhirnya disimpan ulang dalam ingatan jangka panjang yang mana
proses konsolidasi makin kuat.4

Ingatan jangka pendek (short term memory) merupakan ingatan yang


bersifat sementara dan melakukan aktivitas mengingat serta memproses informasi
di saat bersamaan. Ingatan jangka pendek hanya dapat mempertahankan sedikit
informasi biasanya 7 hal ± 2 (contohnya angka atau huruf) serta untuk periode
singkat yaitu 10 sampai 15 detik sebelum hilang atau akan diproses lebih lanjut.
Dalam hal ini korteks prefrontal pada bagian depan otak memiliki peran utama
walaupun terdapat bagian lain yang juga berperan.26

Otak termasuk otak depan (cerebrum) memiliki kumpulan saraf yang


terdiri dari dendrit dan akson. Dendrit adalah suatu percabangan dari sel saraf /
neuron yang berfungsi menerima rangsangan dan menghantarkan rangsangan
tersebut ke badan sel. Sedangkan akson berfungi menghantarkan rangsangan
tersebut dari badan sel menuju sel saraf atau neuron lainnya.

Kemampuan otak dapat melemah dan bahkan kehilangan fungsi dalam


penghantaran informasi. Dendrit dan akson dapat semakin menipis dalam
Unversitas Tarumanagara 7
beberapa kondisi sehingga proses pengiriman informasi menjadi lambat bahkan
terputus. Pengiriman informasi tersebut juga berhubungan dengan sinaps yang
merupakan tempat pertemuan antara neuron satu dengan neuron lainnya. Jika
sinaps tidak menjalankan fungsinya dengan baik, dendrit dapat mengalami atrofi
sehingga daya ingat otak menjadi lemah.5 Namun, adapun zat tertentu yang bila
dikonsumsi dapat meningkatkan daya ingat otak.

2.1.2 Faktor Resiko

2.1.2.1 Kafein

Kafein adalah suatu zat methylxanthine yang pada awalnya berfungsi


sebagai pestisida dalam suatu tanaman. Namun dengan berkembangnya zaman,
kafein kini dapat dikonsumsi manusia. Kafein merupakan suatu zat psikoaktif
yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Kafein paling banyak terdapat
pada berbagai macam olahan minuman seperti kopi, teh, soda, dan cokelat. Kafein
juga memiliki fungsi-fungsi tertentu sehingga juga digunakan sebagai obat-
obatan. Sebagai obat, kafein umumnya berfungsi sebagai stimulan sistem saraf
pusat. Selain itu kafein juga berpengaruh pada kontraksi otot, menahan rasa
ngantuk, meningkatkan konsentrasi otak, serta sebagai zat anti diuretik6,7.

Kafein terdapat dalam berbagai macam jenis tanaman yang biasanya


diolah menjadi makanan atau minuman bahkan obat-obatan. Cokelat, kacang,
guarana(bahan pelangsing alami), minuman kola, adalah salah satu contoh produk
pangan yang sering dikonsumsi masyarakat di setiap negara. Namun, kandungan
zat kafein pada setiap jenis pagan tersebut tidaklah sama. Salah satu tanaman yang
mengandung kadar kafein tinggi adalah kopi. Di Amerika, secara umum pada usia
dewasa tingkat konsumsi kafein berdasarkan umur adalah 2.79 mg/kgBB8,23.

Tabel 1. Klasifikasi Kadar Kafein menurut University of Washington9

No. Makanan atau minuman Takaran per ml Kafein (mg)


berkafein
1 Kopi 150 ml 60 – 150
2 Teh 150 ml 40 – 80
Unversitas Tarumanagara 8
3 Soda 300 ml 0 – 60
4 Cokelat (minuman) 150 ml 1–8

Kafein dalam tubuh memiliki fungsi yang sangat bermanfaat bagi tubuh
jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup. Beberapa manfaat dari kafein bagi
tubuh antara lain, mempercepat respons, meningkatkan konsenterasi otak,
mengurangi nyeri, meredakan asma dan migrain, mengurangi resiko terkena
penyakit parkinson, serta fungsi-fungsi lainnya yang sangat bermanfaat. Salah
satu fungsi kafein yang penting adalah dapat meningkatkan daya ingat otak10.

Kafein merupakan suatu zat yang larut lemak. Hal tersebut memudahkan
kafein menembus membran sel dalam tubuh. Secara singkat, kerja kafein dalam
otak yaitu pertama dengan menembus membran sel otak (termasuk sawar darah
otak yang sulit bahkan tidak bisa dilewati oleh zat-zat lainnya) dan akhirnya lebih
mudah diserap dibandingkan zat lainnya selain alkohol. Kemudian, kafein dapat
menggeser dan bahkan meningkatkan beberapa neurotransmitter dalam tubuh.
Sebagai contoh, kafein dapat mengurangi penyerapan adenosin dimana
neurotransmitter tersebut dapat mengakibatkan penurunan kesadaran. Contoh
lainnya, kafein dapat meningkatkan aktivitas asetilkolin yang membantu
meningkatkan daya ingat seseorang11,12.

Kafein berpengaruh terhadap daya ingat dimana hipokampus menjadi


pusat dari daya ingat seseorang. Diketahui kafein berpengaruh pada daya ingat
jangka pendek dan hampir tidak berpengaruh pada daya ingat jangka panjang.
Namun belum jelas apakah efek kafein sebagai peningkat mood, konsentrasi,
kewaspadaan atau faktor lain. Sehingga, peningkatan daya ingat tersebut
merupakan efek tidak langsung dari kafein.24

Dalam mengkonsumsi kafein, perlu diketahui kadar batas seseorang untuk


menkonsumsi kafein karena . Untuk orang dewasa yang sehat, batasan kafein
yaitu 300-400 mg dan jika melebihi batas dapat menimbulkan efek yang
merugikan. Selain itu, harus diketahui waktu yang tepat untuk mengkonsumsi
kafein tersebut. Kafein diketahui mengalami waktu paruh selama 3-10 jam dimana

Unversitas Tarumanagara 9
setengah dari jumlah kafein yang dikonsumsi akan hilang dari aliran darah serta
kadar puncak dalam tubuh yaitu 30 sampai 60 menit. Maka, untuk menghindari
efek samping dari kafein sebaiknya kadar yang dikonsumsi harus cukup dan
waktu yang tepat13.

2.1.2.2 Omega 3

Omega 3 merupakan asam lemak essensial yang tidak dapat diproduksi


dalam tubuh manusia. Omega 3 memiliki beberapa komponen penting seperti
DHA (Decosahexaenoic Acid), EPA (Eicosapentaenoic Acid), dan ALA (Alpha
Linolenic Acid).14 Umumnya kadar omega 3 tertinggi terdapat pada ikan salmon
(61.2%), ikan sarden (55.8%) dan kacang kenari (94.5%).15

Berdasarkan panjang rantai, omega 3 dapat dibagi menjadi dua yaitu,


omega 3 rantai pendek dan omega 3 rantai panjang. Pada omega 3 rantai pendek
terdiri dari ALA (Alpha Linolenic Acid) yang umumnya terdapat pada sayuran
hijau, kedelai, minyak kanola dan minyak dari biji rami. Pada omega 3 rantai
panjang terdiri dari EPA(Eicosapentaenoic Acid) dan DHA(Decosahexaenoic
Acid) yang umumnya terdapat pada telur, ikan, daging, dll. EPA adalah salah satu
omega 3 rantai panjang yang bermanfaat untuk mengurangi inflamasi/peradangan
dan membantu mengurangi risiko penyakit jantung. DHA adalah omega 3 rantai
panjang yang memiliki banyak manfaat, salah satunya dalam meningkatkan
kecerdasan otak, perkembangan visual / mata pada bayi yang belum lahir, dan
mengurangi risiko peyakit jantung.16

Diketahui Omega 3 PUFA memiliki pengaruh dalam meningkatkan


working memory yaitu berpengaruh pada penalaran dan pemecahan masalah.
Walaupun mekanisme yang terjadi masih belum jelas, namun terdapat hipotesis
utama yaitu omega 3 meningkatkan neurotransmiter dopamin dengan cara
meningkatkan transporter VMAT2.25

2.1.2.3 Tiamin

Unversitas Tarumanagara 10
Tiamin sering disebut vitamin b1 yang umumnya terdapat pada ragi, biji-
bijian, kacang-kacangan, dan daging. Tiamin merupakan vitamin yang mana jika
mengalami kekurangan dapat menimbulkan sindrom defisiensi tiamin seperti
penyakit beri-beri, peradangan pada persarafan perifer, dll. Tiamin juga digunakan
untuk mengatasi masalah pencernaan seperti diare. Namun, selain beberapa fungsi
tersebut tiamin / vitamin b1 juga mampu menjaga daya ingat otak tetap dalam
keadaan baik.

Tiamin dapat menjaga daya ingat seseorang karena vitamin b1 dibutuhkan


tubuh untuk memaksimalkan penggunaan karbohidrat dalam tubuh.17 Saat tiamin
berada dalam tubuh, tiamin diubah menjadi tiamin-PP (tiamin pirofosfat) dengan
bantuan energi (ATP yang akan berubah menjadi AMP). Dalam hal ini, tiamin
pirofosfat adalah bentuk aktif tiamin yang berfungsi sebagai koenzim dalam
karboksilasi asam piruvat dan asam ketoglutarat. Jika asam piruvat mengalami
peningkatan dalam tubuh, menunjukkan bahwa terjadi defisiensi tiamin dalam
tubuh.18

Defisiensi tiamin dapat mempengaruhi beberapa fungsi tubuh seperti,


saluran cerna, kardiovaskular, sistem saraf pusat dan jika terjadi defisiensi berat
dapat menimbulkan penyakit beri-beri yang gejalanya tampak pada sistem saraf
dan kardiovaskular. Gangguan sistem pencernaan dapat berupa konstipasi, nafsu
makan berkurang, dan nyeri pada bagian epigastrium. Gangguan kardiovaskular
dapat berupa gejala insufisiensi jantung yaitu sesak napas setelah kerja jasmani,
palpitasi, takikardi, gangguan ritme, pembesaran jantung, dan perubahan
elektrokardiogram. Sedangkan gangguan sistem saraf pusat dapat berupa
kelelahan, depresi, serta menurunnya konsentrasi dan daya ingat. 19

Asupan tiamin atau batas tiamin yang masuk ke dalam tubuh harus
seimbang. Kadar tiamin dapat disesuaikan berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Umumnya pada orang dewasa dan wanita menyusui, tiamin yang dibutuhkan
lebih tinggi dibandingkan yang dibutuhkan anak-anak. Tiamin itu sendiri terdapat
pada makanan sehari-hari sehingga jika pola makan seseorang baik kecukupan

Unversitas Tarumanagara 11
tiamin dapat seimbang. Tiamin terdapat pada makanan seperti susu, telur, tepung,
daging, kacang-kacangan, biji-bijian, dan lainnya.20

2.1.2.4 Olahraga

Olahraga dapat membantu meningkatkan kualitas fungsi otak. Tidak hanya


meningkatkan jumlah oksigen dalam otak, tapi juga dapat meningkatkan jumlah
sel otak baru. Walaupun hanya 2% dari masa tubuh, namun otak membutuhkan
oksigen sebanyak 20% dari tubuh. Artinya otak membutuhkan oksigen lebih
banyak dari organ-organ lain. Jika dalam 3-5 menit otak tidak mendapat suplai
oksigen, perlahan sel-sel otak mulai mengalami apoptosis.21

Olahraga dapat diukur melalui beberapa hal penting seperti intensitas,


durasi, dan frekuensi. Intensitas yang baik harus minimal atau olahraga tersebut
menghasilkan keringat tanpa kelelahan tapi harus memberi rasa segar. Durasi
latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan. Durasi latihan yang
disarankan adalah dengan durasi lama serta intensitas sedang yaitu 30-45 menit
setiap kali olahraga. Frekuensi yang dianjurkan dilakukan berselang seling hari
yaitu 3/4 hari setiap minggu.22

2.2 Kerangka Teori

Kafein

Daya Ingat Otak


Tiamin Olahraga

Unversitas Tarumanagara Omega 3 12


Gambar 1. Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Kafein Daya Ingat


Otak

- Konsentrasi
- Aktivitas
- Obat-obatan
Gambar 2. Kerangka Konsep

Peneliti menentukan variabel bebas (kafein) dan variabel terikat (daya


ingat seseorang) karena peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara
kedua variabel tersebut.

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pada penelitian yang bersifat observasional seperti cross-sectional, case


control, dan cohort, simpulan yang didapat hanya berupa dugaan kuat berlandasan
teori atau telah logis, sedangkan pada penelitian eksperimental simpulan yang
didapat lebih tegas dan nyata. Peneliti menggunakan desain penelitian
eksperimental atau studi intervensional untuk mengetahui hubungan sebab akibat
Unversitas Tarumanagara 13
yaitu pengaruh kafein yang berhubungan dengan daya ingat otak. Peneliti akan
memberikan intervensi berupa pemberian kafein (kopi) untuk mendapatkan
informasi mengenai pengaruhnya terhadap daya ingat otak. Namun, terdapat juga
sampel kontrol untuk membandingkan apakah ada atau tidaknya pengaruh kopi
yang diberikan atau tidak diberikan terhadap responden. Jenis design
eksperimental yang digunakan adalah paralel dengan pemilihan pasangan serasi
(non randomize/matching) dan uji hipotesis yang digunakan adalah uji t tidak
berpasangan dan x2 serta jenis intervensi adalah tidak tersamar ganda. Pake uji
sampel

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu : Bulan januari - desember 2015


3.2.2 Tempat : Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara, Jakarta.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa


kedokteran di Universitas Tarumanagara.

3.3.2 Sampel

Sampelnya adalah mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara


angkatan tahun 2012 yang memenuhi kriteria inklusi. Dimana bersedia
mengkonsumsi kopi 1 cangkir (200 mg kafein) dalam batas waktu yang telah
ditentukan.

3.4 Perkiraan Besar Sampel

Diketahui:
Zα = 1,96 (pada α=0,05)
Unversitas Tarumanagara 14
Zβ = 0,84 (pada β=0,20)

P = ½ (P1+P2) = 0,45
Q = 1 – P = 0,55
RR = 2 (clinical judgement)
P2 = 0.3 (proporsi efek pd kel. tnp resiko)
P1 = RR x P2 (harus diketahui dari pustaka) = 0,6

Rumus Besar Sampel n1=n2= {(Zα√2PQ) + Zβ(√P1Q1+ P2Q2)}2


(P1-P2)2
n1=n2= {(1,96√2 . 0,45 . 0,55) + 0,84(√0,6 . 0,4 + 0,3 . 0,7)}2
(0,6 – 0,3)2
n1=n2= {(1,96 √0,495) + 0,84(√0,45)}2
(0,3)2
n1=n2= {1,3 + 0,5}2
0,09
n1=n2= 3,24
0,09
n1=n2= 36
n = 2 . n 1 = 2 . n2
n = 2 . 36
n = 72
Sehingga, sampel yang diperlukan dalam penelitian adalah 72 orang.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple


randomization / randomisasi sederhana. Dengan membagi populasi menjadi dua

Unversitas Tarumanagara 15
kelompok, kemudian secara acak akan dipilih sampel utama dari masing-masing
kelompok. Kelebihan teknik randomisasi sederhana adalah setiap peserta memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi kelompok kontrol atau kelompok
intervensi.

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.6.1 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan tahun 2012


yang bersedia untuk di teliti dan dijadikan sampel
2. Mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan tahun 2012
usia 20-23 tahun yang bersedia mengkonsumsi kopi 1 cangkir kopi
berkafein saat penelitian.

3.6.2 Kriteria Ekslusi

1. Mengalami masalah untuk dijadikan sampel


2. Mahasiswa yang mengalami alergi kafein (kopi)
3. Mahasiswa yang menderita penyakit yang dapat diperparah dengan kafein
4. Mahasiswa yang pada 12 jam sebelum tes telah mengkonsumsi kopi

3.7 Cara Kerja Penelitian

Peneliti mencari responden yang bersedia dijadikan sampel penelitian


sesuai dengan kriteria inklusi, selanjutnya peneliti melakukan tes memori
sederhana kepada kelompok intervensi sebelum dan sesudah minum kopi.
Sedangkan pada kelompok kontrol dilakukan dua kali tes memori sederhana juga
tapi tidak diberikan intervensi minum kopi. Setelah dilakukan penelitian dan
dilakukan pengolahan data, dapat diketahui hubungan kafein dengan daya ingat
otak pada responden tersebut dengan hasil adanya peningkatan atau tidak terjadi
peningkatan daya ingat.

Unversitas Tarumanagara 16
3.8 VARIABEL PENELITIAN

3.8.1 Variabel bebas : Kafein

3.8.2 Variabel tergantung : Daya ingat otak

3.9 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang diperlukan pada penelitian ini adalah cangkir, sendok,


timbangan digital, tes memori sederhana dan alat tulis sebagai media. Sedangkan
kopi dan gula sebagai bahan.

3.10 DEFINISI OPERASIONAL

3.10.1 Kafein
Definisi : Salah satu zat yang dapat mempengaruhi kerja otak dan
organ lain yang umumnya terdapat paling banyak
kandungannya pada kopi.

Alat ukur : Timbangan elektronik

Cara ukur : Pengukuran berat kopi sebanyak 3 g dengan


menggunakan timbangan elektronik sebagai takaran
dalam pengujian daya ingat otak.

Hasil ukur : Didapatkan 3 g kopi atau kafein sebanyak 200 mg


kafein

Skala ukur : katagorik dan numerik

Unversitas Tarumanagara 17
3.10.2 Daya ingat

Definisi : Kemampuan manusia dalam merekam dan dapat


mengulang hal yang pernah dirasakan, dilihat,
didengar, dan diucapkan.

Alat ukur : Digit span

Cara ukur : Melalui tes daya ingat digit span dimana sampel akan
diminta untuk mengingat angka dengan peraturan
tertentu dan dilakukan pada pagi hari 09.00 – 12.00.

Hasil ukur : Terjadi peningkatan daya ingat atau tidak terjadi


peningkatan daya ingat.

Skala Ukur : Kategorik

3.11 PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan intervensi kafein berupa


kopi untuk mendapatkan hasil penelitian. Setelah dilakukan intervensi, peneliti
akan mengumpulkan dan mencatat hasil penelitian melalui tes memori sederhana
yang disimpulkan terlebih dahulu sehingga didapatkan hasilnya berupa
peningkatan daya ingat tidak terjadi peningkatan daya ingat.

3.12 ANALISA DATA

Jenis statistik yang digunakan untuk menganalisa data adalah uji t tidak
berpasangan dan Chi-Square. Dimana variabel tergantungnya kategorik >2 dan
variabel bebasnya katagorik dan numerik.

Unversitas Tarumanagara 18
3.13 ALUR PENELITIAN

Buat yang kontrol

Responden memenuhi
kriteria inklusi

Bersedia mengikuti Tidak


penelitian

ya

Tes memori

Unversitas Tarumanagara 19
Konsumsi kopi

Tes memori
Pengaruh Daya Ingat
Jangka Pendek

Sebelum Sesudah
minum kopi minum kopi

Gambar 3. Alur Penelitian

3.14 JADWAL PELAKSANAAN

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Jadwal penelitian Semester

3 4 5 6 7

1 Penelusuran pustaka X

2 Penyusulan usulan penelitian X

3 Pengajuan proposal penelitian X

4 Pelaksanaan penelitian X

5 Pengumpulan data X

6 Pengolahan data X

Unversitas Tarumanagara 20
7 Analisis hasil penelitian X

8 Penyusunan laporan penelitian X

9 Penyajian hasil penelitian X

10 Publikasi dijurnal terakreditasi X

DAFTAR PUSTAKA
1. Gibney MJ, Marggets BM, Kearney JM, Arab L. Gizi Kesehatan Masyarakat. Edisi
ke-1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005; 201.

2. Usman Herman. Kandungan Kimia Kopi dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan.


WIDYA. 2008;59.

3. National Institute of Neurological Disorder and Stroke. Brain Basics: Know Your
Brain. (update 2013 March 20; cited 2013 September 26). Available from:
http://www.ninds.nih.gov/disorders/brain_basics/know_your_brain.htm

4. The Human Memory. Memory Process. (update 2010 ; cited 2015 November 13).
Available from : http://www.human-memory.net/processes_storage.html

5. LC Katz. Rubin Manning .Keep Your Brain Alive. Workman Publishing Company.
New York. 1999; 3.

6. Pubchem. Caffeine-Compound Summary. (update 2004 September 16; cited 2013


June 08). Availabe from: http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/.

7. News-medical. Apakah Kafein ?.(update 2013 juni 8; cited 2013 June 9). Available
from:http://www.news-medical.net/health/What-is-Caffeine%28Indonesian%29.aspx

8. Weinberg BA, Bealer BK. The Miracle of Caffeine. 1 st ed. The Free Press. New
York. 2002; 49-50.

9. Caffein and Your Body. (update 2007 ; cited 2013 November 12). Available
from:http://www.fda.gov/downloads/drugs/resourcesforyou/consumers/buyingusing
medicinesafely/understandingover-the-countermedicines/ucm205286.pdf.
Unversitas Tarumanagara 21
10. Weinberg BA, Bealer BK. The Miracle of Caffeine. 1 st ed. The Free Press. New
York. 2002; 31-32.

11. Gibney MJ, Marggets BM. Kearney JM. Arab L. Gizi Kesehatan Masyarakat. Edisi
ke-1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005; 201.

12. Weinberg BA, Bealer BK. The Miracle of Caffeine. 1 st ed. The Free Press. New
York. 2002; 32-33.

13. Caffeineinformer. Caffeine Safe Limits : Determain Your Safe Daily Dose. (update
2015 May 27; cited 2015 September 07). Available from:
http://www.caffeineinformer.com/caffeine-safe-limits

14. WebMD. Omega-3 Fatty Acid Facts. (update 2013; cited 2013 September 26).
Available from: http://www.webmd.com/healthy-aging/omega-3-fatty-acids-fact-
sheet

15. The World’s Helthiest Food. Omega-3 Fatty Acids. (update 2013; cited 2013
September 27). Available from: http://www.whfoods.com/.

16. Omega-3 Centre. Long Chain Omega-3s. (update ; cited 29 September 2013).
Available from:http://www.omega3centre.com/.

17. Medline Plus. Tiamine(Vitamin B1). (update 2013 September 05; cited
2015 September 05). Available from :
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/965.html

18. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Indonesia.


Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-5. Badan Penerbit FKUI. Jakarta. 2007;
772-773.

19. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Indonesia.


Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-5. Badan Penerbit FKUI. Jakarta. 2007;
772-773.

20. Medline Plus. Thiamine. (update 2013 March 22; cited 2013 October 21).
Available from : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002401.htm

21. Novia Astri. Melatih Otak Setajam Pedang. Edisi ke-1. Media Pressindo.
Yogyakarta. 2010; 5-68.

22. Hatfield Heather. Your Exercise Routine: How Much Is Enough. (update 2013; cited
2013 November 12). Avilable from : http://www.webmd.com/fitness-
exercise/guide/your-exercise-routine-how-much-is-enough

23. Sadock BJ., Sadock VA. Synopsis of Psychiatry : Caffeine Related Disorder. 10 th ed.
USA: Hippincott Williams & Wilkins ; 2007

24. Galtin Latarsha. Caffeine Has Positive Effect on Memory. (update 2014 January 13;
cited 2015 November16). Available from :

http://hub.jhu.edu/2014/01/12/caffeine-enhances-memory

25. Brooks Megan. Omega 3 Improves Working Memory In Healthy Young Adult.
(Update 2012 October 29 ; cited 2015 Nov 16). Available from:
Unversitas Tarumanagara 22
http://www.medscape.com/viewarticle/773497

26. Mastin Luke. Short-Term (Working Memory). (update 2010 ; cited 2015 Nov 17).
Available from : http://www.human-memory.net/types_short.html

Unversitas Tarumanagara 23

Anda mungkin juga menyukai