Anda di halaman 1dari 5

Nama : Devi Julianti

Nim : 2107020180
Matakuliah : Dasar- Dasar Neurologis

1. Belajar dan Proses Belajar Otak/Aktif


Belajar dapat diartikan dengan salah satu proses perubahan perilaku
karena pengalaman atau latihan yang diperkuat, apabila berhasil akan
bersifat menetap, dimana perilaku seseorang merupakan hasil luhur otak.
Proses belajar otak/aktif yaitu kegiatan merespon suatu materi pembelajaran
melalui modalitas indra kemudian diproses menjadi daya ingat yang
menetap, memunculkannya kembali dalam bentuk yang sama/bentuk lain
(kreatifitas) dan diharapkan dapat merubah perilaku seseorang.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang
penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan
respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut.

2. Hubungan antara Belajar dan Otak


Belajar merupakan akibat adanya interaksi maupun rangsangan
antara stimulus dan respon. Rangsangan yang masuk melalui indera, akan
dihantarkan ke otak lalu dipersepsikan (diartikan), kemudian secara
selektif informasi tersebut disimpan. Setiap detik sebuah neuron (sel saraf)
dapat mencatat dan mentransmisikan 250-2500 impuls dengan kecapatan
hantar 400 km/jam namun kebanyakan merambat kurang dari 20 km/jam.
Proses penerimaan, penghantaran serta penyimpanannya melibatkan kedua
belahan otak.
Proses pembelajaran melibatkan seluruh bagian tubuh dan otak
bertindak sebagai pos perjalanan untuk stimuli yang datang. Selain itu,
pembelajaran akan maksimal apabila dapat menyeimbangkan fungsi otak
kanan dan otak kiri beserta otak tengah dan otak kecil sebagai pengendali
emosi dan keseimbangan. Semua input sensori disortir, diprioritaskan,
diproses, disimpan, atau dibuang oleh otak.

3. Peran Otak dalam Proses Belajar


a. PENGINDERAAN (penyerapan materi melalui semua indra)
b. PENYIMPANAN (jangka pendek dan jangka panjang)
c. PENGINGATAN (memunculkan kembali seperti aslinya/recall)

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Otak dan


Mempengaruhi Proses Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang otak beberapa
diantaranya seperti: toksin/zat kimia, hormon, radiasi, stres, infeksi, gizi ibu,
makanan, pola hidup, dll. Sementara itu, tumbuh kembang otak anak
dipengaruhi oleh: stimulasi psikososial, status kesehatan anak dan gizi anak.

Teman Gen

Disfungsi Otak Nutrisi

Sifat &
Pra-Pembelajaran
Temperamen
Pengal
aman
5. Ringkasan Dasar-Dasar neurologis
White dan Bloom dalam (Ernawati,2011) menyebutkan bahwa
pada usia 4 tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah
terbentuk. Bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan
yang maksimal, maka potensi otak anak tidak akan berkembang.
Penemuan tentang otak yang perkembangannya sangat pesat pada usia dini
ini menyadarkan kita akan pentingnya pendidikan anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang melibatkan
seluruh aspek perkembangan anak mencakup kepedulian akan
perkembangan fisik, kognitif dan sosial. Pembelajaran di organisasikan
sesuai dengan minat-minat dan gaya belajar anak. Masa usia dini adalah
masa bermain dan setiap anak mempunyai gaya belajar berbeda-beda,
diperlukan pengorganisasian pembelajaran yang baik agar tugas-tugas
perkembangan anak usia dini dapat tercapai.
Belajar dapat diartikan dengan salah satu proses perubahan
perilaku karena pengalaman atau latihan yang diperkuat, apabila berhasil
akan bersifat menetap, dimana perilaku seseorang merupakan hasil luhur
otak. Proses belajar otak/aktif yaitu kegiatan merespon suatu materi
pembelajaran melalui modalitas indra kemudian diproses menjadi daya
ingat yang menetap, memunculkannya kembali dalam bentuk yang
sama/bentuk lain (kreatifitas) dan diharapkan dapat merubah perilaku
seseorang.
Berat sekitar kurang lebih 1,4-1,5 kg kurang dari 2,5 % berat tubuh
dan sebesar dua kepalan tangan manusia masing-masing. Otak
megkonsumsi 25% total energi dari tubuh. Tersusun dari 78% air, 10%
lemak, 8 persen protein, 1% karbohidrat, 1% garam, dan 2% penyusun-
penyusun kecil lainnya. Otak terdiri dari lebih dari 100 milyar sel
syaraf/neuron (jumlah ini melebihi bintang dalam gugusan galaksi kita), 1
triliyun sel glia, 1000 trilyun sambungan (sinapsis), 280 kuintilum
memori, dan hampir setengah otak tersusun atas materi putih (kabel
panjang berselimut lemak yang digunakan untuk membawa sinyal di otak
dan jika materi putih dari satu otak manusia diulur maka panjangnya
cukup untuk mengelilingi bumi dua kali). Bagian otak yaitu korteks
serebri, lobus frontalis, lobus oksipitalis, lobus parietalis, lobus temporalis,
batang otak, talamus, pons, serebelum, formatio retikularis, medula
oblongata, sistem limbik, hipokampus, amigdala, hipotalamus, akson, dan
dendrit. Permukaan otak (korteks/cortex) tidak rata dibentuk oleh
(tonjolan/gyrus dan lekukan/sulcus). Dimana setiap bagian otak tersebut
mempunyai fungsi dan tugas masing-masing untuk mengoptimalkan
kehidupan manusia selama hidup di dunia.
Keunggulan otak manusia atas makhluk hidup lainnya seperti: otak
belajar (The learning Brain), pengendalian emosi, kemampuan memilih
faktor penggerak (kecerdasan spiritual), kecerdasan ruhani. Hukum-hukum
otak yaitu: otak menyimpan informasi dalam sel-sel syarafnya, otak
memiliki komponen untuk menciptakan kebiasaan-kebiasaan dalam
berpikir dan berperilaku, otak menyimpan informasi dalam bentuk kata,
gambar, dan warna, otak tidak membedakan fakta dan ingatan, imajinasi
dapat memperkuat otak dan mencapai apa saja yang dikehendaki, konsep
dan informasi dalam otak disusun dalam bentuk pola-pola, alat-alat indra
dan reseptor saraf menghubungkan otak dengan dunia luar dimana
latihannya dapat memperkuat otak, otak tidak pernah istrahat, otak dan
hati berusaha saling dekat, kekuatan otak turut ditentukan oleh makanan
fisik yang diterima otak. Fungsi otak terbagi dua yaitu : fungsi dasar
(gerakan tubuh, penglihatan, pendengaran dan fungsi pengaturan organ
tubuh) dan fungsi luhur (berpikir, beremosi, belajar, pengingatan, menulis,
membaca, menari dan mengerti). Pada otak manusia berlaku ketentuan
“You use it or You Loose it” (semakin banyak digunakan otak kita
semakin padat).
Belajar merupakan akibat adanya interaksi maupun rangsangan
antara stimulus dan respon. Rangsangan yang masuk melalui indera, akan
dihantarkan ke otak lalu dipersepsikan (diartikan), kemudian secara
selektif informasi tersebut disimpan. Setiap detik sebuah neuron (sel saraf)
dapat mencatat dan mentransmisikan 250-2500 impuls dengan kecapatan
hantar 400 km/jam namun kebanyakan merambat kurang dari 20 km/jam.
Proses penerimaan, penghantaran serta penyimpanannya melibatkan kedua
belahan otak.
Ketika manusia menerima informasi yang baru maka akan
menimbulkan rangsangan berupa letupan-letupan listrik dengan kode-kode
unik didalamnya yang akan dihantarkan oleh materi putih sehingga
menyebabkan myelin bertambah, mengaktifkan dendrit-dendrit untuk
saling terhubung dan membuat cabang-cabang baru dimana setiap cabang
akan mengembangkan lagi ranting-rantingnya.
Neuron (sel saraf otak) berkembang perlahan dengan cara meraih
neuron lain yang memiliki ranting dendrit yang sama sehingga membentuk
banyak sambungan/sinapsis dimana neuronnya membentuk unit-unit atau
koneksi sehingga menyebabkan kemampuan otak meningkat.

Anda mungkin juga menyukai