Anda di halaman 1dari 8

A.

Perkembangan Otak Pada Masa Infancy dan Masa Bayi

Ketika lahir, otak bayi memiliki berat sekitar 350gr. Dan pada usia 1 tahun,
berat otak mencapai 1000gr.

Di antara neuron, terdapat sinapsis, sela halus tempat serat-serat dari neuron
berbeda saling mendekat tetapi tidak sampai bersentuhan. Neuron saling
mengirim pesan satu sama lain dengan mengeluarkan zat kimiawi bernama
neurotransmitter yang melintasi sinapsis. Neuron yang terstimulasi oleh masukan
dari lingkungan akan membentuk sinapsis baru. Sinapsis hasil stimulasi,
memastikan anak akan memiliki keterampilan motorik, kognitif, dan sosial.

Neuron yang jarang terstimulasi akan segera kehilangan sinapsisnya dalam


proses pemangkasan sinapsis ( synaptic pruning ). Proses ini mengistirahatkan
sementara neuron yang tidak diperlukan, sehingga dapat mendukung
perkembangan di kemudian hari.

Sel Glial berperan bagi terjadinya mielinasi, pemantelan serat saraf dengan
sarung lemak isolasi yang meningkatkan efisiensi penyampainan pesan. Sel Glial
menggandakan diri secara dramatis salah satunya selama masa infancy.
Meningkatkan jumlah sel saraf dan mielinasi memicu peningkatan otak.

Setelah neuron dan sinapsis di produksi secara berlebihan, kematian sel dan
pemangkasan sinapsis menyisakan banyak bahan mentah untuk pembentukan otak
matang.

a. Perkembangan Korteks Serebral

Korteks serbral mengelilingi daerah otak yang lain. Korteks serebral adalah
struktur otak yang paling besar dan kompleks, mengisi 85% berat otak dan
memuat jumlah terbesar neuron dan sinapsis

Urutan perkembangan daerah korteks mengikuti urutan kemunculan


beragam kemampuan pada pertumbuhan bayi.

Bagian-bagian korteks cerebral meliputi;


- Lobus Frontal : selain untuk koordinasi dan gerak tubuh, juga bertugas
menggerakkan pikiran ( kesadaran, pengendalian impuls, pengumpulan
informasi, penggunaan memori, penalaran, perencanaan, dan strategi
pemecahan masalah).
- Lobus Temporal : sebagai korteks auditori, fungsi pendengaran.
- Lobus Pariental : Fungsi sensasi tubuh.
- Lobus Oksipital : sebagai korteks visual, fungsi visual.

Korteks serebral memiliki 2 belahan otak (hemisfer), dengan fungsi yang


berbeda. Bagi kebanyakan orang, belahan otak kiri bertanggung jawab bagi
kemampuan verbal dan emosi positif. Sedangkan, belahan otak kanan menangani
kemampuan spasial dan emosi negatif. Spesialisasi kedua belahan otak ini biasa
disebut lateralisasi. Studi fMRI menyatakan bahwa otak kiri lebih baik dalam
mengolah informasi secara runtut dan analitis, sedangkan otak kanan mengolah
informasi secara holistik, integratif, dan ideal bagi informasi spasial dan emosi
negatif. Fungsi dapat dijalankan secara efektif apabila kedua sisi mebgolah
informasi dalam cara yang sama.

Korteks serebral bersifat plastis selama tahun-tahun pertama, dimana


banyak daerah yang belum terikat pada fungsi-fungsi khusus

b. Stimulasi Perkembangan Otak


Peneliti membedakan antara dua jenis perkembangan otak, yaitu:
 Experience-expect-ant brain growth, merupakan perkembangan
pesat susunan otak muda yang bergantung pada pengalaman biasa.
 Experience-dependent brain growth, pertumbuhan tambahan dan
perbaikan struktur otak sebagai hasil pengalaman belajar khusus yang
beragam sepanjang hidup individu.
B. Perkembangan Otak Masa Kanak-Kanak
 Antara usia 2-4 tahun, berat otak bertambah hingga mencapai 90%
dari ukuran dewasanya.
 Pada usia 4 tahun, banyak bagian korteks otak yang memproduksi
sinapsis dalam jumlah berlebih, aliran darah pada otak bertambah
cepat, maka dibutuhkan energi yang tinggi.
 Selama masa perkembangan otak, anak-anak pra-sekolah
mengembangkan ragam keterampilan.
 Lobus frontal bertumbuh cepat, dikhususkan dalam menghambat
impuls, merencanakan, dan mengorganisasi perilaku.
 Otak kiri sangat aktif dan kemudian mendatar. Hal ini berkaitan
dengan keterampilan bahasa dan kemampuan mengendalikan perilaku.
Aktivitas belahan otak kanan meningkat sepanjang masa kanak-kanak
awal dan pertengahan untuk mendukung kemampuan spasial di
kemudian hari.
 Terdapat belahan otak dominan yang akan mendukung proses
motorik. Anak kidal dipengaruhi pengalaman atau kesukaan
menggunakan tangan kiri, peristiwa pra-lahir, kelahiran, dan pengaruh
budaya.
 Serat-serat yang menghubungkan cerebellum (struktur otak yang
membantu keseimbangan dan pengendalian gerak tubuh) pada korteks
otak tumbuh dan mengalami mielinasi yang memengaruhi
kemampuan motorik dan kognitif.
 Formasi retikuler(struktur di batang otak yang memelihara kesiagaan
dan kesadaran) menghasilkan sinapsis dan mielinasi. Juga berperan
dalam atensi.
 Hipokampus berkembang cepat, mendukung kemajuan dalam memori
dan pemahaman raung.
 Korpus kalosum (penghubung 2 hemisfer otak) membentuk sinapsis
dan mielinasi, puncaknya pada umur 3 dan 6 tahun.
C. Perkembangan Otak Masa Remaja

Hipotalamus pada otak mampu mengendalikan bagian-bagian tubuh lain


dengan melepaskan hormon ke dalam darah.

Hormon juga memengaruhi perubahan pada otak remaja. Pada masa remaja
hubungan antara sel-sel otak semakin kuat dan semakin banyak seiring dengan
bertambahnya kemampuan baru yang diikuti pengulangan.

Remaja belajar menggunakan pikirannya untuk mengatasi situasi kompleks


dengan membuat penilaian moral yang juga lebih kompleks, karena lobus frontal
otak yang bertanggung jawab atas penalaran ditutupi oleh lapisan penutup
sehingga mendorong kematangan penilaian dan pemrosesan informasi yang lebih
cepat.

D. Perkembangan Otak Masa Dewasa

Proses belajar dan memori yang didiukung oleh kematangan fisik dan
pengalaman, akan mendorong perkembangan otak. Berat otak manusia di masa
dewasa sekitar 1200-1400 gr.

E. Perkembangan Otak Masa Dewasa Akhir

Di masa dewasa, terjadi penuaan sistem saraf pusat yang juga memengaruhu
aktivitas individu, khususnya pada umur 60-80 tahun. Bobot otak individu
berkurang karena kematian neuron dan pembesaran ventrikel dalam otak. Selain
itu terjadi perlambatan secara bertahap intensitas gelombang otak.

Penuaan neuron membentuk sinapsis baru setelah neuron lain mengalami


kemunduran. Penuaan korteks serebral dapat menghasilkan neuron baru. Orang
dewasa tua mengimbangi kehilangan neuron dengan menggunakan daerah otak
lain untuk mendukung pengolahan kognitif.
F. Tahap Perkembangan Otak Manusia
1. Pembentukan Neural Plate
Terjadi pada 2-3 minggu setelah konsepsi. Bagian ektodermal sel
akan menebal, di atas dari notokord. Pembentukan neural plate
dipengaruhi sinyal kimia, faktor pertumbuhan dan lingkungan.
2. Proliferasi dan pembentukan neuron
Sel neuron terbentuk dengan sangat cepat saat dalam kandungan,
namun melambat saat setelah dilahirkan, sehingga menyebabkan
bagian kepala lebih kecil daripada bagian tubuh lain Proliferasi
adalah produksi sel-sel baru.
3. Neuron melakukan migrasi dan agregasi.
Setelah sel bertambah banyak dan berdiferensiasi sebagai neuron dan
glia, maka selanjutnya sel akan melakukan migrasi menuju
tempatnya di otak. Proses migrasi dipengaruhi immunoglobulin dan
chemokines.
4. Myelinasi
Pada tahap Myelinasi, glia menghasilkan selubung sekat tebal yang
meningkatkan transmisi dalam axon. Myelinasi berlangsung secara
bertahap selama beberapa dekade.
5. Pertumbuhan dari axon dan pembentukan sinaps (Synaptogenesis)
Sel saraf akan memanjangkan axonnya dan akan bertumbuh
membentuk sel neuron yang matang. Setelah masing-masing sel
neuron mengalami pertumbuhan sel, terjadilah pembentukan sinaps
(synaptogenesis). Dengan adanya sinaps, maka sel-sel neuron dapat
saling berkomunikasi.
6. Kematian sel dan penyusunan ulang sinaps.
Kematian sel bertujuan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan tak
terkendali. Kematian sel juga memicu terjadinya penyusunan ulang
sinaps, yang berfungsi dalam proses learning dan memori.
G. Perbedaan Secara Struktur Otak yang Membedakan Manusia
dengan Makhluk lain
a. Fisiologi
Fisiologi tubuh manusia dan makhluk lain tentu berbeda maka
aktivitas otaknya pun berbeda dan berdampak pula pada munculnya
perilaku yang berbeda.
Contoh :
- Feromon merupakan zat kimia yang berasal dari kelenjar
endokrin dan digunakan oleh hewan untuk mengenali sesama
jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses
reproduksi. Berbeda dengan hormon, feromon menyebar
keluar tubuh dan hanya memengaruhi dan dikenali oleh
individu lain yang sejenis.
- hipotalamus yang membantu mengendalikan organ dan sel-sel
tubuh.
- Reaksi kimia yang menyebabkan hormone bekerja dan
mempengaruhi aktivitas otak yang pada akhirnya
mengendalikan kontraksi otot
b. Ontogeni
Perkembangan organisme dari bentuk yang paling sederhana
hingga menjadi bentuk yang lebih kompleks. Dipengaruhi gen,
pengalaman dan interaksi dalam membentuk perilaku . Maka
tahapan perkembangan otak pada manusia dan makhluk lain pun
berbeda.
Contoh :
Perkembangan beberapa tumbuhan cenderung dipengaruhi oleh
cahaya matahari.
Kemampuan menekan impuls(pesan yang diterima reseptor yang
berasal dari lingkungan) semenjak balita hingga masa remaja,
terjadi seiring dengan tahapan perkembangan sisi depan otak.
Pada bayi yang berusia 12-15 bulan atau bahkan dari usia 9 bulan
sudah bisa diajarkan berjalan karena secara fisik sudah mampu,
dimulai dengan terjatuh lalu bisa berdiri sendiri dan mulai dilatih
belajar berjalan.
c. Evolusi
Pembelajaran proses evolusi akan menunjukkan bagaimana struktur
dan perilaku organisme dari bentuk paling primitif hingga bentuk
yang dapat dilihat sekarang. Tentu hal tersebut termasuk
bagaimana struktur otak organisme berevolusi.
contoh : perilakunya perasaan takut, sensasi yang terasa pada kulit
yaitu merinding. Dengan banyaknya informasi dan kemampuan
karena adanya evolusi manusia, maka berbagai hubungan sel-sel
otak terbentuk dengan lebih kompleks.
d. Fungsional
Berdasarkan fungsi-fungsi yang dibutuhkan bagi individu, maka
struktur dan perilaku organisme berubah melalui proses evolusi
agar dapat bertahan pada masa dimana ia berada. Berkaitan dengan
fungsi otak dan hubungan sel-sel otak yang terbentuk melalui
proses belajar.
contohnya melalui proses belajar serta perilaku dalam merespon
ancaman apakah fight atau flight.
Hubungan antar sel otak manusia di masa lalu dipengaruhi oleh
pengalaman belajar mereka untuk berlindung dari hewan buas dan
berlindung dari iklim.

H. Normal dan Abnormalitas Otak

Faktor-faktor yang menentukan perkembangan otak yang normal maupun


abnormal, diantaranya;

- Kematangan fisik,
- Gizi,
- Gen,
- Virus,
- Degeneratif saraf,
- Cedera otak,
- Permasalahan neurotransmitter,
- Kelahiran premature,
- Paparan teratogen di masa kehamilan,
- Kurangnya rangsangan dari lingkungan, khususnya pada periode kritis
perkembangan otak pada umur tertentu,
- Konsumsi obat-obatan yang berlebihan atau tidak sesuai,
- Intensitas immunoglobulin dan chemokines pada saat migrasi sel-sel
neuron, dapat memengaruhi proses migrasi dan berdampak pada
perkembangan otak individu. Dimana apabila immunoglobulin dan
chemokines kurang, akan menyebabkan migrasi kurang sempurna,
mengurangi ukuran otak, mengurangi pertumbuhan akson, dan reterdasi
mental. Terlalu banyak immunoglobulin dan chemokines juga dapat
menyebabkan abnormalitas perkembangan otak yang berkaitan dengan
skizophrenia.

Sumber :

Berk, Laura E. (2018). Development Through Lifespan. Boston: Pearson


Education.

John P. J. Pinel & Steven J. Barnes. 2021. Biopsychology Eleventh Edition.


Boston: Pearson Education.

Modul 3 Neuropsikologi.

Anda mungkin juga menyukai