Ketika lahir, otak bayi memiliki berat sekitar 350gr. Dan pada usia 1 tahun,
berat otak mencapai 1000gr.
Di antara neuron, terdapat sinapsis, sela halus tempat serat-serat dari neuron
berbeda saling mendekat tetapi tidak sampai bersentuhan. Neuron saling
mengirim pesan satu sama lain dengan mengeluarkan zat kimiawi bernama
neurotransmitter yang melintasi sinapsis. Neuron yang terstimulasi oleh masukan
dari lingkungan akan membentuk sinapsis baru. Sinapsis hasil stimulasi,
memastikan anak akan memiliki keterampilan motorik, kognitif, dan sosial.
Sel Glial berperan bagi terjadinya mielinasi, pemantelan serat saraf dengan
sarung lemak isolasi yang meningkatkan efisiensi penyampainan pesan. Sel Glial
menggandakan diri secara dramatis salah satunya selama masa infancy.
Meningkatkan jumlah sel saraf dan mielinasi memicu peningkatan otak.
Setelah neuron dan sinapsis di produksi secara berlebihan, kematian sel dan
pemangkasan sinapsis menyisakan banyak bahan mentah untuk pembentukan otak
matang.
Korteks serbral mengelilingi daerah otak yang lain. Korteks serebral adalah
struktur otak yang paling besar dan kompleks, mengisi 85% berat otak dan
memuat jumlah terbesar neuron dan sinapsis
Hormon juga memengaruhi perubahan pada otak remaja. Pada masa remaja
hubungan antara sel-sel otak semakin kuat dan semakin banyak seiring dengan
bertambahnya kemampuan baru yang diikuti pengulangan.
Proses belajar dan memori yang didiukung oleh kematangan fisik dan
pengalaman, akan mendorong perkembangan otak. Berat otak manusia di masa
dewasa sekitar 1200-1400 gr.
Di masa dewasa, terjadi penuaan sistem saraf pusat yang juga memengaruhu
aktivitas individu, khususnya pada umur 60-80 tahun. Bobot otak individu
berkurang karena kematian neuron dan pembesaran ventrikel dalam otak. Selain
itu terjadi perlambatan secara bertahap intensitas gelombang otak.
- Kematangan fisik,
- Gizi,
- Gen,
- Virus,
- Degeneratif saraf,
- Cedera otak,
- Permasalahan neurotransmitter,
- Kelahiran premature,
- Paparan teratogen di masa kehamilan,
- Kurangnya rangsangan dari lingkungan, khususnya pada periode kritis
perkembangan otak pada umur tertentu,
- Konsumsi obat-obatan yang berlebihan atau tidak sesuai,
- Intensitas immunoglobulin dan chemokines pada saat migrasi sel-sel
neuron, dapat memengaruhi proses migrasi dan berdampak pada
perkembangan otak individu. Dimana apabila immunoglobulin dan
chemokines kurang, akan menyebabkan migrasi kurang sempurna,
mengurangi ukuran otak, mengurangi pertumbuhan akson, dan reterdasi
mental. Terlalu banyak immunoglobulin dan chemokines juga dapat
menyebabkan abnormalitas perkembangan otak yang berkaitan dengan
skizophrenia.
Sumber :
Modul 3 Neuropsikologi.