Anda di halaman 1dari 26

ARTIKEL

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN OTAK PADA ANAK


Artikel ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tumbuh Kembang Anak

Dosen Pembimbing :
Alinea Dwi Elisanti, S.KM., M.Kes

Disusun oleh :
Nama : Ayu Ivany Reztsa
NIM : G42200667
Golongan : D (Daring)

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


JURUSAN KESEHATAN PROGRAM STUDI GIZI KLINIK
TAHUN 2021/2022
ABSTRAK

Anak yang terlahir sehat tanpa gangguan secara fisik maupun gangguan neurologis
merupakan dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut tentu terdapat
berbagai kriteria yang harus terpenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
sejak dari masa janin. Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa The Golden Age ini
terdapat pada masa konsepsi, yakni sejak manusia masih sebagai janin dalam Rahim
ibunya hingga beberapa tahun pertama kelahirannya yang diistilahkan dengan usia dini.
Dalam kajian mengenai The golden age yang berarti masa keemasan dalam periodisasi
kehidupan ini, ternyata peranannya mengambil porsi cukup besar dalam menentukan
kualitas manusia. Salah satunya adalah bagaimana membentuk otak dengan baik dan
tepat, karena kemampuan otak dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang agar
dapat menjadi manusia seutuhnya. Pertumbuhan otak pada usia dini sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pertumbuhan otak berlangsung dengan
kecepatan yang tinggi dan mencapai proporsi terbesar yakni hampir seluruh dari jumlah
sel otak yang normal selama janin berada dalam kandungan seorang ibu. Proses tumbuh
kembang otak sangat kompleks dan melalui beberapa tahapan, yaitu penambahan sel-
sel saraf (poliferasi), perpindahan sel saraf (migrasi), perubahan sel saraf (diferensiasi),
pernbentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps), dan pernbentukan
selubung saraf (mielinasi). Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga
tahapan, mulai dari otak primitif (action brain), otak limbik (feeling brain), dan
akhirnya ke neocortex (thought brain, otak pikir). Perkembangan otak sebagaimana
tumbuh kembang anak pada umumnya dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan baik lingkungan internal (faktor-faktor yang terdapat dalam diri janin atau
anak itu sendiri), maupun lingkungan eksternal (faktor di luar anak). Keberhasilan
ataupun kegagalan pengembangan dan pertumbuhan otak seorang anak sering terletak
pada tingkat kemampuan dan kesadaran orang tua dalam memanfaatkan peluang pada
masa keemasan ini. Tingkat optimalisasi peran pengasuhan orang tua yang kontinyu
dan konsisten terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak pada priode tersebut
sangat menentukan kualitas anak dikemudian hari.

1
PENDAHULUAN

Menurut Novitasari, & Khotimah (2016), anak usia dini adalah sosok individu
yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi
kehidupan selanjutnya. Anak usia dini sendiri adalah mereka yang memiliki rentang
usia antara usia 0 sampai 8 tahun. Pada masa ini terjadilah proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai aspek yaitu kecerdasan, sensoris, sosial dan organ
keseimbangan. Chamidah (2012) dalam Aryanti, Suarni & Ambara (2013),
berpendapat bahwa, masa usia dini dengan usia 0 sampai 8 tahun sangat penting dalam
menentukan bagi perkembangan anak salah satunya adalah kognitif. Masa ini disebut
sebagai the golden age, yaitu saat perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan, organ
sensoris, dan organ keseimbangan, berkembang sangat pesat.
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa pertumbuhan otak berlangsung
dengan kecepatan yang tinggi dan mencapai proporsi terbesar yakni hampir seluruh
dari jumlah sel otak yang normal selama janin berada dalam kandungan seorang ibu.
Pertumbuhan otak pada saat intra uterin sangatlah penting untuk menciptakan SDM
yang berkualitas dimasa yang akan datang, mengingat bahwa 80 persen pembentukan
sel otak terjadi selama dalam kandungan. Hasil penelitian meyebutkan bahwa berat
otak bayi baru lahir mencapai 25 persen dari berat otak orang dewasa, sedangkan 70–
80 persen sel neuronnya sudah terbentuk dengan lengkap. Kemudian berlangsung agak
lambat dengan proporsi yang lebih sampai anak berusia 24 bulan. Setelah itu praktis
tidak ada lagi pertambahan sel-sel neuron baru, walaupun proses pematangannya masih
berlangsung sampai anak berumur tiga tahun. Sebagian ahli ada yang mengatakan
proses pematangan sel-sel neuron tersebut masih dapat berlangsung lebih dari tiga
tahun, yakni hingga anak berusia empat atau lima tahun.
Berdasarkan kajian neurologi, bahwa ketika anak dilahirkan, otak bayi tersebut
mengandung sekitar 100 milyar neuron yang siap melakukan sambungan antar sel
selama tahun-tahun pertama. Otak bayi tersebut berkembang sangat pesat dengan
menghasilkan bertrilyun-trilyun sambungan antar neuron yang banyaknya melebihi
kebutuhan. Sambungan yang trilyunan tersebut harus diperkuat melalui berbagai
rangsangan psikososial. Karena bila sambungan tersebut tidak diperkuat dengan
ransangan psikososial akan mengalami atrofi (penyusutan) dan musnah yang pada
akhirnya akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Dalam kajian lain diungkapkan
bahwa, sekitar 50 % kapabilitas kecerdasan manusia terjadi ketika anak berumur 4
tahun, 80 % telah terjadi ketika berumur 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika
anak berumur sekitar 18 tahun

2
Perkembangan otak anak memiliki relasi kuat terhadap aspek-aspek
perkembangan lainnya seperti kognitif, Bahasa, sosial emosional, dan fisik motoric.
Santrok (2010: 113) menyebutkan bahwa otak tidak hanya mengatur perilaku tapi juga
otak mengatur metabolisme. Otak menjadi pusat yang mengatur seluruh aktivitas
keseharian manusia baik dalam berperilaku, berpikir, maupun emosi (Khadijah, 2016,
p. 13). Tepat rasanya jika otak disebut sebagai pusat kendali (control room) bagi
manusia dalam berperilaku dan juga mengatur metabolism tubuh. Sebagai pusat
kendali otak tentunya berperan sangat vital bagi manusia, oleh sebab itu organ tubuh
satu ini harus dijaga dan dipelihara dengan baik.
Otak manusia seperti halnya bagian tubuh atau organ tubuh lainnya, organ
tersebut mengalami pertumbuhan dan perkembangan bahkan Nelson (2011)
menyebutkan bahwa otak merupakan salah satu organ tubuh yang mengalami
perkembangan luar biasa pada masa prenatal. Otak anak terus akan tumbuh seiring
dengan bertambahnya usia anak. Otak akan berkembang dengan baik jika mendapatkan
stimulasi yang tepat, namun sebaliknya otak anak tidak akan berkembang secara
maksimal jika tidak mendapatkan stimulasi yang baik. Perkembangan otak yang baik
secara anatomis dapat dilihat dari banyaknya rambatan konektivitas antara satu sel
dengan sel lainnnya, semakin banyak koneksi yang dibuat oleh sel maka akan semakin
baik.
Melihat pernyataan diatas penulis tertarik untuk menyusun sebuah artikel tentang
pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak mulai dari saat masih didalam
kandungan Ibu hingga anak usia dini. Dimana banyak hal istimewa yang terjadi dalam
rentang masa tersebut sehingga masa tersebut diistilahkan dengan The Golden Age,
yakni suatu masa emas dalam rentang kehidupan manusia. Tujuan dari penelitian ini
adalah memberikan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak
mulai dari hakikat dan prinsip perkembangan otak hingga pola pengasuhan yang tepat
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak.

3
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Prinsip Perkembangan Otak


Otak yang dalam bahasa Inggris disebut encephalon adalah pusat (central
nervous system, CNS) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya. Otak
manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc
dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkoordinir
sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak
jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia
bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia.
Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran.
Otak terbentuk dari dua jenis sel yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk
menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam
bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi
dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai
macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan
pada celah yang dikenal sebagai sinapsis.
Neuron otak mengandung dua jenis asam lemak PUFA (polyunsaturated
fatty acids), yaitu asam arakidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) yang
terletak pada posisi sn dari molekul fosfogliserida dalam membran sel neuron.
PUFA dapat terlepas dari fosfogliserida oleh stimulasi fosfolipase PLA-2. Molekul
AA yang terlepas akan diproses oleh enzim siklo oksigenase menjadi
prostaglandin dan tromboksana, atau diproses oleh enzim 5-lipo oksigenase
menjadi lipoksin. Baik AA maupun DHA dapat diproses oleh enzim lipo
oksigenase guna membentuk senyawa turunan hidroksi dan leukotriena.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak


Lempeng otak (neural plate) dibentuk dari sel-sel embrionik sejak usia
kehamilan 15 hari. Selanjutnya ia mengalami perkembangan yang pesat. Pada usia
kehamilan 16 minggu otak sudah mulai berfungsi. Hal itu tampak dari mulai
adanya gelombang elektrik di otak. Sampai usia 24 minggu, bagian korteks
(cortex) masih halus belum terlihat adanya lipatan-lipatan (sulci). Pembentukan
otak baru sempurna di akhir kehamilan, lengkap dengan lipatan-lipatan (Gambar
1). Bagian lipatan yang menonjol yang disebut gyrus dan sudah terbentuk. Gyrus
merupakan daerah cortex yang sangat penting untuk berpikir dan menyimpan
informasi. Dengan adanya lipatan-lipatan, maka luas permukaan cortex bertambah
dalam ruang tengkorak yang terbatas.

4
Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang
anak. Sesudah lahir, kegiatan otak dipengaruhi dan tergantung pada kegiatan sel
syaraf dan cabang-cabangnya dalam membentuk sambungan antar sel syaraf.
Melalui persaingan alami, sambungan yang tidak atau jarang digunakan akan
mengalami kematian. Pemantapan sambungan terjadi apabila sel syaraf mendapat
informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik hingga membentuk
sambungan-sambungan sel syaraf baru. Kualitas kemampuan otak dalam
menyerap dan mengolah informasi tergantung dari banyaknya neuron yang
membentuk unit-unit. Stimulasi yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi
perkembangan otak. Otak akan semakin berkembang apabila stimulasi yang
diberikan semakin banyak.

Gambar 1. Perkembangan Otak Hari ke 16 – 26 Setelah Pembuahan

Tampak pada hari ke 16 sudah terbentuk lempeng neural yang selanjutnya


akan berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang. Pada hari ke 26
sudah tampak jelas bagian kepala dan calon tulang belakang (Gambar 1).
Selanjutnya, otak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Melalui CT scan dapat diketahui bahwa pada usia tiga bulan, ukuran kepala jauh
lebih besar dari anggota badan lainnya. Hal itu membuktikan bahwa
perkembangan otak mendahului perkembangan anggota badan lainnya. Berikut

5
gambar pertumbuhan dan perkembangan otak mulai dari bulan pertama hingga
bulan ke sembilan (Gambar 2).

Gambar 2. Perkembangan Otak Sampai Saat Akan Lahir

Pada gambar di atas, tampak perkembangan otak yang terjadi sangat pesat.
Pada Pada usia kehamilan 3 bulan otak sudah tampak jelas dan pada usia
kehamilan 7 bulan mulai terbentuk lipatan-lipatan pada bagian cortex. Lipatan
tersebut menjadi sempurna pada usia kehamilan 9 bulan. Lipatan-lipatan pada otak
memperluas korteks yang menjadi pusat logika dan penyimpanan memori. Ketika
lahir, struktur otak sudah sempurna dan sebagian sudah siap digunakan. Proses
selanjutnya ada dua proses yang sangat penting yaitu pembentukan selubung
mielin yang dikenal dengan proses Mielinasi dan pembentukan sinapsis atau
hubungan antar sel syaraf.

C. Tahapan Pertumbuhan Otak Anak


Proses tumbuh kembang otak sangat kompleks dan melalui beberapa
tahapan, yaitu penambahan sel-sel saraf (poliferasi), perpindahan sel saraf

6
(migrasi), perubahan sel saraf (diferensiasi), pernbentukan jalinan saraf satu
dengan yang lainnya (sinaps), dan pernbentukan selubung saraf (mielinasi).
a. Poliferasi
Pada awalnya, bentuk sel saraf (neuron) triasih sederhana. Kemudian,
mengalami pembelahan sehingga menjadi banyak. Inilah yang disebut proses
penambahan (poliferasi) sel saraf. Proses proliferasi ini berlangsung pada usia
kehamilan sekitar 4-24 minggu. Proses poliferasi sel saraf selesai/ berhenti
pada waktu bayi lahir.
b. Migrasi
Setelah proses poliferasi, sel saraf akan mengalarni migrasi atau
berpindah ke tempatnya rnasing-masing. Ada yang menempati wilayah depan,
belakang, samping, dan bagian atas otak. Waktu terjadi perpindahannya
berbeda-beda sesuai program yang sudah dibentuk secara genetik dan
alamiah. Setelah sampai di rumahnya masing-masing, sel-sel saraf lalu
berkernbang. Setiap rumah memiliki kurva pertumbuhan sendiri-sendiri.
Percepatan pertumbuhannya juga berbeda-beda. Tak heran kalau kemampuan
otak setiap anak juga berbeda Proses migrasi sebenamya berlangsung sejak
kehamilan16 minggu sampai akhir bulan ke-6. Proses migrasi ini terjadi
secara bergelombang dimana sel saraf yang bennigrasi lebih awal akan
menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi berikutnya menempati lapisan
luar (korteks serebri).
c. Diferensiasi
Pada akhir bulan ke-6 kehamilan, lempcng korteks sudah memiliki
komponen sel saraf yang lengkap, Seiring dengan itu juga sudah tampak
adanya diferensiasi. Yaitu perubahan bentuk, komposisi dan fungsi sel saraf
menjadi enam lapis seperti pada orang dewasa. Sel saraf kemudian berubah
menjadi sel neuron yang bercabang-cabang dan juga berubah menjadi sel
penunjang (sel glia). Sel penunjang ini tumbuh banyak setelah sel saraf
menjadi matang dan besar. Fungsi sel glia juga mengatur kehidupan individu
sehari-hari.
d. Sinaps
Selanjutnya terjadi pembentukan jalinan saraf satu dengan yang
lainnya(sinaps). Setelah menjalani mielinisasi (proses pematangan selubung
saraf), sinaps makin bertambah banyak.
e. Mielinisasi
Proses pematangan selubung saraf (myelin) yang disebut mielinisasi
masih terus berkernbang. Proses ini terjadi terutama beberapa saat sebelum
terjadi kehamilan. Pematangan selubung saraf mencapai puncaknya ketika
bayi berumur satu tahun. Setelah bayi lahir terjadi pertumbuhan serabut saraf.

7
Lalu, terjadi peningkatan jumlah sel glia yang luar biasa serta proses
mielinisasi.
Semua proses tersebut, selain berlangsung alarniah, juga dipengaruhi oleh
stimulasi dan nutrisi. Pentingnya peranan orang tua pada masa prenatal
(kehamilan) dan pascanatal (setelah kelahiran) dalam perkembangan otak anak.
Karena itu, jika ibu atau ayah menghendaki anak mempunyai otak yang
berkualitas, maka perlu memahami tahapan perkembangan otak anak meskipun
secara garis besar saja. Persiapan agar anak memiliki otak yang berkualitas harus
dimulai sebelum kehamilan, selama masa hamil, dan setelah bayi lahir sampai
proses perkembangan otak itu selesai. Berdasarkan hasil penelitian, dibandingkan
dengan seluruh berat badari temyata berat otak hanya mencapai 2-3 persen. Rata-
rata ketika baru lahir berat otak bayi adalah 350 gram. Kemudian, menginjak usia
1 tahun bertambah menjadi 1.200 gram. Percepatan pertambahan berat otak pada
setiap anak berbeda-beda, hal ini tergantung pada faktor genetik dan
lingkungannya. Sejak bayi dilahirkan sampai berusia 1 tahun terjadi pertumbuhan
otak yang sangat pesat sehingga masa ini disebut periode lompatan pertumbuhan
otak. Dalam rentang waktu tersebut, sel neuron sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Maka tak salah jika orang tua disarankan memanfaatkan waktu yang
berharga ini untuk menstimulasi bayi secara optimal.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan
otak anak perempuan temyata lebih cepat dibandingkan otak anak laki-laki.
Sebaliknya, otak anak laki-laki lebih besar dibandingkan otak perempuan. Sistim
saraf pusat atau otak manusia paling awal dibentuk pada akhir minggu kedua
kehamilan sampai minggu keenam. Pada minggu ke delapan, di dalam rahim telah
terjadi proses pertumbuhan yang menakjubkan. Pada janin yang panjangnya baru
sekitar 10 senti meter telah terbentuk anggota tubuh janin, sementara pada otaknya
yang sekilas tampak kosong, ada satu sel saraf dalam otak kecil yang sedang
berkembang. Setiap menit sekitar 100.000 sel saraf otak bertambah, sehingga pada
saat lahir jumlah sel mencapai 100 milyar. Sel saraf otak ini akan terus
berkembang, sehingga pada usia 5 tahun, ukuran otak anak telah mendekati ukuran
otak orang dewasa, kira-kira 90%. Nutrisi yang tepat selama kehamilan dan selama
5 tahun usia anak, sangat berperan dalam hasil perkembangan otak.
Sementara hasil perkembangan otak sangat mendukung hasil belajar, seperti
aktivitas kognitif dan motorik, pemecahan masalah dan bahasa. Otak manusia
terdiri dari dua belahan kiri dan kanan, dengan fungsi yang berbeda. Sistem saraf
pusat dan otak merupakan organ vital yang pertama dibentuk. Proses pertumbuhan
sel neuron otak terjadi pada minggu ke-20 hingga ke-36, dan disempurnakan
hingga bayi berusia dua tahun. Meskipun massa otak janin hanya sekitar 16% dari

8
tubuhnya, namun dibandingkan dengan organ tubuh lain, otak paling banyak
memerlukan energi (lebih dari 70%) untuk proses tumbuh kembangnya.

D. Tahapan Perkembangan Otak Anak


Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga tahapan, mulai
dari otak primitif (action brain), otak limbik (feeling brain), dan akhirnya ke
neocortex (atau disebut juga thought brain, otak pikir). Meski saling berkaitan,
ketiganya punya fungsi sendiri- sendiri:
1. Otak primitif
Mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak refleks,
mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan memproses
informasi yang masuk dari pancaindera. Saat menghadapi ancaman atau
keadaan bahaya, bersama dengan otak limbik, otak primitif menyiapkan reaksi
"hadapi atau lari" (fight or flight response) bagi tubuh.
2. Otak limbik
Memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan benci. Otak
ini sebagai penghubung otak pikir dan otak primitif. Maksudnya, otak primitif
dapat diperintah mengikuti kehendak otak pikir, di saat lain otak pikir dapat
"dikunci" untuk tidak melayani otak limbik dan primitif selama keadaan
darurat, yang nyata maupun yang tidak. Sedangkan otak pikir, yang merupakan
bentuk daya pikir tertinggi dan bagian otak yang paling objektif, menerima
masukan dari otak primitif dan otak limbik. Namun, ia butuh waktu lebih
banyak untuk memproses informasi, termasuk image, dari otak primitif dan
otak limbik.
3. Otak pikir
Merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan, dan
kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan.
Myelinasi saraf otak berlangsung secara berurutan, mulai dari otak primitif,
otak limbik, dan otak pikir. Jalur syaraf yang makin sering digunakan membuat
myelin makin menebal. Makin tebal myelin, makin cepat impuls syaraf atau
perjalanan sinyal sepanjang "urat" syaraf. Karena itu, anak yang sedang tumbuh
dianjurkan menerima masukan dari lingkungannya sesuai dengan
perkembangannya. Di samping itu, anak juga membutuhkan pengalaman yang
merangsang pancaindera. Namun, indera mereka perlu dilindungi dari rangsangan
yang berlebihan karena anak - anak itu ibarat spon. Rangsangan dan
perkembangan indera itu pada gilirannya akan mengembangkan bagian tertentu
dari otak primitif yang disebut reticular activating system (RAS). RAS ini pintu
masuk tempat kesan yang ditangkap setiap indera saling berkoordinasi sebelum

9
diteruskan ke otak pikir. RAS merupakan wilayah di otak yang membuat kita
mampu memusatkan perhatian.
Sepanjang masa kanak-kanak, otak tidak tumbuh secepat masa bayi.
Meskipun demikian, otak dan kepala masih tumbuh lebih cepat daripada anggota
tubuh lainnya. Beberapa peningkatan otak dalam ukuran disebabkan oleh
myelinasi dan beberapa disebabkan peningkatan dalam jumlah dan ukuran dendrit.
Dari usia 3 hingga 6 tahun, pertumbuhan yang paling cepat terjadi di area lobus
frontal yang terlibat dalam perencanaan dan pengaturan tindakan baru dan dalam
mempertahankan perhatian terhadap tugas. Usia 6 hingga masa puber,
pertumbuhan yang paling dramatis terjadi dalam lobus temporal dan parietal,
khususnya pada area yang memainkan peran utama dalam bahasa dan hubungan
spasial. Konsentrasi dopamine dalam otak anak biasanya meningkat secara
signifikan dari usia 3 hingga 6 tahun, dihubungkan dengan keterampilan kognitif
anak yang sedang berkembang.

Gambar 3. Perkembangan Jaringan Otak Anak


Pertumbuhan dan perkembangan otak akan menjadi optimal jika anak sehat,
gizinya cukup dan mendapatkan stimulasi yang tepat sesuai dengan anak pada
kelompok usia anak. Menurut istilah biologi otak, orang yang memiliki struktur
otak yang rimbun dikatakan sebagai orang yang cerdas. Setiap stimulasi dan
pengalaman yang dialami anak akan membentuk sambungan baru antar neuron,
yang disebut dengan sinaps. Sinaps inilah yang membuat struktur otak semakin
rimbun. Jika anak memperoleh stimulasi atau pengalaman serupa selama beberapa
kali maka sinapsis akan menjadi permanen. Hal ini pulalah yang menjadi dasar
untuk mengulang-ulang pembelajaran kepada anak pada masa usia dini. Seiring
pertumbuhan anak, otak mulai mengadakan pemangkasan sinapsis, terutama untuk
bagian yang tidak/sedikit sekali distimulasi. Berikut adalah perkembangan otak
anak dari umur 2 bulan hingga 5 tahun:
a. Umur 2 – 6 bulan
Otak anak berkembang karena adanya pengalaman dan relasi yang ia alami
setiap hari.
b. 6-9 bulan

10
Menjelang sembilan bulan, otak anak dapat membentuk sambungan antara
apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan cecap. Kesempatan pembelajaran
untuk perkembangan awal bisa dihadirkan lewat interaksi dengan orang tua
dan anggota keluarga yang dekat.
c. 3 tahun
Menjelang 3 tahun, otak anak memiliki sekitar 1.000 trilyun sambungan otak
(sinaps).
d. 3-5 tahun
Menjelang sekolah, perkembangan otak anak dibangun berdasarkan fondasi
yang sudah kuat, yang terbentuk pada lima tahun pertama.

E. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Otak pada Anak


Turnbuh - kembang otak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Jika kedua faktor ini tak mendukung, maka dengan sendirinya tumbuh - kernbang
otak jauh dari optimal. Faktor genetik dan lingkungan tak bisa berdiri sendiri,
keduanya saling berkaitan dan bergandengan agar otak berkernbang dengan baik.
Pertumbuhan otak sendiri sangat peka terhadap berbagai gangguan. Setiap
gangguan seperti kekurangan nutrisi, kekurangan zat asam, cidera, infeksi dan
gangguan lain, dapat menghambat aspek pertumbuhan otak, yang akhimya
mempengaruhi kondisi anak, kesehatan maupun kecerdasannya. Berikut adalah
beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak pada
anak :
1. Nutrisi atau Zat Gizi yang Dikonsumsi
Gizi amat berperan terhadap perkembangan otak anak sejak anak dari
minggu ke-4 pembuahan sampai anak berusia dini. Kebutuhan gizi terdiri dari
kebutuhan zat gizi makro (energi, protein, lemak) dan kebutuhan zat gizi mikro
(vitamin, meneral). Pengaruh gizi makro menurut Georgieff dalam Jalal, F
(2009):
a. Gizi berpengaruh terhadap struktur anatomi otak yang mempengaruhi sel
syaraf. Dalam hal ini gizi bekerja melalui proses pembelahan sel-sel syaraf
yang akan menentukan jumlah dari sel-sel syaraf yang dibentuk dan
melalui pertumbuhan sel-sel syaraf yang akan menetukan ukuran sel syaraf
menuju terbentuknya sel syaraf dengan komponennya yang lengkap
(dendrit, akson, dll).
b. Gizi Berpengaruh terhadap kimia otak, yaitu pada proses pembentukan
jumlah atau konsentrasi neurotransmiter, pembentukan jumlah reseptor dan
jumlah pengangkutan neurotransmitter. Zat gizi makro yang amat
diperlukan untuk membantu proses kimia otak adalah protein dan lemak.
Lebih dari 60% berat otak adalah lemak, oleh karena itu lemak penting

11
untuk perkembangan otak. Lemak berperan dalam pembentukan myelin,
untuk pembentukan sinaps dan membantu proses pembentukan
neurotransmitter. Zat gizi yang berperan vital dalam proses tumbuh
kembang sel sel neuron otak untuk bekal kecerdasan bayi yang dilahirkan
adalah asam lemak. (Nasar, 2006). Gambar sel neuron dapat dilihat pada
(gambar 4) dibawah ini :

Gambar 4. Sel Neuron pada Otak

2. Kecukupan Gizi Ibu saat Mengandung


Kecukupan makanan dan gizi yang seimbang mempengaruhi
pembentukan otak. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk
mengkonsumsi makanan yang cukup dan bergizi. Kekurangan makanan dan
gizi menyebabkan pertumbuhan otak dan badan bayi tidak optimal. Kecukupan

12
kalsium, fosfor dan asam lemak tertentu seperti DHA, Omega-3, dan EPA
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel-sel otak, mempengaruhi
pertumbuhannya. Ikan laut seperti tongkol ditengarahi mengandung DHA
sehingga baik dikonsumsi oleh ibu hamil. Sekarang sudah banyak terdia
makanan dan suplemen yang mengandung zat-zat tersebut di atas sehingga
memudahkan para ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi anak yang
dikandungnya.
3. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang cukup penting dalam proses tumbuh
kembang otak anak. Faktor ini dapat memengaruhi peluang tercapainya
potensi diri maksimal seseorang. Dan ternyata faktor lingkungan dapat
memengaruhi tumbuh kembang otak anak saat berada dalam kandungan.
Paparan penyakit dan zat yang berbahaya, misalnya rokok, alkohol, atau
infeksi, dapat memicu terjadinya pertumbuhan abnormal janin.
4. Paparan Stimulasi
Stimulasi dini juga berpengaruh terhadap pembentukan dan pertumbuhan
otak. suara ibu, seperti perkataan, degup jantung, tarikan nafas, bacaan Al
Quran, musik, sentuhan dan belaian di perut, yang lembut, memberi stimulasi
positif. Menurut Dr. Utami Munandar, Guru Besar Fakultas Psikologi
Indonesia terdapat 3 jenis stimulus yang bisa dilakukan ibu hamil kepada
janinnya. Yakni stimulus fisik motorik dengan cara mengelus perut, lalu
stimulus kognitif dengan bercerita dan mengajak bicara janin atau
mendengarkan musik.
Terakhir ialah stimulus afektif dengan menyentuh perasaan anak dari hati.
Dengan stimulus yang baik, maka perkembangan sel sel otak janin akan lebih
baik.Kemudian ketika anak sudah mulai tumbuh, rangsangan dan stimulus
untuk melatih otak anak bisa dilakukan melalui permainan. Misalnya dengan
memanfaatkan puzzle, menebak bentuk hingga meminta anak untuk
menyelesaikan masalah sederhana.
5. Hubungan Orang Tua dan Anak
Faktor lingkungan yang berperan dalam hubungan orangtua dan anak
yaitu status pernikahan, pendidikan ibu, prematuritas (bayi lahir kurang bulan),
paparan obat selama masa kehamilan, lama mendapatkan ASI, pendapatan
keluarga, dan ibu yang depresi. Semakin banyak cinta dan kasih sayang dalam
asuhan anak, semakin baik perkembangan otaknya.
Perkembangan otak anak berkembang secara pesat sejak mereka lahir
hingga usia 5 tahun. Jutaan hingga milyaran sel akan terbentuk, terurai dan
kembali menyatu. Dalam proses ini, anak anak mungkin akan mengalami
tekanan dan stress namun mereka tidak bisa menyampaikannya dengan baik.

13
Oleh karena itu, orang tua memiliki peranan penting untuk membimbing dan
menemani si kecil dalam usia emas mereka.
6. Kejadian Traumatis
Peristiwa traumatik dapat mengubah struktur fisik otak serta cara berpikir
anak anak.Kejadian traumatis bisa terjadi dalam berbagai hal seperti
pertengkaran dengan teman dan saudara, pelecehan hingga perceraian orang
tua. Hal hal ini merupakan suatu hal yang bisa menyebabkan anak anak
mengalami trauma secara mendalam.
Otak kemudian hanya akan memikirkan bagaimana cara untuk
melindungi diri, sehingga tidak fokus dalam hal lain. Hal ini menyebabkan
anak anak menjadi kesulitan dalam belajar.Gangguan yang dialami akibat
kejadian traumatis menyebabkan fokus untuk mengenali lingkungan sekitar
menjadi terhambat. Ketika dia besar nanti akan kesulitan untuk mengenali
dirinya sendiri.
7. Ibu yang Mengalami Stress Saat Kehamilan
Stress saat hamil dapat memperlambat perkembangan otak bayi. Hal ini
dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan di King’s College London yang
mempelajari pengaruh stress saat kehamilan. Para peneliti menemukan bahwa
anak anak yang lahir dari ibu yang memiliki tingkat stress tinggi berpeluang
mengalami gangguan otak lebih tinggi.
Selain itu, stress pada masa kehamilan juga menyebabkan anak
mengalami depresi, skizofrenia dan kondisi kesehatan lainnya. Oleh karena itu
penting untuk menjaga pikiran agar terhindar dari stress agar perkembangan
otak anak berjalan dengan baik.

F. Gangguan Perkembangan Otak pada Anak


Secara garis besar gangguan perkembangan otak pada anak dapat
dikelompokkan Jones sebagai berikut:
1. Gangguan anatomi struktur otak antara lain anensefali, ensefalokel,
meningokel, hidrosefali, atrofi serebri, plagiosefali, tidak terbentuknya
beberapa bagian otak dansebagainya.
2. Gangguan fungsi otak dan susunan saraf pusat (SSP) meliputi antara lain
gangguan perkembangan motorik kasar, motorik halus, gangguan bicara,
gangguan perilaku, epilepsi, autis, ketidakmampuan intelektual, palsi serebral
maupun disfungsi otak, serta Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
(GPPH).
3. Gangguan baik anatomis maupun fungsi yang kompleks seperti terjadinya
gejala sisa pasca ensefalitis/meningo ensefalitis, ventrikulomegali, pasca
hipoksik ensefalopati dan pasca cedera otak.

14
4. Dismorfisme antara lain sindroma Down, sindroma Neurokutan, sindroma
Dunde Walker.
Melihat jenis gangguan perkembangan otak tersebut dapat diartikan bahwa
gangguan perkembangan otak bisa terjadi sejak dalam kandungan sampai dewasa;
berlangsung secara akut dan progresif; bisa kronis tidak progresif tetapi terjadi
perubahan yang nyata atau subklinis diikuti munculnya gangguan fungsi
tergantung penyebabnya.
G. Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Pada Anak
Stimulasi sangat membantu dalam menstimulasi otak untuk menghasilkan
hormon-hormon yang diperlukan dalam perkembangannya. Stimulasi dapat
diberikan dalam berbagai bentuk yang sederhana dan mudah untuk dilakukan.
Stimulasi tersebut dapat berupa kehangatan dan cinta tulus yang diberikan orang
tua. Selain itu, orang tua dapat memberikan pengalaman langsung dengan
menggunakan panca inderanya (penglihatan, pendengaran, perasa, peraba, dan
penciuman). Interaksi anak dan orang tua melalui sentuhan, pelukan, senyuman,
nyanyian, dan mendengarkan dengan penuh perhatian juga merupakan bentuk
stimulasi secara dini. Ketika anak yang belum dapat berbicara mengoceh, ocehan
itu perlu mendapatkan tanggapan sebagai bentuk stimulasi kemampuan bicara
anak.
Sejak dini orang tua semestinya mengajak bercakap-cakap dengan suara
lembut dan memberikan rasa aman kepada anak. Ketika dilahirkan, otak anak
sudah mempunyai sel syaraf yang bermilyaran jumlahnya, namun jumlah itu
banyak yang hilang seteah dilahirkan. Ketika otak mendapatkan suatu stimulus
yang baru, maka otak akan mempelajari sesuatu yang baru. Stimulus tersebut
akan menyebabkan sel syaraf membentuk sebuah koneksi baru untuk menyimpan
informasi. Sel-sel yang terpakai untuk menyimpan informasi akan mengembang,
sedangkan yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah pentingnya
suatu stimulasi yang rutin diberikan. Stimulasi yang terus-menerus diberikan
secara rutin akan memperkuat hubungan antar syaraf yang telah terbentuk
sehingga secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik. Stimulasi yang
diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi perkembangan otak anak.
Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan sampai anak usia 2-3
tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam ukuran serta fungsi
kimiawi otak.

H. Pengasuhan Orang Tua pada Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak


Pengasuhan anak berdasarkan perkembangan otak itu ibarat kita menguatkan
akar atau membuat fondasi yang kokoh. Jika sejak dini otak distimulasi sesuai

15
perkembangannya, anak akan mengalami kemajuan yang pesat sehingga masa
depannya pun lebih cerah. Anak yang kurang mendapat stimulasi otak,
perkembangannya akan terhambat. Hal ini berdampak pada masa depannya karena
kerusakan otak sejak dini lebih sulit diperbaiki. Lebih baik meluangkan waktu dan
usaha memberikan stimulasi otak sejak dini daripada harus memperbaikinya kelak
saat anak sudah besar/dewasa. Anak yang mendapatkan stimulasi sesuai
perkembangan otaknya akan lebih sukses di sekolah, pekerjaan, dan rumah tangga.
Dengan demikian, kita ikut mencetak generasi yang akan menjadi warga negara
yang kreatif, mandiri, dan positif. Stimulasi yang dimaksud disini adalah suatu
aktivitas atau interaksi antara orang tua/pengasuh dengan anak yang dapat
membantu perkembangan otak. Aktivitas Yang Meningkatkan Keterampilan
Fungsi Eksekutif Otak Pada Anak
1. Untuk usia 6 hingga 12 bulan
a. Bermain cilukba untuk melatih ingatannya pada sebuah objek, bahkan
ketika benda atau orang tersebut tidak kelihatan.
b. Mengajak anak bicara untuk membantu membangun atensi dan
kemampuannya untuk fokus.
c. Menyediakan mainan yang cocok untuk usianya. Bisa memakai
benda-benda yang ada di sekitar rumah, misalnya sendok atau
mangkuk plastik, selimut, dll.
d. Bermain "tiru aku" misalnya meminta si kecil meniru Anda bertepuk
tangan, mengangguk, dll. Hal ini melatih kemampuannya untuk
mengingat dan mengajarinya bagaimana meniru Anda.
2. Untuk usia 1 hingga 2 tahun
a. Bermain "tunjuk dan sebut". Misalnya tunjuk meja, lalu sebutkan "Itu
meja". Cara ini melatih si kecil untuk memusatkan perhatian dan
belajar relasi antara kata dan benda tertentu.
b. Memberikan perintah sederhana untuk meningkatkan kemampuannya
mendengarkan, mengingat instruksi, dan memulai tugas baru.
c. Menggambar memakai jari dengan aneka warna. Aktivitas ini bisa
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
d. Menyendok biji-bijian kering dari satu toples lalu dipindahkan ke
toples kosong lainnya. Aktivitas ini membantu anak belajar
berkonsentrasi pada satu tugas tertentu
3. Untuk usia 2 hingga 3 tahun
a. Bernyanyi sambil bermain yang ada instruksinya. Misalnya bernyanyi
"Sedang Apa". Aktivitas ini melatih anak bergantian dan mengingat
kata-kata lalu melengkapinya.

16
b. Bermain di tempat baru. Misalnya bermain di pantai, di taman, di
kebun belakang, dsb. Cara ini melatih anak untuk beradaptasi dengan
tempat dan pengalaman baru. -
c. Membereskan mainan setelah bermain. Hal ini melatih
kemampuannya mengorganisir barang.
d. Bermain "Ikuti Aku". Caranya ucapkan perintah sederhana untuk
diulangi lalu dilakukan. Misalnya: Katakan, "Ambil bola". Lalu si
kecil menirukan perintah itu dan melakukannya. Cara ini membantu
anak mengembangkan kemampuannya untuk mendengarkan dengan
baik, mengikuti perintah, dan belajar untuk menunggu giliran.
4. Untuk usia 4 hingga 5 tahun
a. Ajak anak bermain peran untuk melatihnya membuat keputusan.
Sediakan waktu untuk mengerjakan prakarya sederhana untuk
membangun kemampuan berpikir kreatif.
b. Bacakan atau buat cerita yang menggambarkan urutan dan detail
peristiwa.
c. Ketika anak mengerjakan puzzle atau bermain, ajukan pertanyaan
untuk membantunya berpikir dan menentukan langkah-langkah.
d. Bermain lego, blok kayu, tanah liat, atau plastisin untuk
mengembangkan kemampuannya membuat perencanaan dan
menyelesaikan tugas dengan langkah-langkah kompleks.
5. Untuk usia 5 tahun ke atas
a. Bermain mencocokkan dan memilah benda.
b. Melakukan permainan yang meminta anak untuk mengikuti instruksi.
Misalnya bermain ular tangga.
c. Melakukan aktivitas fisik yang terstruktur, misalnya bermain sepak
bola untuk melatihnya supaya fokus.
d. Memberi kesempatan padanya untuk membuat keputusan. Misalnya,
minta dia memutuskan mau bermain apa dan menentukan bagaimana
aturannya.

17
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pertumbuhan otak berlangsung dengan kecepatan yang tinggi dan mencapai
proporsi terbesar yakni hampir seluruh dari jumlah sel otak yang normal selama
janin berada dalam kandungan seorang ibu. Proses tumbuh kembang otak sangat
kompleks dan melalui beberapa tahapan, yaitu penambahan sel-sel saraf
(poliferasi), perpindahan sel saraf (migrasi), perubahan sel saraf (diferensiasi),
pernbentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps), dan pernbentukan
selubung saraf (mielinasi). Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui
tiga tahapan, mulai dari otak primitif (action brain), otak limbik (feeling brain),
dan akhirnya ke neocortex (atau disebut juga thought brain, otak pikir).
Perkembangan otak pada umumnya dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan baik lingkungan internal (faktor-faktor yang terdapat dalam diri janin
atau anak itu sendiri), maupun lingkungan eksternal (faktor di luar anak). Stimulasi
sangat membantu dalam menstimulasi otak untuk menghasilkan hormon-hormon
yang diperlukan dalam perkembangannya. Gangguan perkembangan otak bisa
terjadi sejak dalam kandungan sampai dewasa; berlangsung secara akut dan
progresif; bisa kronis tidak progresif tetapi terjadi perubahan yang nyata atau
subklinis diikuti munculnya gangguan fungsi tergantung penyebabnya.
Keberhasilan ataupun kegagalan pengembangan dan pertumbuhan otak seorang
anak sering terletak pada tingkat kemampuan dan kesadaran orang tua dalam
memanfaatkan peluang pada masa keemasan ini. Tingkat optimalisasi peran
pengasuhan orang tua yang kontinyu dan konsisten terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak pada priode tersebut sangat menentukan kualitas anak
dikemudian hari.

2. Saran
Periode pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak di masa The Golden
Age atau periode emas sangat penting bagi kualitas dan tumbuh kembang anak
dikemudian hari, maka dari itu para orang tua seharusnya memberikan pengasuhan
terbaik untuk anaknya untuk menunjang dan mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang baik untuk anak mereka dan agar anak tidak mengalami
gangguan-gangguan atau masalah pada saat pertumbuhan dan perkembangan otak
mereka karena masalah tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupannya
kelak. Dalam proses ini, anak anak mungkin akan mengalami tekanan dan stress
namun mereka tidak bisa menyampaikannya dengan baik. Oleh karena itu, orang
tua memiliki peranan penting untuk membimbing dan menemani anak dalam usia
emas mereka.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anhu, L. O. A. (2014). Perkembangan otak anak usia dini. Shautut Tarbiyah, 30(XX),
98-113.
Aulia, M. D., Kusmiyati, Y., & Estiwidani, D. (2019). PENGARUH TERAPI
MAGNESIUM SULFAT (MGO4) TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA
6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA RSUD WATES, KULON PROGO (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Chamidah, A. N. (2009). Pentingnya Stimulasi Dini Bagi Tumbuh Kembang Otak
Anak. Yogyakarta: Jurusan pendidikan Luar Biasa UNY.
Diana, F. M. (2013). Omega 3 dan kecerdasan anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas, 7(2), 82-88.
Darwanty, J., & Antini, A. (2012). Kontribusi Asam Folat Dan Kadar Haemoglobin
Pada Ibu Hamil Terhadap Pertumbuhan Otak Janin Di Kabupaten Karawang
Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 3, 82-90.
Hasbi, M., et al. (2020). Pengasuhan Berdasarkan Perkembangan Otak Anak. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
Rahmi, P. (2019). Peran Nutrisi Bagi Tumbuh dan Kembang Anak Usia Dini. Jurnal
Pendidikan Anak Bunayya, 5(1).
Sutisna, I. PERKEMBANGAN OTAK ANAK USIA DINI.
Uce, L. (2017). The golden age: Masa efektif merancang kualitas anak. Bunayya:
Jurnal Pendidikan Anak, 1(2), 77-92.
Vinayastri, A. (2015). Pengaruh pola asuh (parenting) orang-tua terhadap
perkembangan otak anak usia dini. Jurnal Ilmiah WIDYA, 3(1), 33-42.
Wahyuningsih, S. L & Sutisna, I. (2020). METODE PERKEMBANGAN KOGNITIF
ANAK USIA DINI. Gorontalo : UNG Press Gorontalo

19
DAFTAR INDEKS

A
K
Action Brain · 23
Kognitif · 24
Anatomis · 23
Korteks · 24
Anensefali · 23
Atrofi Serebri · 23
M
C Metabolisme · 24
Mielinasi · 7, 24
CNS · 5, 23
Migrasi · 8, 24
Motoric · 24
D Myelin · 24
Diferensiasi · 8, 23
Dismorfisme · 16, 23 N

Neocortex · 24
E Neural plate · 24
Neuron · 5, 13, 25
Encephalon · 23
Neurotransmiter · 5, 25
Ensefalokel · 23
Nutrisi · 9, 12, 20, 25

F
P
Feeling Brain · 23
Pascanatal · 25
Fosfogliserida · 23
Perkembangan · 2, 4, 5, 6, 7, 10, 11,
12, 14, 15, 16, 19, 20, 25
G Pertumbuhan · 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 16,
19, 20, 25
Genetic · 24 Plagiosefali · 25
Glia · 5, 24 Poliferasi · 8, 25
Gyrus · 5, 24 Prenatal · 25
Psikososial · 25
H PUFA · 5, 25

Hidrosefali · 24
R
Homeostasis · 24
Reticular Activating System · 25

20
S Stimulasi · 6, 14, 16, 17, 19, 20, 25
Sulci · 25
Sensoris · 25
Sinaps · 8, 11, 25
T
Sindroma Down · 16
Sindroma Dunde Walker. · 16 The Golden Age · 2, 4, 19, 25
Sindroma Neurokutan · 16

21
DAFTAR ISTILAH

Action Brain : Otak yang mengatur fisik kita untuk bertahan hidup,
mengelola gerak refleks, mengendalikan gerak motorik,
memantau fungsi tubuh, dan memproses informasi yang
masuk dari pancaindera.
Anatomis : Bersifat anatomi
Anensefali : Bayi lahir dengan otak kurang berkembang dan
tengkorak tidak lengkap
Antrofi : Kondisi di mana terjadi penurunan massa otot
Atrofi Serebri : Kondisi medis berupa terjadinya penyusutan massa atau
sel saraf otak
CNS : Sistem saraf pusat atau SSP (terdiri dari brain atau otak
dan Spinal Cord (medula spinalis),
Diferensiasi : Proses ketika sel kurang khusus menjadi jenis sel yang
lebih khusus
Dismorfisme : Ciri yg menunjukkan perbedaan jenis kelamin (dapat
berupa ukuran, warna, atau bentuk)
Encephalon : Pusat sistem saraf pada vertebrata dan banyak
invertebrata lainnya.
Ensefalokel : Suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan
adanya penonolan meningens (selaput otak) dan otak
yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang
pada tulang tengkorak.
Feeling Brain : Otak yang memproses emosi seperti rasa suka dan tidak
suka, cinta dan benci
Fosfogliserida : Molekul dari sifat lipid yang berlimpah di membran
biologis.
Genetic : Pewarisan sifat gen pada organisme maupun
suborganisme.
Glia : Sel penyokong untuk neuron-neuron SSP

22
Gyrus : Lipatan atau tonjolan di otak dan sulci
Hidrosefali : Penumpukan cairan di rongga otak, sehingga
meningkatkan tekanan pada otak.
Homeostasis : Keadaan dalam tubuh suatu makhluk hidup yang
mempertahankan konsentrasi zat dalam tubuh,
khususnya darah agar tetap konstan.
Kognitif : Penilaian yang dilakukan atas dasar kemampuan dalam
mengenal sesuatu yang mengacu pada proses seseorang
memperoleh pengetahuan yang ada dalam dirinya
sendiri, dimana proses memperoleh pengetahuan ini
dapat diperoleh melalui beberapa hal sesuai dengan
aspek yang terdapat dalam pengukuran ranah kognitif.
Korteks : Bagian dalam akar yang tersusun oleh berbagai sel yang
membentuk beberapa lapisan
Metabolisme : Proses pengolahan zat gizi dari makanan yang telah
diserap oleh tubuh untuk diubah menjadi energi.
Mielinasi : Penututpan akson atau serabut panjang sarah oleh
mielin, yang merupakan isolator lemak.
Migrasi : Perpindahan sel saraf
Motoric : Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang
anak.
Myelin : Lapisan lipoprotein tebal (terdiri daripada bahan-bahan
lemak dan protein) yang mengelilingi akson beberapa
neuron yang membentuk sarung berbentuk sos
Neocortex : Struktur yang terbagi kepada lapisan nipis yang meliputi
otak mamalia.
Neural plate : Lempeng otak
Neuron : Jenis tertentu dari sel yang khusus untuk menyimpan
dan mengirimkan informasi.
Neurotransmiter : Senyawa kimiawi dalam tubuh yang bertugas untuk
menyampaikan pesan antara satu sel saraf (neuron) ke
sel saraf target

23
Nutrisi : Ubstansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan.
Pascanatal : Masa setelah dilahirkan
Perkembangan : Proses perubahan yang menyertai pertumbuhan menuju
tingkat kematangan atau kedewasaan makhluk hidup.
Pertumbuhan : Proses bertambahnya ukuran (di antaranya volume,
massa, dan tinggi) pada makhluk hidup.
Plagiosefali : Kondisi yang menyebabkan kepala bayi memiliki area
yang rata atau bentuk yang tidak serasi.
Poliferasi : Sebuah proses yang bertanggung jawab pada
peningkatan jumlah sel yang ada di dalam tubuh.
Prenatal : Masa sebelum dilahirkan
Psikososial : Suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup
aspek psikis dan sosial atau sebaliknya.
PUFA : Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang
memiliki ikatan rangkap dua atau lebih yang memiliki
titik leleh lebih rendah dibanding Mono Unsaturated
Fatty Acid (MUFA) sehingga akan bersifat cair pada
suhu dingin dan suhu ruang.

Reticular Activating Bagian dari otak yang bisa menggerakkan semangat atau
System : motivasi untuk melakukan sesuatu.
Sensoris : Sistem penghantaran rangsangan dari perifer (reseptor)
ke pusat (otak).
Sinaps : Tempat neuron mengadakan kontak dengan neuron lain
atau organ efektor.
Sindroma Down : Kelainan kromosom genetik 21 yang menyebabkan
keterlambatan perkembangan dan intelektual.
Sindroma Dunde Kelainan bawaan yang ditandai dengan membesarnya
Walker : rongga berisi cairan antara batang otak dan otak kecil
(ventrikel keempat).

24
Sindroma Neurokutan : Kelainan yang memengaruhi otak, sumsum tulang
belakang, organ, kulit, dan tulang.
Stimulasi : Rangsangan yang telah dilakukan setiap hari sejak bayi
baru lahir (sebaiknya dari rahim) untuk merangsang
semua sistem sensorik.
Sulci : Lekukan yang lebih dalam pada otak
The Golden Age : Periode dimana otak dan fisik anak tengah mengalami
perkembangan yang sangat pesat.

25

Anda mungkin juga menyukai