Anda di halaman 1dari 10

Hai Rekan Guru, 

Pada modul Pengetahuan Perkembangan Otak Anak kita akan belajar tentang Konsep Otak,
perkembangan fungsi otak, perkembangan fungsi otak pada usia dini,  serta perkembangan
kesiapan belajar. 

Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat : 

1. Menjelaskan perkembangan otak 


2. Menjelaskan anatomi otak 

3. Memahami otak sebagai organ tubuh dan cara otak berfungsi.

4. Memahami kerja otak di tahapan perkembangannya.

5. Mengenali bentuk output kerja otak dengan pemahaman urutan dan perbedaannya

6. Mendeskripsikan tahapan kognitif low order thinking skill sampai high order thinking
skill dalam kerja otak serta pembentukan kuadran dominasi kerja otak

Rekan Guru,

Neurotransmitter adalah senyawa kimiawi dalam tubuh yang bertugas untuk menyampaikan
pesan antara satu sel saraf (neuron) ke sel saraf target. Sel-sel target ini dapat berada di
otot, berbagai kelenjar, dan bagian lain dalam tubuh. Neurotransmiter memainkan peran
yang sangat penting untuk otak dalam mengatur kinerja berbagai sistem tubuh. Sistem
tubuh tersebut termasuk :
 Pernapasan
 Detak jantung

 Siklus pengaturan tidur

 Pencernaan

 Suasana hati

 Konsentrasi

 Nafsu makan

 Gerakan otot

 Hai Rekan Guru, 


 Perkembangan otak dan bertambahnya usia merupakan proses alamiah setiap
manusia. Tuntutan akan bertambahnya kemampuan setiap individu untuk
beradaptasi dan berinteraksi memerlukan perkembangan kognitif. Selama ini
perkembangan kognitif dikenal sebagai kemampuan-kemampuan yang dapat
diukur.
 Setelah mempelajari modul ini maka Anda diharapkan memiliki pemahaman tentang
perkembangan kesiapan belajar anak.

Rekan Guru,

Perkembangan otak dan bertambahnya usia merupakan proses alamiah setiap manusia.
Tuntutan akan bertambahnya kemampuan setiap individu untuk beradaptasi dan
berinteraksi memerlukan perkembangan kognitif. Selama ini perkembangan kognitif dikenal
sebagai kemampuan-kemampuan yang dapat diukur.

Output dari kerja otak disebut sebagai proses neurobiologis yang merupakan potensi untuk
terbentuknya kemampuan, hal tersebut belum banyak diketahui dan dianggap tidak relevan
untuk menjadi pembahasan di bidang pendidikan karena kecenderungan pendekatan
medis. Perkembangan teknologi medis di bidang radiodiagnostik mengembangkan konsep
pendekatan neurosains pada akhir abad 20, banyak memberikan masukkan tentang proses
perkembangan otak berkaitan dengan kerja otak untuk kognitif dan kecerdasan sehingga
bermanfaat bagi bidang pendidikan. Pembahasan dengan pendekatan neurosains yang
merupakan kecerdasan terapan menjelaskan bahwa potensi dari proses kerja otak lebih
penting daripada kompetensi atau kecerdasan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi tampilnya kemampuan yang disebut sebagai kompetensi tersebut, seperti
nutrisi, oksigen, stimulus atau perbedaan dan penurunan fungsi yang disebabkan penyakit
turunan atau penyakit yang didapatkan selama masa kehidupan.

Proses perkembangan kognitif merupakan aktivitas continuum perkembangan otak,


sehingga saat terjadi gangguan proses kognitif perlu ditinjau kembali proses perkembangan
yang sebelumnya. Perkembangan kognitif awal dimulai dari perkembangan bahasa pada
kemampuan komunikasi.

Secara umum komunikasi adalah suatu proses aktif pengiriman, penerimaan dan input balik
informasi dari pengirim (sender) komunikator ke penerima atau (receiver). Penerima pesan
yang menerima pesan tersebut harus mampu mengidentifikasi isi pesan dan menyampaikan
umpan balik sebagai respon sesuai dengan aturan yang disepakati dan berlaku. Salah satu
saluran yang digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun verbal.
Rekan Guru,

5 aspek perkembangan anak usia dini antara lain fisik motorik, sosial emosional, bahasa,
kognitif, serta agama dan moral yang akan mencapai optimalisasi perkembangannya sejalan
dengan perkembangan fungsi otak anak. Perkembangan fungsi otak yang distimulasi
dengan tepat akan mengoptimalkan 5 aspek perkembangan anak usia dini tersebut.

Setelah mempelajari materi ini maka Anda akan mengetahui keterkaitan antara
perkembangan fungsi otak dengan perkembangan anak usia dini sehingga Anda
diharapkan memiliki pemahaman bahwa aspek perkembangan tahapan fungsi otak anak
akan mendukung perkembangan anak usia dini.

Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk
mendapatkan profil perkembangan anak. DDTK analisa POA merupakan cara untuk
memahami kematangan kerja otak dengan sistem telusur balik. Kuesioner DDTK analisa
POA memiliki range penilaian 0-9 yang akan diisi oleh orang tua dan guru. Hasil DDTK
analisa POA akan mengkategorikan anak reguler/ terlambat/ terhambat/ rujukan.

DDTK analisa POA dapat membantu guru untuk memahami kematangan kerja otak dengan
sistem telusur balik yang memiliki perbedaan cara pengisian kuesioner. Dengan mengikuti
pembelajaran Ini, Anda diharapkan mampu mengambil data dengan kuesioner DDTK
analisa POA sehingga nantinya Anda dapat  memiliki data profil perkembangan anak yang
didapatkan dari kuesioner DDTK analisa POA

Rekan Guru,

Pada topik sebelumnya Anda sudah mempelajari keterkaitan antara perkembangan fungsi
otak dengan perkembangan anak usia dini. 
Untuk mengetahui perkembangan anak, maka dibutuhkan
sebuah instrumen yang sudah tidak asing ditelinga kita dan biasa digunakan di dunia
pendidikan, alat ukur tersebut adalah Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK).

Perkembangan anak merupakan suatu proses berurutan dari sejak konsepsi sampai anak
dilahirkan dan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya saat ini. Hal ini berkaitan dengan 
kematangan di dalam proses perkembangan otak. Proses belajar dan stimulus yang
diberikan pada masa pengasuhan anak merupakan proses untuk mematangkan otak dan
tumbuh kembang fisik secara optimal. Artinya pengukuran perkembangan anak melalui
deteksi dini tumbuh kembang merupakan proses fisik berkaitan dengan penilaian kesehatan
anak yang harus dilengkapi dengan penilaian perkembangan otak yang merupakan hasil
proses belajar dari stimulus lingkungan (lingkungan yang diperkaya). 

Alur kerja fungsi


otak harus memenuhi tahapan input, proses, dan output. Selama ini bidang pendidikan
melihat input dan output tanpa memperhatikan proses. Proses adalah bagaimana otak
menyimpan, mengolah, dan menghubungkan informasi sehingga menjadi pengetahuan
yang dimiliki oleh individu tersebut.

Brain development: “age related changes structure and function of the brain”, di sepanjang
usia terjadi perubahan struktur dan fungsi otak yang akan terwujud dalam milestone
perkembangan anak. Contoh, untuk dapat menamai benda, dimulai dari mata melihat
benda. Input visual tersebut jatuh di belakang otak sebagai melihat sebuah benda. Setelah
itu ada proses melihat benda bulat dan panjang, kemudian terhubung dengan fungsi dari
benda tersebut, baru setelah itu menamai benda yang dilihat (naming). Proses tersebut 
adalah change structure: adanya sirkuit-sirkuit yang menghubungkan satu dengan dengan
yang lain.

Child development atau perkembangan anak merupakan kemampuan yang dimiliki


individu/anak pada usia tertentu. Di dunia psikologi dikenal sebagai tugas mental dan di
bidang kesehatan diukur dengan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK).

Deteksi Dini Tumbuh Kembang menjadi bagian dalam proses pemantauan yang
diikutsertakan dalam buku KIA. Analisa perkembangan otak anak mengambil kuesioner pra
skrining perkembangan atau disebut sebagai pemantauan perkembangan dalam buku
tahun 2020 yang diolah urutan pengamatannya mengikuti hirarki pematangan fungsi otak
dengan penyesuaian kalimat dan item pengamatan. Hasil pengurutan ini akan membantu
menempatkan penilaian pada rangkaian profil untuk memberi gambaran kecenderungan
masa kematangan fungsi kerja otak anak.

Stimulasi yang tepat untuk  merangsang otak anak usia dini (0-6 tahun) harus didasarkan
pada profil perkembangan otak anak, sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara
dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian berlangsung optimal sesuai dengan umur anak.
Peraturan Menteri Kesehatan no. 66 tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan,
Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak termaktub Instrumen deteksi dini
tumbuh kembang (DDTK) dengan tujuan anak mendapatkan pelayanan stimulasi, deteksi
dan intervensi dini tumbuh kembang agar tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai
potensi yang dimilikinya. Rekan guru,

Modul ini membahas perihal bagaimana  menyusun rencana program pembelajaran


berdasarkan perkembangan fungsi otak. ditindaklanjuti setelah pengkategorian peserta
didik dalam kategori regular, terlambat, terhambat, ataupun rujukan. 

Masing-masing kategori akan mendapatkan rangkaian aktivitas untuk stimulasi yang


berbeda-beda. Selain itu, asupan nutrisi juga menjadi perhatian dalam perkembangan otak
anak. Pemahaman guru terkait perkembangan otak anak disampaikan kepada orang tua
dengan harapan orang tua peduli dan terlibat aktif untuk mendukung stimulasi yang
dibutuhkan anak.
Mempelajari modul ini Anda memiliki pemahaman membuat Rencana Pembelajaran yang
berelasi dengan profil anak (DDTK analisa POA)

Tujuan dari modul ini adalah menjelaskan perkembangan fungsi otak dengan kurikulum,
Menjelaskan keterkaitan aspek perkembangan anak usia dini dengan perkembangan fungsi
otak, Menjelaskan target perkembangan pendidikan mengacu pada profil pelajar pancasila.

Mengikuti modul ini diharapkan Anda mampu menginplementasikan rencana belajar yang
berelasi dengan profil anak, membangun komunikasi dengan orang tua siswa dalam
kegiatan parenting.

Mari kita simak video pembukaan modul 3 berikut ini :

Rekan Guru,

Bagaimanakah mengimplementasikan aktivitas profil anak pada program pembelajaran ? 

Implementasi atau penerapan profil kematangan fungsi otak anak akan mengacu pada
Peraturan Pemerintah no 57 tahun 2021 pasal 5 tentang standar pendidikan yang memberi
arahan 5 aspek perkembangan anak usia dini, yaitu:

 sosial emosi
 fisik motorik

 bahasa

 kognitif

 agama dan moral

Dalam kerangka STPPA, Identifikasi awal menggunakan DDTK akan mengkategorikan anak
reguler atau terlambat atau terhambat atau rujukan. Pada kegiatan di kelas anak akan
dikategorikan BSB, BSH, MB, dan BB. Anak yang berada dalam kategori MB dan BB akan
mendapatkan assessment lanjutan dan intervensi menggunakan program perkembangan
otak anak (PPOA).

Pendekatan aktivitas berbasis potensi kemampuan, merupakan upaya perencanaan belajar


dengan pendekatan adaptifnya. Anak dengan potensi kecenderungan kekhususan memiliki
beberapa kelemahan yang dapat  menghambat pencapaian kemandiriannya.
Anak dengan potensi kecenderungan kekhususan perlu berjuang untuk dapat menjadi
bagian dalam masyarakatnya. Memiliki tantangan untuk dapat melakukan penyesuaian diri
yang tidak sama satu dan lainnya disebabkan kecenderungan kekhususan yang ada pada
individu masing-masing. Adapun di lingkungan sekolah, pembelajaran lebih ditekankan
pada pengembangan kognitif tanpa memahami potensi dan kebutuhan individu.
Dibutuhkan kerjasama antara orangtua, lingkungan, dan sekolah.

Proses persiapan penyusunan rangkaian pembelajaran yang diberi imbuhan dengan urutan
pematangan fungsi otak menjadi kebutuhan dalam menghadapi masa perkembangan
teknologi yang belum selaras dengan perubahan pola asuh anak usia dini. Dengan
pengetahuan kepentingan pematangan fungsi otak untuk tahapan kesiapan belajar, maka
perlu dipastikan setiap anak mendapat kesempatan urutan stimulasinya.

Rekan Guru,

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:

1. Menjelaskan zat gizi yang berperan dalam perkembangan otak dan sumber-sumber
makanan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan dalam perkembangan otak anak

2. Mengetahui kandungan gizi pada makanan yang mendukung perkembangan otak anak

3. mengetahui menu makanan yang mudah ditemui untuk mendukung perkembangan otak
anak
Anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan di rumah dan di sekolah, termasuk
tumbuh kembang fungsi otak yang perlu menjadi perhatian bersama antara gurudi sekolah
dan orang tua (keluarga) di rumah. Profil perkembangan otak anak perlu dibaca dan
dipahami dengan kesamaan persepsi antara guru dan orang tua. Selama ini orang tua lebih
banyak menggunakan kemampuan baca, tulis dan hitung sebagai ukuran kemampuan anak
untuk persiapan belajar ke usia sekolah dasar. 

Hal ini wajar memperhatikan kebutuhan dasar kemampuan belajar mewajibkan proses
belajar dengan menggunakan buku dan pengolahan dengan menulis. Kemampuan baca,
tulis, hitung akan tercapai jika anak mendapat kesempatan pematangan yang
berkesinambungan dalam urutan integrasi sistem sarafnya. Proses belajar ini semuanya
terhubung dalam beberapa cara untuk kontrol gerakan. 

Misalnya kemampuan membaca anak, pada awalnya tergantung pada kemampuan anak
menggerakan mata. Mata harus bergerak stabil. Sementara kemampuan menulis melibatkan
koordinasi antara tangan dan mata. Dan kemampuan menyalin membutuhkan penyesuaian
antara posisi kepala dan jarak fokus. Masing-masing kegiatan ini bisa menyentuh
keterampilan motorik dan kemampuan postural (postur tubuh) yang berbeda. Untuk
membaca dalam segitiga belajar tampil pada tingkat perceptual motor yang berarti
kemampuan koordinasi mata dalam ruang rentang simbol dan bergerak sesuai rangkaian
huruf menjadi kata dan kemudian kalimat. 
Kemampuan mata bergerak tanpa kesulitan urutan baris yang koordinatif dengan memori
pada identifikasi simbol dan objek akan menghasilkan kemampuan baca non verbal. Dipadu
dengan artikulasi pada kemampuan kendali otot wajah - leher, pada tingkat kedua
sensorimotor di segitiga belajar akan menghasilkan kemampuan baca verbal. Menulis
adalah kemampuan integrasi antara motorik kasar dan halus yang tidak diganggu oleh
kehadiran refleks yang masih aktif pada bagian tengkuk, bahu, lengan dan telapak tangan.
Menghitung merupakan kerja otak yang memerlukan dasar keteraturan untuk
mengembangkan keterampilan memilih - memilah - menyusun. Awal hitung bermula dari
keteraturan hidup bayi hingga usia 2-3 tahun.

1. Bagaimana pengalaman anda setelah mencoba mengambil salah satu sirkuit aktivitas
untuk stimulasi pada kelompok terlambat?

Melalui permainan sirkuit, anak akan dapat memiliki rasa tanggung jawab serta
membentuk keterampilan setiap individu. Permainan sirkuit mempunyai manfaat untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar karena permainan ini memiliki unsur latihan
sirkuit. Permainan sirkuit memiliki beberapa pos. Setiap pos memiliki kegiatan yang berbeda,
misalnya berupa kegiatan keseimbangan, kelenturan tubuh yakni tangan dan kaki berlari dan
kegiatan pendukung terhadap daya tahan, dorong dan ketangkasan.
Sumber : https://whynoto.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai