Anda di halaman 1dari 33

PENDIDIKAN-KEMATANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala jiwa. Maka dari itu, psikologi
pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa yang berkenaan tentang
pendidikan, misalnya tentang belajar dan berbagai aspeknya. Dalam hal belajar ini terdapat
berbagai aspek yang salah satunya mengenai hal kematangan dalam hal belajar. Dalam buku
Child Development, Elizabeth B. Hurlock mengemukakan bahwa perkembangan pribadi
manusia itu merupakan hasil atau akibat daripada kematangan dan belajar.

Mungkin masih sangat membingungkan apa yang dimaksud dengan kematangan, aspek-
aspeknya, prinsip-prinsipnya dan hubungan antara anak dengan kematangan dan kesiapan
anak dalam belajar. Oleh karena itu, sehubungan dengan judul makalah ini mengenai
kematangan maka kami akan mencoba membahasnya sedetail mungkin.

BAB II

PEMBAHASAN

KEMATANGAN

A. Pengertian Kematangan

Kematangan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat seseuatu dengan cara-cara tertentu.
Singkatnya ia telah memiliki intelegensi. Intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai macam
daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat dan
sebagainya) turut mempengaruhi intelegensi seseorang.

Kematang disebabkan karena perubahan “genes” yang mentukan perkembangan struktur


fisiologi dalam system saraf, otak dan indra sehingga semua itu memungkuinkan individu
matang menngadakan reaksi-reaksi terhadap setiap stimulus lingkungan.

Menurut English & English, kematangan adalah “Maturity is the state or condition of
complete or adult from structure, and function of anorganism, wether in respect to a single
trait or, more often, all traits.” (English & English, 1958: 308)

Dari definisi di atas dapar di artikan bahwa kematangan adalah keadaan atau kondisi bentuk,
struktur dan kondisi yang lengkap atau dewasa pada suatu organism, baik terhadap suatu
sifat, bahkan seringkali semua sifat.

Kematangan (maturity) membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara
tertentu, yang disebut “readiness” (kesiapan). Readiness yang dimaksud yaitu readiness untuk
bertingkah laku yang instingtif,maupun tingkah laku yang dipelajari.

Yang dimaksud dengan tingkah laku instingtif,yaitu suatu pola tingkah laku yang
diwariskan(melalui proses hereditas).
3 ciri tingkah laku instingtif :

1. Tingkah laku instingtif terjadi menurut pola pertumbuhan herediter.

2. Tingkah laku instingtif adalah tanpa didahului dengan latihan atau praktek sebelumnya.

3. Tingkah laku yangf instingtif berulang setiap saat tanpa ada saraf yang menggerakkan nya.

Tingkah laku instingtif ini biasanya terjadi karena adanya kematangan seksual,atau fungsi
saraf.yang termasuk tingkah laku yang diwariskan adalah bukan hanya tungkah laku
insting.reaksi-reaksi psikologis seperti:reflex, takut, berani, haus,lapar, marah, tertawa, dan
lain-lain adalah tidak usah dipelajari melainkan sudah diwariskan.

Tingkah laku apapun yang dipelajari, memerlukan kematangan. Orang tak akan dapat berbuat
secara iteligen apabila kapasitas itelektualnya belum memungkinkanya. Untuk itu
kematangan dalam struktur otak dan system saraf sangat diperlukan. Dalam kehidupan
individu, banyak hal yang tidak dapat dilakukan atau diperoleh hanya dengan kematangan,
melainkan harus dipelajari. Misalnya mengenai, kemampuan berbicara, membaca, menulis
dan berhitung. Dalam hal ini melakukan aktivitas-aktivitas semacam itu, kematangan
memang tetap diperlukan sebagai penentu readiress untuk belajar.

B. Prinsip-prinsip pembentukan kematangan

Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabila di dalam dirinya sudah terdapat
“readiness” untuk mempelajari sesuatu itu. Ada orang yang mengeratikan readiness sebagai
kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu.

Readiness dalam belajar melibatkan beberapa faktor yang bersama-sama membentuk


readiness, yaitu:

1. Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis; ini menyangkut pertumbuhan terhadap


perlengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indra, dan kapasitas intelektual.

2. Motivasi; yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan tertentu individu untuk
mempertahankan serta mengembangkan diri. Motivasi berhubunagn dengan system
kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan-tekanan lingkungan.

Dengan demikian, readiness seseorang itu senantiasa mengalami perubahan setiap hari
sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fisiologis individu serta adanya desakan-
desakan dari lingkungan seseorang.

Perkembangan readiness terjadi dengan mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Adapun prinsip-


prinsip tersebut ialah sebagaia berikut:

1. Semua aspek pertumubuhan berinteraksi dan bersama membentuk readiness.

2. Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu.

3. Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi kepribadian


inidividu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah.
4. Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang,
maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi
perkembangan pribadinya.

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, jelaslah bahwa apa yang telah dicapai oleh seseorang
pada masa-masa yang lalu akan mempunyai arti bagi aktifitas-aktifitasnya sekarang. Apa
yang telah terjadi pada saat sekarang akan memberikan sumbangan terhadap readiness
individu di masa mendatang.

C. Ciri-ciri Adanya Kematangan

Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat penting artinya bagi seorang
pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang
sebaik-baiknya tehadap semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagi mereka.

Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pad diri si anak adalah ditandai dengan adanya:

a. Perhatian si anak

b. Lamanya perhaian berlangsung

c. Kemajuan jika diajar atau dilatih.

Telah banyak percobaan-percobaan diadakan untu mengetahui sampai dimana seorang anak
dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengajaran ataupun
pengalaman. Hasilnya antara lain:

a. Pada tahun-tahun pertama “kematangan” ini penting karena memungkinka pengajaran atau
latihan.

b. Dalam perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan diantara anak kembar dan
anak yang berbeda rasanya.

c. Berlangsungnya secara bersama-sama antarpertumbuhan kodrat (kematangan) dengan


pengajaran atau latihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembangan anak.

D. Fungsi Kematangan dalam Proses Perkembangan atau Belajar

Dalam proses perkembangan fungsi kematangan itu adalah sebagai berikut:

a. Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi sebuah perkembangan; misalnya kematangan
otot dan urat kaki sebagai bahan untuk perkembangan berjalan.

b. Pemberi batas dan kualitas perkembangan, makin baik kualitas perkembangan suatu fungsi
akan semakin baik kualitas hasil perkembangan yang akan terjadi dan juga sebaliknya.

c. Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih, membimbing ataupun
mengajarnya.
E. Kematangan Sebagai Dasar dari Pembentukan Readiness

Pengaruh kondisi jasmaniah terhadap pola tingkah laku atau pengakuan social sangat
tergantung kepada:

a. Pengakuan individu yang bersangkutan terhadap diri sendiri (self concept)

b. Pengakuan dari orang lain atau kelompoknya. Masing-masing individu mempunyai sikap
tersendiri terhadap keadaan fisiknya.

Perubahan jasmani memerlukan bantuan “motor learning” agar pertumbuhan itu mencapai
kematangan. Kematangan ataupun kondisi fisik baru akan memperoleh pengakuan social,
apabila individu yang bersangkutan mengusahakan “social learning” (belajar berinteraksi
dengan orang lain atau kelompok serta menyesuaikan diri dengan nilai-nilai serta minat-
minat kelompok). Dengan diusahakannya hal di atas, diharapkan individu mencapai tingkat-
tingkat kematangannya sesuai dengan tahap-tahp pertumbuhannya, belajarnya, dan
lingkungan sosialnya.

Dasar-Dasar Biologis Tingkah Laku

Tingkah laku individu didasari oleh pertumbuhan biologisnya. System saraf merupakan
penggerak tingkah laku manusia secara biologis. System saraf terdiri atas komposisi sel-sel
yang disebut neurons. Tiap-tiap neuron mengandung tenaga yang berasal dari proses kimiawi
dan elektronik. Apabila mendapat stimulasi, neurons melepaskan dorongan-dorongan
elektronis yang merangsang gerakan neurons lainnya guna merangsang gerakan urat-urat dan
otot-otot tubuh.

Pusat system saraf terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Itulah yang berfungsi
sebagai pengatur gerakan jasmaniah pada tubuh. Berbagai fungsi otak telah dilokalisasi
melalui proses-proses kegiatan neural sebagai berikut:

a. Lokalisasi fungsi otak melalui stimulus elektris dari kimiawi terhadap semua bagian otak.

b. Lokalisasi fungsi otak melalui pencatatan aktifitas neural di bagian-bagian otak yang
berlainan posisi dan manfaat.

c. Lokalisasi fungsi otak melalui teknik pelukaan (penggarisan jejak-jejak neural).

d. Lokalisasi melalui penelitian-penelitian neuroanatomis dan komparatif.

e. Lokalisasi melalui penelitian-penelitian biokimiawi.

Otak-otak kita terdiri dari tiga bagian yaitu:

- Cerebrum

Bagian yang mengatur segenap proses mental dan aktifitasnya.

- Cerebellum
Bagian yang mengkoordinasi aktifitas urat saraf.

- Brain Stem

Bagian pusat-pusat pengatur system badani yang vital seperti jantung- paru-paru, dan
respirasi.

Kesadaran individu terhadap stimuli di alam sekitar maupun dalam tubuh dipimpin oleh
aktifitas sel-sel khusus di dalam system saraf yang disebut “receptors”.

1. Striated muscle,

2. Smooth muscle,

3. Cardiac muscle,

4. Duct glands,

5. Ductess glands.

Tingkah laku manusia dapat terbagi atas dua macam reaksi yaitu:

1. Respondent behavior; yaitu tingkah laku bersyarat dan tidak sengaja, selalu tergantung
kepada stimuli.

2. Operant behavior, yaitu tingkah laku disengaja dan tidak selalu tergantung kepada stimuli.

F. Lingkungan atau Kultur Sebagai Penyumbang Pembentuk Readiness

Perkembangan pada diri seorang anak terganung pada pengaruh lingkungan dan kultur di
samping akibat tumbuhnya pada pola jasmaniah. Stimulisasi lingkungan serta hambatan-
hambatan mental individu mempengaruhi perkembangan mental, kebutuhan, minat, tujuan-
tujuan, perasaan, dan karakter individu yang bersangkutan.

Dalam perkembangan kehidupan individu, lingkungan yang dihadapi atau direaksi semakin
luas. Meluasnya lingkungan dapat melalui bebrapa cara, antara lain:

1. Perluasan paling nyata adalah dalam arah stimulasi fifik anak. Makin tua umur manusia
makin luas pula medan geografis yang dihadapi, dan arah stimulasinya semakin melebar pula.

2. Manusia yang mengalami perkembangan kapasitas intelektual dan di samping itu


pemikirannya meningkat, maka dalam hidupnya terjadi banyak perubahan lingkungan.
Dengan perkataan lain, lingkungan banyak mengalami perubahan di dalam diri manusia,
misalnya di dalam pengamatannya, kesan-kesannya, ingatannya, imajinasinya, dan yang
terlebih penting adalah dalam pemikirannya.

3. Akibat dari keadaan itu, terjadilah perubahan lingkungan di dalam kemampuan individu
membuat keputusan. Perubahan lingkungan itu terjadi akibat belajar serta bertambahnya
kematangan manusia. Semakin tua atau dewasa, manusia pun menjadi merdeka dan
bertanggung jawab. Dengan adanya kemampuan mengontrol lingkungan yang lebih luas,
maka makin banyaklah kesempatan manusia untuk belajar. Dengan makin banyaknya
manusia belajar, maka kematangan tidak semakin berkurang, melainkan dapat lestari bahkan
mengikat.

BAB III

PENUTUP

Simpulan

1. Kematangan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat seseuatu dengan cara-cara


tertentu. Singkatnya ia telah memiliki intelegensi. Intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai
macam jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat dan
sebagainya yang turut mempegaruhi intelegensi seseorang).

2. Prinsip-prinsip pembentukan kematangan, di antaranya:

- Semua aspek pertumubuhan berinteraksi dan bersama membentuk readiness.

- Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu.

- Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi kepribadian


inidividu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah.

- Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang,
maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi
perkembangan pribadinya.

3. Adanya ciri-ciri kematangan pada diri anak ditandai dengan adanya:

· Perhatian si anak

· Lamanya perhatian berlangsung

· Kemajuan jika diajar atau dilatih.

4. Dalam proses perkembangan atau belajar, fungsi kematangan itu adalah sebagai berikut:

· Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi sebuah perkembangan; misalnya kematangan
otot dan urat kaki sebagai bahan untuk perkembangan berjalan.

· Pemberi batas dan kualitas perkembangan, makin baik kualitas perkembangan suatu fungsi
akan semakin baik kualitas hasil perkembangan yang akan terjadi dan juga sebaliknya.

· Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih, membimbing ataupun
mengajarnya.

Kematangan disebabka karena perubahan “genes” yang menntukan perkembangan struktur


fisiologis dalam system saraf, otak dan indra, sehingga semua itu memungkinkan individu
matang dalam mengadakan reaksi-reaksi terhadap stimulus linkungan. Lingkungan atau
kultur juga berperan sebagai penyumbang pembentukan readiness (kesiapan belajar) karena
stimulasi lingkungan serta hambatan-hambatan mental individu mempengaruhi
perkembangan mental, kebutuhan, minat, dan tujuan-tujuan, perasaan, dan karakter individu
yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sabri, M Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Diposkan oleh el-faroqq di 01.07
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Makalah

Kumpulan Makalah
Monday, May 30, 2011

Psikologi Perkembangan (Ciri-Ciri dan Perbedaan Antara Pertumbuhan dan


Perkembangan AnakUsia Dini)

BAB I
PENDAHULUAN

Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang
pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia.Pada masa usia dini, semua potensi anak
berkembang sangat cepat. Seorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil,
karena ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang sampai
dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan
menurut norma-norma tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang dewasa,
misalnya mengenai makan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan
sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti
persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan lingkungan anak
pada waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya.

Sebuah organ yang tumbuh berarti organ itu akan menjadi besar, karena sel-sel dan jaringan di
antara sel bertambah banyak. Selama pembiakan, sel berkembang menjadi sebuah alat (organ)
dengan fungsi tertentu. Pada permulaannya, organ ini masih sederhana dan fungsinya belum
sempurna. Lambat laun organ tersebut dengan fungsinya akan tumbuh dan berkembang menjadi
organ yang matang, seperti yang diperlukan orang dewasa. Dengan demikian pertumbuhan,
perkembangan dan kematangan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain.

Untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimum diperlukan
berbagai faktor misalnya makanan harus disesuaikan dengan keperluan anak yang sedang tumbuh.
Penyakit infeksi akut maupun kronis menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga
pencegahan penyakit menular merupakan hal yang penting, di samping diperlukan bimbingan,
pembinaan, perasaan aman dan kasih sayang dari ayah dan ibu yang hidup rukun, bahagia dan
sejahtera dalam lingkungan yang sehat.

Sebelum bayi lahir terdapat pertumbuhan dan perkembangan yang cepat sekali, yaitu dari seorang
makhluk yang terdiri hanya dari satu sel sampai terjadi seorang bayi yang setelah dilahirkan dapat
hidup sendiri terpisah dari ibunya. Triwulan pertama masa embrio sangat penting, karena
merupakan masa pembentukan organ dan beberapa organ telah mulai bekerja. Bila dalam masa ini
pertumbuhan embrio dipengaruhi oleh obat, penyakit virus atau radiasi, maka akan terjadi
perubahan pada organ yang sedang tumbuh tersebut yang selanjutnya akan menyebabkan kelainan
bawaan.

Dalam triwulan berikutnya janin lebih tahan, beberapa organ telah selesai pertumbuhannya. Pada
masa ini terutama terjadi perkembangan fungsi dan panjang janin juga bertambah. Akhir bulan
keempat panjang janin 35 cm (kira-kira 70% dari panjang badan bayi baru lahir). Selama triwulan
terakhir, berat badan bertambah dengan cepat sekali dan terutama terdapat penambahan jaringan
lemak di bawah kulit. Bayi lahir dengan berat rata-rata 3000 gram dan panjang badan 48 cm di
Indonesia, sedangkan di negara maju berat badan rata-rata bayi baru lahir adalah 3300 gram dan
panjang 50 cm.

Pada bayi baru lahir besar kepala merupakan 1/4 panjang badan, sedangkan anggota gerak kira-kira
1/4 panjang badan. Besar kepala orang dewasa hanya 1/8 panjang badannya dan anggota geraknya
1/2 panjang badannya. Pada umur 2 tahun, umbilicus merupakan pusat badan, sedangkan pada
orang dewasa pusat badan adalah simfisis. Berat fetus 90% terdiri dari air, sedangkan pada bayi baru
lahir 70-80% dan pada orang dewasa 50%. Setelah bayi lahir, berat badan akan menurun karena
kurangnya minum, kehilangan cairan tubuh melalui kencing, pernafasan kulit dan mekonium.
Penurunan fisiologis ini dapat mencapai 10% dari berat badan waktu lahir. Sesudah 10-14 hari berat
badan waktu lahir dapat dicapai kembali. Ciri khas dari anak ialah ia selalu berubah baik secara
jasmaniah maupun secara fungsionil.

Untuk itulah makalah ini kami susun untuk membantu memahami psikologi perkembangan yang
terjadi pada anak usia dini. Makaah ini perlu dibaca oleh para mahasiswa maupun para dosen, agar
dapat mengerti cirri-ciri, tugas dan perbedaan persamaan perkembangan dan pertumbuhan anak.

BAB II
PEMBAHASAN

1. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN
Ciri – ciri perkembangan secara umum yaitu :
a. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ – organ tubuh) dan
aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan berkreasi)
b. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak beubah sesuai dengan fase
perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan imajinasi dari fantasi kerealitas)
c. Lenyapnya tanda – tanda yang lam; tanda - tanda fisik (lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak –
anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis (lenyapnya gerak – gerik kanak – kanak dan perilaku
impulsif).
d. Diperolehnya tanda – tanda yang baru; tanda – tanda fisik (pergantian gigi dan karakter seks pada
usia remaja) tanda – tanda psikis (berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral,
interaksi dengan lawan jenis)

2. CIRI DAN PRINSIP TUMBUH KEMBANGANAK

a. Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai
berikut:
1). Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi.
Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan
serabut saraf.
2). Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang
anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi
berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
3). Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam
pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing
anak.

4). Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.


Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat
dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5). Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a). Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota
tubuh (pola sefalokaudal).
b). Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian
distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

6). Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.


Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran
sebelum mampu membuat gambar kotak, anak
mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

b. Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang
ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui
belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang
dimiliki anak.
2). Pola perkembangan dapat diramalkan.
 Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan
seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan
spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

3. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI , BEDASARKAN ASPEK-ASPEKNYA

a. Perkembangan Moral
1). Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan
2). Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua
3). Menghargai memberi dan menerima
4). Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya

b. Perkembangan Fisik
1). Pertumbuhan fisik yang cukup pesat
2). Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku motorik
3). Energik dan aktif
4). Membedakan perabaan
5). Masih memerlukan waktu tidur yang banyak
6). Tertarik pada makanan

c. Perkembangan Bahasa
1). Menyatakan maksud dalam kalimat yang terdiri dari 4 sampai 10 kata
2). Mengetahui dan meniru suara-suara
3). Mengerti terhadap kalimat perintah
4). Mengajukan pertanyaan
5). Menyebutkan nama-nama benda dan fungsi
6). Memecahkan masalah dengan berdialog
d. Perkembangan Kognitif
1). Mengelompokkan benda-benda yang sejenis
2). Mengemlompokkan bentuk
3). Membedakan rasa
4). Membedakan bau
5). Membedakan warna
6). Menyebutkan dan mengenal bilangan (1 –10)
7). Rasa inign tahu yang tinggi
8). Imajinatif

e. Perkembangan Sosial dan Emosi


1). Mengenal aturan
2). Orientasi bermain
3). Egosentris
4). Belajar tentang kerja sama dan berbagi
5). Belajar ke kamar mandi sendiri (Toilet training)
6). Selalu ingin mencoba sendiri
7). Menunjukkan ekspresi emosi
8). Responsif terhadap dorongan dan pujian
9). Mengembangkan konsep diri
10) Belajar menerima tanggung jawab pribadi dan kemandirian

f. Perkembangan Seni
1). Mendengarkan musik
2). Mengikuti irama
3). Bernyanyi
4). Mencipatakan irama
5). Menggambar.

4. CIRI-CIRI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Dalam peristiwa pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki berbagai ciri khas yang
membedakan komponen satu dengan yang lain.

a. Pertumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1). Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalani hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.

2). Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik
atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.

3). Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa
pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks
tertentu.

4). Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan,
seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.

b. Perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1). Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti
perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.

2). Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat
terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal.

3). Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang
sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.

4). Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda.

5). Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana tahapan


perkembangan harus melewati tahap demi tahap (Narendra, 2002).

5. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

a. Robert J.Havighurs

Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurs adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu
periode tertentu dalam keidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan
kebahagiaan serta memberikan jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan
kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat dan kesulitan untuk tugas perkembangan
berikutnya.

1). Tugas Perkembangan Pada Masa Kanak-Kanak

a). Belajar berjalan.


b). Belajar makan makanan padat.
c). Belajar mengendalikan gerakan badan.
d). Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
e). Memperoleh stabilitas fisiologi.
f). Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik.
g).Belajar menggabungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak adik, dan orang lain.
h). Belajar membedakan yang benar dan salah.

2). Tugas Perkembangan Pada Masa Anak


a).Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu.
b).Membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh.
c).Belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya.
d).Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin.
e).Membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
f).Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan.
g).Membentuk kata hati moralitas dan nilai-nilai.
h).Memperoleh kebebasan diri.
i).Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompokelompok dan lembaga sosial.

b. Tugas Perkembangan Menurut Collins

Menurut Collins, Tugas Perkembangan Pada Masa Anak:

1). Aspek Fisik, meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot, yaitu meningkatkan kemampuan
beberapa aktivitas dan tugas fisik.
2). Aspek Kognisi, pada taraf operasional konkret, berfokus pada kejadian saat ini, menambah
pengetahuan dan keterampilan baru, mengembangkan perasaan mampu ( self efficacy).
3). Aspek Sosial, a). mencapai bentuk relasi yang tepat dengan keluarga, teman, dan lingkungan; b).
mempertahankan harga diri yang sudah dicapai; c). mampu mengkompromikan antara tuntutan
konformitas; dan d). mencapai identitas diri yang memadai dan adekuat.

6. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENYELESAIAN TUGAS PERKEMBANGAN

a. Faktor Pendukung Penyelesaian Tugas Perkembangan


Faktor-faktor yang mendukung penyelesaian tugas perkembangan ialah :
1). Tingkat perkembangan yang normal,
2). Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan tersebut dengan arahan
dan bimbingan yang tepat.
3). Motivasi yang tinggi,
4). Kesehatan fisik yang baik dan tidak memiliki ketunaan secara fisik,
5). Tingkat kecerdasan yang memadai,
6). Kreativitas.

b. Faktor Penghambat Penyelesaian Tugas Perkembangan


Faktor-faktor yang menghambat penyelesaian tugas perkembangan ialah :
1). Tingkat perkembangan yang mundur,
2). Tidak mendapat kesempatan yang cukup untuk belajar dan tidak mendapat bimbingan dan
arahan yang tepat,
3). Tidak ada motivasi,
4). Kesehatan yang buruk,
5). Cacat Tubuh,
6). Tingkat kecerdasan yang rendah.
7. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Seperti yang telah kita ketahui bahwa Perkembangan (Development) adalah rangkaian perubahan
sepanjang rentang kehidupan manusia, yang bersifat progresif, teratur, berkesinambungan dan
akumulatif, yang menyangkut segi kuantitatif dan kualitatif, sebagai hasil interaksi antara maturasi
dan proses belajar. Sedangkan Pertumbuhan (Growth) merupakan perubahan ukuran organisme
karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur
atau bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi
besar.
Maka Dapat kita simpulkan bahwa perbedaan antara perkembangan (Development) dengan
pertumbuhan (Growth) terletak pada sifat yang berlangsung pada kedua proses tersebut, dalam hal
ini pertumbuhan bersifat kuantitatif sedangkan perkembangan merupakan proses yang lebih
kompleks meliputi kualitatif dan kuantitatif. Serta dapat kita tarik kesimpulan bahwa pertumbuhan
merupakan salah satu bagian dari proses perkembangan, karena proses pertumbuhan individu
mengikuti proses perkembangan yang bersifat kualitatif.

Kematangan (Maturation)
Kematangan seseorang merupakan salah satu bagian dari proses perkembangan individu,
perkembangan akan senantiasa diikuti oleh kematangan secara bertahap dan menjadi kompleksitas
dalam proses kematangan itu sendiri. Hal ini bertahap, diukur oleh fase usia serta proses
perkembangannya, sehingga seorang individu akan memperoleh kematangan sesuai dengan periode
usia yang telah dicapainya. Tahap dalam perkembangan di ikuti oleh kematangan, sehingga
kematangan seorang individu diukur dari tahap mana ia telah berkembang. Kematangan ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu lingkungan, proses belajar, serta proses perkembangan
individu tersebut.
Kematangan seorang individu meliputi kematangan fisik atau biologis serta kematangan psikis atau
psikologis. Kematangan fisik atau biologis seseorang merupakan proses yang berlangsung secara
alami dan berkesinambungan, proses kematangan ini berkaitan erat dengan proses pertumbuhan
seperti pertumbuhan tinggi badan, pertumbuhan tulang – tulang, pertumbuhan organ – organ
seksual, tumbuhnya rambut di bagian bagian tertentu, dan pertumbuhan fisik lainnya. Sedangkan
kematangan psikis meliputi kematangan cara berpikir, bergaul, kritis, berperasaan, ketertarikan pada
lawan jenis, dan kematangan psikis lainnya.

Belajar (Learning)

Belajar merupakan proses pencarian informasi dan ilmu pengetahuan serta proses pemahaman
sesuatu yang bersifat kompleks meliputi bidang pengetahuan, bersosial, serta penghayatan arti
kehidupan. Proses ini sebagai pengisi dan penunjang kelangsungan hidup bergaul, bermasyarakat,
dan penunjang proses berjalannya kehidupan. Proses belajar ini berjalan dari masa pre natal hingga
dewasa, proses ini merupakan proses tanpa batas karena sepanjang hidup seorang individu akan
senantiasa mengalami proses ini, karena penyerapan informasi ini terus berlanjut sampai seseorang
itu mati. Proses belajar ini adalah salah satu dari tugas – tugas dari perkembangan seorang individu,
proses belajar ini bertahap pada tiap – tiap fase perkembangan, dan merupakan tugas
perkembangan (Development task). Proses ini merupakan proses yang paling berpengaruh terhadap
pembentukan karakter seorang individu, jika proses ini berjalan dengan baik maka pembentukan
karakter serta perilaku seorang individu tersebut akan baik juga, dan proses belajar ini berpengaruh
terhadap kamatangan seorang individu (Maturation).

BAB III

KESIMPULAN

Setiap manusia, baik pada masa kanak-kanak, pada masa remaja bahkan pada masa dewasa,
memiliki tingkatan pertumbuhan yang akan terjadi dalam menuju kedewasaannya. Dan
pertumbuhan itu akan terjadi secara bertahap dan berangsur-angsur. Selain itu pula didalam proses
pertumbuhan yang terjadi, perlu diperhatikan beberapa hal baik cirri-ciri pertumbuhan serta tugas
masing-masing dalam tahap pertumbuhan anak. Untuk itu setiap manusia perlu memperhatikan
pertumbuhan anak secara mendetail agar dalam proses pertumbuhannya, tidak mengakibatkan hal-
hal yang tidak diinginkan, seperti kekerasan pada anak, yang akan mengakibatkan depresi pada
anak, serta gaguan pada sistem syaraf anak.

Posted by Lailatur at 9:04 AM


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

2 comments:

1.

imeh tinkywinkyMay 18, 2012 at 1:36 AM

Thanks ya...blognya

Reply

2.

Yudha WiwahaDecember 20, 2012 at 9:39 AM

siipppp

Reply
Load more...

Newer Post Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Kenangan With Akp Jayakarta

Amazon Deals
There was an error in this gadget

There was an error in this gadget

There was an error in this gadget

Subscribe To
Posts

Comments

Followers

Blog Archive

 ▼  2011 (7)
o ▼  May (7)
 Tafsir Surat Al-Luqman, Ayat 12-15
 Hadist Tentang Ilmu
 Psikologi Pendidikan (Tanggapan)
 Psikologi Perkembangan (Ciri-Ciri dan Perbedaan An...
 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
 Falsafah Pancasila
 Pendidikan Dan Masyarakat , Pendidikan Dan Stratif...

 ►  2013 (1)

About Me

Lailatur
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia

Aq,,, Kata Orang Aq itu Baik, Ramah, Rajin Menabung, Suka Menolong, pencemburuan,
Manis(Betul Banget), de el..el.. Aq itu orangnya gak suka loh dikhianatin, ditiru, didiemin,
dimusuhin n' Aq paling suka loh diperhatiin, disapa, disayang... ya itu ja lah yang ku tau
tentang diriqu!!!

View my complete profile

There was an error in this gadget

Daily Calendar
There was an error in this gadget

Picture Window template. Powered by Blogger.

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

dekigusman
Minggu, 17 Juli 2011

Makalah Metode Pendidikan Islam dalam filsafat pendidikan islam

Filsafat Pendidikan Islam

HAKIKAT METODE DALAM PENDIDIKAN


ISLAM
DISUSUN OLEH:

KELOMPOK X

DEKI GUSMAN PRATAMA

SITI USNI

IRDAWATI

RINALDI

DOSEN PEMBIMBING:

TARUDDIN, M.A

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA BARAT


SOLOK
2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat dan hidayahnya
makalah ini dapat diselesaikan, suatu makalah sederhana dengan kerendahan hati disajikan untuk
memenuhi kebutuhan mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Sumatera Barat
(UISB) dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam Khususnya mengenai Hakikat Metode dalam
Pendidikan Islam.

Oleh karena itu, mengingat terbatasnya bahan bacaan yang tersedia diperpustakaan yang
terkait dengan Filsafat Pendidikan Islam maka makalah ini disajikan untuk melengkapinya
sehingga diharapkan dapat bermanfaat, tidak hanya bagi mahasiswa FAI saja, tetapi juga bagi
masyarakat umum.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan masukan, arahan dari rekan-
rekan sejawat maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih atas semua bantuan dan saran
dalam penyempurnaan makalah ini.

Solok, Juli 2011

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang…………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..
1
BAB II Hakikat Metode dalam Pendidikan Islam………..................................
2

A. Pengertian..…………………….........………………………………….. 2
B. Asas-Asas........................……………………………………………….
C. Karakteristik Metode Pendidikan Islam................................................... 3
D. Macam-macam metode............................................................................
5
BAB III PENUTUP..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA 6

BAB I 14

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal


maddah”, bahwa metode jauh lebih penting dibanding materi, karena sebaik apapun
tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut
sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi
sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak.. Oleh sebab itu pemilihan
metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai
faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan. Apa yang dilakukan
Rasulullah SAW saat menyampaikan wahyu Allah kepada para sahabatnya bisa kita
teladani, karena Rasul saw. sejak awal sudah mengimplementasikan metode
pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau
lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw. sangat
memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami
dapat ditransfer dengan baik. Rasulullah saw. juga sangat memahami naluri dan
kondisi setiap orang, sehingga beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik
meterial maupun spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah
swt. dan syari’at-Nya.

B.     Perumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan dalam makalah ini dirumuskan


permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengertian Metode dalam pendidikan Islam?


2. Apa Saja Dasar-dasar/ asas-asas dari metode tersebut?
3. Macam-macam Metode Dalam Pendidikan Islam

BAB II

HAKIKAT METODE PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Metode

Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode
berasal dari dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui
dan hodos berrti “jalan” atau “cara”1[1]. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan
istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan2[2]. Sedangkan dalam bahasa Inggris metode disebut
method yang berarti cara dalam bahasa Indonesia 3[3].

Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang


beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan dengan kata
pendidikan atau pengajaran diantaranya :

1. Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang di


dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan 4[4]

[3] John M Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
1995,
[4] hal. 379. Pengantar interaksi Belajar Mengajar, Bandung : Tarsito, 1998, hal. 96
Surakhmad,
2. Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan
tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau
instruktur5[5]

3. Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang


dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada
saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode
mengajar merupaka alat untuk menciptakan proses pembelajaran. 6[6]

4. Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna


segala kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka
kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, cirri-ciri
perkembangan muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong
murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan
perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka. 7[7]

Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian


metode di atas, beberapa hal yang harus ada dalam metode adalah :

1. Adanya tujuan yang hendak dicapai


2. Adanya aktivitas untuk mencapai tujuan
3. Aktivitas itu terjadi saat proses pembelaran berlangsung
4. Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas itu dilakukan.

Ada istilah lain yang dalam pendidikan yang mengandung makna berdekatan
dengan metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi. Pendekatan merupakan
pandangan falsafi terhadap subject matter yang harus diajarkan dapat juga diartikan
sebagai pedoman mengajar yang bersifat realistis/konseptual. Sedangkan
teknik/strategi adalah siasat atau cara penyajian yang dikuasai pendidik dalam
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, agar
bahan pelajaran dapat dipahami dan digunakan dengan baik.
B. Asas Metode Pendidikan Islam

[7] Omar Mohammad, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1979, hal.553
Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut permasalahan
individual atau social peserta didik dan pendidik itu sendiri. Untuk itu dalam
menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar
umummetode pendidikan Islam. Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau
jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang
pendidik haruslah mengacu pada asas-asas/dasar-dasar metode pendidikan
tersebut. Asas metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah:8[8]

1. Asas Agamis, maksudnya bahwa metode yang digunakan dalam pendidikan


Islam haruslah berdasarkan pada Agama. Sementara Agama Islam merujuk
pada Al Qur’an dan Hadits. Untuk itu, dalam pelaksanannya berbagai
metode yang digunakan oleh pendidik hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan yang muncul secara efektif dan efesien yang dilandasi nilai-nilai
Al Qur’an dan Hadits.
2. Asas Biologis, Perkembangan biologis manusia mempunyai pengaruh dalam
perkembangan intelektualnya. Semakin dinamis perkembangan biologis
seseorang, maka dengan sendirinya makin meningkat pula daya
intelektualnya. Untuk itu dalam menggunakan metode pendidikan Islam
seorang guru harus memperhatikan perkembangan biologis peserta didik.
3. Asas Psikologis. Perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik akan
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan nilai
pendidikan dan pengetahuan yang dilaksanakan, dalam kondisi yang labil
pemberian ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai akan berjalan tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh Karenanya Metode pendidikan Islam
baru dapat diterapkan secara efektif bila didasarkan pada perkembangan
dan kondisi psikologis peserta didiknya. Untuk itu seorang pendidik dituntut
untuk mengembangkan potensi psikologis yang tumbuh pada peserta didik.
Sebab dalam konsep Islam akal termasuk dalam tataran rohani.
4. Asas sosiologis. Saat pembelanjaran berlangsung ada interaksi antara pesrta
didik dengan peserta didik dan ada interaksi antara pendidik dengan peserta
didik, atas dasar hal ini maka pengguna metode dalam pendidikan Islam
harus memperhatikan landasan atau dasar ini. Jangan sampai terjadi ada
metode yang digunakan tapi tidak sesuai dengan kondisi sosiologis peserta

[8] Ramayulis dan Samsu Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 216
didik, jika hal ini terjadi bukan mustahil tujuan pendidikan akan sulit untuk
dicapai.

Keempat asas di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dan harus diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam
mencapai tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi
agamis, kondisi biologis, kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis peserta didik.

C.    Karakteristik Metode Pendidikan Islam

Diantara karakteristik metode pendidikan Islam:

1. Keseluruhan proses penerapan metode pendidikan Islam, mulai dari


pembentukannya, penggunaannya sampai pada pengembangannya tetap
didasarkan pada nilai-nilai asasi Islam sebagai ajaran yang universal.
2. Proses pembentukan, penerapan dan pengembangannya tetap tidak dapat
dipisahkan dengan konsep al-akhlak al-karimah sebagai tujuan tertinggi dari
pendidikan Islam
3. Metode pendidikan Islam bersifat luwes dan fleksibel dalam artian
senantiasa membuka diri dan dapat menerima perubahan sesuai dengan
situasi dan kondisi yang melingkupi proses kependidikan Islam tersebut, baik
dari segi peserta didik, pendidik, materi pelajaran dan lain-lain.
4. Metode pendidikan Islam berusaha sungguh-sungguh untuk
menyeimbangkan antara teori dan praktik.
5. Metode pendidikan Islam dalam penerapannya menekankan kebebasan
peserta didik untuk berkreasi dan mengambil prakarsa dalam batas-batas
kesopanan dan akhlak karimah.
6. Dari segi pendidik, metode pendidikan Islam lebih menekankan nilai-nilai
keteladanan dan kebebasan pendidik dalam menggunakan serta
mengkombinasikan berbagai metode pendidikan yang ada dalam mencapai
tujuan pengajaran.
7. Metode pendidikan Islam dalam penerapannya berupaya menciptakan
situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya interaksi edukatif
yang kondusif .

8. Metode pendidikan Islam merupakan usaha untuk memudahkan proses


pengajaran dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. 9[9]

D.    Macam-macam Metode dalam Pendidikan Islam

Sebagai ummat yang telah dianugerahi Allah Kitab AlQuran yang lengkap
dengan petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal
sebaiknya menggunakan metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip
dasarnya dari Al Qur’an dan Hadits. Diantara metode- metode tersebut adalah 10[10]:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian inforemasi melalui penuturan


secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini terdapat di
dalam Al Qur’an :

n=sù öNßgpgUr& #sŒÎ) öNèd tbqäóö7tƒ ’Îû ÇÚö‘F{$# ÎŽötóÎ/


Èd,ysø9$# 3 $pkš‰r'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $yJ¯RÎ) öNä3ãŠøót/ #’n?tã Nä3Å¡àÿRr&
( yì»tG¨B Ío4qu‹ysø9$# $u‹÷R‘‰9$# ( ¢OèO $uZø‹s9Î) öNä3ãèÅ_ótB
Nä3ã¤Îm7t^ãZsù $yJÎ/ óOçFZä. šcqè=yJ÷ès? ÇËÌÈ

Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman


di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana)
kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri (hasil kezalimanmu) itu hanyalah
kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami
kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (Q.S. Yunus : 23)

[9] Samsul nizar, 2002, filsafat pendidikan Islam. H. 70-71

[10] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2008. Hal. 193
b. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah
diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca.

Prinsip dasar metode ini terdapat dalam hadits Tanya jawab antara Jibril dan
Nabi Muhammad tentang iman, islam, dan ihsan.

Selain itu ada juga hadits yang lainnya seperti hadits berikut ini :

Artinya: Hadis Qutaibah ibn Sa’id, hadis Lâis kata Qutaibah hadis Bakr yaitu ibn
Mudhar dari ibn Hâd dari Muhammad ibn Ibrahim dari Abi Salmah ibn Abdurrahmân
dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda; Bagaimana pendapat kalian
seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian. Ia mandi di
sana lima kali sehari. Bagaimana pendapat kalian? Apakah masih akan tersisa
kotorannya? Mereka menjawab, tidak akan tersisa kotorannya sedikitpun. Beliau
bersabda; Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah menghapus
dosa-dosa. (Muslim, I: 462-463)

c. Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran


dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/ membicarakan dan
menganalisis secara ilmiyah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah.
Abdurrahman Anahlawi menyebut metode ini dengan sebutan hiwar (dialog) 11[11].

Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al Qur’an Surat Assafat : 20-23 yang
berbunyi :

qä9$s%ur $uZn=÷ƒuq»tƒ #x‹»yd ãPöqtƒ ÈûïÏd‰9$# ÇËÉÈ #x‹»yd ãPöqtƒ#(


È@óÁxÿø9$# “Ï%©!$# OçGYä. ¾ÏmÎ/ šcqç/Éj‹s3è? ÇËÊÈ * (#rçŽà³ôm$# tûïÏ
%©!$# (#qçHs>sß öNßgy_ºurø—r&ur $tBur (#qçR%x. tbr߉ç7÷ètƒ ÇËËÈ
`ÏB Èbrߊ «!$# öNèdr߉÷d$$sù 4’n<Î) ÅÞºuŽÅÀ ËLìÅspgø:$# ÇËÌÈ

[11] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 194


Dan mereka berkata:”Aduhai celakalah kita!” Inilah hari pembalasan.Inilah hari
keputusan yang kamu selalu mendustakannya(kepada Malaikat diperintahkan):
“Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan
sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah,Selain Allah; Maka tunjukkanlah
kepada mereka jalan ke neraka. (Q.S. Assafat : 20-23)

Selain itu terdapat juga dalam hadits yang berbunyi :

Artinya: Hadis Qutaibah ibn Sâ’id dan Ali ibn Hujr, katanya hadis Ismail dan dia ibn
Ja’far dari ‘Alâ’ dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. bahwasnya Rasulullah saw.
bersabda: Tahukah kalian siapa orang yang muflis (bangkrut)?, jawab mereka; orang
yang tidak memiliki dirham dan harta.Rasul bersabda; Sesungguhnya orang yang
muflis dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala)
salat, puasa dan zakat,. Dia datang tapi telah mencaci ini, menuduh ini, memakan
harta orang ini, menumpahkan darah (membunuh) ini dan memukul orang ini. Maka
orang itu diberi pahala miliknya. Jika kebaikannya telah habis sebelum ia bisa
menebus kesalahannya, maka dosa-dosa mereka diambil dan dicampakkan
kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke neraka.(Muslim, t.t, IV: 1997)

d. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru
memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut
diperiksa oleh gur dan murid harus mempertanggung jawabkannya.

Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al Qur’an yang berbunyi :

pkš‰r'¯»tƒ ãÏoO£‰ßJø9$# ÇÊÈ óOè% ö‘É‹Rr'sù ÇËÈ y7/u‘ur$


÷ŽÉi9s3sù ÇÌÈ y7t/$u‹ÏOur öÎdgsÜsù ÇÍÈ t“ô_”9$#ur öàf÷d$$sù ÇÎÈ
Ÿwur `ãYôJs? çŽÏYõ3tGó¡n@ ÇÏÈ šÎh/tÏ9ur ÷ŽÉ9ô¹$$sù ÇÐÈ
Artinya :

1. Hai orang yang berkemul (berselimut),


2. Bangunlah, lalu berilah peringatan!
3. Dan Tuhanmu agungkanlah!
4. Dan pakaianmu bersihkanlah,
5. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
6. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang
lebih banyak.
7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

e. Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru
mempertunjukan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan
murid memperhatikannya.

Prinsip dasarnya terdapat dalam hadits yang berbunyi

Artinya: Hadis dari Muhammad ibn Muşanna, katanya hadis dari Abdul Wahhâb
katanya Ayyũb dari Abi Qilâbah katanya hadis dari Mâlik. Kami mendatangi
Rasulullah saw. dan kami pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama
(dua puluh malam) 20 malam. Rasulullah saw adalah seorang yang penyayang dan
memiliki sifat lembut. Ketika beliau menduga kami ingin pulang dan rindu pada
keluarga, beliau menanyakantentang orang-orang yang kami tinggalkan dan kami
memberitahukannya. Beliau bersabda; kembalilah bersama keluargamu dan
tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah mereka. Beliau
menyebutkan hal-hal yang saya hapal dan yang saya tidak hapal. Dan salatlah
sebagaimana kalian melihat aku salat. (al-Bukhari, I: 226)

f. Metode eksperimen

Suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan suatu percobaan,


dan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru
memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan.

Prinsip dasar metode ini ada dalam hadits :

Artinya: Hadis Adam, katanya hadis Syu’bah ibn Abdurrahmân ibn Abzâ dari ayahnya,
katanya seorang laki-laki datang kepada Umar ibn Khattâb, maka katanya saya
sedang janabat dan tidak menemukan air, kata Ammar ibn Yasir kepada Umar ibn
Khattâb, tidakkah anda ingat ketika saya dan anda dalam sebuah perjalanan, ketika
itu anda belum salat, sedangkan saya berguling-guling di tanah, kemudian saya salat.
Saya menceritakannya kepada Rasul saw. kemudian Rasulullah saw. bersabda:
”Sebenarnya anda cukup begini”. Rasul memukulkan kedua telapak tangannya ke
tanah dan meniupnya kemudian mengusapkan keduanya pada wajah.(al-Bukhari, I:
129)

Hadis di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong
şiqah dan şiqah hafiz, şiqah şubut. Menurut al-Asqalani, hadis ini mengajarkan
sahabat tentang tata cara tayammum dengan perbuatan. (Al-Asqalani, I: 444)
Sahabat Rasulullah saw. melakukan upaya pensucian diri dengan berguling di tanah
ketika mereka tidak menemukan air untuk mandi janabat. Pada akhirnya Rasulullah
saw. memperbaiki ekperimen mereka dengan mencontohkan tata cara bersuci
menggunakan debu.

g. Metode Amsal/perumpamaan

Yaitu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran melalui


contoh atau perumpamaan.

Prinsip metode ini terdapat dalam Al Qur’an

öNßgè=sVtB È@sVyJx. “Ï%©!$# y‰s%öqtGó™$# #Y‘$tR !$£Jn=sù ôNuä!$|


Êr& $tB ¼ã&s!öqym |=ydsŒ ª!$# öNÏdÍ‘qãZÎ/ öNßgx.ts?ur ’Îû ;M»yJè=àß žw
tbrçŽÅÇö6ムÇÊÐÈ

Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api Maka


setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari)
mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. (Q.S.
Albaqarah : 17)

Selain itu terdapat pula dalam hadits yang berbunyi :

Artinya; Hadis dari Muhammad ibn Mutsanna dan lafaz darinya, hadis dari Abdul
Wahhâb yakni as- Śaqafi, hadis Abdullah dari Nâfi’ dari ibn Umar, Nabi saw.
bersabda: Perumpamaan orang munafik dalam keraguan mereka adalah seperti
kambing yang kebingungan di tengah kambing-kambing yang lain. Ia bolak balik ke
sana ke sini. (Muslim, IV: 2146)

Hadis di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah şubut, şiqah hâfiz, sedangkan ibn Umar adalah sahabat
Rasulullah saw. Menurut ath-Thîby (1417H, XI: 2634), orang-orang munafik, karena
mengikut hawa nafsu untuk memenuhi syahwatnya, diumpamakan seperti kambing
jantan yang berada di antara dua kambing betina. Tidak tetap pada satu betina,
tetapi berbolak balik pada ke duanya. Hal tersebut diumpamakan seperti orang
munafik yang tidak konsisten dengan satu komitmen.

Perumpamaan dilakukan oleh Rasul saw. sebagai satu metode pembelajaran


untuk memberikan pemahaman kepada sahabat, sehingga materi pelajaran dapat
dicerna dengan baik. Matode ini dilakukan dengan cara menyerupakan sesuatu
dengan sesuatu yang lain, mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang lebih
konkrit. Perumpamaan yang digunakan oleh Rasulullah saw. sebagai satu metode
pembelajaran selalu syarat dengan makna, sehinga benar-benar dapat membawa
sesuatu yang abstrak kepada yang konkrit atau menjadikan sesuatu yang masih
samar dalam makna menjadi sesuatu yang sangat jelas.

h. Metode Targhib dan Tarhib

Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan


menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar
peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.

Prinsip dasarnya terdapat dalam hadits berikut ini :

Artinya: Hadis Abdul Aziz ibn Abdillah katanya menyampaikan padaku Sulaiman dari
Umar ibn Abi Umar dari Sâ’id ibn Abi Sa’id al-Makbârî dari Abu Hurairah, ia berkata:
Ya Rasulullah, siapakah yang paling bahagia mendapat syafa’atmu pada hari kiamat?,
Rasulullah saw bersabda: Saya sudah menyangka, wahai Abu Hurairah, bahwa tidak
ada yang bertanya tentang hadis ini seorangpun yang mendahului mu, karena saya
melihat semangatmu untuk hadis. Orang yang paling bahagia dengan syafaatku ada
hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan ”Lâilaha illa Allah” dengan ikhlas dari
hatinya atau dari dirinya.(al-Bukhari, t.t, I: 49)

Selain hadits juga hadits berikut ini :

Artinya: Hadis Ahmad ibn Shalih, hadis Abdullah ibn Wahhab, Umar memberitakan
padaku dari Bakr ibn Suadah al-Juzâmi dari Shâlih ibn Khaiwân dari Abi Sahlah as-
Sâ’ib ibn Khallâd, kata Ahmad dari kalangan sahabat Nabi saw. bahwa ada seorang
yang menjadi imam salat bagi sekelompok orang, kemudian dia meludah ke arah
kiblat dan Rasulullah saw. melihat, setelah selesai salat Rasulullah saw. bersabda
”jangan lagi dia menjadi imam salat bagi kalian”… (Sijistani, t.t, I: 183).

Hadis di atas tergolong syarîf marfū’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah hâfiz, şiqah dan şiqah azaly. Memberikan hukuman (marah) karena
orang tersebut tidak layak menjadi imam. Seakan-akan larangan tersebut
disampaikan beliau tampa kehadiran imam yang meludah ke arah kiblat ketika salat.
Dengan demikian Rasulullah saw. memberi hukuman mental kepada seseorang yang
berbuat tidak santun dalam beribadah dan dalam lingkungan social.

Sanksi dalam pendidikan mempunyai arti penting, pendidikan yang terlalu


lunak akan membentuk pelajar kurang disiplin dan tidak mempunyai keteguhan hati.
Sanksi tersebut dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut, dengan teguran,
kemudian diasingkan dan terakhir dipukul dalam arti tidak untuk menyakiti tetapi
untuk mendidik. Kemudian dalam menerapkan sanksi fisik hendaknya dihindari kalau
tidak memungkinkan, hindari memukul wajah, memukul sekedarnya saja dengan
tujuan mendidik, bukan balas dendam.

i. Metode pengulangan (tikror)

Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara
mengulang-ngulang materi tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih
lama materi yang disampaikan.

Prinsip dasarnya terdapat dalam hadits berikut :

Artinya: Hadis Musaddad ibn Musarhad hadis Yahya dari Bahzâ ibn Hâkim, katanya
hadis dari ayahnya katanya ia mendengar Rasulullah saw bersabda: Celakalah bagi
orang yang berbicara dan berdusta agar orang-orang tertawa. Kecelakaan baginya,
kecelakaan baginya. (As-Sijistani, t.t, II: 716).

Hadis di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah hafiz, şiqah sadũq. Rasulullah saw. mengulang tiga kali
perkataan ”celakalah”, ini menunjukkan bahwa pembelajaran harus dilaksanakan
dengan baik dan benar, sehingga materi pelajaran dapat dipahami dan tidak
tergolong pada orang yang merugi.

Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan


atau praktek yang diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seseorang
membayangkan dirinya melakukan perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu
melakukan perbuatan secara nyata merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting.
Latihan mental, mengaktifkan orang yang belajar untuk membayangkan kejadian-
kejadian yang sudah tidak ada untuk berikutnya bayangan-bayangan ini
membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf
perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan kecakapan
membuat model menjadi kode verbal atau kode visual mempermudah pengulangan.
Metode pengulangan dilakukan Rasulullah saw. ketika menjelaskan sesuatu yang
penting untuk diingat para sahabat.

BAB III

PENUTUP

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode dan pendekatan


dalam pendidikan Islam mempunyai peranan yang amat penting dalam pencapaian
tujuan pendidikan. Sebaik apapun materi yang akan kita sampaikan tanpa disertai
metode yang tepat dalam pencapaiannya dikhawatirkan esensi dari materi tersebut
tidak sampai dan tidak difahami oleh peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Al Syaibani, Omar Mohammad, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang

Echol, Jhon M dan Shadily, Hasan, 1995, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

Ihsan, Hamdani dan A. Fuad Ihsan.2007. filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia

Nizar, Samsu. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers

Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia

________, 2008, Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia

Ramayulis dan Nizar, Samsu, 2009, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia
Diposkan oleh dekigusman di 20.21

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

 ▼  2011 (9)
o ▼  Juli (9)
 Makalah Metode Pendidikan Islam dalam filsafat pen...
 SPI pada Masa Rasul
 Peran Guru Agama
 Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah
 Teknik Pengumpulan Data
 Aplikasi KTSP dalam Pembelajaran PAI
 Tafsir tentang Perkawinan
 Hakikat Kurikulum Dalam Pendidikan Islam
 Problem Solving

Mengenai Saya

dekigusman

saya hanya seorang makhluk Allah yang tidak mempunyai daya apa-apa

Lihat profil lengkapku

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai