BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala jiwa. Maka dari itu, psikologi
pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa yang berkenaan tentang
pendidikan, misalnya tentang belajar dan berbagai aspeknya. Dalam hal belajar ini terdapat
berbagai aspek yang salah satunya mengenai hal kematangan dalam hal belajar. Dalam buku
Child Development, Elizabeth B. Hurlock mengemukakan bahwa perkembangan pribadi
manusia itu merupakan hasil atau akibat daripada kematangan dan belajar.
Mungkin masih sangat membingungkan apa yang dimaksud dengan kematangan, aspek-
aspeknya, prinsip-prinsipnya dan hubungan antara anak dengan kematangan dan kesiapan
anak dalam belajar. Oleh karena itu, sehubungan dengan judul makalah ini mengenai
kematangan maka kami akan mencoba membahasnya sedetail mungkin.
BAB II
PEMBAHASAN
KEMATANGAN
A. Pengertian Kematangan
Kematangan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat seseuatu dengan cara-cara tertentu.
Singkatnya ia telah memiliki intelegensi. Intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai macam
daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat dan
sebagainya) turut mempengaruhi intelegensi seseorang.
Menurut English & English, kematangan adalah “Maturity is the state or condition of
complete or adult from structure, and function of anorganism, wether in respect to a single
trait or, more often, all traits.” (English & English, 1958: 308)
Dari definisi di atas dapar di artikan bahwa kematangan adalah keadaan atau kondisi bentuk,
struktur dan kondisi yang lengkap atau dewasa pada suatu organism, baik terhadap suatu
sifat, bahkan seringkali semua sifat.
Kematangan (maturity) membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara
tertentu, yang disebut “readiness” (kesiapan). Readiness yang dimaksud yaitu readiness untuk
bertingkah laku yang instingtif,maupun tingkah laku yang dipelajari.
Yang dimaksud dengan tingkah laku instingtif,yaitu suatu pola tingkah laku yang
diwariskan(melalui proses hereditas).
3 ciri tingkah laku instingtif :
2. Tingkah laku instingtif adalah tanpa didahului dengan latihan atau praktek sebelumnya.
3. Tingkah laku yangf instingtif berulang setiap saat tanpa ada saraf yang menggerakkan nya.
Tingkah laku instingtif ini biasanya terjadi karena adanya kematangan seksual,atau fungsi
saraf.yang termasuk tingkah laku yang diwariskan adalah bukan hanya tungkah laku
insting.reaksi-reaksi psikologis seperti:reflex, takut, berani, haus,lapar, marah, tertawa, dan
lain-lain adalah tidak usah dipelajari melainkan sudah diwariskan.
Tingkah laku apapun yang dipelajari, memerlukan kematangan. Orang tak akan dapat berbuat
secara iteligen apabila kapasitas itelektualnya belum memungkinkanya. Untuk itu
kematangan dalam struktur otak dan system saraf sangat diperlukan. Dalam kehidupan
individu, banyak hal yang tidak dapat dilakukan atau diperoleh hanya dengan kematangan,
melainkan harus dipelajari. Misalnya mengenai, kemampuan berbicara, membaca, menulis
dan berhitung. Dalam hal ini melakukan aktivitas-aktivitas semacam itu, kematangan
memang tetap diperlukan sebagai penentu readiress untuk belajar.
Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabila di dalam dirinya sudah terdapat
“readiness” untuk mempelajari sesuatu itu. Ada orang yang mengeratikan readiness sebagai
kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu.
2. Motivasi; yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan tertentu individu untuk
mempertahankan serta mengembangkan diri. Motivasi berhubunagn dengan system
kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan-tekanan lingkungan.
Dengan demikian, readiness seseorang itu senantiasa mengalami perubahan setiap hari
sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fisiologis individu serta adanya desakan-
desakan dari lingkungan seseorang.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, jelaslah bahwa apa yang telah dicapai oleh seseorang
pada masa-masa yang lalu akan mempunyai arti bagi aktifitas-aktifitasnya sekarang. Apa
yang telah terjadi pada saat sekarang akan memberikan sumbangan terhadap readiness
individu di masa mendatang.
Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat penting artinya bagi seorang
pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang
sebaik-baiknya tehadap semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagi mereka.
Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pad diri si anak adalah ditandai dengan adanya:
a. Perhatian si anak
Telah banyak percobaan-percobaan diadakan untu mengetahui sampai dimana seorang anak
dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengajaran ataupun
pengalaman. Hasilnya antara lain:
a. Pada tahun-tahun pertama “kematangan” ini penting karena memungkinka pengajaran atau
latihan.
b. Dalam perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan diantara anak kembar dan
anak yang berbeda rasanya.
a. Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi sebuah perkembangan; misalnya kematangan
otot dan urat kaki sebagai bahan untuk perkembangan berjalan.
b. Pemberi batas dan kualitas perkembangan, makin baik kualitas perkembangan suatu fungsi
akan semakin baik kualitas hasil perkembangan yang akan terjadi dan juga sebaliknya.
c. Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih, membimbing ataupun
mengajarnya.
E. Kematangan Sebagai Dasar dari Pembentukan Readiness
Pengaruh kondisi jasmaniah terhadap pola tingkah laku atau pengakuan social sangat
tergantung kepada:
b. Pengakuan dari orang lain atau kelompoknya. Masing-masing individu mempunyai sikap
tersendiri terhadap keadaan fisiknya.
Perubahan jasmani memerlukan bantuan “motor learning” agar pertumbuhan itu mencapai
kematangan. Kematangan ataupun kondisi fisik baru akan memperoleh pengakuan social,
apabila individu yang bersangkutan mengusahakan “social learning” (belajar berinteraksi
dengan orang lain atau kelompok serta menyesuaikan diri dengan nilai-nilai serta minat-
minat kelompok). Dengan diusahakannya hal di atas, diharapkan individu mencapai tingkat-
tingkat kematangannya sesuai dengan tahap-tahp pertumbuhannya, belajarnya, dan
lingkungan sosialnya.
Tingkah laku individu didasari oleh pertumbuhan biologisnya. System saraf merupakan
penggerak tingkah laku manusia secara biologis. System saraf terdiri atas komposisi sel-sel
yang disebut neurons. Tiap-tiap neuron mengandung tenaga yang berasal dari proses kimiawi
dan elektronik. Apabila mendapat stimulasi, neurons melepaskan dorongan-dorongan
elektronis yang merangsang gerakan neurons lainnya guna merangsang gerakan urat-urat dan
otot-otot tubuh.
Pusat system saraf terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Itulah yang berfungsi
sebagai pengatur gerakan jasmaniah pada tubuh. Berbagai fungsi otak telah dilokalisasi
melalui proses-proses kegiatan neural sebagai berikut:
a. Lokalisasi fungsi otak melalui stimulus elektris dari kimiawi terhadap semua bagian otak.
b. Lokalisasi fungsi otak melalui pencatatan aktifitas neural di bagian-bagian otak yang
berlainan posisi dan manfaat.
- Cerebrum
- Cerebellum
Bagian yang mengkoordinasi aktifitas urat saraf.
- Brain Stem
Bagian pusat-pusat pengatur system badani yang vital seperti jantung- paru-paru, dan
respirasi.
Kesadaran individu terhadap stimuli di alam sekitar maupun dalam tubuh dipimpin oleh
aktifitas sel-sel khusus di dalam system saraf yang disebut “receptors”.
1. Striated muscle,
2. Smooth muscle,
3. Cardiac muscle,
4. Duct glands,
5. Ductess glands.
Tingkah laku manusia dapat terbagi atas dua macam reaksi yaitu:
1. Respondent behavior; yaitu tingkah laku bersyarat dan tidak sengaja, selalu tergantung
kepada stimuli.
2. Operant behavior, yaitu tingkah laku disengaja dan tidak selalu tergantung kepada stimuli.
Perkembangan pada diri seorang anak terganung pada pengaruh lingkungan dan kultur di
samping akibat tumbuhnya pada pola jasmaniah. Stimulisasi lingkungan serta hambatan-
hambatan mental individu mempengaruhi perkembangan mental, kebutuhan, minat, tujuan-
tujuan, perasaan, dan karakter individu yang bersangkutan.
Dalam perkembangan kehidupan individu, lingkungan yang dihadapi atau direaksi semakin
luas. Meluasnya lingkungan dapat melalui bebrapa cara, antara lain:
1. Perluasan paling nyata adalah dalam arah stimulasi fifik anak. Makin tua umur manusia
makin luas pula medan geografis yang dihadapi, dan arah stimulasinya semakin melebar pula.
3. Akibat dari keadaan itu, terjadilah perubahan lingkungan di dalam kemampuan individu
membuat keputusan. Perubahan lingkungan itu terjadi akibat belajar serta bertambahnya
kematangan manusia. Semakin tua atau dewasa, manusia pun menjadi merdeka dan
bertanggung jawab. Dengan adanya kemampuan mengontrol lingkungan yang lebih luas,
maka makin banyaklah kesempatan manusia untuk belajar. Dengan makin banyaknya
manusia belajar, maka kematangan tidak semakin berkurang, melainkan dapat lestari bahkan
mengikat.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
- Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang,
maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi
perkembangan pribadinya.
· Perhatian si anak
4. Dalam proses perkembangan atau belajar, fungsi kematangan itu adalah sebagai berikut:
· Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi sebuah perkembangan; misalnya kematangan
otot dan urat kaki sebagai bahan untuk perkembangan berjalan.
· Pemberi batas dan kualitas perkembangan, makin baik kualitas perkembangan suatu fungsi
akan semakin baik kualitas hasil perkembangan yang akan terjadi dan juga sebaliknya.
· Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih, membimbing ataupun
mengajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kumpulan Makalah
Monday, May 30, 2011
BAB I
PENDAHULUAN
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang
pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia.Pada masa usia dini, semua potensi anak
berkembang sangat cepat. Seorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil,
karena ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang sampai
dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan
menurut norma-norma tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang dewasa,
misalnya mengenai makan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan
sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti
persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan lingkungan anak
pada waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya.
Sebuah organ yang tumbuh berarti organ itu akan menjadi besar, karena sel-sel dan jaringan di
antara sel bertambah banyak. Selama pembiakan, sel berkembang menjadi sebuah alat (organ)
dengan fungsi tertentu. Pada permulaannya, organ ini masih sederhana dan fungsinya belum
sempurna. Lambat laun organ tersebut dengan fungsinya akan tumbuh dan berkembang menjadi
organ yang matang, seperti yang diperlukan orang dewasa. Dengan demikian pertumbuhan,
perkembangan dan kematangan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain.
Untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimum diperlukan
berbagai faktor misalnya makanan harus disesuaikan dengan keperluan anak yang sedang tumbuh.
Penyakit infeksi akut maupun kronis menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga
pencegahan penyakit menular merupakan hal yang penting, di samping diperlukan bimbingan,
pembinaan, perasaan aman dan kasih sayang dari ayah dan ibu yang hidup rukun, bahagia dan
sejahtera dalam lingkungan yang sehat.
Sebelum bayi lahir terdapat pertumbuhan dan perkembangan yang cepat sekali, yaitu dari seorang
makhluk yang terdiri hanya dari satu sel sampai terjadi seorang bayi yang setelah dilahirkan dapat
hidup sendiri terpisah dari ibunya. Triwulan pertama masa embrio sangat penting, karena
merupakan masa pembentukan organ dan beberapa organ telah mulai bekerja. Bila dalam masa ini
pertumbuhan embrio dipengaruhi oleh obat, penyakit virus atau radiasi, maka akan terjadi
perubahan pada organ yang sedang tumbuh tersebut yang selanjutnya akan menyebabkan kelainan
bawaan.
Dalam triwulan berikutnya janin lebih tahan, beberapa organ telah selesai pertumbuhannya. Pada
masa ini terutama terjadi perkembangan fungsi dan panjang janin juga bertambah. Akhir bulan
keempat panjang janin 35 cm (kira-kira 70% dari panjang badan bayi baru lahir). Selama triwulan
terakhir, berat badan bertambah dengan cepat sekali dan terutama terdapat penambahan jaringan
lemak di bawah kulit. Bayi lahir dengan berat rata-rata 3000 gram dan panjang badan 48 cm di
Indonesia, sedangkan di negara maju berat badan rata-rata bayi baru lahir adalah 3300 gram dan
panjang 50 cm.
Pada bayi baru lahir besar kepala merupakan 1/4 panjang badan, sedangkan anggota gerak kira-kira
1/4 panjang badan. Besar kepala orang dewasa hanya 1/8 panjang badannya dan anggota geraknya
1/2 panjang badannya. Pada umur 2 tahun, umbilicus merupakan pusat badan, sedangkan pada
orang dewasa pusat badan adalah simfisis. Berat fetus 90% terdiri dari air, sedangkan pada bayi baru
lahir 70-80% dan pada orang dewasa 50%. Setelah bayi lahir, berat badan akan menurun karena
kurangnya minum, kehilangan cairan tubuh melalui kencing, pernafasan kulit dan mekonium.
Penurunan fisiologis ini dapat mencapai 10% dari berat badan waktu lahir. Sesudah 10-14 hari berat
badan waktu lahir dapat dicapai kembali. Ciri khas dari anak ialah ia selalu berubah baik secara
jasmaniah maupun secara fungsionil.
Untuk itulah makalah ini kami susun untuk membantu memahami psikologi perkembangan yang
terjadi pada anak usia dini. Makaah ini perlu dibaca oleh para mahasiswa maupun para dosen, agar
dapat mengerti cirri-ciri, tugas dan perbedaan persamaan perkembangan dan pertumbuhan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
1. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN
Ciri – ciri perkembangan secara umum yaitu :
a. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ – organ tubuh) dan
aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan berkreasi)
b. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak beubah sesuai dengan fase
perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan imajinasi dari fantasi kerealitas)
c. Lenyapnya tanda – tanda yang lam; tanda - tanda fisik (lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak –
anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis (lenyapnya gerak – gerik kanak – kanak dan perilaku
impulsif).
d. Diperolehnya tanda – tanda yang baru; tanda – tanda fisik (pergantian gigi dan karakter seks pada
usia remaja) tanda – tanda psikis (berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral,
interaksi dengan lawan jenis)
a. Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai
berikut:
1). Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi.
Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan
serabut saraf.
2). Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang
anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi
berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
3). Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam
pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing
anak.
b. Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang
ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui
belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang
dimiliki anak.
2). Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan
seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan
spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
a. Perkembangan Moral
1). Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan
2). Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua
3). Menghargai memberi dan menerima
4). Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya
b. Perkembangan Fisik
1). Pertumbuhan fisik yang cukup pesat
2). Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku motorik
3). Energik dan aktif
4). Membedakan perabaan
5). Masih memerlukan waktu tidur yang banyak
6). Tertarik pada makanan
c. Perkembangan Bahasa
1). Menyatakan maksud dalam kalimat yang terdiri dari 4 sampai 10 kata
2). Mengetahui dan meniru suara-suara
3). Mengerti terhadap kalimat perintah
4). Mengajukan pertanyaan
5). Menyebutkan nama-nama benda dan fungsi
6). Memecahkan masalah dengan berdialog
d. Perkembangan Kognitif
1). Mengelompokkan benda-benda yang sejenis
2). Mengemlompokkan bentuk
3). Membedakan rasa
4). Membedakan bau
5). Membedakan warna
6). Menyebutkan dan mengenal bilangan (1 –10)
7). Rasa inign tahu yang tinggi
8). Imajinatif
f. Perkembangan Seni
1). Mendengarkan musik
2). Mengikuti irama
3). Bernyanyi
4). Mencipatakan irama
5). Menggambar.
Dalam peristiwa pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki berbagai ciri khas yang
membedakan komponen satu dengan yang lain.
1). Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalani hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.
2). Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik
atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
3). Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa
pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks
tertentu.
4). Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan,
seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.
1). Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti
perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.
2). Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat
terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal.
3). Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang
sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.
4). Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda.
5. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
a. Robert J.Havighurs
Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurs adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu
periode tertentu dalam keidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan
kebahagiaan serta memberikan jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan
kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat dan kesulitan untuk tugas perkembangan
berikutnya.
1). Aspek Fisik, meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot, yaitu meningkatkan kemampuan
beberapa aktivitas dan tugas fisik.
2). Aspek Kognisi, pada taraf operasional konkret, berfokus pada kejadian saat ini, menambah
pengetahuan dan keterampilan baru, mengembangkan perasaan mampu ( self efficacy).
3). Aspek Sosial, a). mencapai bentuk relasi yang tepat dengan keluarga, teman, dan lingkungan; b).
mempertahankan harga diri yang sudah dicapai; c). mampu mengkompromikan antara tuntutan
konformitas; dan d). mencapai identitas diri yang memadai dan adekuat.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Perkembangan (Development) adalah rangkaian perubahan
sepanjang rentang kehidupan manusia, yang bersifat progresif, teratur, berkesinambungan dan
akumulatif, yang menyangkut segi kuantitatif dan kualitatif, sebagai hasil interaksi antara maturasi
dan proses belajar. Sedangkan Pertumbuhan (Growth) merupakan perubahan ukuran organisme
karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur
atau bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi
besar.
Maka Dapat kita simpulkan bahwa perbedaan antara perkembangan (Development) dengan
pertumbuhan (Growth) terletak pada sifat yang berlangsung pada kedua proses tersebut, dalam hal
ini pertumbuhan bersifat kuantitatif sedangkan perkembangan merupakan proses yang lebih
kompleks meliputi kualitatif dan kuantitatif. Serta dapat kita tarik kesimpulan bahwa pertumbuhan
merupakan salah satu bagian dari proses perkembangan, karena proses pertumbuhan individu
mengikuti proses perkembangan yang bersifat kualitatif.
Kematangan (Maturation)
Kematangan seseorang merupakan salah satu bagian dari proses perkembangan individu,
perkembangan akan senantiasa diikuti oleh kematangan secara bertahap dan menjadi kompleksitas
dalam proses kematangan itu sendiri. Hal ini bertahap, diukur oleh fase usia serta proses
perkembangannya, sehingga seorang individu akan memperoleh kematangan sesuai dengan periode
usia yang telah dicapainya. Tahap dalam perkembangan di ikuti oleh kematangan, sehingga
kematangan seorang individu diukur dari tahap mana ia telah berkembang. Kematangan ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu lingkungan, proses belajar, serta proses perkembangan
individu tersebut.
Kematangan seorang individu meliputi kematangan fisik atau biologis serta kematangan psikis atau
psikologis. Kematangan fisik atau biologis seseorang merupakan proses yang berlangsung secara
alami dan berkesinambungan, proses kematangan ini berkaitan erat dengan proses pertumbuhan
seperti pertumbuhan tinggi badan, pertumbuhan tulang – tulang, pertumbuhan organ – organ
seksual, tumbuhnya rambut di bagian bagian tertentu, dan pertumbuhan fisik lainnya. Sedangkan
kematangan psikis meliputi kematangan cara berpikir, bergaul, kritis, berperasaan, ketertarikan pada
lawan jenis, dan kematangan psikis lainnya.
Belajar (Learning)
Belajar merupakan proses pencarian informasi dan ilmu pengetahuan serta proses pemahaman
sesuatu yang bersifat kompleks meliputi bidang pengetahuan, bersosial, serta penghayatan arti
kehidupan. Proses ini sebagai pengisi dan penunjang kelangsungan hidup bergaul, bermasyarakat,
dan penunjang proses berjalannya kehidupan. Proses belajar ini berjalan dari masa pre natal hingga
dewasa, proses ini merupakan proses tanpa batas karena sepanjang hidup seorang individu akan
senantiasa mengalami proses ini, karena penyerapan informasi ini terus berlanjut sampai seseorang
itu mati. Proses belajar ini adalah salah satu dari tugas – tugas dari perkembangan seorang individu,
proses belajar ini bertahap pada tiap – tiap fase perkembangan, dan merupakan tugas
perkembangan (Development task). Proses ini merupakan proses yang paling berpengaruh terhadap
pembentukan karakter seorang individu, jika proses ini berjalan dengan baik maka pembentukan
karakter serta perilaku seorang individu tersebut akan baik juga, dan proses belajar ini berpengaruh
terhadap kamatangan seorang individu (Maturation).
BAB III
KESIMPULAN
Setiap manusia, baik pada masa kanak-kanak, pada masa remaja bahkan pada masa dewasa,
memiliki tingkatan pertumbuhan yang akan terjadi dalam menuju kedewasaannya. Dan
pertumbuhan itu akan terjadi secara bertahap dan berangsur-angsur. Selain itu pula didalam proses
pertumbuhan yang terjadi, perlu diperhatikan beberapa hal baik cirri-ciri pertumbuhan serta tugas
masing-masing dalam tahap pertumbuhan anak. Untuk itu setiap manusia perlu memperhatikan
pertumbuhan anak secara mendetail agar dalam proses pertumbuhannya, tidak mengakibatkan hal-
hal yang tidak diinginkan, seperti kekerasan pada anak, yang akan mengakibatkan depresi pada
anak, serta gaguan pada sistem syaraf anak.
2 comments:
1.
Thanks ya...blognya
Reply
2.
siipppp
Reply
Load more...
Amazon Deals
There was an error in this gadget
Subscribe To
Posts
Comments
Followers
Blog Archive
▼ 2011 (7)
o ▼ May (7)
Tafsir Surat Al-Luqman, Ayat 12-15
Hadist Tentang Ilmu
Psikologi Pendidikan (Tanggapan)
Psikologi Perkembangan (Ciri-Ciri dan Perbedaan An...
Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Falsafah Pancasila
Pendidikan Dan Masyarakat , Pendidikan Dan Stratif...
► 2013 (1)
About Me
Lailatur
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
Aq,,, Kata Orang Aq itu Baik, Ramah, Rajin Menabung, Suka Menolong, pencemburuan,
Manis(Betul Banget), de el..el.. Aq itu orangnya gak suka loh dikhianatin, ditiru, didiemin,
dimusuhin n' Aq paling suka loh diperhatiin, disapa, disayang... ya itu ja lah yang ku tau
tentang diriqu!!!
Daily Calendar
There was an error in this gadget
dekigusman
Minggu, 17 Juli 2011
KELOMPOK X
SITI USNI
IRDAWATI
RINALDI
DOSEN PEMBIMBING:
TARUDDIN, M.A
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat dan hidayahnya
makalah ini dapat diselesaikan, suatu makalah sederhana dengan kerendahan hati disajikan untuk
memenuhi kebutuhan mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Sumatera Barat
(UISB) dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam Khususnya mengenai Hakikat Metode dalam
Pendidikan Islam.
Oleh karena itu, mengingat terbatasnya bahan bacaan yang tersedia diperpustakaan yang
terkait dengan Filsafat Pendidikan Islam maka makalah ini disajikan untuk melengkapinya
sehingga diharapkan dapat bermanfaat, tidak hanya bagi mahasiswa FAI saja, tetapi juga bagi
masyarakat umum.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan masukan, arahan dari rekan-
rekan sejawat maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih atas semua bantuan dan saran
dalam penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..
1
BAB II Hakikat Metode dalam Pendidikan Islam………..................................
2
A. Pengertian..…………………….........………………………………….. 2
B. Asas-Asas........................……………………………………………….
C. Karakteristik Metode Pendidikan Islam................................................... 3
D. Macam-macam metode............................................................................
5
BAB III PENUTUP..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA 6
BAB I 14
PENDAHULUAN
BAB II
A. Pengertian Metode
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode
berasal dari dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui
dan hodos berrti “jalan” atau “cara”1[1]. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan
istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan2[2]. Sedangkan dalam bahasa Inggris metode disebut
method yang berarti cara dalam bahasa Indonesia 3[3].
[3] John M Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
1995,
[4] hal. 379. Pengantar interaksi Belajar Mengajar, Bandung : Tarsito, 1998, hal. 96
Surakhmad,
2. Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan
tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau
instruktur5[5]
Ada istilah lain yang dalam pendidikan yang mengandung makna berdekatan
dengan metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi. Pendekatan merupakan
pandangan falsafi terhadap subject matter yang harus diajarkan dapat juga diartikan
sebagai pedoman mengajar yang bersifat realistis/konseptual. Sedangkan
teknik/strategi adalah siasat atau cara penyajian yang dikuasai pendidik dalam
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, agar
bahan pelajaran dapat dipahami dan digunakan dengan baik.
B. Asas Metode Pendidikan Islam
[7] Omar Mohammad, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1979, hal.553
Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut permasalahan
individual atau social peserta didik dan pendidik itu sendiri. Untuk itu dalam
menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar
umummetode pendidikan Islam. Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau
jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang
pendidik haruslah mengacu pada asas-asas/dasar-dasar metode pendidikan
tersebut. Asas metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah:8[8]
[8] Ramayulis dan Samsu Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 216
didik, jika hal ini terjadi bukan mustahil tujuan pendidikan akan sulit untuk
dicapai.
Keempat asas di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dan harus diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam
mencapai tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi
agamis, kondisi biologis, kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis peserta didik.
Sebagai ummat yang telah dianugerahi Allah Kitab AlQuran yang lengkap
dengan petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal
sebaiknya menggunakan metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip
dasarnya dari Al Qur’an dan Hadits. Diantara metode- metode tersebut adalah 10[10]:
a. Metode Ceramah
[10] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2008. Hal. 193
b. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah
diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca.
Prinsip dasar metode ini terdapat dalam hadits Tanya jawab antara Jibril dan
Nabi Muhammad tentang iman, islam, dan ihsan.
Selain itu ada juga hadits yang lainnya seperti hadits berikut ini :
Artinya: Hadis Qutaibah ibn Sa’id, hadis Lâis kata Qutaibah hadis Bakr yaitu ibn
Mudhar dari ibn Hâd dari Muhammad ibn Ibrahim dari Abi Salmah ibn Abdurrahmân
dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda; Bagaimana pendapat kalian
seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian. Ia mandi di
sana lima kali sehari. Bagaimana pendapat kalian? Apakah masih akan tersisa
kotorannya? Mereka menjawab, tidak akan tersisa kotorannya sedikitpun. Beliau
bersabda; Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah menghapus
dosa-dosa. (Muslim, I: 462-463)
c. Metode diskusi
Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al Qur’an Surat Assafat : 20-23 yang
berbunyi :
Artinya: Hadis Qutaibah ibn Sâ’id dan Ali ibn Hujr, katanya hadis Ismail dan dia ibn
Ja’far dari ‘Alâ’ dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. bahwasnya Rasulullah saw.
bersabda: Tahukah kalian siapa orang yang muflis (bangkrut)?, jawab mereka; orang
yang tidak memiliki dirham dan harta.Rasul bersabda; Sesungguhnya orang yang
muflis dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala)
salat, puasa dan zakat,. Dia datang tapi telah mencaci ini, menuduh ini, memakan
harta orang ini, menumpahkan darah (membunuh) ini dan memukul orang ini. Maka
orang itu diberi pahala miliknya. Jika kebaikannya telah habis sebelum ia bisa
menebus kesalahannya, maka dosa-dosa mereka diambil dan dicampakkan
kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke neraka.(Muslim, t.t, IV: 1997)
Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru
memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut
diperiksa oleh gur dan murid harus mempertanggung jawabkannya.
e. Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru
mempertunjukan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan
murid memperhatikannya.
Artinya: Hadis dari Muhammad ibn Muşanna, katanya hadis dari Abdul Wahhâb
katanya Ayyũb dari Abi Qilâbah katanya hadis dari Mâlik. Kami mendatangi
Rasulullah saw. dan kami pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama
(dua puluh malam) 20 malam. Rasulullah saw adalah seorang yang penyayang dan
memiliki sifat lembut. Ketika beliau menduga kami ingin pulang dan rindu pada
keluarga, beliau menanyakantentang orang-orang yang kami tinggalkan dan kami
memberitahukannya. Beliau bersabda; kembalilah bersama keluargamu dan
tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah mereka. Beliau
menyebutkan hal-hal yang saya hapal dan yang saya tidak hapal. Dan salatlah
sebagaimana kalian melihat aku salat. (al-Bukhari, I: 226)
f. Metode eksperimen
Artinya: Hadis Adam, katanya hadis Syu’bah ibn Abdurrahmân ibn Abzâ dari ayahnya,
katanya seorang laki-laki datang kepada Umar ibn Khattâb, maka katanya saya
sedang janabat dan tidak menemukan air, kata Ammar ibn Yasir kepada Umar ibn
Khattâb, tidakkah anda ingat ketika saya dan anda dalam sebuah perjalanan, ketika
itu anda belum salat, sedangkan saya berguling-guling di tanah, kemudian saya salat.
Saya menceritakannya kepada Rasul saw. kemudian Rasulullah saw. bersabda:
”Sebenarnya anda cukup begini”. Rasul memukulkan kedua telapak tangannya ke
tanah dan meniupnya kemudian mengusapkan keduanya pada wajah.(al-Bukhari, I:
129)
Hadis di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong
şiqah dan şiqah hafiz, şiqah şubut. Menurut al-Asqalani, hadis ini mengajarkan
sahabat tentang tata cara tayammum dengan perbuatan. (Al-Asqalani, I: 444)
Sahabat Rasulullah saw. melakukan upaya pensucian diri dengan berguling di tanah
ketika mereka tidak menemukan air untuk mandi janabat. Pada akhirnya Rasulullah
saw. memperbaiki ekperimen mereka dengan mencontohkan tata cara bersuci
menggunakan debu.
g. Metode Amsal/perumpamaan
Artinya; Hadis dari Muhammad ibn Mutsanna dan lafaz darinya, hadis dari Abdul
Wahhâb yakni as- Śaqafi, hadis Abdullah dari Nâfi’ dari ibn Umar, Nabi saw.
bersabda: Perumpamaan orang munafik dalam keraguan mereka adalah seperti
kambing yang kebingungan di tengah kambing-kambing yang lain. Ia bolak balik ke
sana ke sini. (Muslim, IV: 2146)
Hadis di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah şubut, şiqah hâfiz, sedangkan ibn Umar adalah sahabat
Rasulullah saw. Menurut ath-Thîby (1417H, XI: 2634), orang-orang munafik, karena
mengikut hawa nafsu untuk memenuhi syahwatnya, diumpamakan seperti kambing
jantan yang berada di antara dua kambing betina. Tidak tetap pada satu betina,
tetapi berbolak balik pada ke duanya. Hal tersebut diumpamakan seperti orang
munafik yang tidak konsisten dengan satu komitmen.
Artinya: Hadis Abdul Aziz ibn Abdillah katanya menyampaikan padaku Sulaiman dari
Umar ibn Abi Umar dari Sâ’id ibn Abi Sa’id al-Makbârî dari Abu Hurairah, ia berkata:
Ya Rasulullah, siapakah yang paling bahagia mendapat syafa’atmu pada hari kiamat?,
Rasulullah saw bersabda: Saya sudah menyangka, wahai Abu Hurairah, bahwa tidak
ada yang bertanya tentang hadis ini seorangpun yang mendahului mu, karena saya
melihat semangatmu untuk hadis. Orang yang paling bahagia dengan syafaatku ada
hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan ”Lâilaha illa Allah” dengan ikhlas dari
hatinya atau dari dirinya.(al-Bukhari, t.t, I: 49)
Artinya: Hadis Ahmad ibn Shalih, hadis Abdullah ibn Wahhab, Umar memberitakan
padaku dari Bakr ibn Suadah al-Juzâmi dari Shâlih ibn Khaiwân dari Abi Sahlah as-
Sâ’ib ibn Khallâd, kata Ahmad dari kalangan sahabat Nabi saw. bahwa ada seorang
yang menjadi imam salat bagi sekelompok orang, kemudian dia meludah ke arah
kiblat dan Rasulullah saw. melihat, setelah selesai salat Rasulullah saw. bersabda
”jangan lagi dia menjadi imam salat bagi kalian”… (Sijistani, t.t, I: 183).
Hadis di atas tergolong syarîf marfū’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah hâfiz, şiqah dan şiqah azaly. Memberikan hukuman (marah) karena
orang tersebut tidak layak menjadi imam. Seakan-akan larangan tersebut
disampaikan beliau tampa kehadiran imam yang meludah ke arah kiblat ketika salat.
Dengan demikian Rasulullah saw. memberi hukuman mental kepada seseorang yang
berbuat tidak santun dalam beribadah dan dalam lingkungan social.
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara
mengulang-ngulang materi tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih
lama materi yang disampaikan.
Artinya: Hadis Musaddad ibn Musarhad hadis Yahya dari Bahzâ ibn Hâkim, katanya
hadis dari ayahnya katanya ia mendengar Rasulullah saw bersabda: Celakalah bagi
orang yang berbicara dan berdusta agar orang-orang tertawa. Kecelakaan baginya,
kecelakaan baginya. (As-Sijistani, t.t, II: 716).
Hadis di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah hafiz, şiqah sadũq. Rasulullah saw. mengulang tiga kali
perkataan ”celakalah”, ini menunjukkan bahwa pembelajaran harus dilaksanakan
dengan baik dan benar, sehingga materi pelajaran dapat dipahami dan tidak
tergolong pada orang yang merugi.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Al Syaibani, Omar Mohammad, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang
Echol, Jhon M dan Shadily, Hasan, 1995, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Ihsan, Hamdani dan A. Fuad Ihsan.2007. filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia
Ramayulis dan Nizar, Samsu, 2009, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia
Diposkan oleh dekigusman di 20.21
Poskan Komentar
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2011 (9)
o ▼ Juli (9)
Makalah Metode Pendidikan Islam dalam filsafat pen...
SPI pada Masa Rasul
Peran Guru Agama
Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah
Teknik Pengumpulan Data
Aplikasi KTSP dalam Pembelajaran PAI
Tafsir tentang Perkawinan
Hakikat Kurikulum Dalam Pendidikan Islam
Problem Solving
Mengenai Saya
dekigusman
saya hanya seorang makhluk Allah yang tidak mempunyai daya apa-apa