Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik, kognitif, sosio-emosional, moral dan
implikasi terhadap pembelajaran pada artikel ilmiah/ skripsi/ tesis/ disertasi
A. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
Faktor Fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi 2 macam yaitu : 1. Keadaan tonus jasmani Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar siswa . kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.sebaliknya,kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga, caranya antara lain : a) menjaga pola makan yang sehat dengan memperhatikan nutrisi yng masuk ke dalam tubuh kita dengan asupan gizi yang baik. b) Rajin berolahraga c) Istrahat yang cukup. 1. Keadaan fungsi jasmani Selama proses belajar berlangsung peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar , terutama panca indra.panca indra yang berfungsi akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehingga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Faktor Psikologis Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar.beberapa faktor tersebut sebagai berikut : 1. kecerdasan/intelegensi siswa pada umunya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja tetapi organ-organ tubuh lainnya. Namun jika dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan dengan organ lain karena fungsi otak itu sebgai organ pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktifitas manusia. 2. Motivasi belajar Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi ke-efektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Motivasi menurut menurut Suryabrata adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Tafsiran tentang motivasi menurut pandangan lama,sering dianggap sama artinya dengan perhatian, misalnya guru berupaya menarik perhatian siswa terhadap pokok yang akan diajarkan dengan cara tertentu ,sehingga siswa tertarik minatnya untuk mempelajari bahan yang baru tersebut. Tumbuhnya perhatian dan minat siswa belajar dianggap telah tumbuhnya motivasi belajar siswa bersangkutan. Motivasi dapat bersumber dari dalam diri siswa sendiri berdasakan kebutuhan, dorongan, dan kesadaran pada tujuan belajar. Motivasi ini disebut motivasi instrinsik . motivasi belajar dapat juga tumbuh berkat rangsangan dan tekanan atau desakan dari luar, misalnya dengan hadiah,ganjaran, hukuman , dan pemberian harapan lainnya yang disebut motivasi ekstrinsik. Kedua jenis motivasi ini berdayaguna dalam melakukan proses belajar ,kendatipun motivasi yang bersumber dari diri sendiri dinilai lebih baik.kendatipun demikian , motivasi ekstrinsik perlu digerakkan dan digunakan untuk mendorong kegiatan belajar siswa dengan cara menciptakan kondisi-kondisi yang relevan. Kondisi-kondisi kelas berikut ini dapat meningkatkan motivasi didalam kelas. Pertama, suasana lingkungan kelas dimana guru perlu menciptakan suasana yang menyenangkan dan menunjang (supportive), sehingga membangkitkan motivasi untuk mencapai hasil belajar yang positif. Kedua, keterlibatan langsung siswa dimana didalam kelas dihubungkan dengan kehidupan pribadi siswa dan minatnya, maka proses belajar biasanya lebih melibatkan dan memotivasi siswa. Ketiga, menjamin keberhasilan dimana guru hendaknya memberikan atau berupaya sebannyak mungkin membrikan keempatan berhasil kepada siswanya sepanjang urutan belajar dan guru harus memberikan penguatan ekstra dan bimbingan. B. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak usia dini yang perlu dipahami dengan baik agar sebagai orang tua dan guru dapat mengantisipasi jika nampak hambatan dalam perkembangan kognitifnya. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif memiliki peran yang besar bagi anak serta orang tua maupun guru untuk mengetahui apakah faktor yang menyebabkan seorang anak mengalami perkembangan kognitif yang sesuai dengan harapan, perkembangan kognitif yang berjalan sangat cepat, maupun perkembangan kognitif yang yang berjalan lambat pada anak. Menurut Sujiono (2006 : 25) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut: 1. Faktor hereditas atau keturunan Diungkapkan bahwa taraf intelegensi seorang anak sudah ditentukan sejak anak tersebut dilahirkan. 2. Faktor lingkungan Perkembangan anak sangat ditentukan oleh faktor lingkungan dimana tempat ia berada. 3. Kematangan Tiap organ tubuh manusia, baik fisik maupun psikis dapat dikatangan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. 4. Pembentukan Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri anak yang mempengaruhi perkembangan intelegensinya. 5. Minat dan Bakat Minat mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan. Sedangkan bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. 6. Kebebasan Kebebasan dapat diartikan sebagai kebebasan manusia dalam berpikir. Perkembangan kognitif yang terjadi pada manusia sepanjang hidupnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung antara lain faktor keturunan, faktor lingkungan, kematangan, pembentukan, minat dan bakat, serta faktor kebebasan. Masing-masing orang memiliki faktor tersendiri yang mempengaruhi perkembangan kognitifnya yang dapat berjalan dengan cepat ataupun lambat. Sedangkan menurut Piaget dalam Yanuarita (2014 : 70) Pertumbuhan mental mengandung dua macam proses yaitu perkembangan dan belajar. Perkembangan adalah perubahan struktur sedangkan belajar adalah perubahan isi. Proses perkembangan kognitif dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu : 1. Hereditas Hereditas tidak hanya menyediakan fasilitas kepada anak yang baru lahir untuk menyesuaikan diri dengan dunianya. Lebih dari itu, hereditas akan mengatur waktu jalannya perkembangan pada tahun-tahun mendatang. 2. Pengalaman Pengalaman dengan hereditas fisik merupakan dasar perkembangan struktur kognitif .dalam hal ini sering kali disebut sebagai pengalaman fisis dan logika matematis. 3. Transmisi Sosial Transmisi sosial digunakan untuk mempresentasikan pengaruh budaya terhadap pola berpikir anak. 4. Ekuilibrasi Ekuilibrasi merupakan suatu keadaan dimana pada diri setiap individu akan terdapat proses ekuilibrasi yang mengintegrasikan ketiga faktor tadi, yaitu hereditas, pengalaman, dan transmisi sosial. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Hal tersebut tidak dapat diabaikan oleh orang tua serta guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dapat menjadi dasar untuk mengetahui sebab dimana terdapat anak yang memiliki perkembangan yang cepat maupun lambat C. Faktor yang mempengaruhi perkembangan Sosio-Emosional Perkembangan sosio emosional adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan dan bagaimana anak menyikapi hal yang terjadi di sekitarnya. Ada 3 faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial dan emosi pada anak, yaitu sebagai berikut : 1. Faktor Hereditas Biasanya ada yang menyebut faktor hereditas ini sebagai istilah Nature. Dan faktor ini merupakan karakteristik bawaan yang diturunkan dari orang tua biologis atau orang tua kandung kepada anaknya. Jadi dapat dikatakan faktor hereditas merupakan pemberian biologis sejak lahir. Pembawaan yang telah ada sejak lahir itulah yang menentukan perkembangan anak untuk dikemudian hari. Pendidikan dan lingkungan sama sekali tidak berpengaruh dan tidak berkuasa dalam perkembangan seorang anak termasuk perkembangan emosi dan sosialnya. 2. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan sering disebut dengan istilah Nurture. Faktor ini bisa diartikan sebagai kekuatan kompleks dunia fisik dan sosial yang memiliki pengaruh dalam susunan biologis serta pengalaman psikologis, termasuk pengalaman sosial dan emosi anak sejak sebelum ada dan sesudah dia lahir. Faktor ini meliputi semua pengaruh lingkungan termasuk didalamnya pengaruh berikut ini : Keluarga Keluarga menjadi lingkungan yang pertama dan utama. Dengan demikian keluarga memiliki peran yang utama dalam menentukan perkembangan sosial dan emosi anak. Di lingkungan keluarga inilah anak pertama kali menerima pendidikan sedangkan orang tua mereka merupakan pendidik bagi mereka. Sekolah Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak setelah lingkungan keluarga, disekolah anak berhubungan dengan guru dan teman-teman sebayanya. Hubungan antara guru dan anak dengan teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak. Guru merupakan wakil dari orang tua mereka saat mereka berada di sekolah serta pola asuh dan perilaku yang ditampilkan oleh guru dihadapan anak juga dapat mempengaruhi emosi dan sosial anak. Masyarakat Secara sederhana saja, masyarakat disini diartikan sebagi kumpulan individu atau kelompok yang diikat oleh kesattuan negara, kebudayaan, dan agama. Budaya, kebiasaan, agama dan keadaan demografi pada suatu masyarakat diakui ataupun tidak memiliki pengaruh dalam perkembangan sosial dan emosi anak usia dini. D. Faktor yang mempengaruhi perkembangan Moral dan Implikasi Daftar Rujukan
Dr.Oemar hamalik, kurikulum dan pembelajaran (cetakan III: Jakarta: PT.bumi
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu