A. Hasil Belajar :
Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran pada mata Pelatihan
Pengantar Air Tanah, peserta mampu memahami Pengantar Air Tanah.
TUJUAN PEMBELAJARAN (Lanjutan)
WIKIPEDIA
Geologi (dari bahasa Yunani Kuno γῆ, gē ("bumi") dan -λoγία, -logia, ("studi tentang",
"wacana") [1] [2]) adalah ilmu bumi yang berkaitan dengan kesatuan Bumi,
komposisi batuannya, dan proses perubahanya dari waktu ke waktu.
Geologi juga dapat merujuk pada studi tentang fitur/kenampakan padat dari planet
terestris atau satelit alami seperti Mars atau Bulan.
Geologi modern secara signifikan tumpang tindih dengan semua ilmu pengetahuan
bumi lainnya, termasuk hidrologi dan ilmu atmosfer, dan karenanya diperlakukan
sebagai satu aspek utama dari sains sistem bumi terintegrasi dan ilmu pengetahuan
planet.
1.1. DEFINISI DAN LINGKUP ILMU GEOLOGI : CABANG DAN LINGKUPNYA
Mineralogi : Pengamatan, klasifikasi, dan analisis mineral, permata, dan batu
berharga.
Petrologi : Analisis dan klasifikasi batuan untuk mempelajari asal dan
sejarahnya.
Geologi Struktur : Studi tentang deformasi batuan dan kekuatan yang menyebabkan
deformasi .
Sedimentologi : Studi tentang lingkungan pengendapan modern maupun
prasejarah.
Paleontologi : Rekonstruksi 'lingkungan masa lalu dengan mempelajari fosil' dan
bentuk kehidupan lain.
Geokimia : Studi tentang komposisi kimia batuan dan mineral untuk berbagai
aplikasi lingkungan dan ekonomi. Geofisika: Studi tentang gravitasi,
"magnet, dan karakteristik seismik" Bumi.
1.1. DEFINISI DAN LINGKUP ILMU GEOLOGI : CABANG DAN LINGKUPNYA
Geomorfologi : Studi tentang bentuk / roman permukaan bumi dan proses-proses
yang menciptakan bentuk-bentuk itu.
Geologi Ekonomi: Studi tentang bahan-bahan bumi yang bernilai ekonomis seperti
endapan bijih.
Geologi Minyak Bumi: Penggunaan teknik geologi untuk menemukan cadangan minyak
dan Menentukan metode untuk ekstraksi yang menguntungkan
Hidrogeologi: Studi tentang keterdapatan, gerakanan, dan komposisi kimia dari air
tanah.
Oseanografi: Studi tentang aspek-aspek fisik samudra seperti arus, dan interaksinya
dengan atmosfer.
Remote Sensing: The penggunaan radar, sonar, seismologi, dan foto udara, citra satelit
untuk "menemukan dan menganalisis formasi eksternal internal dari
bumi.
Dll.
1.2. MINERALOGI Definisi
Definisi Mineral:
1. Terjadi secara alami
2. Anorganik
3. Padat mineral Tidak ada zat yang dibuat
4. Struktur kristalnya khas secara buatan
5. Komposisi kimia tertentu contoh: plastik, baja, gula, kertas
Bantuk kristal
• ekspresi eksternal
dari struktur atom
internal mineral
• permukaan planar
disebut wajah
Quartz Pyrite
kristal
• sudut antara wajah Hardness / Kekerasan : Kekerasan benda yang
kristal adalah Seberapa mudah menggores mineral umum :
Kuku (2,5)
konstan untuk Diukur dengan Skala Kekerasan Mohs Uang Tembaga (3,5)
mineral tertentu Skala relative terdiri dari 10 mineral Paku kawat (4,5)
Pisau (5,1)
Dengan rangking 1 terlunak, dan ranking Kaca gelas (5,5)
Lempeng cerat ( 6,5)
10 terkeras
1.2.1. MINERALOGI Mineral Characteristics
Belahan mineral
Galena Quartz
Berat Jenis SG=7.5 SG=2.67
Mineral logam mempunyai
tendensi berat jenisnya lebih
besar
Sifat Lain :
Reaksi terhadap asam khlorida (keluar gas)
Rasa (garam rasa asin)
Teras ( Talk terasa seperti sabun, grafit seperti grease
Magnetisme (mineral magnetit, menempel magnit)
Radio aktivitas
1.2.3. MINERALOGI Mineral Pembentuk Batuan (MPB)
Mineral Pembentuk
Batuan (MPB)
SILICATES Silica
(SiO4)4-
Sebagian besar batuan di
kerak Bumi tersusun dari
kurang lebih 30 mineral
Yang terdiri terutama
dari 8 elemen yang mem-
Common cations that
bentuk lebih dari 98% bond with silica anions
kerak Bumi
Batuan beku terutama terdiri dari mineral silikat yang mengandung unsur silikon,
oksigen dan elemen logam
Mineral felsik yang kurang padat (dari feldspar dan silika) mendominasi batuan
beku dari kerak bumi bagian atas sedangkan mineral mafik dan ultrabasa (besi dan
magnesium) yang lebih padat mendominasi dItempat yang lebih dalam dari kerak
bumi
Magma yang membeku di bawah permukaan Bumi dan tetap dikelilingi oleh batuan
yang lebih tua dan sudah ada sebelumnya disebut batuan beku intrusif
Jika magma mencapai permukaan, muncul sebagai lava, yang membeku akan
membentuk batuan beku ekstrusif
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN BEKU
1.3.1.1. KLASIFIKASI BATUAN BEKU
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN BEKU
1.3.1.2. SIKLUS BATUAN INTRUSIVE DAN EXTRUSIVE
BATUAN BEKU INTRUSIF
Magma mengeras di bawah permukaan
Bumi, mendingin perlahan sehingga
terbentuk kristal-kristal yang
berkembang menjadi kristal mineral
yang besar sehingga terlihat oleh mata
telanjang : granit, diorite, gabro
BLOCKY
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
1.3.2. BATUAN SEDIMEN
Mineral -mineral dalam batuan beku mengalami perubahan secara kimia menjadi
mineral baru yang lebih stabil di atau dekat permukaan bumi.
Proses perubahan mineral tersebut diantaranya oksidasi, hidrolisis, dan larutan
Dalam proses tersebut, batuan padat dilemahkan, melunak, dan terfragmentasi,
menghasilkan partikel berbagai ukuran dan komposisi mineral
Hasil perubahan diangkut media cair (udara, air, atau es) kemudian diendapkan
ditempat lain sebagai sedimen, sedimen mengeras menjadi batuan sedimen
Tiga kelas utama sedimen:
• Sedimen klastik
• Sedimen kimiawi
• Sedimen organik
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
1.3.2. BATUAN SEDIMEN
• Tekstur dan
Dalam batuan sedimen terekam
• Komposisi
bukti lingkungan formasi mereka
diendapkan
KLASIFIKASI BESAR :
Fosil hewan, tumbuhan dan
• Batuan Sedimen klastik struktur sedimen menunjukkan
• Batuan Sedimen kimiawi lingkungan & mode transportasi
• Batuan Sedimen organik sedimen
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
1.3.2.1. KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
Butiran (grain) :
clasts
butiran klastik yang tertransport yang berupa
mineral, fosil atau fragmen batuan (litik).
Masa dasar (matrix) :
berukuran lebih halus dari butiran (< 1/16 mm) dan
diendapkan bersama-sama dengan butiran.
Semen (cement) :
material berukuran halus yang mengikat butiran
dan matrik, diendapkan setelah fragmen dan
matrik, contoh : semen karbonat, silika, oksida
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
2) Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Teksur meliputi :
• besar butir,
• kebundaran,
• pemilahan
• kemas
Pemilahan (sortasi)
Kebundaran / rounding
Fabric / kemas
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
2) Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Porositas
Porositas adalah ukuran dari ruang kosong di
antara material, dan merupakan fraksi dari
volume ruang kosong terhadap total volume,
yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai Kekompakan
Dense : sangat padat
persentase antara 0-100%. Hard : keras dan padat
Kekompakan Medium hard : agak keras tetapi masih dapat
digores dengan jarum baja
Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan. Soft : lunak, mudah tergores dan
Beberapa istilah yang dipakai dalam dipecahkan.
kekompakan batuan adalah Friable : keras tetapi dapat diremas
dengan tangan
Spongy : berongga
Warna
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
1.3.2.2. Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik
Batupasir Konglomerat dan Breksi
Klasifikasi batupasir Konglomerat berbutir membulat
Parameter : butiran (stabil dan tak Breksi berbutir menyudut
stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik
Jenis konglomerat berdasarkan macam
matriks lempung (hasil rombakan
klastiknya :
atau alterasi batuan)
• Konglomerat polimiktik : terdiri dari
• batupasir arenite : bila bermacam-macam jenis klastik yang berbeda.
kehadiran matriks lempung • Konglomerat monomitik/oligomiktik : terdiri
<15% dari satu jenis klastik.
• batupasir wacke : bila
Mudrock
kehadiran matriks lempung
>15% sedimen yang disusun terutama oleh
partikel berukuran lanau-lempung
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
1.3.2.3 Batuan Karbonat
Fraksi karbonat (aragonit, kalsit, dolomit, magnesit, ankerit dan siderit) lebih
besar dari fraksi non karbonat (Pettijohn,1975)
Batuan karbonat terbentuk oleh proses sedimentasi organik, sedimentasi
mekanis, sedimentasi kimiawi atau kombinasi dari proses-proses tersebut
TERBENTUK OLEH PROSES SEDIMENTASI MENGHASILKAN BATUGAMPING
Organik (kumpulan cangkang) Terumbu
Mekanis (rombakan karbonat terdahulu) Klastik atau kalkarenite
Kimiawi (dolomitisasi) Dolostone
Organik dan mekanis Bioklastik
Organik dan kimiawi Oolit
Mekanis dan kimiawi Kristalin
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
Batuan Karbonat (lanjutan)
Komposisi dan Komponen Batuan Karbonat
masakini
masa kiniadalah
adalahkunci
kuncike
kemasa
masalalu
lalu
Dengan menggunakan pengetahuan kita tentang hukum-hukum fisik, kita dapat menguji:
Apakah bencana telah terjadi ?
Apakah kondisi fisik di bumi telah berubah, dan jika demikian, bagaimana (zaman es,
periode hangat, tinggi atau rendahnya permukaan laut, dll.) ?
Apakah hukum fisik itu sendiri telah berubah dalam waktu, atau di tempat lain di alam
semesta ?
1.4. STRATIGRAFI
HUKUM – HUKUM ATURAN
Catastrophism vs Uniformitarianism
DUA KONSEP SEJARAH BUMI :
Catastrophism Uniformitarianism
Asumsi: efek besar membutuhkan Asumsi : sebab dan akibat untuk menentukan
penyebab yang hebat penyebab peristiwa masa lalu
Sejarah Bumi didominasi oleh peristiwa Temuan: Sejarah Bumi didominasi oleh kejadian
kekerasan berskala kecil yang khas saat ini.
Bencana memang terjadi tetapi jarang
Steno
1.4. STRATIGRAFI
HUKUM – HUKUM HUBUNGAN
Hubungan :
setiap lapisan batuan dengan
batuan lainnya, baik diatas
ataupun dibawah lapisan
batuan tersebut. Hubungan
antara satu lapis batuan
dengan lapisan lainnya adalah
SELARAS
“selaras” (conformity) atau TIDAK SELARAS
“tidak selaras” (unconformity).
1.4. STRATIGRAFI
HUKUM – HUKUM
GENESA
Genesa : Mempunyai pengertian bahwa setiap lapis batuan memiliki genesa
pembentukan batuan tersendiri
RUANG
Ruang: Mempunyai pengertian tempat, yaitu setiap batuan terbentuk atau
diendapkan pada lingkungan geologi tertentu.
WAKTU
Waktu: Memiliki pengertian tentang umur pembentukan batuan tersebut dan
biasanya berdasarkan Skala Umur Geologi. terbentuk pada kala Eosen Akhir.
1.4. STRATIGRAFI
1.4.3. KOLOM STRATIGRAFI
Kolom Stratigrafi :
kolom yang menggambarkan susunan
berbagai jenis batuan serta hubungan antar
batuan atau satuan batuan mulai dari yang
tertua hingga termuda menurut umur
geologi, ketebalan setiap satuan batuan,
serta genesa pembentukan batuannya.
kolom stratigrafi tersusun dari kolom-kolom
dengan atribut-atribut sebagai berikut:
Umur, Formasi, Satuan Batuan, Ketebalan,
Besar-Butir, Simbol Litologi,
Deskripsi/Pemerian, Fosil Dianostik, dan
Linkungan Pengendapan.
1.4. STRATIGRAFI
1.4.4. KORELASI STRATIGRAFI
Korelasi stratigrafi : menghubungkan titik-
titik kesamaan waktu atau penghubungan
satuan-satuan stratigrafi dengan
mempertimbangkan kesamaan waktu.
Tujuan dari korelasi stratigrafi adalah
untuk mengetahui persebaran lapisan-
lapisan batuan atau satuan-satuan batuan
secara lateral, sehingga dengan demikian
dapat diperoleh gambaran yang
menyeluruh dalam bentuk tiga
dimensinya.
korelasi stratigrafi yang umum : (1).
Legend: A: sandstone, siltstone and shale of the Upper Famennian Evieux
Korelasi Litostratigrafi; (2). Korelasi Fm; B: dolostone; C: limestone; D: shale; E: shale and limestone;
Biostratigrafi; (3). Korelasi Kronostratigrafi.
https://popups.uliege.be/1374-8505/index.php?id=5532
1.4. STRATIGRAFI