Anda di halaman 1dari 3

KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN DEMOKRASI

Menurut Budiarjo:
Peta Konsep “Government or rule by the people”

Menurut Winataputra:
“Demokrasi dilihat sebagai konsep
yang multidimensional, secara
KB 1
filosofis, sosiologis, dan psikologis”

Konsep
Demokrasi Menurut Ahmad Sanusi:
“Demokrasi mengidentifikasi 10
pilar demokrasi konstitusional
menurut UUD 1945”

Menurut Torres:
“Demokrasi dilihat dari 2 aspek;
formal democracy dan substantive
democracy ”

Menurut Abraham Lincoln:


“Demokrasi adalah pemerintahan
dari, oleh dan untuk rakyat”

KB 2

KONSEP DAN PRAKTIK Gandal dan Finn (1992)


Pendidikan menyatakan bahwa:
DEMOKRASI SERTA demokrasi sebagai Demokrasi tidak dapat diajarkan,
PENDIDIKAN DEMOKRASI Esensi PKn
namun demokrasi harus
dipahami dan dihayati
Alternatif model yang dapat
dikembangkan :
1. Landasan dan bentuk
demokrasi
2. Ide demokrasi
3. Kurikulum yang tepat
4. Memahami demokrasi dalam
berbagai konteks

Untuk memfasilitasi sekolah


sebagai laboratorium
Sekolah sebagai demokrasi perlu
Laboratorium dikembangkan lingkungan
Demokrasi sekolah sedemikian rupa
sehingga memmungkinkan
siswa untuk melatih dirinya
KB 3
menjadi insane yang lebih
demokratis.
Konsep Demokrasi

Demokrasi ialah sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa inggris
“democracy” yang diserap dari dua kata bahasa Yunani “demos” dan ‘ratos” atau “kratein”.
Demos berarti rakyat, kratos berarti kekuasaan. Berikut konsep dan pengertian demokrasi oleh
beberapa ahli, antara lain:
1. Menurut Budiarjo (1992:50) demokrasi berarti rakyat berkuasa atau “government or rule by
the people”.
2. Menurut Hornby (1992) demokrasi adalah Negara dengan prinsip pemerintahannya yang
ditandai oleh adanya partisipasi warga Negara yang sudah dewasa dalam memilih wakil
rakyat. Negara menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, dan
menegakkan “rule of law”.
3. Menurut Ahmad Sanusi (1998) demokrasi ditandai 10 pilar, antara lain: (a) Demokrasi yang
berketuhanan YME, (b) Demokrasi dengan kecerdasan, (c) Demokrasi yang berkedaulatan
rakyat, (d) Demokrasi dengan rule of law, (e) Demokrasi dengan pembagian kekuasaan
negara, (f) Demokrasi dengan HAM, (g) Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka, (h)
Demokrasi otonomi daerah, (i) Demokrasi kemakmuran, dan (j) Demokrasi yang berkeadilan
sosial.
4. Menurutu Torres (1998:145-146) demokrasi sebagai salah satu bentuk pemerintahan,
demokrasi sebagai suatu landasan, dan demokrasi sebagai konsep.
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat.

 LANDASAN PENGEMBANGAN DEMOKRASI

Disamping adanya nilai-nilai demokrasi dan lembaga-lembaga demokrasi yang menopang


sistem politik demokrasi, diperlukan pula sejumlah kondisi agar nilai-nilai tersebut dapat
ditegakkan sebagai pondasi demokrasi. Beberapa kondisi yang diperlukan untuk
mengembangkan demokrasi antara lain pertumbuhan ekonomi yang memadai, pluralisme, dan
pola hubungan negara dan masyarakat (Askuri Ibn Chamin, 2003).

Pertama, Pertumbuhan ekonomi yang memadai. Menurut Robert Dahl (1971) faktor


ekonomi dalam bentuk GNP per kapita (dollar) merupakan salah satu faktor kondisional penentu
demokrasi dalam ukuran dollar. Menurut Dahl (1971) bahwa negara dengan GNP per kapita US
$ 700 berpeluang besar membentuk sistem politik demokrasi. Walaupun demikian, menurut
Huntington (1995) kemakmuran ekonomi bukanlah satu-satunya faktor penentu tumbuhnya
demokrasi.

Kedua, Pluralisme. Masyarakat plural dipahami sebagai masyarakat yang terdiri dari


berbagai kelompok. Di dalam masyarakat plural, setiap orang dapat bergabung dengan kelompok
yang ada, tanpa adanya rintangan-rintangan sistemik yang mengakibatkan terhalangnya hak
untuk berkelompok atau bergabung dengan kelompok tertentu. Pluralisme mengajarkan kepada
kelompok-kelompok yang ada di dalam masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan daya saing
masing-masing kelompok. Usaha kolektif untuk menuju kehidupan yang lebih baik dijalankan
melalui sebuah kompetisi antar kelompok dengan aturan main yang telah disepakati. Kesadaran
pluralism masyarakat ini dapat menghindarkan pecahnya konflik antar kelompok setiap kali
terjadi persaingan di dalamnya.

Ketiga, Pola hubungan negara dan masyarakat merupakan kondisi lain yang menentukan
kualitas pengembangan demokrasi. Demokrasi memerlukan sebuah negara yang kuat, tetapi
menghormati hukum, partai politik, legislatif, media massa, dan rakyat pada umumnya. Negara
seperti inilah yang dapat memberi perlindungan bagi rakyatnya dan menjadi penopang bagi
pengembanga nilai-nilai demokrasi.

https://klinikppkn.blogspot.com/2016/06/landasan-pengembangan-demokrasi.html

Anda mungkin juga menyukai