Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap warga negara mendambakan pemerintahan demokratis yang menjamin tegaknya kedaulatan
rakyat.Hasrat ini dilandasi pemahaman bahwa pemerintahan demokratis memberi peluang bagi tumbuhnya prinsip
menghargai keberadaan individu untuk berpartisipasi dalam kehidupan bernegara secara maksimal.Karena itu,
demokrasi perlu ditumbuhkan, dipelihara, dan dihormati oleh setiap warga negara.
Setiap negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau demokrasinya.Hal ini ditentukan
oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan, pandangan hidup, serta tujuan yang ingin dicapainya. Dengan
demikian pada setiap negara terdapat corak khas demokrasi yang tercermin pada pola sikap, keyakinan dan perasaan
tertentu yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku dan proses berdemokrasi dalam suatu
sistem politik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti, makna dan manfaat Demokrasi ?
2. Apa saja nilai-nilai Demokrasi ?
3. Apa prinsip dan parameter Demokrasi ?
4. Apa jenis-jenis Demokrasi ?
5. bagaimana pelaksanaan Demokrasi di Indonesia ?
6. Bagaimana mengembangkan sikap Demokrasi ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti,makna dan manfaat Demokrasi.
2. Untuk mengetahui nilai-nilai Demokrasi.
3. Untuk mengetahui prinsip dan parameter Demokrasi.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis Demokrasi.
5. Untuk mengetahui pelaksanaan Demokrasi di Indonesia .
6. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan sikap Demokrasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti, Makna dan Manfaat Demokrasi

1. Pengertian Demokrasi
Apa sebenarnya demokrasi itu? Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yakni “demos”
dan “kratein”.
Lalu bagaimana pengertian demokrasi menurut para ahlinya? Dalam “The Advanced Learner’s Dictionary of
Current English (Hornby dkk, 1988) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “democracy” adalah:
“(1) country with principles of government in which all adult citizens share through their elected representatives; (2)
country with government which encourages and allows rights of citizenship such as freedom of speech, religion, opinion,
and association, the assertion of rule of law, majority rule, accompanied by respect for the rights of minorities. (3) society
in which there is treatment of each other by citizens as equals”.
Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau
masyarakat di mana warganegara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih;
pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan
”rule of law”, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat yang
warga negaranya saling memberi perlakuan yang sama. Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk kepada ucapan
Abraham Lincoln mantan Presiden Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa “demokrasi adalah suatu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” atau “the government from the people, by the people, and for the people”.
Karena “people” yang menjadi pusatnya, demokrasi oleh Pabottinggi (2002) disikapi sebagai pemerintahan
yang memiliki paradigma “otocentricity” atau otosentrisitas yakni rakyatlah (people) yang harus menjadi kriteria dasar
demokrasi. Sebagai suatu konsep demokrasi diterima sebagai “…seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan,
yang juga mencakup seperangkat praktik dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-
liku.Pendeknya, demokrasi adalah pelembagaan dari kebebasan” (USIS, 1995).
Sementara itu CICED (1999) mengadopsi konsep demokrasi sebagai berikut:
“Democracy which is conceptually perceived a frame of thought of having the public governance from the people, by the
people has been universally accepted as paramount ideal, norm, social system, as well as individual knowledge,
attitudes, and behavior needed to be contextually substantiated, cherished, and developed”.
Apa yang dikemukakan oleh CICED (1999) tersebut melihat demokrasi sebagai konsep yang bersifat
multidimensional, yakni secara filosofis demokrasi sebagai ide, norma, dan prinsip; secara sosiologis sebagai sistem
sosial; dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap, dan perilaku individu dalam hidup bermasyarakat.
Jika demokrasi dipahami sebagai sistem kehidupan kenegaraan seperti definisi pertama, apa saja prinsip, atau
pilar penyangganya sehingga mencirikan kehidupan bernegara sebagai pemerintahan demokrasi?
Sebagai suatu sistem sosial kenegaraan, USIS (1995) mengintisarikan demokrasi sebagai sistem memiliki
sebelas pilar atau soko guru, yakni “Kedaulatan Rakyat, Pemerintahan Berdasarkan Persetujuan dari yang Diperintah,
Kekuasaan Mayoritas, Hak-hak Minoritas, Jaminan Hak-hak Azasi Manusia, Pemilihan yang Bebas dan Jujur,
Persamaan di depan Hukum, Proses Hukum yang Wajar, Pembatasan Pemerintahan secara Konstitusional, Pluralisme
Sosial, Ekonomi dan Politik, dan Nilai-nilai Toleransi, Pragmatisme, Kerja Sama dan Mufakat.”
Di lain pihak Sanusi (2006) mengidentifikasi adanya sepuluh pilar demokrasi konstitusional menurut UUD 1945,
yakni: ”Demokrasi yang BerKetuhanan Yang Maha Esa, Demokrasi Dengan Kecerdasan, Demokrasi yang
Berkedaulatan Rakyat, Demokrasi dengan “Rule of Law”, Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Negara, Demokrasi
dengan Hak Azasi Manusia, Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka, Demokrasi dengan Otonomi Daerah,
Demokrasi Dengan Kemakmuran, dan Demokrasi yang Berkeadilan Sosial “.
Bila dibandingkan, sesungguhnya secara esensial terdapat kesesuaian antara sebelas pilar demokrasi universal
ala USIS (1995) dengan 9 dari 10 pilar demokrasi Indonesia ala Sanusi (2006). Hal yang tidak terdapat dalam 149 pilar
demokrasi universal adalah salah satu pilar demokrasi Indonesia, yakni “Demokrasi Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa”, dan inilah yang merupakan ciri khas demokrasi Indonesia, yang dalam pandangan Maududi dan kaum muslim
(Esposito dan Voll,1996) disebut “teodemokrasi”, yakni demokrasi dalam konteks kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan kata lain demokrasi universal adalah demokrasi yang bernuansa sekuler, sedangkan demokrasi Indonesia
adalah demokrasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Tiga Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi Secara konseptual


Seperti dikemukakan oleh Carlos Alberto Torres (1998) demokrasi dapat dilihat dari tiga tradisi pemikiran politik,
yakni “classical Aristotelian theory, medieval theory, contemporary doctrine”.Dalam tradisi pemikiran Aristotelian
demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan, yakni “…the government of all citizens who enjoy the benefits of
citizenship”, atau pemerintahan oleh seluruh warganegara yang memenuhi syarat kewarganegaraan.
Sementara itu dalam tradisi “medieval theory” yang pada dasarnya menerapkan “Roman law” dan konsep
“popular souvereignity” menempatkan “…a foundation for the exercise of power, leaving the supreme power in the hands
of the people”, atau suatu landasan pelaksanaan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Sedangkan dalam “contemporary
doctrine of democracy”, konsep “republican” dipandang sebagai “…the most genuinely popular form of government”, atau
konsep republik sebagai bentuk pemerintahan rakyat yang murni. Lebih lanjut, Torres (1998) memandang demokrasi
dapat ditinjau dari dua aspek, yakni di satu pihak adalah “formal democracy” dan di lain pihak “substantive democracy”.
“Formal democracy” menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dari dalam berbagai
“Democracy which is conceptually perceived a frame of thought of having the public governance from the people, by the
people has been universally accepted as paramount ideal, norm, social system, as well as individual knowledge,
attitudes, and behavior needed to be contextually substantiated, cherished, and developed”. Apa yang dikemukakan oleh
CICED (1999) tersebut melihat demokrasi sebagai konsep yang bersifat multidimensional, yakni secara filosofis
demokrasi sebagai ide, norma, dan prinsip; secara sosiologis sebagai sistem sosial; dan secara psikologis sebagai
wawasan, sikap, dan perilaku individu dalam hidup bermasyarakat. Demikianlah beberapa pendapat tentang apa itu
demokrasi secara terminologis.

3. Pemikiran tentang Demokrasi Indonesia


Pada bagian pengantar telah dikemukakan bahwa suatu negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan
kedaulatan rakyat atau demokrasinya.Hal ini ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan,
pandangan hidup, serta tujuan yang ingin dicapainya.Negara Indonesia telah mentasbihkan dirinya sebagai negara
demokrasi atau negara yang berkedaulatan rakyat.
Sebagai negara demokrasi, demokrasi Indonesia memiliki kekhasan.Apa kekhasan demokrasi Indonesia itu?
Menurut Budiardjo dalam buku DasarDasar Ilmu Politik (2008), demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi
yang berdasarkan Pancasila yang masih terus berkembang dan sifat dan ciri-cirinya terdapat pelbagai tafsiran dan
pandangan. Meskipun demikian tidak dapat disangkal bahwa nilai-nilai pokok dari demokrasi konstitusional telah cukup
tersirat dalam UUD NRI 1945.
Apakah sebelum muncul istilah demokrasi Pancasila, bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi demokrasi?Ada
baiknya kita ikuti pendapat Drs. Mohammad Hatta yang dikenal sebagai Bapak Demokrasi Indonesia tentang hal
tersebut. Menurut Moh. Hatta, kita sudah mengenal tradisi demokrasi jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni demokrasi
desa. Demokrasi desa atau desa-demokrasi merupakan demokrasi asli Indonesia, yang bercirikan tiga hal yakni 1) cita-
cita rapat, 2) cita-cita massa protes, dan 3) cita-cita tolong menolong. Ketiga unsur demokrasi desa tersebut merupakan
dasar pengembangan ke arah demokrasi Indonesia yang modern. Demokrasi Indonesia yang modern adalah “daulat
rakyat” tidak hanya berdaulat dalam bidang politik, tetapi juga dalam bidang ekonomi dan sosial.

4. Manfaat Demokrasi
1. Menjamin hak-hak dasar

2. Adanya kesetaraan setiap warga negara

3. Pemenuhan kebutuhan umum

4. Pembaharuan kebijakan sosial

5. Kebebasan rakyat untuk menyampaikan pendapat

6. Mencegah tirani

7. Mencegah terjadinya pemerintah yang diktator

8. Menciptakan pemerintah yang bertanggung jawab

9. Meningkatkan kerja sama antara warga negara

10. Membuat masyarakat menjadi bertanggung jawab


B. Nilai-nilai Demokrasi
Herry B.Mayo dalam Mirriam Budiardjo (1990) menyebutkan adanya 8 nilai demokrasi, yaitu :

1. Menyelesaikan pertikaian-pertikaian secara damai dan sukarela

2. Menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang selalu berubah

3. Pergantian penguasa dengan teratur

4. Penggunaan paksaan sesedikit mungkin

5. Pengakuan dan penghormatan terhadap nilai keanekaragaman

6. Menegakkan keadilan

7. Memajukan ilmu pengetahuan

8. Pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan

Zamroni (2001) menyebutkan adanya kultur atau nilai demokrasi antara lain :

1. Toleransi

2. Kebebasan mengemukkan pendapat

3. Menghormati perbedaan pendapat

4. Memahami keanekaragaman dalam masyarakat

5. Terbuka dan komunikasi

6. Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan

7. Percaya diri

8. Tidak menggantungkan pada orang lain

9. Saling menghargai

10. Mampu mengekang diri

11. Kebersamaan

12. Keseimbangan

C. Ciri-Ciri Demokrasi
1. Dilihat Dari Cara Penyaluran Kehendak Rakyat
a. Demokrasi langsung (direct democracy)
Yaitu rakyat secara langsung dapat membicarakan dan menentukan suatu urusan politik kenegaraan.
b. Demokrasi perwakilan atau tidak langsung (representative democracy)
Yaitu aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakilnya yang duduk di lembaga perwakilan rakyat (parlemen).
c. Demokrasi sistem referendum
Yaitu rakyat memilih wakil-wakilnya yang duduk di parlemen tetapi dalam melaksanakan tgasnya, parlemen dikontrol
oleh rakyat melalui sistem referendum.

2. Dilihat Dari Dasar Atau Paham Ideologi Yang Dianut


a. Demokrasi liberal
Yaitu paham demokrasi dengan menitikberatkan pada ideologi liberalis yang cenderung pada kebebasan individu atau
perseorangan.
b. Demokrasi rakyat atau proletariat (komunis)
Yaitu demokrasi yang cenderung kepada kepentingan umum (dalam hal negara ini) sehingga hak-hak politik rakyat dan
kepentingan perseorangan kurang diperhatikan.
c. Demokrasi pancasila
Merupakan ciri khusus demokrasi yang tidak hanya mencakup bidang politik saja, melainkan juga bidang ekonomi,
sosial, budaya, dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.

3. Dilihat dari perkembangan paham


a. Demokrasi klasik : Yaitu paham demokrasi yang menitikberatkan pada pengertian politik kekuasaan atau politik
pemerintahan negara
b. Demokrasi modern : Yaitu paham demokrasi yang tidak hanya mencakup bidang politik saja, melainkan juga bidang
ekonomi, sosial, budaya dan menwujudkan kesejahteraan rakyat.

4. Dilihat dari hubungan antara pemerintahan dengan rakyat


a. Demokrasi liberal : Dalam demokrasi ini pemerintah dibatsi oleh undang-undang dan pemilihan umum yang bebas
diselenggarakan dalam waktu yang tetap.
b. Demokrasi terpimpin : Dalam demokrasi ini terdapat keyakinan para pemimpin bahwa semua tindakan mereka
dipercaya oleh rakyat, tetapi menolak persaingan dalam pemilihan umum untuk menduduki kekuasan.
c. Demokrasi sosial : Demokrasi ini menaruh kepeduliannya kepada keadaan sosial dan egalitarianisme (paham
persamaan) bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik.
d. Demokrasi partisipasi : Demokrasi yang menekankan hubungan timbal balik antara penguasa atau pemimpin
dengan yang dipimpin.
e. Demokrasi konstitusional : Demokrasi yang menekankan pada proteksi khusus bagi kelompok-kelompok budaya
dan menekankan kerja sama yang erat diantara elite yang mewakili bagian budaya umum.
D. Prinsip-Prinsip Demokrasi
1. Prinsip budaya demokrasi
a. Kebebasan : Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri, tanpa tekanan dar pihak manapun.
b. Persamaan : Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam negara demokrasi perbedaan
tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak menimbulkan konflik.
c. Solidaritas : Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan adanya sifat solidaritas ini,
walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat
karena adanya tujuan bersama.
d. Toleransi : Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat menenggang (menghargai, memberikan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang
bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri.
e. Menghormati kejujran : Kejujuran berarti kesediaan ataketerbukaan untuk menyatakan suatu kebenaran. Kejujuran
menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak.
f. Menghormati penalaran : Peanalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu, membela
tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang lain. Penalaran ini sangat diperlukan bagi terbangunnya solidaritas
antarwarga masyarakat demokratis.
g. Keadaan Keadaban: adalah ketinggian tingkat kecerdasan lahir batin atau kebaikan budi pekerti. Seseorang yang
berperilaku beradab berarti memberikan penghormatan terhadap pihak lain yang dapat tercermin melalui tindakan,
bahasa tubuh, dan cara berbicara.

2. Prinsip – prinsip demokrasi yag bersifat universal


a. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para warga negara.
d. Pengormatan terhadap supremasi hukum.

3. Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law)


a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
b. Kedudukan yang sama dalam hukum.
c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.

E. Jenis-jenis Demokrasi
Berdasarkan Cara Penyaluran Aspirasi Rakyat :

1. Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung adalah sistem demokrasi yang memberikan kesempatan kepada seluruh warga Negara nya dalam
permusyawaratan saat menentukan arah kebijakan umum dari Negara atau UU

2. Demokrasi Tidak Langsung

Demokrasi tidak langsung adalah sistem demokrasi yang di jalankan menggunakan sistem perwakilan

Berdasarkan Yang Dijadika Prioritas Atau Titik Perhatian :

1. demokrasi material

2. demokrasi formal

3. demokrasi campuran

Berdasarkan Prinsip Ideology :

1. Demokrasi Rakyat

Demokrasi rakyat adalah sistem demokrasi yang tidak mengenal kelas sosial dalam kehidupan

2. Demokrasi Konstitusional

Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang dilandaskan kebebasan setiap orang atau manusia sebagai makhluk
sosial

Berdasarkan Kewenangan Dan Hubungan Alat Kelengkapan Negara :

1. demokrasi sistem parlementer

2. demokrasi sistem presidensial

Berdasarkan Hubungan Alat Antar Negara :

1. demokrasi perwakilan dengan sistem referendum yang merupakan salah satu macam demokrasi dimana rakyat
memilih perwakilannya untuk menjabat di parlemen,akan tetapi tetap terkontrol oleh pengaruh rakyat

2. sistem parlementer yang merupakan demokrasi perwakilan dimana adanya hubungan yang kuat antara badan
eksekutif dan badan legislative

3. sistem pemisahan kekuasaan yang merupakan demokrasi perwakilan dimana jabatan legislative terpisah dari
eksekutif, sehingga keduanya tidak berkaitan secara langsung seperti sistem demokrasi parlementer.

4. sistem referendum dan inisiatif rakyat yang di maksud ialah gabungan antara demokrasi perwakilan dengan demokrasi
langsung

Berdasarkan Prinsip Ideology :

1. demokrasi liberal

Merupakan kebebasan individu yang lebih di tekankan dan mengabaikan kepentingan umum
2. demokrasi rakyat

Merupakan demokrasi yang di dasarkan pada faham sosialisme dan komunisme dan lebih mengutamakan kepentingan
umum atau Negara

3. demokrasi pancasila

Merupakan demokrasi yang ada di Indonesia bersumberkan pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta berasas kan
musyawarah mufakat dengan memprioritaskan kepentingan seluruh kepentingan masyarakat atau warga Negara

F. Ciri-Ciri Pemerintahan Demokratis


Berikut ini merupakan ciri-ciri pemerintahan Demokrasi:
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak
langsung (perwakilan).
2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.

G. Landasan-landasan Demokrasi Indonesia


1. Pembukaan UUD 1945
a. Alinea pertama yang berbunyi Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.
b. Alinea kedua yang berbunyi Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
c. Alinea ketiga yang berbunyi Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur
supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.
d. Alinea keempat yang berbunyi Melindungi segenap bangsa.

2. Batang Tubuh UUD 1945


a. Pasal 1 ayat 2 yaitu tentang “Kedaulatan adalah ditangan rakyat”.
b. Pasal 2 yaitu tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat.
c. Pasal 6 yaitu tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
d. Pasal 24 dan Pasal 25 yaitu tentang Peradilan yang merdeka.
e. Pasal 27 ayat 1 yaitu tentang Persamaan kedudukan di dalam hukum.
f. Pasal 28 yaitu tentang Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

H. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


Setelah Orde Baru tumbang yang ditandai oleh turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan pada bulan Mei 1998
terbuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk kembali menggunakan demokrasi.Demokrasi merupakan pilihan satu-
satunya bagi bangsa Indonesia karena memang tidak ada bentuk pemerintahan atau sistem politik lainnya yang lebih
baik yang dapat dipakai untuk menggantikan sistem politik Orde Baru yang otoriter.Oleh karena itu ada konsensus
nasional tentang perlunya digunakan demokrasi setelah Orde Baru tumbang. Gerakan demokratisasi setelah Orde Baru
dimulai dengan gerakan yang dilakukan oleh massa rakyat secara spontan. Segera setelah Soeharto menyatakan
pengunduran dirinya, para tokoh masyarakat membentuk sejumlah partai politik dan melaksanakan kebebasan berbicara
danberserikat/berkumpul sesuai dengan nilai-nilai demokrasi tanpa mendapat halangan dari pemerintah. Pemerintah
tidak melarang demokratisasi tersebut meskipun peraturan perundangan yang berlaku bias digunakan untuk itu.
Pemerintah bisa saja, umpamanya, melarang pembentukan partai politik karena bertentangan dengan UU Partai Politik
dan Golongan Karya yanghanya mengakui dua partai politik dan satu Golongan Karya.Tentu saja pemerintah tidak mau
mengambil resiko bertentangan dengan rakyat sehingga pemerintah membiarkan demokratisasi bergerak sesuai dengan
keinginan rakyat.
Pemerintah kemudian membuka peluang yang lebih luas untuk melakukan demokratisasi dengan mengeluarkan
tiga UU politik baru yang lebih demokratis pada awal 1999. Langkah selanjutnya adalah amandemen UUD 1945 yang
bertujuan untuk menegakkan demokrasi secara nyata dalam sistem politik Indonesia.Demokratisasi pada tingkat
pemerintah pusat dilakukan bersamaan dengan demokratisasi pada tingkat pemerintah daerah (provinsi,kabupaten, dan
kota). Tidak lama setelah UU Politik dikeluarkan,diterbitkan pula UU Pemerintahan Daerah yang memberikan otonomi
yang luas kepada daerah-daerah.Suasana bebebasan dan keterbukaan yang terbentuk pada tingkat pusat dengan
segera diikuti oleh daerahdaerah.
Oleh karena itu beralasan untuk mengatakan, demokratisasi di Indonesia semenjak 1998 juga telah
menghasilkan demokratisasi pada tingkat pemerintah daerah.Sesuai dengan perkembangan demokratisasi di tingkat
pusat, di tingkat provinsi (juga di tingkat kabupaten dan kota) dilakukan penguatan kedudukan dan fungsi tersebut
mempunyai kedudukan yang sama dengan gubernur. Gubernur tidak lagi merupakan “penguasa tunggal” seperti yang
disebutkan dalam UU Pemda yang dihasilkan selama masa Orde Baru.DPRD telah mendapatkan perannya sebagai
lembaga legislatif daerah yang bersama-sama dengan gubernur sebagai kepala eksekutif membuat peraturan daerah
(perda). DPRD Provinsi menjadi lebih mandiri karena dipilih melalui pemilihan umum (pemilu) yang demokratis. Melalui
pemilu tersebut, para pemilih mempunyai kesempatan menggunakan hak politik mereka untuk menentukan partai politik
yang akan duduk di DPRD.
Suasana kebebasan yang tercipta di tingkat pusat sebagai akibat dari demokratisasi juga tercipta di
daerah.Partisipasi masyarakat dalam memperjuangkan tuntutan mereka dan mengawasi jalannya pemerintahan telah
menjadi gejala umum di seluruh provinsi di Indonesia. Berbagai demonstrasi dilakukan oleh kelompok-kelompok
masyarakat, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di pelosok-pelosok desa di Indonesia.Rakyat semakin menyadari
hak-hak mereka sehingga mereka semakin peka terhadap praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan yang tidak
benar dan merugikan rakyat.Hal ini mengharuskan pemerintah bersikap lebih peka terhadap aspirasi yang berkembang
di dalam masyarakat. Demokratisasi telah membawa perubahan-perubahan politik baik di tingkat pusat maupun
daerah.Apa yang terjadi di tingkat pusat dengan cepat ditiru oleh daerahdaerah. Demokratisasi merupakan sarana untuk
membentuk system politik demokratis yang memberikan hak-hak yang luas kepada rakyat sehingga pemerintah dapat
diawasi untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).
Dalam perkembangan-nya demokrasi di Indonesia,demokrasi dibagi dalam beberapa periode berikut:
1. Pelakasanaaan Demokrasi pada Masa Revolusioner (1945-1950)
Tahun 1945-1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat
itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik karena masih adanya revolusi fisik.Pada awalnya kemerdekaan
masih terdapat sentralisasi kekuasaan.Hal itu terlihat pada pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang menyebutkan
bahwa sebelum MPR , DPR dan DPA dibentuk menurut UU ini, segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan
dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolute pemerintah mengeluarkan:
a. Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 oktober 1945, KNIP berubah menjadi lembaga legislatif;
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang Pembentuksn Partai Politik;
c. Maklumat Pemmerintah tangaal 14 november 1945 tentang perubahan sistem pemerintahan presidensial menjadi
parlementer .

2. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Lama


a. Masa Demokrasi Liberal 1950-1959
Pada masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai
politik.Akan tetapi ,praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
1) Dominannya partai politik ;
2) Lanadasan social ekonomi yang masih lemah ;
3) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1945.
Atas dasar kegagalan itu,Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 juli 1959 yanag isinya:
1) Bubarkan konstituante
2) Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
3) Pembentukan MPRS dan DPAS.

b. Masa Demokrasi Terpimpin


Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong di
antara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom. Ciri-cirinya adalah:
1) Tingginya dominasi presiden
2) Terbatasnya peran partai politik
3) Berkembangya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1) Sistem kepartaian menjadi tidak jelas ,dan para pemimpin partai banyak yang dipenjarakan;
2) Peranan parlemen lemah,bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR ;
3) Jaminan HAM lemah;
4) Terbatasnya peran pers;
5) Kebijakan politik luar negeri memihak ke RRC (blok timur) yang memicu terjadinya peristiwa pemberontakan G 30 S
PKI .

3. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Baru 1966-1998


Pelaksanaan demokrasi Orde Baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 maret 1996.Orde Baru bertekad akan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen .Awal Orde Baru member harapan baru kepada
rakyat pemnbangunan di segala bidang melalui Pelita I,II,III,IV,V dan masa Orde Baru berhasil menyelenggarakan
Pemilihan Umun tahun 1971,1977,1782 ,1987,1992,dan 1997.Meskipun demikian pelaksanaan demokrasi pada masa
Orde Baru ini dianggap gagal dengan alsan:
a. Tidak addanya rotasi kekuaan eksekutif;
b. Rekrutmen politik yang tertutup;
c. Pemilu yang jauh dari semangat demokrasi ;
d. Pengakuan HAM yang terbatas;
e. Tumbuhnya KKN yang merajalela

4. Pelaksaan Demokrasi Orde Reformasi 1998- Sekarang

Demokrasi pada masa reformasi pada dasanrnya merupakan demokrasi dengan pernbaikan peraturan yang tidak
demokratis,dengan meningkatkan peran lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi,wewenang,dan
tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-
lembaga eksekutif,legislative,dan yudikatif.
Masa reformasi berusaha membangun kehidupan yang demokratis antara lain dengan:
a. Keluarnya Ketetapan MPR RI No.X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi;
b. Ketetapan No.VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referendum;
c. Tap MPR RI No.XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN;
d. Tap MPR RI No.XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI;
e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I,II,III,IV.
I. Mengembangkan Sikap Demokrasi
1. Kehidupan Demokratis yang Bagaimana yang Kita Kembangkan?
Demokrasi itu selain memiliki sifat yang universal, yakni diakui oleh seluruh bangsa yang beradab di seluruh dunia, juga
memiliki sifat yang khas dari masing-masing negara.Sifat khas demokrasi di setiap negara biasanya tergantung ideologi
masing-masing.Demokrasi kita pun selain memiliki sifat yang universal, juga memiliki sifat khas sesuai dengan budaya
bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Sebagai demokrasi yang berakar pada budaya bangsa, kehidupan demokratis yang kita kembangkan harus mengacu
pada landasan idiil Pancasila dan landasan konstitusional UD NRI Tahun 1945.Berikut ini diketengahkan “Sepuluh Pilar
Demokrasi Pancasila” yang dipesankan oleh para pembentuk negara RI, sebagaimana diletakkan di dalam UUD NRI
Tahun 1945 (Sanusi, 1998).
Sepuluh Pilar Demokrasi Pancasila
NO PILAR DEMOKRASI PANCASILA MAKSUD ESENSINYA
1. Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Seluk beluk sistem serta perilaku dalam menyelenggarakan
Yang Maha Esa kenegaraan RI harus taat asas, konsisten, atau sesuai dengan nilai-
nilai dan kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Demokrasi dengan Kecerdasan Mengatur dan menyelenggarakan demokrasi menurut UUD 1945 itu
bukan dengan kekuatan naluri, kekuatan otot, atau kekuatan massa
semata-mata. Pelaksanaan demokrasi itu justru lebih menuntut
kecerdasan rohaniah, kecerdasan aqliyah, kecerdasan rasional, dan
kecerdasan emosional
3. Demokrasi yang Berkedaulatan Kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Secara prinsip, rakyatlah
Rakyat yang memiliki/memegang kedaulatan itu. Dalam batas-batas tertentu
kedaulatan rakyat itu dipercayakan kepada wakil-wakil rakyat di MPR
(DPR/DPD) dan DPRD
5. Demokrasi dengan Rule of Law Kekuasaan negara RI itu harus mengandung, melindungi, serta
mengembangkan kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi
ugal-ugalan, demokrasi dagelan, atau demokrasi manipulatif.
Kekuasaan negara itu memberikan keadilan hokum
 (legal justice) bukan demokrasi yang terbatas pada keadilan formal
dan pura-pura. Kekuasaan negara itu menjamin kepastian hokum
 (legal security) bukan demokrasi yang membiarkan kesemrawutan
atau anarki. Kekuasaan negara itu mengembangkan manfaat atau
 kepentingan hukum (legal interest), seperti kedamaian dan
pembangunan, bukan demokrasi yang justru memopulerkan fitnah dan
hujatan atau menciptakan perpecahan, permusuhan, dan kerusakan
6. Demokrasi dengan Pembagian Demokrasi menurut UUD 1945 bukan saja mengakui kekuasaan
Kekuasaan negara RI yang tidak tak terbatas secara hukum, melainkan juga
demokrasi itu dikuatkan dengan pembagian kekuasaan negara dan
diserahkan kepada badan-badan negara yang bertanggung jawab.
Jadi, demokrasi menurut UUD 1945 mengenal semacam division and
separation of power, dengan sistem check and balance.
7. Demokrasi dengan Hak Asasi Demokrasi menurut UUD 1945 mengakui hak asasi manusia yang
Manusia tujuannya bukan saja menghormati hak-hak asasi tersebut, melainkan
terlebih-lebih untuk meningkatkan martabat dan derajat manusia
seutuhnya
8. Demokrasi dengan Pengadilan Demokrasi menurut UUD 1945 menghendaki diberlakukannya sistem
yang Merdeka pengadilan yang merdeka (independen) yang memberi peluang seluas-
luasnya kepada semua pihak yang berkepentingan untuk mencari dan
menemukan hukum yang seadil-adilnya. Di muka pengadilan yang
merdeka, penggugat dengan pengacaranya, penuntut umum dan
terdakwa dengan pengacaranya mempunyai hak yang sama untuk
mengajukan konsiderans, dalil-dalil, fakta-fakta, saksi, alat pembuktian,
dan petitumnya.
9. Demokrasi dengan Otonomi Daerah Otonomi daerah merupakan pembatasan terhadap kekuasaan negara,
khususnya kekuasaan legislatif dan eksekutif di tingkat pusat, dan lebih
khusus lagi pembatasan atas kekuasaan Presiden. UUD 1945 secara
jelas memerintahkan dibentuknya daereah-daerah otonom besar dan
kecil, yang ditafsirkan daerah otonom I dan II. Dengan Peraturan
Pemerintah daerah-daerah otonom itu dibangun dan disiapkan untuk
mampu mengatur dan menyelenggarakan urusan-urusan
pemerintahan sebagai urusan rumah tangganya sendiri yang
diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepadanya
10. Demokrasi dengan Kemakmuran Demokrasi tu bukan hanya soal kebebasan dan hak, bukan hanya soal
kewajiban dan tanggung jawab, bukan pula hanya soal mengorganisir
kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan kenegaraan. Demokrasi
itu bukan pula hanya soal otonomi daerah dan keadilan hukum. Sebab
bersamaan dengan itu semua, jika dipertanyakan “where is the beef ?”,
demokrasi menurut UUD 1945 itu ternyata ditujukan untuk membangun
negara kemakmuran (Welvaarts Staat) oleh dan untuk sebesar-
besarnya rakyat Indonesia.
Demokrasi yang Berkeadilan Sosial Demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan sosial di antara
berbagai kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat. Tidak ada
golongan, lapisan, kelompok, satuan, atau organisasi yang menjadi
anak emas, yang diberi berbagai keistimewaan atau hakhak khusus

.2. Mengapa Kehidupan yang Demokratis Itu Penting


Pada hakikatnya sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis, apabila di dalam pemerintahan tersebut
rakyat memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, memiliki persamaan di muka hukum, dan
memperoleh pendapatan yang layak karena terjadi distribusi pendapatan yang adil.
a. Partisipasi dalam Pembuatan Keputusan
Dalam negara yang menganut sistem pemerintahan, demokrasi kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan
pemerintahan dijalankan berdasarkan kehendak rakyat.Aspirasi dan kemauan rakyat harus dipenuhi dan pemerintahan
dijalankan berdasarkan konstitusi yang merupakan arah dan pedoman dalam melaksanakan hidup bernegara.Para
pembuat kebijakan memperhatikan seluruh aspirasi rakyat yang berkembang.Kebijakan yang dikeluarkan harus dapat
mewakili berbagai keinginan masyarakat yang beragam. Sebagai contoh ketika masyarakat kota tertentu resah dengan
semakin tercemarnya udara oleh asap rokok yang berasal dari para perokok, maka pemerintah kota mengeluarkan
peraturan daerah tentang larangan merokok di tempat umum.
b. Persamaan Kedudukan di Depan Hukum
Seiring dengan adanya tuntutan agar pemerintah harus berjalan baik dan dapat mengayomi rakyat dibutuhkan adanya
hukum.Hukum itu mengatur bagaimana seharusnya penguasa bertindak, bagaimana hak dan kewajiban dari penguasa
dan juga rakyatnya. Semua rakyat memiliki kedudukan yang sama di depan hukum. Artinya, hukum harus dijalankan
secara adil dan benar.Hukum tidak boleh pandang bulu.Siapa saja yang bersalah dihukum sesuai ketentuan yang
berlaku.Untuk menciptakan hal itu harus ditunjang dengan adanya aparat penegak hukum yang tegas dan bijaksana,
bebas dari pengaruh pemerintahan yang berkuasa, dan berani menghukum siapa saja yang bersalah.
c. Distribusi Pendapatan Secara Adil
Dalam negara demokrasi, semua bidang dijalankan dengan berdasarkan prinsip keadilan bersama dan tidak berat
sebelah, termasuk di dalam bidang ekonomi.Semua warga negara berhak memperoleh pendapatan yang
layak.Pemerintah wajib memberikan bantuan kepada fakir dan miskin yang berpendapatan rendah.Akhir-akhir ini
Pemerintah menjalankan program pemberian bantuan tunai langsung, hal tersebut dilakukan dalam upaya membantu
langsung para fakir miskin. Pada kesempatan lain, Pemerintah terus giat membuka lapangan kerja agar masyarakat bisa
memperoleh penghasilan. Dengan program-program tersebut diharapkan terjadi distribusi pendapatan yang adil di
antara warga negara Indonesia.
Program pemerataan pendapatan tersebut dapat dilaksanakan karena adanya uang pajak yang dibayarkan oleh
masyarakat ke kas negara. Uang pajak yang telah terkumpul di kas negara tersebut akan didistribusikan kembali oleh
negara kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan kurang mampu sehingga pemerataan pendapatan dapat terjadi.
Oleh karena itu, dapat kita ketahui bersama bahwa pajak merupakan salah satu sarana untuk mendorong tercapainya
kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat, yang dilakukan antara lain melalui pemerataan alokasi dan distribusi
pendapatan. Pajak merupakan salah satu perwujudan demokrasi di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa kehidupan demokratis penting dikembangkan dalam berbagai
kehidupan, karena seandainya kehidupan yang demokratis tidak terlaksana, maka asas kedaulatan rakyat tidak berjalan,
tidak ada jaminan hak-hak asasi manusia, tidak ada persamaan di depan hukum. Jika demikian, tampaknya kita akan
semakin jauh dari tujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

3. Bagaimana Penerapan Demokrasi dalam Pemilihan Pemimpin Politik dan Pejabat Negara
a. Beriman dan bertaqwa
b. Bermoral

DAFTAR PUSTAKA

https://www.padamu.net/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia

file:///C:/Users/g40/Downloads/9-PendidikanKewarganegaraan.pdf
SOAL DAN PEMBAHASAN MENGENAI DEMOKRASI INDONESIA

1.Tokoh yang berpendapat bahwa Democracy is government of the people, by the people and for the people yaitu ...
A.Robert Dahl
B.Abraham Lincoln
C.Solly Lubis
D.Henry Mayo
E.Philipe C. Schmitter

2.Independensi dan kesejajaran lembaga negara dibutuhkan supaya bisa saling mengawasi dan mengontrol sesuai
dengan prinsip ...
A.Konsensus
B.Trias Politika
C.Law enforcement
D.Checks and balances
E.Demokrasi

3.Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri demokrasi dari sejumlah nilai menurut Henry B. Mayo yaitu ...
A.Membatasi komunikasi sampai minimum
B.Menjamin tegaknya keadilan
C.Menjamin terjadinya perubahan secara damai pada suatu masyarakat yang sedang berubah
D.Menyelesaikan perselisihan secara damai dan berlembaga
E.Menyelenggarakan pergantian pimpinan dengan teratur

4.Berikut ini yang merupakan ciri paling menonjol dari negara berkembang yang masih mencari bentuk demokrasi yang
sesuai dengan perkembangan masyarakatnya yaitu...
A.Adanya kesempatan yang sama untuk menikmati hasil pembangunan
B.Adanya kebebasan pers, kebebasan berbicara, kebebasan berorganisasi, dan kebebasan berkumpul,
C.Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman di masyarakat
D.Peran eksekutif yang mendominasi dalam perumusan kebijakan
E.Adanya jaminan keselamatan dan keamanan untuk seluruh warga negara

5.Perhatikan uraian berikut!


I.Keselamatan
II.Kesejahteraan
III.Kekuasaan
IV.Keadilan
V.Kebebasan
Ukuran yang dipakai untuk menentukan situasi demokratis dalam suatu negara yaitu nomor ...
A.II, V, V
B.I, II, III
C.II, III, IV
D.I, II, IV
E.II, IV, V

6.Pemerintah dituntut untuk transparan dalam sistem demokrasi.Pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan prinsip
demokrasi yaitu ...
A.Hak publik untuk tahu
B.Konstitusionalisme
C.Peradilan yang independence
D.Pembuatan hukum
E.Perlindungan hak minoritas

7.Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan sesuai dengan UUD adalah isi dari ...
A.UU No. 7 Tahun 1953
B.UUD 1945 Pasal 1 Ayat 1
C.UUD 1945 Pasal 1 Ayat 3
D.UUD 1945 Pasal 1 Ayat 2
E.Maklumat Wakil Presiden No. X

8.Perhatikan pernyataan di bawah ini!


I.Peran militer lebih dominan dibanding dengan sipil
II.Presiden menjabat sebagai kepala negara
III.Berpusat pada presiden
IV.Dipimpin oleh seorang perdana menteri
V.Perdana menteri bertanggung jawab pada parlemen
Ciri dari masa demokrasi liberal ditunjukkan nomor ...
A.II, IV, V
B.I, II, III
C.II, III, IV
D.I, II, V
E.I, II, IV

9.Pemilihan presiden dan wakilnya secara langsung oleh rakyat pertama kali dilakukan negara Indonesia pada tahun ...
A.2009
B.1955
C.1999
D.1971
E.2004

10.Berikut ini yang bukan termasuk perilaku demokrasi yang perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu ...
A.Mengutamakan kesatuan dan persatuan nasional
B.Memaksakan pendapat dalam kegiatan pengambilan keputusan
C.Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban
D.Menjunjung tinggi persamaan
E.Membudayakan sikap adil dan baik

11.Kekuasaan tertinggi dalam suatu negara demokrasi ada di tangan...


A.Rakyat
B.negara
C.penguasa
D.MPR/DPR

12.Di Yunani pada abad ke 6 – 3 SM demokrasi langsung dapat dilaksanakan karena ….


A.pengawasan negara ketat
B.pendidikan masyarakatnya sudah tinggi
C.masyarakatnya sangat maju
D.jumlah penduduk sedikit

13.Demokrasi yang dijalankan di negara AS yaitu demokrasi ....


A.rakyat
B.liberal
C.totaliter
D.terpimpin

14.Ditinjau dari segi waktu, sejarah budaya demokrasi di Indonesia pada tahun 1959 – 1966 yaitu periode demokrasi ....
A.parlementer
B.terpimpin
C.liberal
D.Pancasila

15.Pelaksanaan budaya demokrasi Pancasila pada masa Orde Baru mengalami penyimpangan karena ....
A.berkembangnya budaya membangun
B.kuatnya pengawasan masyarakat
C.berkembangnya budaya kritis
D.berkembangnya budaya KKN

Kunci Jawaban :
1. B
2. D
3. A
4. D
5. E
6. A
7. D
8. A
9. E
10. B
11. A
12. D
13. B
14. B
15. D

Anda mungkin juga menyukai