Anda di halaman 1dari 4

DEMOKRASI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia memberikan makna khusus bagi perkembangan demokrasi di indonesia. Ada banyak
demokrasi paradoks atau ironi demokrasi yang terjadi pada masa orde lama, orde baru dan
reformasi zaman. Proses dan perkembangan demokrasi, akhirnya berhadapan- hadapan dengan
kepentingan kekuasaan dalam konteks jebakan politik yang benar-benar tidak demokrastis.
Pemilihan umum 2004 dan langsung pilkada 2005 menjadi momentum dalam peaksanaan
demokrasi pemerintahan, juga tantangan bagi aktor politik dan masyarakat untuk mengangkat
budaya dan struktural demokrasi. Demokrasi indonesia masih menyisakan beberapa pertanyaan,
apakah kia sudah mempersiapkanya dan mampu mengembangkan demokrasi tanpa ironi dan
paradoks .

B. RUMUSAN MASALAH
1. masalah sosial yang akan ditimbullkan jika warga Negara Indonesia menginginkan
kesejahteraan berpendapat namun tidak memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai demokrasi
itu sendiri?

C. TUJUAN
1. Memahami pentingnya demokrasi bagi bangsa dan rakyat indonesia.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian demorasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang berarti kekuasaan rakyat. Demokrasi
berasal dari kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang memiliki arti rakyat dan Kratos yang memiliki
arti kekuasaan. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana setiap warga negaranya memIliki
hak yang sama dalam mengambil keputusan. Demokrasi ini mengizinkan warga Negaranya ikut serta
mengutarakan pendapatnya secara langsung atau melalui perwakilan sebagai bentuk penerapan
sila ke-4 pancasila. Sidney Hook mengatakan demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana
keputusan keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan
pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas kepada rakyat dewasa (Tim ICE UIN, 2003:
110).

Pengertian demokrasi jika dilihat dari sejarah perkembanganya, dapat dikategorikan menjadi 3
(tiga) makna demokrasi yakni demokrasi sebagai bentuk pemerintahan, demokrasi sebagai sistem
politik dan demokrasi sebagai sikap hidup.

a. Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan


Plato dalam tulisannya Republic menyatakan bahwa bentuk pemerintahan yang baik itu ada tiga
yakni demokrasi, monarki dan aristokrasi; Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang
oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
Aristokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang yang
memimpin dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak. Tidak dapat dipungkiri
pemerintahan juga bisa saja berubah menjadi bentuk pemerintahan yang buruk seperti tirani,
oligarki dan mobokrasi atau okhlokrasi. Tirani adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang
oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan pribadi. Oligarki
adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok dan dijalankan untuk
kelompok itu sendiri. Sedangkan mobokrasi/okhlokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang
dipegang oleh rakyat, tetapi rakyat tidak tahu apa-apa, rakyat tidak berpendidikan, dan rakyat
tidak paham tentang pemerintahan. Akhirnya, pemerintahan yang dijalankan tidak berhasil
untuk kepentingan dan merugikan rakyat banyak.
b. Demokrasi sebagai Sistem Politik
Sistem yang menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
Henry B Mayo (Mirriam Budiardjo, 2008: 117) yang menyatakan sistem politik demokrasi adalah
wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya
kebebasan politik.
c. Demokrasi sebagai Sikap Hidup
Tim ICCE IUN (2003: 112) menyebut demokrasi sebagai pandangan hidup. Bahwa demokrasi
tidak datang dengan sendiri dalam kehidupan bernegara. Ia memerlukan perangkat
pendukungnya yakni budaya yang kondusif sebagai mind set, setting sosial dan bentuk konkrit
dari perwujudan tersebut adalah dijadikannya demokrasi sebagai pandangan hidup.
Henry B Mayo (Mirriam Budiarjo, 2008: 118-119) mengidentifikasi adanya 8 (delapan) nilai
demokrasi, yaitu: 1)penyelesaian pertikaian secara damai dan sukarela, 2) menjamin perubahan
secara damai dalam masyarakat dinamis, 3) pergantian penguasa secara teratur, 4) penggunaan
paksaan sedikit mungkin, 5) pengakuan dan penghormatan terhadap keanekaragaman, 6)
penegakan keadilan, 7) memajukan ilmu pengetahuan, dan 8) pengakuan penghormatan atas
kebebasan

B. Perjalanan Demokrasi

Diyakini awal mula demokrasi berasal dari orang-orang Yunani Kuno, tepatnya di negara kota
(polis) Athena pada sekitar tahun 500 SM sampai dihancurkan oleh Iskandar Agung dari Romawi
pada tahun 322 SM dan sejak saat itu demokrasi Yunani dianggap hilang dari muka bumi.
Selanjutnya Eropa memasuki abad kegelapan (Dark Age), munculah gagasan-gagasan demokrasi
terutama setelah kemunculan konsep nation state pada abad 17 kemudian benih-benih gagasan
tersebut di kembangkan oleh pakar-pakar seperti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-
1704), Montesqiueu (1689-1755), dan JJ Rousseau (1712-1778), yang mendorong berkembangnya
demokrasi dan konstitusionalisme di Eropa dan Amerika Utara (Aidul Fitriciada Azhari, 2005: 2).
Pada kurun waktu itu berkembang ide sekulerisasi (paham ideologi) dan kedaulatan rakyat.

Tentunya demokrasi di Indonesia mengalami perjalanan panjang hingga bisa seperti sekarang
yang membuahkan kemajuan yang cukup berarti bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.Pemilu
legislatif, pemilu presiden, hingga Pilkada dapat berlangsung dengan bebas, transparan, demokratis,
dan paling penting dalam suasana damai. Berprinsip check and balance sehingga lembaga-lembaga
eksekutif dengan legislatif juga berlangsung sangat dinamis. Kebebasan berpendapat dan berpartner
jauh lebih baik dibanding masa Orde Baru.Tapi kenyataanya harapan pada peningkatan demokrasi
belum terwujud secara optimal. Masih banyak keluhan yang terdenngar bahwa sistem demokrasi
yang sekarang belum menghasilkan kesejahteraan ekonomi dan sosial lebih baik bagi rakyat
Indonesia salah satu contohnya adalah maraknya korupsi pada era reformasi. Era yang tadinya
bertujuan untuk memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme.

C. Prinsip-Prinsip demokrasI

Franz Magnis Suseno (1997: 58), menyatakan bahwa dari berbagai ciri dan prinsip demokrasi
yang dikemukakan oleh para pakar, ada 5 (lima) ciri pada negara demokrasi, yakni: negara hukum,
pemerintah berada dibawah kontrol nyata masyarakat, pemilihan umum yang bebas, prinsip
mayoritas dan adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.

D. Pendidikan demokrasi
Pendidikan demokrasi bertujuan mempersiapkan warga Negara untuk berperilaku demokratis,
mneghindari terjadinya pemerintahan mobokrasi/okhlokrasi melalui aktivitas menanamkan pada
generasi muda akan pengetahuan, kesadaran dan nilai-nilai demokrasi. Pendidikan demokrasi
berupaya membangun budaya demokrasi, yang nantinya bersama dengan struktur demokrasi akan
menjadi fondasi dan landasan bagi warga negara demokrasi. Bahmueller dalam Udin Winataputra
(2001:72) mengatakan bahwa perkembangan demokrasi suatu negara tergantung pada sejumlah
faktor yang menentukan, yakni: tingkat perkembangan ekonomi, perasaan akan identitas nasional,
pengalaman sejarah dan budaya kewarganegaraan. Budaya kewarganegaraan mencerminkan tradisi
demokrasi yang ada di masyarakat. Jika di masyarakat tumbuh budaya demokrasi, maka akan sangat
mendukung perkembangan demokrasi negara yang bersangkutan.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Demokrasi sebagai alat untuk mencapai tujuan kesejahteraan rakyat atau demokrasi yang
menghasilkan kesejahteraan rakyat bukan kesengsaraan rakyat. Bagaimana demokrasi yang dapat
menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat? Yaitu dengan kebebasan, penegakan hukum, pengetahuan
dan kesadaran nilai nilai demokrasi pada diri pemimpin dan warga negaranya.

B. DAFTAR PUSTAKA

Kumparan.com Imanul Hamdi, Baiq. 2020. Demokrasi Sebagai alat? Atau Demokrasi yang
menghasilkan kesejahteraan.

Kogoya, Wilius. Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan Bagi Mahasiswa (suatu kompilasi).

Fajarnasional.com. Alifian, Muhammad Afnani. 2022. Urgensi Pendidikan Demokrasi Mahasiswa.


Alasan memilih tema judul ini dikarenakan:

Selain ingin memahami lebih dalam mengenai demokrasi indonesia, saya sebagai mahasiswa
menyadari bahwa pentingnya pendidikan demokrasi. Setidaknya demi mewujudkan demokrasi sejak
mahasiswa hal yang paling bisa dijadikan pijakan adalah pendidikan demokrasi. Mahasiswa
merupakan komponen warga negara dengan jenjang usia paling produktif. Pengalaman saat menjadi
mahasiswa akan menjadi transformasi nilai nilai demokrasi dan juga HAM dalam diperlukan
pendidikan yang baik yang memungkinkan pemahaman, pengertian, penghargaan, dan kesempatan
demokrasi dengan adanya pendidikan kewarganegaraan di lingkungan kampus akan mendorong
mahasiswa untuk bersikap kritis terhadap demokrasi yang ada di Indonesia juga nisa menjadi pribadi
yang demokatis dan memiliki toleransi yang tinggi dan dapat membangun hubungan baik antara
mahasiswa dengan mahasiwa atau mahasiswa dengan dosen. Banyak sekali kegiatan yang bisa
membangun sikap demokratis di kampus diantaranya berkontribusi dalam suatu kelompok atau
oganisasi, tetapi saya masih ragu untuk ikut organisasi semacam itu dikarenakan kurangnya percaya
diri dan takut akan tidak bisa mengatur waktu sehingga kuliah terasa seperti menjadi seperti beban
yang berat. Maka dari itu saya memulai dari hal terkecil contohnya memperdalam pengetahuan
tentang pentingnya demokrasi indonesia melalui pembelajaran pada mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan yang diampu oleh yang terhormat bapak Walter Sinaga, S.H dan berkontribusi
dalam kelompok kecil seperti kelompok belajar.

Anda mungkin juga menyukai