A. Pengertian demokrasi
Istilah demokrasi (democracy) berasal dari penggalan kata bahasa Yunani yakni demos
dan kratos/cratein. Demos berarti rakyat dan cratein berarti pemerintahan. Abraham Lincoln
di tahun 1863 yang mengatakan demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat
Demokrasi berasal dari pengalaman bernegara orang-orang Yunani Kuno pada sekitar
tahun 500 SM. Gagasan demokrasi mulai berkembang lagi di Eropa terutama setelah
kemunculan konsep nation state pada abad 17. Gagasan ini disemai oleh pemikir-pemikir
seperti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704), Montesqiueu (1689-1755)
dan J.J. Rousseau (1712-1778) yang mendorong berkembangnya demokrasi dan
konstitusionalisme di Eropa dan Amerika Utara. Berdasar sejarah singkat tersebut, kita bisa
mengetahui adanya demokrasi yang berkembang di Yunani yang disebut demokrasi kuno dan
demokrasi yang berkembang selanjutnya di Eropa Barat yang dikenal sebagai demokrasi
modern.
B. Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan
Plato dalam tulisannya Republic menyatakan bahwa bentuk pemerintahan yang baik
itu ada tiga yakni monarki, aristokrasi dan demokrasi. Jadi demokrasi adalah satu satu dari
tiga bentuk pemerintahan. Menurutnya, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di
mana pemerintahan itu dipegang oleh rakyat dan dijalankan untuk kepentingan rakyat
banyak.
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan diantaranya:
a. demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana pemerintahan itu dipegang
oleh rakyat dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
b. Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai
pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
c. Aristokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok
orang yang memimpin dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak
Ketiga bentuk pemerintahan diatas bisa menjadi buruk diantaranya yaitu:
a. Tirani adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai
pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan pribadi;
b. Oligarki adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok dan
dijalankan untuk kelompok itu sendiri;
c. mobokrasi/ okhlokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh
rakyat, tetapi rakyat tidak tahu apa-apa, rakyat tidak berpendidikan dan rakyat
tidak paham tentang pemerintahan.
C. Demokrasi sebagai sistem politik
Samuel Huntington (1997: 6-7) menyatakan bahwa sistem politik di dunia ini
ada dua yakni sistem politik demokrasi dan sistem politik non demokrasi.
Menurutnya, suatu sistem politik disebut demokrasi apabila para pembuat
keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan
yang jujur dan adil. Di dalam sistem itu, para calon bebas bersaing untuk
memperoleh suara dan semua penduduk berhak memberikan suara. Sedangkan
sistem politik non demokrasi meliputi sistem totaliter, otoriter, absolut, rezim
militer, sistem komunis dan sistem partai tunggal. Demokrasi sekarang ini
merupakan lawan dari sistem Politik otoriter, absolut dan totaliter
secara umum dapat dikatakan bahwa demokrasi memiliki dua ciri utama yakni
keadilan (equality) dan kebebasan (freedom). Berikut pernyataan beberapa para
tokoh ahli:
a. Franz Magnis Suseno (1997: 58), menyatakan bahwa dari berbagai ciri
dan prinsip demokrasi yang dikemukakan oleh para pakar, ada 5 (lima) ciri
atau gugus hakiki negara demokrasi, yakni: negara hukum, pemerintah
berada dibawah kontrol nyata masyarakat, pemilihan umum yang bebas,
prinsip mayoritas dan adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis
b. Hendra Nurtjahyo (2006: 74-75) merangkum sejumlah prinsip demokrasi
yang dikemukakan para ahli dengan menyatakan adanya nilai-nilai yang
substansial dan nilai-nilai yang bersifat prosedural dari demokrasi. Tanpa
adanya nilai tersebut, demokrasi tidak akan eksis, yang selanjutnya
dikatakan sebagai prinsip eksistensial dari demokrasi. Prinsip eksistensial
demokrasi tersebut, yakni: 1) kebebasan, 2) kesamaan dan 3) kedaulatan
suara mayoritas (rakyat).
F. Demokrasi Indonesia
A. Negara Hukum
Teori klasik mengartikan negara sebagai masyarakat sempurna yang mengikuti aturan
yang berlaku, dengan kelengkapan internal dan eksternal. Dalam konteks ini, negara
dianggap sebagai satu-satunya masyarakat sempurna dalam tatanan alam. Teori klasik ini,
yang diperkenalkan oleh Socrates, Plato, dan Aristoteles, mempengaruhi gagasan modern
tentang negara, termasuk munculnya konsep negara hukum.
Negara hukum, atau Rechtsstaat, adalah negara yang didasarkan pada hukum. Istilah
ini dipopulerkan oleh para ahli hukum di Eropa Barat dan digunakan dalam tradisi Anglo-
Saxon dan Anglo-Amerika. Di Indonesia, istilah ini diterjemahkan sebagai "Negara Hukum."
Gagasan ini telah ada sejak lama, dipelopori oleh para pendiri Republik Indonesia, meskipun
awalnya dibahas dalam konteks hubungan Indonesia dengan Belanda.
Dasar hukum bagi negara hukum Indonesia tercantum dalam Konstitusi Indonesia.
Konsep ini menekankan pentingnya penyelenggaraan pemerintahan yang berdasarkan
hukum, dengan kekuasaan pemerintah yang terikat oleh hukum. Ciri-ciri negara hukum
mencakup jaminan hak asasi manusia, supremasi hukum, pembagian kekuasaan, kesetaraan
di hadapan hukum, peradilan administrasi, kebebasan bersuara dan berorganisasi, pemilihan
umum yang bebas, serta badan kehakiman yang independen.
Hak asasi manusia adalah salah satu topik penting yang terkait dengan negara
hukum. Dalam konteks ini, negara hukum bertanggung jawab untuk melindungi dan
menjamin hak-hak asasi manusia bagi seluruh warganya. Jaminan terhadap hak asasi
manusia merupakan salah satu prinsip utama dalam penyelenggaraan negara hukum,
yang merupakan pijakan bagi terciptanya keadilan dan kesejahteraan bagi semua
individu dalam masyarakat.
GEOPOLITIK DAN WAWASAN NUSANTARA
Identitas nasional adalah penanda atau jati diri suatu bangsa yang membedakannya
dari bangsa lain berdasarkan konsep bangsa itu sendiri. Istilah ini berasal dari "identitas"
yang berarti memiliki ciri khas yang membedakan suatu individu, kelompok, atau sesuatu
dengan yang lain, serta "nasional" yang merujuk pada sifat khas kelompok yang memiliki
ciri-ciri kesamaan, fisik, cita-cita, dan tujuan. Identitas nasional Indonesia mencakup berbagai
elemen seperti suku bangsa, agama, bahasa, budaya nasional, wilayah nusantara, dan ideologi
Pancasila.
Identitas nasional Indonesia ditandai oleh bendera Merah Putih, bahasa Indonesia,
lambang negara Garuda Pancasila, simbol-simbol Pancasila, dan lagu kebangsaan "Indonesia
Raya". Lambang negara Garuda Pancasila memiliki makna simbolik yang menggambarkan
kekuasaan, kekuatan, tanggal kemerdekaan, dan semboyan "Bhineka Tunggal Ika". Lagu
kebangsaan "Indonesia Raya" diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman pada tahun 1928 dan
menjadi lagu kebangsaan negara sejak itu. Selain itu, UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 juga merupakan bagian dari identitas nasional Indonesia, bersama dengan keberagaman
budaya daerah yang dijadikan sebagai budaya nasional
INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER KE DALAM PENDIDIKAN
PANCASILA DAN KEWARGA NEGARAAN
A. PENGERTIAN KARAKTER
•Karakter baik adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat
baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang
terpateri dalam diri dan terwujudkan dalam perilaku
• Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, dan
olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang
B. PENDIDIKAN KARAKTER
Dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak yang bertujuan untuk:
• mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk
dan memelihara apa yang baik
• mewujudkan dan menebarkebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
hati (tulus-ikhlas