Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

SEJARAH DEMOKRASI DI INDONESIA

GURU PEMBIMBING

HISYAM S.KOM

DI SUSUN OLEH

M. ADIB AINURROFIQ

MA MANARATUL ISLAM

2023/2024
BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan demokrasi di Indonesia sesudah runtuhnya orde baru hingga


saat ini telah mengembangkan pemikiran dari rakyat untuk mengimplementasikan asas
kedaulatan rakyat dengan berbagai cara, sehingga dalam setiap sendi kehidupan bernegara
nilai-nilai kedaulatan rakyat selalu menjadi jantung yang memompa darah keseluruh tubuh
kenegaraan Republik Indonesia. Selama ini rakyat merasa bahwa kedaulatan mereka hanya
terbatas pada partisipasi mereka dalam pemilu untuk memilih legislatif yang merupakan
perwujudan wakil rakyat, sehingga rakyat menuntut agar peranan rakyat tidak hanya terbatas
pada lingkup pemilihan legislatif saja melainkan juga lingkup pemilihan lembaga eksekutif
mulai dari lingkup lembaga eksekutif tertinggi yaitu presiden, sampai pemilihan kepala
daerah.

1. Pengertian Demokrasi

Secara etimologis demokrasi terdiri dari dua kata Yunani, yaitu demos yang berarti
rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan atau
kedaulatan. Demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) memiliki arti suatu sistem
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Henry B. Mayo dalam An
Introduction to Democratic Theory (1960: 70),memberikan pengertian demokrasi, sebagai:A
democratic political system is one in which public politicies are made on majority basis, by
representatives subject to effective popular control at periodic elections which are conducted
on the principle of political equality and under conditions of political freedom.

Rumusan tersebut memberikan sifat pemahaman umum terhadap suatu negara yang
menganut sistem demokrasi, yaitu:

a) demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang mempunyai elemen-elemen


yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.

b) orang-orang yang memegang kekuasaan atas nama demokrasi dapat mengambil


keputusan untuk menetapkan dan menegakkan hukum.

c) kekuasaan untuk mengatur dalam bentuk aturan hukum tersebut diperoleh


dandipertahankan melalui pemilihan umum yang bebas dan diikuti oleh sebagian
besar warga negara dewasa. Pemahaman diatas menegaskan bahwa pengawasan
terhadap proses perebutan dan pelaksanaan kekuasaan sangatlah penting, sehingga
roda pemerintahan dapat berjalan dengan tertib dan lacar. Sistem pengawasan
terhadap perebutan kekuasaan harus diperketat untuk menghindari kecurangan-
kecurangan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Sejarah Demokrasi di Indonesia

Mengutip dari buku Mengenal Lebih Dekat Demokrasi di Indonesia (2012) yang
ditulis oleh Nadhirun, sejarah demokrasi di Indonesia dimulai pada awal abad ke-20. Pada
fase ini, Indonesia masih mengalami penjajahan oleh Belanda dan pemikiran demokrasi
modern dari barat sudah mulai masuk ke Indonesia.

Tepatnya, anak-anak muda dan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Eropa


banyak membaca ide-ide demokrasi melalui buku serta ruang-ruang diskusi terbuka.
Kemudian, mereka banyak mendapatkan inspirasi mengenai konsep negara demokrasi yang
terbuka dan sangat kontradiktif dengan Indonesia.

Generasi pertama yang merasakan bagaimana indahnya demokrasi di negara-negara


Eropa adalah Mohammad Hatta yang kelak menjadi Wakil Presiden Indonesia. Hatta belajar
di Belanda dan menyerap berbagai ide-ide demokrasi.

Di generasi Hatta ini, ide-ide demokrasi meresap di benak anak muda Indonesia dan
memulai gerakan-gerakan kemerdekaan. Mengalami banyak ganjaran karena transisi dari
penjajahan Belanda ke penjajahan Jepang, akhirnya kemerdekaan resmi diproklamasikan
pada 17 Agustus 1945.

Ada empat perkembangan demokrasi dari masa ke masa. Berikut penjelasannya:

1. Demokrasi Parlementer (1945 - 1959)

Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara yang
merdeka hingga berakhir di tahun 1959. Demokrasi parlementer adalah sistem demokrasi
yang menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di pemerintahan.

Akan tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia.
Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikkan demokrasi model barat ini telah memberi
peluang sangat besar kepada partai-partai politik mendominasi kehidupan sosial politik.

Pada masa ini pula digelar Pemilu pertama pada 1955. Pemilu 1955 mendapat pujian
dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an
partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan.

Beberapa hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran
berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana
menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara
dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan
partainya.
2. Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965)

Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau keputusan
yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu pemimpin pemerintahan. Demokrasi
terpimpin ini dimulai pada tahun 1959 ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959. Ciri yang paling khas dari konsep demokrasi terpimpin adalah kehadiran peran dan campur
tangan presiden selaku pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi yakni Presiden Sukarno.

Di lain sisi, demokrasi terpimpin juga terlihat dari pengaruh komunis dan peranan tentara
(ABRI) di politik Indonesia.

Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD
1945, seperti:

 Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom)


 Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur
hidup
 Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden
 Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi menteri negara oleh presiden
 GBHN yang bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul
'Penemuan Kembali Revolusi Kita' ditetapkan oleh DPA bukan MPRS

3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)

Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin dari Soekarno
menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dengan istilah Demokrasi Pancasila yang menjadikan
Pancasila sebagai landasan demokrasi.

Akan tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga dihantui dengan beberapa
penyimpangan, seperti:

 Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil


 Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
 Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah anggota PNS
Departemen kehakiman
 Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
 Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah
 Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).

4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)

Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan demokrasi baru yang
dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah fase demokrasi yang kembali ke prinsip
dasar demokrasi, seperti:

 Adanya Pemilu secara langsung


 Kebebasan Pers
 Desentralisasi
 Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin
 Rekrutmen politik yang inklusif

Anda mungkin juga menyukai