Anda di halaman 1dari 4

Materi P5 Mata Pelajaran Sejarah Indonesia tentang Demokrasi

Sejarah Demokrasi di Indonesia dan Perkembangannya dari Masa ke Masa

Poster-poster Pemilu 1955 yang digelar pada masa Demokrasi Parlementer (Department of
Information of the Republic of Indonesia via Wikimedia Commons)

Pengertian Demokrasi

Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia dengan jumlah
penduduk lebih dari 270 juta jiwa. Sejarah demokrasi di Indonesia mengalami dinamika yang
cukup kompleks dan menjalani perkembangan yang sangat dinamis.

Secara etimologi atau bahasa, demokrasi itu berasal dari bahasa Yunani demokratia yaitu
demos yang artinya rakyat dan kratos yang artinya pemerintahan.

Nah, dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) demokrasi didefinisikan sebagai
bentuk/sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan
perantaraan wakilnya atau pemerintahan rakyat.

Selain itu, terminologi dalam bidang politik ini bisa juga diartikan gagasan atau pandangan
hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
semua warga negara.

Istilah ini mulai berkembang pada pertengahan abad ke-5 SM untuk menunjukkan sistem
politik yang ada di negara Yunani, terutama Athena.
Sejarah Demokrasi di Indonesia

Mengutip dari buku Mengenal Lebih Dekat Demokrasi di Indonesia (2012) yang ditulis oleh
Nadhirun, sejarah demokrasi di Indonesia dimulai pada awal abad ke-20. Pada fase ini,
Indonesia masih mengalami penjajahan oleh Belanda dan pemikiran demokrasi modern dari
barat sudah mulai masuk ke Indonesia.

Tepatnya, anak-anak muda dan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Eropa banyak
membaca ide-ide demokrasi melalui buku serta ruang-ruang diskusi terbuka. Kemudian,
mereka banyak mendapatkan inspirasi mengenai konsep negara demokrasi yang terbuka
dan sangat kontradiktif dengan Indonesia.

Generasi pertama yang merasakan bagaimana indahnya demokrasi di negara-negara Eropa


adalah Mohammad Hatta yang kelak menjadi Wakil Presiden Indonesia. Hatta belajar di
Belanda dan menyerap berbagai ide-ide demokrasi.

Di generasi Hatta ini, ide-ide demokrasi meresap di benak anak muda Indonesia dan
memulai gerakan-gerakan kemerdekaan. Mengalami banyak ganjaran karena transisi dari
penjajahan Belanda ke penjajahan Jepang, akhirnya kemerdekaan resmi diproklamasikan
pada 17 Agustus 1945.

1. Demokrasi Parlementer (1945 - 1959)


Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara yang merdeka
hingga berakhir di tahun 1959. Demokrasi parlementer adalah sistem demokrasi yang
menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di pemerintahan.

Akan tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia. Lemahnya
budaya demokrasi untuk mempraktikkan demokrasi model barat ini telah memberi peluang
sangat besar kepada partai-partai politik mendominasi kehidupan sosial politik.

Pada masa ini pula digelar Pemilu pertama pada 1955. Pemilu 1955 mendapat pujian dari
berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an partai
politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan.

Beberapa hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi
secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri
dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan
otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan
partainya.

2. Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965)


Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau keputusan
yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu pemimpin pemerintahan.

Demokrasi terpimpin ini dimulai pada tahun 1959 ketika Presiden Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ciri yang paling khas dari konsep demokrasi terpimpin adalah
kehadiran peran dan campur tangan presiden selaku pemimpin tertinggi demokrasi dan
revolusi yakni Presiden Sukarno.
Di lain sisi, demokrasi terpimpin juga terlihat dari pengaruh komunis dan peranan tentara
(ABRI) di politik Indonesia.

Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan
UUD 1945, seperti:

Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom)


Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur
hidup
Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden
Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi menteri negara oleh presiden
GBHN yang bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul
'Penemuan Kembali Revolusi Kita' ditetapkan oleh DPA bukan MPRS

3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)


Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin dari
Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dengan istilah Demokrasi
Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi.

Akan tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga dihantui dengan beberapa
penyimpangan, seperti:

· Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil

· Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

· Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah anggota
PNS Departemen kehakiman

· Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat

· Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah

· Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)


Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan demokrasi baru
yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah fase demokrasi yang
kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:

· Adanya Pemilu secara langsung

· Kebebasan Pers

· Desentralisasi

· Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin

· Rekrutmen politik yang inklusif


Nah, itu adalah sejarah demokrasi di Indonesia dan perkembangannya dari masa ke masa.
Dalam P5 ini kita akan belajar mempraktekan sistem demokrasi di lingkungan sekolah
dengan cara memilih ketua OSIS. Semoga menjadi pembelajaran sebelum terjun ke
kehidupan yang lebih nyata yaitu kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai