Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SYIFA NURAINI

NIM : D1041211012
PRODI : INFORMATIKA
MATA KULIAH : PANCASILA
DOSEN PENGAMPU : WHILIS PUTRI PITALOKA, S.IP, M.Pd

PERTUMBUHAN DEMOKRASI DI INDONESIA


1. Demokrasi Parlementer
Awal mula dipraktikkannya demokrasi ini adalah saat diberlakukannya UUD 1945 pada
periode pertama, yaitu pada tahun 1945-1949. Menurut Mohammad Hatta dan Sultan Syahrir,
sistem pemerintahan Parlementer mampu menciptakan partai politik yang bisa beradu
pendapat dalam parlemen serta dapat menciptakan wujud demokrasi yang sesungguhnya,
yakni dari rakyat, bagi rakyat, dan untuk rakyat.

Pada demokrasi ini terjadi dua kali pergantian undang-undang dasar, yaitu pergantian UUD
1945 dengan Konstitusi RIS (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950), yang dalam hal ini,
bentuk negara Indonesia berubah dari negara kesatuan menjadi serikat. Sistem pemerintahan
berubah dari presidensil menjadi quasi parlementer. Pergantian kedua adalah pergantian
Konstitusi RIS dengan UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959), yang dalam hal ini bentuk
negara kembali berubah menjadi negara kesatuan dan sistem pemerintahan menganut sistem
parlementer.

Masa demokrasi Parlementer adalah masa kejayaan demokrasi di Indonesia. Indikatornya


adalah :
a. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen berperan tinggi dalam proses politik.
b. Pertanggung jawaban pemegang jabatan dan politisi pada umumnya sangat tinggi.
c. Kehidupan kepartaian memperoleh peluang sebesar-besarnya untuk berkembang secara
maksimal.
d. Pemilihan umum benar-benar dilaksanakan dengan prinsip demokrasi walaupun hanya
satu kali dilaksanakan.
e. Masyarakat umumnya dapat merasakan hak-hak dasar dan tidak dikurangi sama sekali.
f. Dalam masa pemerintahan parlementer, daerah-daerah memperoleh otonomi yang cukup.

Namun, demokrasi Parlementer ini tidak berjalan dengan baik. Kehidupan politik dan
pemerintahan pada masa itu tidak stabil. Akibatnya, program-program yang dibuat pemerintah
tidak bisa dijalankan dengan baik dan berkesinambungan. Akhirnya, demokrasi ini berakhir
secara yuridis pada 5 Juli 1959, bersamaan dengan pemberlakuan Kembali UUD 1945.
2. Demokrasi Terpimpin
Sistem demokrasi yang kedua adalah Demokrasi Terpimpin. Pada tanggal 22 April 1959,
Presiden Soekarno memberikan amanat kepada konsituante tentang pokok-pokok demokrasi
Terpimpin. Ada lima pokok demokrasi Terpimpin, yaitu :
a. Demokrasi terpimpin bukanlah diktator.
b. Demokrasi terpimpin cocok dengan kepribadian dan dasar hidup bangsa Indonesia.
c. Demokrasi terpimpin berarti demokrasi di segala persoalan kenegaraan dan
kemasyarakatan, meliputi aspek politik, sosial, dan ekonomi.
d. Inti daripada pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah permusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
e. Pada demokrasi terpimpin, oposisi diharuskan dapat melahirkan pendapat yang sehat dan
membangun.

Beberapa kebijakan yang pernah diambil oleh Soekarno, yaitu :


a. Membentuk lembaga tinggi negara yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS) dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)
b. Membubarkan DPR karena ketegangan dengan DPR sebab selisih pendapat soal
Rancangan APBN.
c. Mengganti DPR dengan DPR Gotong Royong (DPR-GR) yang seluruh anggotanya
ditunjuk oleh Soekarno sendiri.
d. AD ditarik dalam pemerintahan. Banyak perwira militer diberi jabatan di DPR/MPR,
kepala daerah, dan lainnya.
e. Tentara menjadi Pelaksana Perang Tertinggi (Peperti) yang dipimpin oleh Soekarno
sendiri.
f. Mengobarkan permusuhan dengan Malaysia karena tidak setuju Malaysia memerdekakan
diri.
g. Mengeluarkan Indonesia dari PBB.

Demokrasi Terpimpin tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Namun,
konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya. Sehingga demokrasi
Terpimpin seringkali menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan budaya bangsa.

3. Demokrasi Pancasila Era Orde Baru


Keluarnya surat perintah 11 Maret 1966 merupakan awal lahirnya Orde Baru. Pada masa
itu, demokrasi Terpimpin ditinggalkan dan demokrasi Konstitusional disebut sebagai Ralisasi
demokrasi Pancasila. Pada demokrasi Pancasila era Orde BAru, kekuasaan dipegang penuh
oleh Presiden. Pada awal masa ini, demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan. Selanjutnya,
Indonesia memutuskan untuk menganut sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika tetapi
diabaikan.
Beberapa contoh peristiwa pada masa demokrasi Pancasila era Orde Baru :
a. Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang dilakukan oleh G30S yang segera diketahui oleh rakyat
bahwa PKI terlibat didalamnya. Sehingga banyak elemen masyarakat yang melakukan
demonstrasi untuk menuntut pemerintah agar membubarkan PKI dan ormasnya.
b. Sidang MPR Tahun 1973.
c. Supersemar menjadi aksi untuk menentang G30S/PKI, dimana hal ini semakin membuat
pemerintah merasa tertekan.
d. Siding Umum IV MPRS yang diselenggarakan pada 17 Juni 1966.
e. Politik luar negeri Indonesia.

4. Demokrasi Pancasila Era Reformasi


Berakhirnya masa Orde Baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden
Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998. Demokrasi yang
dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan
pada Pancasila dan UUD 1945. Dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan
peraturan-peraturan yang tidak demokratis. Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan
terbentuknya DPR-MPR hasir pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden
serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi yang lain.

Pada masa Reformasi, berhasil menyelenggarakan pemilu sebanyak dua kali, yaitu tahun
1999 dan 2004. Dimana pada tahun 1999 Presiden yang terpilih adalah Megawati Soekarno
Putri dan pada tahun 2004 Presiden yang terpilih adalah Susilo Bambang Yudhoyono.

Pelaksanaan demokrasi Pancasila era Reformasi dilandasi dengan semangat reformasi,


dimana paham demokrasi berdasar atas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dilaksanakan dengan rahmat Tuhan YME serta
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, selalu memelihara persatuan
Indonesia untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada masa reformasi telah banyak memberi ruang gerak
kepada partai politik dan komponen bangsa lainnya untuk mengawasi dan mengontrol
pemerintah secara kritis sehingga dua kepala negara tidak dapat melaksanakan tugasnya
sampai kahir masa jabatan selama 5 tahun karena dianggap menyimpang dari garis Reformasi.

Pada zaman reformasi, pelaksanaan demokrasi mengalami suatu pergeseran yang


mencolok. Walaupun sistem demokrasi yang digunakan adalah demokrasi Pancasila, tetapi
yang mendominasi adalah sistem liberal. Contohnya aksi demonstrasi yang besar-besaran di
seluruh lapisan masyarakat.
PERBEDAAN DEMOKRASI INDONESIA DAN INGGRIS
1. Di Indonesia, Presiden berperan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Sedangkan di Inggris, Raja / Ratu menjadi kepala negara dan kepala pemerintahannya adalah
parlemen.
2. Di Indonesia, ada pembagian eksekutif (Presiden dan Wakil presiden), legislatif
(DPR,MPR,DPD), dan yudikatif (MA, MK, KY) dan memiliki masa jabatan 5 tahun.
Sedangkan di Inggris, jabatan parlemen diatur oleh Raja / Ratu dan jabatan para menteri diatur
oleh parlemen.
3. Indonesia dan Inggris sama-sama menggunakan pemilu untuk memilih para pemimpin. Hanya
saja, Inggris tidak melakukan pemilu untuk menentukan Raja / Ratu yang baru, tapi raja/ratu
ditentukan sesuai keturunan.
4. Di Indonesia, ketika pemilu terdapat banyak partai yang berpartisipasi. Namun di Inggris,
hanya ada 2 partai, yaitu partai buruh dan partai konservatif.
5. Indonesia memiliki lembaga peradilan tertinggi yaitu Mahkamah Agung, sedangkan Inggris
tidak memiliki lembaga peradilan tertinggi.

Anda mungkin juga menyukai