Anda di halaman 1dari 10

BAB III

PERTENUAN KE 3
DINAMIKA PERWUJUDAN KEDAULATAN NEGARA RI
A.PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA.
 Perkembangan demokrasi di Indonesia terjadi pasang surut , dari masa kemerdekaan sampai
sekarang ini.
 Dalam perkembangannya , demokrasi di Indonesia terbagi dalam beberapa fase yaitu :
I. DEMOKRASI PARLEMENTER ( 1945 – 1949)
Pada periode 1945 – 1949menurut UUD NRItahun 1945 demokrasi Indonesia dengan
kakabinet presidensial.
Namun ketika dikeluarkannyan maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945
berubah menjadi Demokrasi Parlementer.
Pada masa pemberlakuan UUDS 1950, demokrasi parlementer masih tetap
dipertahankan .
Namun pada kenyataannya Demokrasi Parlementer tidak cocok dengan jiwa bangsa
Indonesia.
Dengan Demokrasi parlementer sering terjadi pergantian kabinet, Pembangunan tidak lancar,
partai-partai hanya mementingkan partainya sendiri, hal ini sangat membahayakan kehidupan
bangsa dan negara.
Dengan keadaan tersebut Presiden mengangggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia
dalam keadaan bahaya yang dapat mengancam persatuan dan kestuan bangsa.
Maka pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden.
Isi Dekrit Presiden :
1. Bubarkan badan Konstituante
2. memberlakukan kembali UUD 1945, tidak berlakunya lagi UUDS 1950
3.Pembentukan MPRS
4.pembentukan DPAS
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, maka Demkrasi Parlementer berakhir.
B. DEMOKRASI TERPIMPIN (1959 – 1966 )
Periode Demokrasi Terpimpin ini juga disebut dengan Orde Lama.
UUD yang digunakan adaah UUD NRI tahun 1945, dengan sistim demokrasi terpimpin.
Menurut UUD NRI 1945 , presiden tidk bertanggng jawab kepada DPR.
presiden dan DPR berada dibawah MPR.
Pengertian Demokrasi terpimpin adalah dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,tetapi presiden menafsirkan “TERPIMPIN “ adalah pimpinan
terletak ditangan “ Pemimpin Besar Revolosi”sehingga pusat kekuasaan ada di tangan
Presiden.
Karena pemusatan kekuasaan ditangan Presiden timbul penyimpangan dan
penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD NRI tahun 1945.
Beberapa penyelewengan pada masa Demokrasi Terpimpin diantaranya :
1. Presiden mengangkat anggota MPRS berdasarkan penetapan Presiden No.2 tahun 1059.
2. Presiden membubarkanDPR
3. Pengangkatan Presiden seumur hidup
4. Penyimpangan politik luar negeri
5. Presiden membubarkan Partai Masyumi dan Partai Sosialis yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, tetapi memberi kesempatan berkembangnya Partai Komunis Indonesia (PKI) yang jelas
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Penyimpangan tersebut di atas membuat stabilitas plitik dan kehidupan ketatanegaraan
terganggu utamanya masalah keamanan dan ketertiban.
Keadaan itulah ang menyebabkan terjadinya puncak kekacauan yaitu trjadinya peristiwa
“Gerakan 30 September sebagai pemberontakan yang dilakukan oleh PKI.
Karena keadaan negara tidak stabil, kacau sehingga timbul reaksi dari masyarakat, pemuda,
mahasiswa yang mengajukan 3 tuntutan Rakyat yang dikenal dengal dengan “TRITURA”.
Isi TRITURA yaiu:
1. Bubarkan PKI
2. Bersihkan cabinet dari unsur PKI
3. Turunkan harga dan perbaiki ekonomi.
Tuntutan rakyat diatas mendapat tanggapan dari pemerintah, sehungga negara mengambil
langkah-langkah terutama untuk menciptakan keamanan dalm negeri, ditandai dengan
dikeluarkannya “SUPERSEMAR “(Surat Perintah Sebelas Maret ).
SUPERSEMAR dari Presien Soekarno kepada Jendral Soeharto, tak lama kemudian masa
kepemimpinan negara beralih dari Presiden Soekarno kepada residen Soeharto.
Sejak kepemimpinan Presiden Soeharto inilah dikenal dengan nama ORBA (Orde Baru).
C. DEMOKRASI PANCASILA ( 1966 – 1998 )
Periode 1966 – 1998 ini dikenal dengan nama ORBA ( Orde Baru)
Tekad ORBA adalah ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen
.
Pada masa ORBA system Demokrsinya adalah Demikrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila berpangkal dari kekeluargaan dan goton royong.
Jadi Demokrasi Pancasla berarti kedaulatan rakyat yang berdasar kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakiln yg didasari nilai Ketuhanan,
dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradap, demi persatuan dan
kesatuan bangsa untuk menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam Demokrasi Pancasila mengutamakan musyawarah mufakat dalam mengambil
keputusan, bila tidak tercapai mufakat keputusan diambil melalui pemungutan suara terbanyak.
Keunggulan Demokrasi Pancasila :
1. Mengutamakan musyawarah mufakar dalam mengambil keputusan.
2. Mengutamakan keselarasan antara hak dan kewajuban, antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum.
3. Lebih mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa diatas kepentingan pribadi
dan golongan.
Karena tidak dibatasinya kekuasaan dan masa jabatan presiden , maka kekuasaan menumpuk
pada presiden, sehingga terjadilah penyalahgunaan kekuasaan.
Penyalahgunaan ini dapat kita lihar dari:
- suburnya budaya korupsi, kolusi dan nepotisme.
- kebebasan berbicara dibaasi.
- praktek demokrasi menjadi semu
- Lembaga negara sebagai alat kekuasaan.
Melihat kenyataan di atas lahirlah Gerakan Reformasi yang dipelopori oleh Mahasiswa yang
menuntut reformasi di semua bidang.
Puncaknya Gerakan reformasi adalah pernyataan pengnduran diri Soeharto sebagai presiden,
kemudian digantikan oleh Bj Habibie.

D .FASE DEMOKRASI PANCASILA MASA REFORMASI.


Demokrasi pada masa Reformasi adalah Demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pada masa Reformasi peran dari Lembaga-Lembaga negara ditingkatkan,dengan
Menegaskan kembali fungsi ,wewenang dan tanggungjawab yang mengacu pada prinsip pemisahan
kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara Lembaga-Lembaga eksekutif, legislative dan
yudikatif.
Demokrasi Pancasila saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR – MPR hasil PEMILU
1999 yang memilih presiden dan wapres, serta terbentuknya Lembaga-Lembaga tinggi yang lain.
B. PERKEMBANGAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA.
 Negera yang menganut system kedaulatan Rakyat , menganut system pemerintahan yang bermacam-
macam.
 Di Indonesia pernah mengalami berbagai sisem pemerintahan,
 Beberapa system pemerintahan yang pernah dilaksanakan di Indonesia yaitu :
1.Sistem pemerintahan PARLEMENTER.
 Kelebihan system Parlementer disbanding dengan system Presudensial adalah kefleksibilitasnya dan tanggapannya kepada
public.
 Kekurangan system Parlementar adalah sering mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil.( seperti terjadi padamasa tahun
1945 – 1959)
 Ciri-ciri system Parlementer adalah:
a. adanya pemisahan yang jelas antara kepala pemerintahan dengan kepala negara.
b. kepala pemerintahan adalah PERDANA MENTRI dan kepala negara adalah PRESIDEN/RAJA/SULTAN/KAISAR.
C. Kepela pemerintahan dipilih oleh Parlemen/DPR.
2. Sistem pemerintahan SEMI PARLEMENTER
 Sebagai hokum dasar dalam penyelenggaraanpemerintahan RIS , MAKA TGL 17 Desember 1949disyahkan UUD RIS.
 Hal diatas berdampak pada bentuk negara yaitu federasi , DENGAN SISTEM PEMERINTAHAN SEMIPARLEMENTER, sebab :
a. Mentri diangkat oleh presiden
b. Perdana Mentri diintervensi oleh Presiden
c. Kabunet dibentuk oleh Presiden
d. Mentri-mentri secara perseorangan dan keseluruhan bertanggungjawab kepada Parlemen.
e. Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
3. Sistem Pemerintahan PRESIDENSIAL
 Sistem Presidensial / system Konggresional merupakn system pemerintahan Republik.
 Pada system Presidensial kekuasaan Eksekutif dipilih melalui PEMILU dan terpisah dengan
kekuasaan Legislatif
 Ciri-ciri Pemerintahan Presidensial yaitu:
1. Presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negra
2. Presiden dipilih langsung oleh rakyat lewat proses pemilu bukan parlemen.
3. Presiden mengangkat menteri dalam kabinet dalam menjalankan tugas
pemerintahannya.
4. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden
5.Presiden tidak bertanggungjawab kepada kekuasaan Legislatif

Anda mungkin juga menyukai