PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pelaksanaan demokrasi kurun waktu tahun 1949 – 1950, masa konstitusi RIS
Pada masa ini telah terjadi perubahan konstitusi dari Undang-Undang Dasar 1945
menjadi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serkat. Sejak berlakunya konstitusi RIS
yang berlaku adalah demokrasi liberal dengan sistim parlementer. Pelaksanaan demokrasi pada
masa ini tidak berlangsung lama karena bentuk negara serikat yang di anut dalam konstitusi RIS
2
tidak cocok dengan bangsa Indonesia oleh karenanya pada tanggal 17 Agustus 1950 kita kembali
lagi ke bentuk negara kesatuan RI.
Akibat macetnya tugas penyusunan UUD, keadaan ketatanegaraan menjadi sangat rawan,
dan sangat membahayakn kelangsungan hidup bangsa Indonesia, maka Presiden mengeluarkan
dekrit 5 Juli 1959 yang isinya menetapkan :
1. Pembubara konstituante
2. Berlakunya UUD 1945 tidak berlakunya UUD Sementara Tahun 1950.
3. Pembentukan MPRS yang terdiri atas anggota DPR di tambah utusan daerah dan
golongan serta pembentukan DPAS.
Melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Undang-Undang Dasar 1945 berlaku kembali,
Demokrasi yang berlaku adalah Demokrasi terpimpin dengan sistem pemerintahaan Presidensil,
menggantikan demokrasi liberal dengan sistem pemerintahan parlementer. Demokrasi terpimpin
adalah demokrasi yang sesuai dengan sila keempat pancasila, yaitu demokrasi khas indonesia
yang dipimpin oleh hikmah kebikjasanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Akhirnya semua
kebijaksanaan yang di tempuh harus bisa di kembalikan dengan sila keempat Pancasila.
Presiden Soekarno mengungkapkan demokrasi terpimpin tersebut tidak bertentangan dengan
Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa namun identik dengan Demokrasi pancasila.
3
Namun dalam prakteknya yang di maksud dengan terpimpin adalah di pimpin oleh
Presiden, sehingga terjadi pemusatan kekuasaan pada satu tangan yaitu Presiden. Kekuasaan
presiden sangat dominan, kepemimpinannya jauh lebih besar dari pada demokrasinya.
Kebijakan-kebijakannya seringkali bertentangan dan menyimpang dari ketentuan dalam UUD
1945. Pada masa ini politik di Indonesia didominasi oleh penyimpangan-penyimpangan tersebut
pemerintahan tidak berjalan sesuai dengan UUD 1945, keadan politik, keamanan dan ekonomi
semakin memburuk. PKI memanfaatkan keadaan itu untuk melakukan pemberontakan, dengan
kegagalan pemberontakan tersebut berakhir pelaksanaan demokrasi terpimpin dan berlakunya
demokrasi Pancasila.
Pada masa ini pancasila di jadikan sumber tindakan otoriter dengan diikuti manipulasi
pasal-pasal dalam UUD 1945. Maka dari itu rakyat menuntut reformasi untuk mengembalikan
Pancasila pada fungsi dan kedudukan yang sebenarnya yaitu sebagai dasar negara buikan alat
untuk memperkokoh kedudukan penguasa. Akhirnya lahirlah gerakan reformasi yang ditandai
dengan tumbangnya orde baru pada tanggal 21 Mei 1998.
4
6. Pelaksanan Demokrasi kurun waktu tahun 1988 sampai sekarang
Dalam praktek orede baru hanya membawa kebahagiaan semu, Perekonomian merosot,
Ekonomi mengarah pada kapitalis dan banyak lagi. Puncaknya di tandai dengan hancurnya
ekonomi nasional. Maka timbul sebagai gerakan masyarakat yang menuntut roformasi di segala
bidang terutama politik, ekonomi, hukum.Maka reformasi saat ini banyak di salah artikan
sebagai gerakan masyarakat untuk melakukan pemaksaan kehendak, merusak fasilitas umum,
dan penganiyayaan yang hakekatnya merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Menurut Riswanda Imawan 1998 makna reformasi pada hakekatnya sebagai suatu
gerakan untuk menata ulang terhadap hal-hal yang menyimpang untuk di kembalikan ke bentuk
semula dengan nilai nilai idial yang di cita citakan rakyat.Menurut Sri Sultan Hamengkubuwono
X, 1998, gerakan reformasi harus tetap ada diletakkan dalam kerangka perspektif pancasila
sebagai landasan cita-cita dan mengarah pada disintergasi, anarchisme, brutalisme dan pada
akhirnya menuju ke arah kehancuran bangsa dan negara indonesia. Agar gerakan reformasi
berhasil harus memiliki kondisi dan syarat tertentu yaitu :
2. Suatu gerakan reformasi dilakukan harus dengan suatu cita-cita yang jelas,dalam hal ini
pancasila sebagai idiologi bangsa dan negara Indonesia.
3. Suatu gerakan reformasi dilakukan dengan berdasar pada suatu kerangka struktural
tertentu, dalam hal ini UUD sebagai kerangka acuan reformasi.
4. Reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan ke arah kondisi serta keadaan yang lebih
baik.
5. Reformaswi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang
Berketuhanan Yang Maha Esa serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa.
5
Dengan gerakan reformasi tersebut telah terjadi perubahan-perubahan dalam bidang
politik, adanya pembagian kewenangan secara tegas dan legislatif, eksekutuf dan yudikatif, peran
serta masyarakat semakin meningkatdan berkurangnya dominasi pemerintah. Demokrasi yang di
kembangkan pada masa ini dalah demokrasi yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dengan
penyempurnaan dan perbaikan peraturan-peraturan agar lebih demokratis,mingingkatkan peran
lembaga-lembaga demokrasi dan penegakkan sepremasi hukum sehinga hukum yang demokratis
dapat terwujud.
6
2. Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966)
Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di Indonesia, yang
seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya saja. Latar belakang
dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno :
a. Dari segi keamanan : Banyaknya gerakan sparatis pada masa demokrasi liberal, menyebabkan
ketidak stabilan di bidang keamanan.
b. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal
menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh,
sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
c. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan UUDS
1950.
Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh
anjuran beliau agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah
UUD'45. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante.
Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan voting yang diikuti oleh seluruh anggota konstituante .
Voting ini dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan
Presiden Soekarno tersebut.Hasil voting menunjukan bahwa :
a. 269 orang setuju untuk kembali ke UUD'45
b. 119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD'45
Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD'45 tidak dapat direalisasikan.
Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut tidak
mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950. Bertolak dari hal
tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit yang disebut Dekrit Presiden 5 Juli
1959.
isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
a. Tidak berlaku kembali UUDS 1950
b. Berlakunya kembali UUD 1945
c. Dibubarkannya konstituante
d. Pembentukan MPRS dan DPAS
7
3. Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan
rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi
yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945. Ciri – ciri demokrasi pancasila :
a. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
b. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong.
c. Cara pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
d. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
e. Diakui keselarasan antara hak dan kewajiban.
f. Menghargai Hak Asasi Manusia.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasaan diatas dapat disimpulkan bahwa Kata demokrasi merujuk kepada konsep
kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi
juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap
warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok
minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan
kehidupan yang layak.
Demokrasi secara umum merupakan system pemerintahan yang segenap rakyat turut serta
memerintah dengan perantara wakil-wakilnya. Namun ada juga yang menyatakan suatu system
politik yang dimana kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminya kebebasan politik.
Dalam demokrasi kebijakan rakyat menjadi prioritas suatu sistem, di Indonesia sistem
demokrasi yang digunakan adalah demokrasi pancasila dengan mengedepankan adanya prinsip
musyawarah.
B. Saran
Di Indonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan namun kini telah menjadi
salah satu sistem politik. Salah satu pemilu yang krusial atau penting dalam katatanegaraan
Indonesia adalah pemilu untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen, yang
biasa kita kenal dengan sebutan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Setelah
terpilih menjadi anggota parlemen, para konstituen tersebut pada hakikatnya adalah bekerja
untuk rakyat secara menyeluruh. Itulah yang dinamakan dengan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Untuk itu, diharapkan peran serta masyarakat dalam mengontrol jalannya
pemerintahan agar terciptanya Indonesia yang lebih baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
10