Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA MASA ORDE

LAMA

NAMA KELOMPOK :
1. Yuda Martin Triatmojo C.431.21.0005
2. Bayu Kamal Mahardika C.431.21.0020
3. Garin Faris Imansyah C.431.21.0044
4. Eric Contana JP C.431.21.0052
5. Maulana Yoga P C.431.21.0067

Jurusan S1 Teknik Elektro


Fakultas Teknik

A. Latar Belakang
Orde lama adalah periode pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1945 sampai tahun
1968. Presiden soekarno memerintah menggunakan konstitusi UUDS republik indonesia
1950. Dan pada masa itu juga pemerintahan indonesia mengalami peralihan. Indonesia
pernah menetapkan sistem pemerintahan sistem presidensial, parlementer, demokrasi liberal,
dan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin.
Pada tahun 1945 – 1950, terjadi sistem pemerintahan yang pertama yaitu dari sistem
pemerintahan presidensial menjadi parlementer. Lalu pada tahun 1950-1959 sistem
pemerintahan indonesia mengalami perubahan menjadi sistem demokrasi liberal.Lalu setelah
demokrasi liberal pada tahun 1959 – 1968 indonesia lagi – lagi mengganti sistem
pemerintahannya menjadi demokrasi terpimpin.
Demokrasi liberal (atau demokrasi konstitusional) adalah sistem politik yang menganut
kebebasan individu. Secara konstitusional, ini dapat diartikan sebagai hak-hak individu dari
kekuasaan pemerintah.
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan serta
pemikiran berpusat pada pemimpin negara, yaitu Presiden Soekarno. Sistem Pemerintahan
demokrasi terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan
sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.
Pada masa demokrasi terpimpin ini terjadi berbagai penyimpangan yang menimbulkan
beberapa peristiwa besar di Indonesia. Pada masa ini terjadi persaingan antara Angkatan
Darat, Presiden, dan PKI. Persaingan ini mencapai klimaks dengan terjadinya perisiwa
Gerakan 30 September 1965 yang dilakukan oleh PKI.

B. Rumusan Masalah
1. Mahasiswa mengetahui sistem pemerintahan
2. Mahasiswa mengetahui sistem pemerintahan indonesia pada era orde lama ?
3. Penyimpangan – penyimpangan pada era orde lama terhadap UUD 1945 ?

C. Pengertian Sistem Pemerintahan


Dalam arti sempit.
Sebuah kajian yang melihat hubungan antara legeslatif dan eksekituf dalam sebuah negara. sitem
pemerintahan sistem presidensial dan sistem pemerintahan parlementer

Dalam arti luas.


Suatu kajian pemerintahan negara yang bertolak dari hubungan dari hubungan antara semua hubungan
organ negara. Termasuk hubungan antara pemerintah pusat dengan bagian bagian yang ada didalam
negara. sistem pemerintahan kesatuan serikat dan konfederasi.

Dalam artia yang sangat luas.


Kajian yang melibatkan hubungan antara negara dan rakyat. Sistem pemerintahan monarki,
aristokrasi, dan demokrasi.

Menurut para ahli.


Aristoteles sistem pemerintahan yaitu monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, republik, demokrasi.
Polybius sistem pemerintahan yaitu monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, demokrasi, anarki

Sitem pemerintahan presidensial dan parlementer.


Sistem presidensial.

 Kekuasaan pemerintahan terpusat pada satu orang


 Presiden dibabtu oleh mentri
 Masa jabatan presiden ditetapkan dalam jangka waktu tertentu
 Presiden dan para mentri tidak bertanggung jawab pada parlemen
Sistem pemerintahan parlementer

 Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugaat


 Kabinet yang dipimpin perdana mentri bertanggung jawab kepada parlemen
 Susunan anggota dan program kabinet disasarkan suara terbanyak dalam parlemen
 Kabinet dapat dibubarkan atau dijatuhkan setiap waktu oleh parlemen
 Kedudukan kepala negara dan kepala pemerintahan tidak terletak dalam satu tangan

D. Masa Pemerintahan Pasca Kemerdekaan (1945 – 1950)


Sejarah pemerintahan Indonesia dimulai dengan terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia yang pertama atas kesepakatan rakyat Indonesia dan ditunjang dengan
Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Terpilihnya
Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden
melengkapi kesempurnaan organisasi Negara Indonesia.

Sistem pemerintahan dan kelembagaan yang ditentukan dalam UUD 1945 selama kurun
waktu tahun 1945-1949 belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hal itu terjadi karena
situasi politik dalam negeri belum stabil dan upaya invasi Belanda masih terus dilakukan
dalam upaya merebut kekuasaan kembali di Indonesia, serta belum siapnya semua
infrastruktur dan suprastrukturnya.
Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi
parlementer. Dimana dalam sistem pemerintahan presidensial, presiden memiliki fungsi
ganda, yaitu sebagai badan eksekutif dan merangkap sekaligus sebagai badan legislatif.
Tahun 1945-1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke
Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik karena
masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi
kekuasaan. Hal itu terlihat pada Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang menyebutkan
bahwa sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini, segala kekuasaan
dijalankan oleh Presiden dengan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa
negara Indonesia adalah negara yang absolut, pemerintah mengeluarkan:
1. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah
menjadi lembaga legislatif.
2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai
Politik.
3. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem
pemerintahan presidensil menjadi parlementer.

E. Masa Demokrasi Liberal (1950 – 1959)


Demokrasi-liberal dikenal pula sebagai demokrasi-parlementer karena berlangsung
dalam sistem pemerintahan parlementer ketika berlaku UUD 1945 periode pertama,
Konstitusi RIS, dan UUDS 1950. Dengan demikian, demokrasi-liberal secara formal
berakhir pada tanggal 5 Juli 1959, sedangkan secara material berakhir pada saat gagasan
Demokrasi-Terpimpin dilaksanakan antara lain melalui pidato Presiden di depan
Konstituante tanggal 10 November 1956 atau pada saat Konsepsi Presiden tanggal 21
Februari 1957 dengan dibentuknya Dewan Nasional.
Ciri – ciri sistem pemerintahan demokrasi liberal yaitu:
1. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
2. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
3. Presiden berhak membubarkan DPR.
4. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus
1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. UUDS 1950 ditetapkan badan
konstitusi berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi
Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik
Indonesia.
Pada 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959 Presiden Soekarno memerintah menggunakan
konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Dewan Konstituante
diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru sesuai amanat UUDS 1950. Namun
sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat konstitusi baru. Akhirnya, Soekarno
mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, yang membubarkan Konstituante. Isi Dekrit Presiden 5 Juli
1959 adalah:
 Pembubaran Konstituante;
 Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950;
 Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Pada masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik. Akan tetapi, praktik demokrasi pada masa ini dinilai
gagal disebabkan:
 Dominannya partai politik;
 Landasan sosial ekonomi yang masih lemah;
 Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950.
Pada masa ini berlangsung Demokrasi Liberal yang mengedepankan kebebasan
dengan penyaluran tuntutan tinggi dari masyarakat, tapi sistem belum memadai, ditandai
dengan pemilu multi partai pada tahun 1955. Adanya pemeliharaan nilai dan penghargaan
HAM tinggi, menguatnya politik ideologis, partisipasi massa sangat tinggi, dan rawan
muncul pemberontakan kepada pemerintah bahkan kudeta, serta aparat Negara loyal kepada
kepentingan kelompok atau partai.

F. Masa Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966)


1. Sistem demokrasi terpimpin
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan
serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, yaitu Presiden Soekarno. Sistem
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno
dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.

Ciri – ciri sistem pemerintahan demokrasi terpimpin:


1. Tingginya dominasi presiden;
2. Terbatasnya peran partai politik;
3. Berkembangnya pengaruh PKI.
Pada periode demokrasi terpimpin ini, pemikiran ala demokrasi-Barat banyak
ditinggalkan. Soekarno pemegang pimpinan nasional menyatakan bahwa demokrasi-
liberal (demokrasi-parlementer) tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Prosedur pemungutan suara dalam lembaga perwakilan rakyat dinyatakannya pula
sebagai tidak efektif. Kemudian, ia memperkenalkan musyawarah untuk mufakat.
Sistem multipartai oleh tokoh politik tersebut dinyatakan sebagai salah satu penyebab
inefektivitas pengambilan keputusan karena masyarakat lebih didorong ke arah bentuk
yang fragmentaris.
Untuk merealisasikan Demokrasi-Terpimpin ini, dibentuk badan yang disebut Front
Nasional. Periode ini disebut pula periode pelaksanaan UUD 1945 dalam keadaan ekstra-
ordiner karena terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945.
Pada masa demokrasi terpimpin ini terjadi berbagai penyimpangan yang menimbulkan
beberapa peristiwa besar di Indonesia. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada
masa Demokrasi terpimpin yaitu:
 Pancasila diidentikkan dengan NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan
Komunis)
 Produk hukum yang setingkat dengan undang-undang (UU) ditetapkan
dalam bentuk penetapan presiden (penpres) daripada persetujuan
 MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
 Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955
 Presiden menyatakan perang dengan Malasya
 Presiden menyatakan Indonesia keluar dari PBB
 Hak Budget tidak jalan
Pada masa ini terjadi persaingan antara Angkatan Darat, Presiden, dan PKI.
Persaingan ini mencapai klimaks dengan terjadinya perisiwa Gerakan 30 September 1965
yang dilakukan oleh PKI. Adapun dampak dari peristiwa G 30 S adalah :
 Demostrasi menentang PKI
 Mayjen Soeharto menjadi Panglima AD
 Keadaan ekonomi yang buruk
 Kabinet seratus menteri
 Munculnya TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat)
Tritura adalah singkatan dari tri tunturan rakyat atau tiga tuntutan rakyat yang
dicetuskan dan diserukan oleh para mahasiswa KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia) dengan didukung oleh ABRI pada tahun 1965. Tuntutan ini ditujukan kepada
Pemerintah. Isi TRITURA yaitu:
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya.
2. Pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI.
3. Penurunan harga barang-barang.

2. Peristiwa G 30 SEPTEMBER 1965


Salah satu momen sejarah yang mungkin paling membekas dalam
perjalanan sejarah Indonesia adalah Peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Peristiwa tersebut sampai saat ini masih menimbulkan kontrofersi dalam
pengungkapan fakta yang sebenarnya. Berbagai versi tentang gerakan 30 S
tersebut telah dikemukakan diantaranya;
Peristiwa G 30 S versi Pemerintah Orde Baru yakni peristiwa 30 S merupan suatu
tindakan makar yang dilakukan oleh PKI terhadap pemerintah Indonesia yang
sah. Tindakan kudeta tersebut dilakukan untuk merebut kekuasaan dari
Ir.Soekarno selaku Penguasa Tertinggi Angkatan Bersenjata dan Presiden seumur
hidup berdasarkan konsep Demokrasi Terpimpin. Cara penggulingan tahun 1965
tersebut adalah dengan menyatukan sejumlah organisasi onderbouw yang masih
tersisa pascaperistiwa 1948.
3. Dampak G 30S
 Demonstrasi menentang PKI
Penyelesaian aspek politik terhadap para pelaku G 30 S 1965/PKI akan di
putuskan dalam sidang Kabinet Dwikora tanggal 6 Oktober 1965 dan
belum terlihat adanyaa tanda-tanda akan dilaksanakan. Berbagai aksi
digelar untuk menuntut pemeritah agar segera menyelesaikan masalah
tersebut dengan seadil-adilnya. Aksi dipelopori oleh kesatuan aksi
pemuda-pemuda dan pelajar-pelajar Indonesia seperti KAPPI,KAMI dan
KAPI. Mucul pula kasi yang dilakukan oleh KABI,KAWI yang
membulatkan tekad dalam Front Pancasila.
 Mayjend Soeharto menjadi pangad
Sementara itu untuk mengisi kekosongan pimpinan AD, pada
tanggal 14 oktober 1965 Panglima Kostrad/Pangkopkamtib Mayjen
Soeharto diangkat menjadi Menteri/Panglima AD. Bersamakan itu
diadakan tindakan-tindakan pembersihan terhadap unsur-unsur PKI dan
ormasnya.

G. Penyimpangan – penyimpangan Pada Era Orde Lama


 Presiden mengambil alih kewenangan legislatif dalam menentukan GBHN,
padahal sebagai eksekutif tidak memiliki hak/wewenang untuk ikut mencampuri
lembaga legislatif.
 Perubahan sistem pemerintahan presidensiil menjadi sistem pemerintahan
parlamenter secara sepihak melalui maklumat presiden, yang semestinya harus
melibatkan lembaga negara lainnya.
 Mengalami perubahan bentuk negara menjadi RIS, menyalahi UUD 1945 yang
mana negara Indonesia adalah negara kesatuan.
 Pembuatan undang-undang tanpa melibatkan DPR(Dewan Perwakilan Rakyat)
sebagai lembaga legislatif.
 Perubahan ideologi dari pancasila menjadi nasakom (Nasionalis, Agama,
Komunis) cenderung ke arah komunis, hal tersebut bisa dianggap sama halnya
dengan kasus pemberontakan DII/TII dan pemberontakan komunis yang ingin
merubah ideologi negara.
 Presiden membubarkan DPR, yang mana diketahui semestinya posisi lembaga
negara antara presiden dan DPR itu sejajar, pembubaran tersebut sebenarnya
menyalahi aturan konstitusi UUD 1945.
 Membentuk MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dengan
penetapan dan pemberhentiannya dilakukan oleh presiden kemudian MPRS
menetapkan presiden seumur hidup.
 Poros Jakarta peking, yang menyebabkan ideologi komunis semakin menyebar di
Indonesia, efek dari perjanjian kerjasama antara Indonesia dengan Cina,
menyalahi konstitusi karena tidak lagi berdasarkan asas bebas dan aktif namun
cenderung condong pada satu ideologi tertentu yaitu komunis.

H. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Lama

Kelebihan pemerintahan orde lama


 Presiden Soekarno banyak menyumbangkan gagasan-gagasan dalam politik luar
negeri.
 Indonesia berhasil merebut kembali Irian Barat dari Belanda melalui jalur
diplomasi dan militer
 Kepemimpinan Indonesia di mata dunia Internasional mempunyai sumbangsih
besar, yaitu sebagai pelopor gerakan Non blok dan Pemimpin Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika diadakan pada tahun 1955 di Bandung. Konferensi Asia
Afrika tersebut membuahkan Gerakan Non-Blok pada tahun 1961.
 Mampu membangun integritas nasional yang kuat
Kekurangan pemerintahan orde lama
 Penataan kehidupan konstitusional yang tidak berjalan sebagaimana di atur dalam
UUD 1945.
 Situasi politik yang tidak stabil terlihat dari banyaknya pergantian kabinet yang
mencapai 7 kali pergantian kabinet.
 Sistem demokrasi terpimpin. Kekuasaan Presiden Soekarno yang sangat
Dominan, Sehingga kehidupan politik tidak tumbuh demokratis.
 Pertentangan ideologi antara nasionalis, agama dan komunis (NASAKOM)
 Terjadinya inflasi yang mengakibatkan harga kebutuhan pokok menjadi tinggi.
I. Kesimpulan
Sistem pemerintahan merupakan salah satu strategi negara dalam mewujudkan cita-
citanya. Sistem pemerintahan dapat berubah sesuai dengan situasi, kondisi politik, sosial,
budaya dan perkembangan sejarah negara tersebut. Salah satunya yaitu terjadi pada
negara Indonesia yang memutuskan untuk memeluk sistem parlementer sebagai syarat
untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda. Meskipun demikian, sistem
yang dicoba diberlakukan tersebut tidak cocok dengan kultur budaya Indonesia sehingga
menyebabkan instabilitas politik kala itu dan akhirnya Indonesia kembali ke sistem
pemerintahan awal yaitu sistem pemerintahan presidensial. Tahun demi tahun berganti,
tetapi sistem pemerintahan selalu ditunggangi kepentingan penguasa yang menginginkan
kelanggengan akan kekuasaannya di bumi pertiwi ini. Mereka menjadikan sistem
pemerintahan sebagai alat untuk mencapai tujuannya dengan melakukan penyelewengan
terhadap wewenang yang dimilikinya sehingga membuat pemerintahan cenderung
otoriter dan kurang berpihak pada rakyat. Demokrasi akhirnya terlukai lagi oleh tindakan
mereka. Penyelewengan yang mereka lakukan membuat masalah demokrasi mencuat ke
publik dan dapat menimbulkan rasa ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah serta
memudarnya semangat demokrasi atau bahkan apatisnya rakyat

Daftar pustaka
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 3( 2), 148-152. Kansil, C. S. (1983). Sistem
pemerintahan Indonesia.

Buku PKN untuk perguruan tinggi PROF.DR.H.Khaelan,M.S

Buku Sistem Politik Indonesia Dr. Sahya Anggara, M.Si.

Kompas.com

Anda mungkin juga menyukai