Anda di halaman 1dari 8

Pertemuan 3

Dinamika Penerapan Demokrasi Pancasila

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Menghargai nilai-nilai ke-Tuhanan dalam berdemokrasi Pancasila sesuai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Berperilaku santun dalam ber-demokrasi Pancasila sesuai Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Memahami dinamika penerapan demokrasi di Indonesia, pada periode
demokrasi Liberal tahun 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959 dan demokrasi
Terpimpin 5 Juli 1959 sampai 1965
 Menyajikan hasil kajian tentang dinamika penerapan demokrasi di Indonesia

Hidup merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri dengan cara meningkatkan
kualitas belajar kalian secara terus menerus. Memahami makna demokrasi sangat penting dilakukan,
supaya kalian tidak terjebak kepada penafsiran yang salah dalam mengartikan demokrasi. Coba
amati tentang penerapan demokrasi di Indonesia demokrasi.

Periodisasi Perkembangan Demokrasi Pancasila

Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan negara kita, semua konstitusi yang pernah berlaku
menganut prinsip demokrasi. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam ketentuan-ketentuan berikut

a. Dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen) berbunyi “kedaulatan
adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat”.
b. Dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (setelah
diamandemen) berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”.
c. Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1:
1) Ayat (1) berbunyi “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu
negara hukum yang demokrastis dan berbentuk federasi”
2) Ayat (2) berbunyi “Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat”
d. Dalam UUDS 1950 Pasal 1:
1) Ayat (1) berbunyi “ Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu
negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan”
2) Ayat (2) berbunyi “Kedaulatan Republik Indonesia adalah di tangan rakyat dan
dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan rakyat”

Suatu sistem pemerintahan adalah sistem yang demokratis atau tidak, dapat dilihat dari indikator-
indikator yang dirumuskan oleh Affan Gaffar berikut ini: a) Akuntabilitas. Dalam demokrasi, setiap
pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan kebijaksanaan
yang hendak dan telah ditempuhnya. b) Rotasi kekuasaan. Dalam demokrasi, peluang akan
terjadinya rotasi kekuasaan harus ada dan dilakukan secara teratur dan damai. c) Rekrutmen politik
yang terbuka. Untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan satu sistem rekrutmen
politik yang terbuka. d) Pemilihan umum. Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilaksanakan
secara teratur. e) Pemenuhan hak-hak dasar. Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga
negara dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas, termasuk di dalamnya hak untuk
menyatakan pendapat, hak untuk berkumpul dan berserikat, serta hak untuk menikmati pers yang
bebas.

Untuk itu mari kita lihat alur sejarah politik di Indonesia, yaitu pada pemerintahan masa revolusi
kemerdekaan Indonesia, pemerintahan parlementer, pemerintahan demokrasi terpimpin,
pemerintahan Orde Baru, dan pemerintahan orde reformasi. Mengapa demikian? Karena pada
masa-masa tersebut demokrasi sebagai sistem pemerintahan Republik Indonesia mengalami
perkembangan yang fluktuatif.

Periode perkembangan demokrasi yang pernah dilaksanakan di Indonesia adalah sebagai berikut:

 Demokrasi Liberal
 Demokrasi Terpimpin
 Demokrasi Orde Baru
 Demokrasi Reformasi
Baiklah kita akan membahas satu persatu, silahkan disimak .

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode Demokrasi Liberal (17 Agustus 1950 sampai

5 Juli 1959)

Demokrasi Liberal dilaksanakan setelah dikeluarkannya Maklumat pemerintah 14 November 1945.


Dalam sistem ini kepala pemerintah dipimpin oleh seorang perdana menteri.Perdana menteri dan
menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan diberhentikan , serta bertanggungjawab kepada
Parlemen dan presiden menjabat sebagai kepala negara. Kabinet presidensial yang dipimpin
presiden diganti oleh kabinet parlementer yang dipimpin oleh seorang perdana menteri. Dalam
kabinet parlenter pada masa ini Sutan Syahrir menjadi perdana menteri pertama.
Seusai Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1945, terbentuklah RIS yang menerapkan
sistem politik demokrasi Liberal. Kedaulatan rakyat diserahkan kepada sistem multi partai sehingga
saat itu muncul beragam partai. Hasilnya suara rakyat terpecah-pecah ke dalam banyak partai. Efek
negatifnya muncul sikap politik yang saling menjatuhkan antar partai. Hal demikian terjadi karena
tidak ada satupun partai besar yang memiliki suaramayoritas lebih dari 50%, akibatnya umur kabinet
pendek pada masa demokrasi liberal. Hal ini terlihat dalam sejarah pergantian kabinet pada masa
demokrasi Liberal sebagai berikut:

 Kabinet Natsir (6 September 1950 – 27 April 1951)


 Kabinet Sukiman Suwiryo ( 27 April 1951 – 3 April 1952)
 Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Junni 1953 )
 Kabinet Ali atau Kabinet Ali-Wongso (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
 Kabinet Bahanudin Harahap dari Masyumi (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)
 Kabinet Ali II (20 Maret 1956 – 14 Maret 1957)
 Kabinet Juanda (9 April 1957 – 10 Juli 1959)

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode Demokrasi Terpimpin ( 5 Juli 1959 sampai
dengan 1965)

Selama masa demokrasi liberal, rakyat Indonesia sadar bahwasistem demokrasi liberal tidak
cocok dengan sistem politik Indonesia. ketidakcocokan itu terlihat dari :
 Sistem demokrasi liberal bertentangan dengan nilai dasar Pancasilakhususnya sila ke 3
dan sila ke 4
 Ketidakmampuan konstituante untuk menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan

Dekrit Presiden tahun 1959 menyatakan UUDS 1950 tidak berlaku lagi dan memberlakukan
kembali UUD NRI 1945. Dekrit Presiden memuat ketentuan pokok sebagai berikut:
 Menetapkan pembubaran konstituante
 Menetapkan bahwa UUD NRI Tahun 1945 berlaku kembali segenap bangsa Indonesia
 Pembentukan MPR dan DPAS dalam waktu singkat

Dekrit Persiden 5 Juli 1959 dapat dipandang sebagai suatu bentuk usaha untuk mencari jalan keluar
dari kemacetan politik dengan melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. Setelah
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 tersebut, Indonesia jatuh pada masa Demokrasi
Terpimpin.

Dalam demokrasi terpimpin Soekarno bertindak seperti seorang diktator. Ia hampir menguasai
semua sektor kekuasaan negara baik eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Demokrasi Terpimpin merupakan sebuah type pendek demokrasi yang tidak didasarkan atas paham
liberalisme, sosialisme-nasional, fasisme, dan komunisme, tetapi suatu paham demokrasi yang
didasarkan pada keinginan-keinginan luhur bangsa Indonesia seperti yang tercantum di dalam
pembukaan UUD 1945.

Demokrasi yang menuju pada satu tujuan yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur yang penuh
dengan kebahagiaan material dan spiritual sesuai dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
Namun di dalam prakteknya, apa yang dinamakan dengan Demokrasi Terpimpin yang mempunyai
tujuan yang luhur ini tidak pernah dilaksanakan secara konsekuen. Malah sebaliknya, sistem ini
sangat jauh dan menyimpang dari arti yang sebenarnya.

Dalam prakteknya, yang memimpin demokrasi ini bukan Pancasila sebagaimana yang dicanangkan,
tetapi sang pemimpinnya sendiri. Akibatnya, demokrasi yang dijalankan tidak berdasarkan keinginan
luhur bangsa Indonesia, tetapi berdasarkan keinginan-keinginan atau ambisi politik pemimpinnya
sendiri.

Pada masa Demokrasi Terpimpin, banyak terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945
seperti:

 Pembentukan Nasakom (Nasionalis, Agama dan Komunis),


 Tap MPRS Nomor III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai Presiden Seumur
Hidup.
 Pembubaran DPR hasil pemilu oleh Presiden.
 Pengangkatan ketua DPRGR/MPRS menjadi menteri negara oleh Presiden.
 GBHN yang bersumber pada pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul
“Penemuan Kembali Revolusi Kita” ditetapkan oleh DPA, bukan MPRS.

Dalam demokrasi terpimpin, jika tidak terjadi mufakat dalam sidang DPR, maka permasalahan yang
ada akan diserahkan kepada Presiden sebagai pemimpin besar revolusi untuk diputuskan sendiri.
Dengan demikian, rakyat atau wakil rakyat yang duduk dalam lembaga legislatif tidak mempunyai
peranan yang penting dalam pelaksanaan Demokrasi Terpimpin.

Pada akhirnya, pemerintahan Orde Lama beserta demokrasi terpimpinnya jatuh setelah terjadinya
peristiwa G-30-S/PKI 1965 dengan diikuti krisis ekonomi yang cukup parah.

Alasan Terbentuknya Demokrasi Terpimpin


Awal mula terbentuknya demokrasi terpimpin adalah ketika wakil predisen Muhammad Hatta saat
itu mendorong pentingnya membentuk partai. Pendapat wakil presiden tersebut didukung oleh
banyak kalangan sehingga saat itu akhirnya dibentuk 40 partai politik.
Akan tetapi, adanya partai politik tersebut ternyata justru tidak memberikan efek perbaikan kepada
demokrasi di Negara ini. Bahkan, menyebabkan terjadinya perpecahan pada pemerintahan sendiri
yang berdampak pada tidak bertahannya kabinet Negara.
Karena alasan tersebut, akhirnya presiden Soekarno membentuk sistem demokrasi terpimpin
dengan beberapa faktor dan pertimbangan. Di antara faktornya adalah mempertimbangkan sisi
keamanan nasional. Mengingat adanya demokrasi liberal yang sebelumnya justru mengakibatkan
beberapa gerakan separatis yang mengganggu kestabilan Negara.
Alasan Soekarno berikutnya adalah dari sektor ekonomi. Adanya pergantian kabinet yang tidak
mampu bertahan mengakibatkan program pembangunan ekonomi Negara ini tidak berjalan sesuai
dengan rancangan yang ada. Di samping itu, dari sisi politik ada kegagalan dari konstituante dalam
merumuskan bentuk Undang Undang Negara yang baru sebagai pengganti UUD Sementara tahun
1950.

Ciri Ciri Demokrasi Terpimpin


Demokrasi terpimpin memiliki beberapa ciri khusus yang membedakannya dengan beberapa sistem
yang lain. Berikut adalah beberapa ciri yang dimiliki oleh sistem ini.
 Terjadi Sentralisasi pada Pemerintah Pusat
 Adanya Pelanggaran HAM
 Kekuasaan Mutlak Presiden
 Partai Politik Memiliki Peran Terbatas
 Peran Militer yang Semakin Besar
 Berkembangnya Paham Komunis
 Anti Terhadap Kebebasan Pers
.
Berbagai Dampak dari Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin yang pernah diberlakukan di Indonesia ternyata memiliki dampak yang cukup
signifikan dalam pemerintahan ini. Tidak hanya menimbulkan dampak yang positif, namun juga
beberapa dampak negatif di dalamnya. Berikut adalah beberapa dampak tersebut.
Dampak positif yang dimiliki oleh sistem demokrasi terpimpin adalah
 Negara menjadi terhindar dari berbagai krisis dan juga perpecahan yang terjadi dan tak
berkesudahan.
 Membantu Negara ini dalam mengembalikan Undang Undang Dasar sebagai suatu pedoman
untuk mengendalikan pemerintahan di Negara ini.
 Menjadi tonggak awal dari terbentuknya lembaga Tinggi Negara yakni DPAS dan MPRS.
Adapun dampak negatif dari adanya sistem demokrasi terpimpin adalah
 adanya kekuasaan yang amat besar baik kepada predisen, MPR serta berbagai lembaga
tinggi Negara yang lain sehingga ada peluang untuk disalahgunakan.
 Di samping itu, sistem ini juga memberlakukan adanya Dwifungsi bagi militer sehingga pada
aktor militer diperbolehkan untuk ikut berpolitik.

Dampak dari sistem ini juga terbilang cukup besar pada sektor politik di Indonesia saat itu. Yaitu
adanya kepemimpinan dari kaum PKI dan kalangan borjuis yang memicu banyak penolakan dari
masyarakat kala itu. Belum lagi dengan tingginya tingkat korupsi pada kalangan birokrat Negara dan
militer yang menyebabkan menurunnya pendapatan Indonesia dan akhirnya terjadi inflasi.

Kelebihan Sistem Demokrasi Terpimpin


Adanya sistem demokrasi terpimpin ternyata memiliki kelebihan tersendiri untuk jalannya sebuah
pemerintahan Negara. Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh sistem ini pada masa
diberlakukannya di Indonesia.
 Mampu Mengembalikan Irian Barat
 Berhasil Membangun Integritas Nasional Indonesia
 Berhasil Membentuk Lembaga-Lembaga Negara
 Adanya Penataan di Berbagai Bidang
 Muncul Jiwa Gotong Royong

Kekurangan Sistem Demokrasi Terpimpin


Demokrasi terpimpin bukanlah sistem yang sempurna dan tanpa kritik. Terbukti dari adanya
berbagai kekurangan yang dihasilkan oleh sistem ini. Kekurangan-kekurangan tersebut didasarkan
kepada sejarah Indonesia saat sistem ini diberlakukan. Berikut beberapa kekurangannya.
 Adanya Pertentangan Ideologi
 Upaya Penataan Konstitusi Tidak Berjalan Baik
 Sektor Politis menjadi tidak Demokratis
 Sistem Ekonomi Demokrasi Terpimpin
Ketika perubahan sistem menuju demokrasi terpimpin dilakukan, maka sistem ekonomi juga
mengalami suatu perubahan menuju ekonomi yang terpimpin. Ketika sistem ini diberlakukan, maka
segala aspek perekonomian di Indonesia dikendalikan oleh pemerintah pusat yang kepanjangannya
adalah pemerintah daerah. Ada beberapa langkah yang ditempuh untuk tujuan pembangunan sektor
ekonomi saat itu.
 Adanya Devaluasi atau Penurunan Nilai Rupiah
 Membentuk Badan Perancang Pembangunan Nasional
 Mengadakan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
 Menaikkan Taraf Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri
 Adanya Pembangunan Proyek Mercusuar

Kondisi Sosial dan Budaya pada Masa Demokrasi Terpimpin


Selain ditandai dengan adanya karakteristik tersendiri pada sektor politik, demokrasi terpimpin juga
memiliki kondisi tersendiri dari segi sosial budaya. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa peristiwa
berikut ini:
 Adanya Kerusuhan di Jakarta
 Adanya Larangan Pedagang Asing di Luar Ibukota
 Adanya Konflik Lekra dengan Manikebu
 Adanya Larangan Musik serta Tarian Berbau Barat

Kehidupan masyarakat di era saat ini pasti tidak sama dengan masa dimana sistem Indonesia
menganut demokrasi terpimpin. Bahkan, bisa dibilang lebih mudah dan bebas dibandingkan era
dahulu. Demokrasi terpimpin memberikan pengajaran bahwa Negara harus benar-benar
menggunakan sistem dan trobosan yang tepat untuk melakukan pembangunan.

Uji kompetensi Pertemuan 3


1. Siapakah yang mendominasi kekuasaan pada periode pemerintahan Indonesia tahun 1959
sampai dengan tahun 1965?
a. Dewan Perwakilan Rakyat / DPR
b. Dewan Perwakilan Daerah / DPD
c. Mahkamah Agung
d. Presiden
e. Wakil presiden
2. Kapankah negara Indonesia jatuh pada masa demokrasi terpimpin?
a. Setelah dikeluarkannya dekrit presiden 5 Juli 1959
b. Sebelum dikeluarkannya dekrit presiden 5 Juli 1959
c. Setelah dikeluarkannya dekrit presiden 17 Agustus 1945
d. Sebelum dikeluarkannya dekrit presiden 17 Agustus 1945
e. Setelah kejadian G30S-PKI
3. Apa peran Ir. Soekarno pada demokrasi terpimpin?
a. Sebagai presiden Republik Indonesia
b. Sebagai pejabat
c. Sebagai kepala pemerintahan
d. Sebagai ketua organisasi
e. Sebagai wakil presiden RI
4. Pada masademokrasi liberalpemerintah RI menganut sistem pemerintahan
a. Republik
b. Konstituante
c. Bicameral
d. Parmenter
e. Presidensial
5. Pendeknya masa kekuasaan kabinet pada masa demokrasi liberal disebabkan karena..
a. Muncul mosi tidak percayaterhadap kabinet yang berlaku
b. Banyak terdapat partai-partai politik yang berkuasa
c. Kabinet gagal mendekatkan diri dengan rakyat
d. Kabinet gagal menciptakan stabilitas nasional
e. Program kabinet yang tidak pasti
6. Sistem demokrasi Liberal diterapkan di Indonesia pada..
a. 1950-1959
b. 1951-1960
c. 1951-1965
d. 1950-1955
e. 1960-1965
7. Masa demokrasi terpimpin dimulai dengan berlakunya ....
a. Ketetapan MPRS Nomor 1 / MPRS / 1960
b. Pembubaran DPR dan pembentukan DPR GR
c. Pembentukan Front nasional
d. Dekrit presiden 5 Juli 1959
e. Pembentukan kabinet kerja
5.    Pada masa Demokrasi Terpimpin, Presiden Soekarno melakukan penyimpangan terhadap
Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu bentuk penyimpangan tersebut adalah ....
a. pembentukan Front Nasional
b. pembatasan kegiatan partai politik
c. pembubaran DPR hasil pemilu 1955
d. penetapan Manipol-USDEK sebagai haluan negara
e. pembredelan surat kabar yang menolak ideologi Manipol-USDEK
6.     Pemilu 1955 dan Dekrit 1959 merupakan momen penting dalam menguatkannya isu munculnya
Demokrasi Terpimpin. Salah satu latar belakang munculnya Demokrasi Terpimpin adalah
adanya kegagalan Konstituante dalam merumuskan ....
a. UUD 1945 d. UUDS 1950
b. Konstitusi e. UUD Baru
c. UUD RIS
9.    Pada 1965 Indonesia resmi keluar dari keanggotaan PBB. Dampak keputusan Indonesia tersebut
adalah ....
a. konfrontasi Indonesia-Malaysia tetap berlanjut
b. PBB mengucilkan Indonesia dari dunia internasional
c. PBB membantu penyelesaian konfrontasi Indonesia-Malaysia
d. Indonesia semakin disegani oleh negara-negara di Asia-Afrika dan anggota Gerakan
Non Blok
e. Indonesia kehilangan media untuk memperjuangkan kepentingannya di forum
internasional
10.   Salah satu faktor yang mendorong pemerintah Indonesia memilih keluar sebagai anggota PBB
pada 7 Januari 1965 adalah ....
a. PBB dianggap lebih berpihak kepada Belanda
b. keanggotaan PBB lebih banyak diisi oleh kekuatan Oldefos
c. Malaysia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
d. PBB tidak membantu bangsa Indonesia dalam menyelesaikan masalah Irian Barat
e. PBB belum menunjukkan hasil kerja yang maksimal dalam menciptakan perdamaian dunia

Sukses dan semangat serta tetap prokes dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai