Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN

PKN

“PERIODISASI PERKEMBANGAN DEMOKRASI PANCASILA”

KELOMPOK 3
XI MIPA 2
● Hafidh Ma'shum
● Lopian Joy Nauli Silalahi
● M. Al Daniel Ardiansyah
● M. Daffa Reidika
● Nasywa Salsabila
● Syarifah Al-Zahra

SMA NEGERI 1 PELAIHARI


2022/2023
Perkembangan Demokrasi Pancasila Indonesia
Dalam sudut pandang normatif, demokrasi merupakan sesuatu yang secara ideal hendak dilakukan atau
diselenggarakan oleh sebuah negara, misalnya kita mengenal ungkapan “ pemerintah dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat”. Ungkapan normatif tersebut biasanya diterjemahkan dalam konstitusi pada
masing-masing negara, misalnya dalam UUD NRI Tahun 1945 bagi pemerintah republik Indonesia.
Apakah secara normatif, negara kita sudah memenuhi kriteria sebagai negara demokrasi? Dan jawabannya
tantu sudah memenuhi kriteria.

Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan negara kita, semua konstitusi pernah berlaku menganut prinsip
demokrasi. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan- ketuan berikut ini.
a. Dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 (sebelum diamandemen) berbunyi “ kedaulatan adalah ditangan rakyat
dan dilakukan sepenuhnya oleh majelis permusyawaratan rakyat”
b. Dalam pasal 1 ayat 2 UUD NRI 1945 (setelah diamandemen) berbunyi “ kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”.
c. Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1 :
● Ayat 1 berbunyi “ republik indonesia serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara
hukum yang demokratis dan berbentuk federasi”
● Ayat 2 berbunyi “ kekuasaan kedaulatan republik Indonesia serikat dilakukan oleh pemerintah
bersama-sama dewan perwakilan rakyat dan senat”.
d. Dalam UUDS 1950 Pasal 1 :
● Ayat 1 berbunyi “ republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah negara hukum yang
demokratis dan berbentuk kesatuan”
● Ayat 2 berbunyi “ kedaulatan republik Indonesia adalah ditangan rakyat dan dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama dengan dewan perwakilan rakyat”.

Dari keempat konstitusi tersebut, kita dapat melihat dengan jelas bahwa secara normatif Indonesia adalah
negara yang demokrasi. Namun, yang kemudian menjadi persoalan, apakah konstitusi tersebut melahirkan
suatu sistem yang demokrasi?
- Akuntabilitas,
- Rotasi kekuasaan,
- Rekrutmen politik yang terbuka,
- Pemilihan umum, dan
- Pemenuhan hak – hak dasar.
1. Akuntabilitas.
Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan
kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya. Tidak hanya itu, ia juga harus dapat
mempertanggungjawabkan ucapan atau kata-katanya, serta yang tidak kalah pentingnya adalah perilaku
dalam kehidupan yang pernah, sedang, bahkan yang akan dijalankan. Pertanggungjawaban itu tidak hanya
menyangkut dirinya saja, tetapi juga menyangkut keluarganya dalam arti luas, yaitu perilaku anak dan
istrinya, juga sanak keluarganya terutama yang berkaitan dengan jabatannya.
2. Rotasi kekuasaan.
Dalam demokrasi, peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan harus ada dan dilakukan secara teratur dan
damai. Jadi, tidak hanya satu orang yang selalu memegang jabatan, sementara peluang orang lain tertutup
sama sekali.
3. Rekrutmen politik yang terbuka.
Untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan suatu sistem rekrutmen politik yang terbuka.
Artinya, setiap orang memenuhi syarat untuk mengisi suatu jabatan politik yang dipilih rakyat mempunyai
peluang yang sama dalam melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan politik tersebut.
4. Pemilihan umum.
Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilaksanakan secara teratur. Pemilu merupakan sarana untuk
melaksanakan rotasi kekuasaan dan rekrutmen politik. Setiap warga negara yang telah dewasa memiliki hak
untuk memilih dan dipilih dan bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak hati
nuraninya. Dia bebas memilih partai atau calon mana yang akan didukungnya, tanpa ada rasa takut atau
paksaan dari orang lain. Pemilih juga bebas mengikuti segala macam aktivitas pemilihan seperti kampanye
dan menyaksikan penghitungan suara.
5. Pemenuhan hak – hak dasar.
Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga negara dapat menikmati hak – hak dasar mereka secara
bebas, termasuk pula hak untuk menyatakan pendapat, hak untuk berkumpul dan berserikat, serta hak
untuk menikmati pers yang bebas.

Kelima indikator tersebut diatas merupakan elemen umum dari demokrasi yang menjadi ukuran dari sebuah
negara demokratis. Dari indikator tersebut, apakah semuanya telah diterapkan di Indonesia? Untuk
menjawabnya, dapat melihatnya dari alur sejarah politik di Indonesia, yaitu pada pemerintahan masa revolusi
kemerdekaan Indonesia, hingga pada pemerintahan orde reformasi sekarang ini. Mengapa demikian? Sebab
pada masa-masa tersebut demokrasi sebagai sistem pemerintahan republik Indonesia mengalami
perkembangan yang fluktuatif.

Periode Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Demokrasi yang berlaku di Indonesia adalah demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung
dalam falsafah atau ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Perkembangan demokrasi di Indonesia
mengalami pasang surut mulai dari masa kemerdekaan hingga saat ini. Perkembangan demokrasi di
Indonesia dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu:

1. Demokrasi pada Masa Orde Lama (Tahun 1945-1965)


Di masa ini terdapat dua jenis sistem demokrasi di Indonesia, yaitu demokrasi liberal dan demokrasi
terpimpin.
a. Demokrasi liberal periode (1945-1959)
Pada periode ini, Indonesia menerapkan demokrasi liberal dengan sistem parlementer. Sistem ini berlaku
sejak tahun 1945 hingga 1959. Demokrasi liberal dengan sistem parlementer menganut sistem multipartai.
Sistem ini berlaku setelah dikeluarkannya Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober
1945. Berdasarkan maklumat tersebut, sistem pemerintahan saat itu mengalami beberapa perubahan sebagai
berikut:
● Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) ikut menetapkan garis-garis besar haluan negara bersama
presiden (bandingkan dengan Pasal 3 UUD 1945)
● KNIP menetapkan undang-undang bersama presiden (bandingkan dengan pasal 5 ayat 1 dan pasal
20 ayat 1 UUD 1945)
● Tugas sehari-hari KNIP dilaksanakan oleh Badan Pekerja (BP) yang bertanggung jawab kepada
KNIP
● Badan Pekerja tidak boleh ikut campur dalam hal kebijaksanaan pemerintah
● Keberadaan maklumat tersebut membatasi kekuasaan presiden yang awalnya sangat luas.

Pada 14 November 1945, pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah yang menjelaskan bahwa
pertanggungjawaban pemerintah berada pada menteri-menteri. Awalnya kabinet berada di bawah pimpinan
presiden namun berubah di bawah dewan menteri. Pelaksanaan demokrasi liberal dengan sistem
parlementer dikuatkan lagi dengan diberlakukannya UUDS 1959 yang ternyata kurang sesuai untuk
diterapkan di Indonesia. Pada periode ini, rakyat melakukan pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat
dan badan konstituante pada tahun 1955.

b. Demokrasi terpimpin (1959-1965)


Pada periode ini, Indonesia menerapkan demokrasi terpimpin dengan sistem presidensial. Adapun ciri
khasnya yaitu adanya dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, berkembangnya pengaruh
komunis dan meluasnya peran Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sebagai unsur sosial politik.
Adapun latar belakang berlakunya demokrasi terpimpin saat itu adalah:
● Kegagalan Badan Konstituante dalam menyusun UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950.
Kegagalan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat dalam anggota dan konstituante
sehingga tidak menemukan kesepakatan
● Presiden Ir.Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 untuk menyelamatkan negara yang
saat itu berada dalam kondisi genting.
● Munculnya gerakan separatis sehingga menyebabkan ketidakstabilan politik luar negeri.
● Pergantian kabinet yang terlalu sering pada masa demokrasi liberal. Hal ini menyebabkan rakyat
tidak percaya lagi kepada pemerintah karena berbagai program kerja dari setiap kabinet tidak
terealisasikan.
● Munculnya persaingan tidak sehat dalam bidang politik pada masa demokrasi liberal yang
mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan politik dan disintegrasi bangsa
● Pada periode demokrasi terpimpin, banyak terjadi penyimpangan. Salah satunya adalah dalam hal
perundang-undangan.Misalnya pengangkatan Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup
dalam sidang umum MPRS tahun 1963. Selain itu, pemerintah juga mendirikan badan-badan
ekstra konstitusional, seperti Front Nasional. Namun keberadaannya malah disalahgunakan oleh
pihak komunis.

Bentuk penyimpangan pada periode ini yaitu:


● Dalam bidang politik: partai politik dan pers yang agak menyimpang tidak dibenarkan dan ditutup.
● Dalam bidang ekonomi: adanya politik mercusuar dalam hal hubungan luar negeri dan
perekonomian dalam negeri. Politik mercusuar adalah politik yang dijalankan oleh presiden
Soekarno untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan baru di dunia. Politik mercusuar dan
keadaan perekonomian dalam negeri yang tidak stabil menyebabkan runtuhnya demokrasi
terpimpin.

2. Demokrasi pada Masa Order Baru (1966-1998)


Perkembangan demokrasi di Indonesia selanjutnya yaitu munculnya demokrasi pancasila pasca runtuhnya
demokrasi terpimpin. Di masa ini Indonesia menerapkan demokrasi Pancasila dengan sistem presidensial
yang berlangsung pada Orde Baru yaitu tahun 1966-1998.
Pada masa Orde Baru, dibuat rumusan baru tentang demokrasi Pancasila. Adapun berikut perumusannya:
● Demokrasi dalam bidang politik pada hakikatnya adalah menegakkan kembali asas-asas negara
hukum dan kepastian hukum
● Demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakikatnya adalah kehidupan yang layak bagi semua warga
negara
● Demokrasi dalam bidang hukum pada hakikatnya adalah pengakuan dan perlindungan hak asasi
manusia serta peradilan yang bebas dan tidak memihak.

Sayangnya demokrasi pancasila pada masa Orde Baru hanya berupa gagasan dan retorika serta belum sampai
pada tahap penerapannya. Hal itu karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan, pemerintah yang
berkuasa 9 rezim) pada masa Orde Baru tidak memberikan kebebasan bagi kehidupan berdemokrasi.
Rezim Orde Baru ditandai dengan beberapa karakteristik berikut ini:
● Peran ABRI dan Polri yang dominan
● Terjadinya birokratisasi dan sentralisasi dalam hal pengambilan keputusan politik
● Pengurangan peran dan fungsi partai politik secara tidak terbuka
● Adanya campur tangan pemerintah dalam berbagai hal yang berhubungan dengan partai politik
dan publik
● Adanya pembatasan dalam hal perwakilan partai politik yang hanya terjadi hingga tingkat
kabupaten/kota
● Adanya monolitisasi ideologi negara, yakni satu-satunya penafsiran terhadap Pancasila yang
dibenarkan hanyalah penafsiran dari pemerintah.
● Pembatasan gerak dan peran lembaga non pemerintah dalam kehidupan kemasyarakatan,
pembangunan dan politik.
● Pada periode ini pemilihan umum untuk anggota DPR dan MPR mulai dilaksanakan. Tepatnya
pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997

Di masa demokrasi Pancasila terjadi beberapa penyimpangan:


● Adanya pembatasan hak-hak politik rakyat
● Terjadinya pemusatan kekuasaan ditangan presiden
● Penyelenggaraan pemilu yang tidak demokratis
● Terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme

Setelah 32 tahun, Orde Baru runtuh oleh gerakan mahasiswa dan rakyat yang dikenal dengan sebutan
reformasi. Hal ini dipicu oleh resesi ekonomi hebat yang melanda dunia dan Indonesia pada 1998. Presiden
Soeharto dan rezimnya pun tumbang dan berganti menjadi era reformasi. Era reformasi menjadi suatu era
yang diharapkan dapat membawa kehidupan demokrasi dan masyarakat Indonesia ke arah yang lebih baik,
bermartabat dan sejahtera.

3. Demokrasi pada Masa Reformasi


Pada periode ini, Indonesia menerapkan demokrasi Pancasila dengan sistem presidensial. Reformasi
menandai runtuhnya masa Orde Baru dan menjadi tahap awal bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.
Dilantiknya Presiden Habibie menggantikan Soeharto dianggap sebagai presiden yang akan memulai
langkah-langkah demokratisasi dalam Era Reformasi. Adapun langkah yang dilakukan pemerintahan
Habibie adalah mempersiapkan pemilu dan melakukan beberapa langkah penting dalam demokratisasi. Di
masa ini berlangsung pemilihan umum, seperti di tahun 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, dan selanjutnya di
tahun 2024. Pemilihan presiden mulai dilakukan secara langsung pada tahun 2004. Sedangkan pemilihan
kepala daerah dimulai pada tahun 2005.

Anda mungkin juga menyukai