Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT

INTRUMENTASI
DEMOKRASI
INDONESIA
ANGGOTA KELOMPOK

◦ Apriliana Saputri ( F1G321071)


◦ Arifin Abdullah ( F1G321027)
◦ Muhammad Airun Reffauldi (F1G321058)
◦ Muhammad Reyhan Alviano (F1G321047)
◦ Sindy Purwanti (F1G321054)
◦ Zahra Nurulita Amanda (F1G321041)
Konsep dan Urgensi Demokrasi
yang Bersumber dari Pancasila
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yakni “demos” dan “kratein”. Dalam “The Advanced Learner’s
Dictionary of Current English (Hornby dkk, 1988), kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara
atau masyarakat di mana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya
yang dipilih; pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat,
berserikat, menegakkan ”rule of law”.

Sebagai negara demokrasi, demokrasi Indonesia memiliki kekhasan, Indonesia menganut demokrasi yang
berdasarkan Pancasila yang masih terus berkembang sifat dan ciri-cirinya. Meskipun demikian tidak dapat
disangkal bahwa nilai-nilai pokok dari demokrasi konstitusional telah cukup tersirat dalam UUD NKRI 1945.
Karena demokrasi yang memegang peran penting dalam masyarakat dan dalam tata aturan suatu negara.
Tanpa adanya demokrasi di suatu negara, dan segala sesuatunya di atur oleh pemerintah, maka hilanglah
kesejahteraan masyarakat dan kacaulah suatu negara.
Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
Dalam masanya demokrasi yang pernah berjalan di Indonesia adalah Demokrasi Liberal, Demokrasi Terpimpin dan
Demokrasi Pancasila.
A. Demokrasi liberal
Demokrasi liberal (demokrasi konstitusional) adalah system politik yang menganut kebebasan individu. Demokrasi
Liberal berlaku di Indonesia dari tahun 1950-1959. Pada jamannya demokrasi Liberal terdapat pergantian banyak
kabinet. Konstitusi yang digunakan pada saat itu adalah UUDS 1950.
Beberapa faktor kegagalan Demokrasi Liberal, yaitu : Dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi
terhadap pengelolaan konflik; Basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah; Persamaan kepentingan antara presiden
Soekarno dengan kalangan Angkatan Darat, yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang berjalan.
Berakhirnya Demokrasi Liberal ditandai dengan munculnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
B. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Demokrasi Terpimpin di Indonesia berlaku pada tahun 1959-1966. Pada masa ini Irian Barat berhasil direbut
kembali dan Soekarno kala itu mengumumkan bahwa dirinya adalah Presiden seumur hidup dan ini jelas melanggar
Konstitusi NKRI. Karena berbagai pelanggaran pada UUD 1945, maka Demokrasi Terpimpin berakhir dan Demokrasi
Pancasila muncul sebagai tanda berakhirnya orde lama. Demokrasi Pancasila berlaku sampai sekarang di Indonesia.
c. Demokrasi pancasila, berikut pembagian masa demokrasi pancasila, yaitu:
1. Orde baru adalah masa dibawah pemerintahan Soeharto. Pada masa itu Soeharto terkenal dengan otoriternya dan
rakyat tidak bisa mengemukakan pendapat dengan bebas. Sehingga Pancasila pada saat itu hanya sebuah legitimasi
politik saja. Akhirnya pemerintahan Soeharto runtuh karena goncangan rakyat.
2. Reformasi-Sekarang adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesa, yang perwujudannya seperti ketentuan dalam pembukaan dan Undang - Undang Dasar 1945.
Realita Demokrasi Indonesia
Pluralisme yang belum berjalan di Indonesia menyebabkan rusaknya tatanan demokrasi pancasila secara perlahan,
beberapa penyelewengan yang dilakukan tidak hanya oleh kalangan pemerintah melainkan juga oleh rakyat itu sendiri,
ada berberapa penyelewengan demokrasi Pancasila saat ini yaitu:
1. Buruknya kinerja Lembaga Perwakilan dan Partai Politik
2. Adanya kecurangan dalam pemilu (pemilihan Umum) seperti: Adanya politik uang yang dilakukan oles segelintir
croni legislatif untuk mendapatkan suara dari rakyat; Adanya masnyarakat tidak memilih para calon legislatif, atau
pemimpin yang lebih dikenal dengan golput.
3. Kurangnya Partisipasi Rakyat, yang disebabkan oleh: Pendidikan rakyat yang rendah; Ekonomi rakyat yang rendah;
Aspirasi rakyat tidak ditampung; KKN yang tidak pandang bulu, bahkan terjadi di pemerintahan tertinggi Indonesia
yaitu MK pada tahun lalu.
Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang
Demokrasi yang Bersumber dari Pancasila
Sebagaimana telah dikemukakan Mohammad Hatta, demokrasi Indonesia yang bersifat kolektivitas dan itu sudah berurat
berakar di dalam pergaulan hidup rakyat. Sebab itu ia tidak dapat dilenyapkan untuk selama-lamanya. Demokrasi yang
diformulasikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat ini merupakan fenomena baru bagi Indonesia
ketika merdeka. Terdapat sumber – sumber nilai demokrasi di Indonesia antara lain:
1. Nilai demokrasi yang berasal dari kerajaan-kerajaan pra-Indonesia adalah nilai-nilai demokrasi yang dalam hal tertentu
sudah berkembang dalam budaya Nusantara dan dipraktikkan setidaknya dalam unit politik terkecil, paham kedaulatan
rakyat sebenarnya sudah tumbuh sejak lama di Nusantara. Di alam Minangkabau misalnya pada abad XIV sampai XV
kekuasaan raja dibatasi oleh ketundukannya pada keadilan dan kepatutan.
2. Nilai demokratis yang berasal dari agama bersumber dari keyakinan terhadap Tuhan, yaitu pengakuan pada Ketuhanan
Yang Maha Esa. Dalam keyakinan ini, hanya Tuhanlah satu-satunya wujud yang pasti. Konsekuensinya, semua bentuk
pengaturan hidup sosial manusia yang melahirkan kekuasaan mutlak. Contohnya Transformasi dalam perubahan sikap
kejiwaan orang Melayu terhadap penguasa. Sebelum kedatangan agama islam dan sesudah kedatangan agama islam.
3. Nilai demokrasi yang berasal dari barat, yaitu dengan kehadiran kolonialisme Eropa khususnya Belanda di Indonesia yang
membawa dua sisi peradaban Barat yaitu sisi represi imperialisme-kapitalisme dan sisi humanisme-demokratis. Penindasan
politik dan penghisapan ekonomi oleh imperialisme dan kapitalisme, menumbuhkan sikap anti-penindasan dan anti-
penjajahan di kalangan para perintis kemerdekaan bangsa. Dalam melakukan perlawanan terhadap represi politik-ekonomi
kolonial itu, mereka juga mendapatkan stimulus dari gagasan-gagasan humanisme-demokratis Eropa.
Dinamika dan Tantangan Demokrasi
yang Bersumber dari Pancasila
Sepanjang sejarah Indonesia pernah mengalami dinamika ketatanegaraan seiring dengan berubahnya konstitusi
yang dimulai sejak berlakunya UUD 1945 (I), Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950, kembali ke UUD 1945 (II) dan
akhirnya kita telah berhasil mengamandemen UUD 1945 sebanyak empat kali. Awal postur demokrasi ini dapat
dilihat dari fungsi dan peran lembaga permusyawaratan dan perwakilan rakyat menurut UUD NKRI Tahun 1945,
yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD).
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat
Amandemen UUD 1945 juga dilakukan terhadap ketentuan tentang lembaga permusyawaratan rakyat, yakni MPR.
Sebelum dilakukan perubahan, MPR merupakan lembaga tertinggi negara. Setelah dilakukan perubahan, maka
terjadilah perubahan secara mendasar dalam sistem ketatanegaraan yaitu saling mengawasi dan mengimbangi
antarlembaga negara lainnya. Kewenangan MPR yang berkaitan dengan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
secara langsung yakni melantik Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 3 Ayat (2) UUD 1945), kewenangan lain yang
muncul berdasarkan ketentuan Pasal 3 Ayat (3) UUD 1945 adalah MPR berwenang memberhentikan presiden
dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.
2. Dewan Perwakilan Rakyat
Dalam upaya mempertegas pembagian kekuasaan dan menerapkan prinsip saling mengawasi dan mengimbangi
yang lebih ketat dan transparan, maka ketentuan mengenai DPR dilakukan perubahan. DPR mempunyai hak
interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Menurut ketentuan Pasal 20 A Ayat (1) UUD 1945 fungsi
DPR ada tiga yaitu.
A. Fungsi legislasi adalah fungsi membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama.
B. Fungsi anggaran adalah fungsi menyusun dan menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara bersama
Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
C. Fungsi pengawasan adalah fungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, undang-undang, dan peraturan pelaksanaannya.

3. Dewan Perwakilan Daerah


Ketentuan mengenai Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan hal baru dalam UUD 1945. Ketentuan ini diatur
dalam bab tersendiri dan terdiri atas dua pasal, yaitu Pasal 22 C dengan 4 ayat dan Pasal 22 D dengan 4 ayat. DPD
sebagai lembaga penampung aspirasi daerah. dinamika yang terjadi dengan lembaga permusyawaratan dan
perwakilan yang secara langsung mempengaruhi kehidupan demokrasi.
Esensi dan Urgensi Demokrasi
Pancasila
1. Kehidupan Demokratis yang Harus Dikembangkan
Demokrasi memiliki sifat yang universal dan memiliki sifat yang khas dari masing-masing negara. Sifat khas demokrasi di setiap
negara biasanya tergantung ideologi masing-masing. Demokrasi di indonesia selain memiliki sifat yang universal, juga memiliki
sifat khas sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Sebagai demokrasi yang berakar pada budaya
bangsa, kehidupan demokratis yang kita kembangkan harus mengacu pada landasan idil Pancasila dan landasan konstitusional
UD NKRI Tahun 1945. Dengan pilar – pilar demokrasi ketuhanan yang maha esa, demokrasi yang cerdas, demokrasi yang
berkedaulatan rakyat, demokrasi dengan rule of law, demokrasi dengan hak asasi manusia, demokrasi dengan pengadilan yang
merdeka, dan demokrasi dengan kemakmuran berkeadilan sosial.
2. Pentingnya Kehidupan yang Demokratis
Pada hakikatnya sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis, apabila di dalam pemerintahan tersebut rakyat
memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, memiliki persamaan di muka hukum, dan memperoleh
pendapatan yang layak karena terjadi distribusi pendapatan yang adil.
3. Penerapan Demokrasi dalam Pemilihan Pemimpin Politik dan Pejabat Negara
Seorang pemimpin memang harus yang memiliki kemampuan memadai, sehingga ia mampu melindungi dan mengayomi
rakyatnya dengan baik. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memenuhi syaratsyarat tertentu. Berdasarkan sistem
demokrasi yang kita anut seorang pemimpin itu harus beriman dan bertawa, bermoral, berilmu, terampil, dan demokratis.

Anda mungkin juga menyukai