Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

“FUNGI ATAU JAMUR”

Dosen Pengampu :

Zuli Rodhiyah, S.Si., M.T.

Hariestya Viareco, B.Eng., M.Eng.

Disusun oleh :

Maringantua Tamba (F1G321053)

Ari Prabowo (F1G321056)

M.Alvito Dif Putra (F1G321062)

Ahmad Bapadil (F1G321064)

Intan Dhiya Kamilah (F1G321074)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “fungi” ini bisa memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.

Jambi,12 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iv

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II ................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

2.1 Pengertian ........................................................................................................... 3

2.2 Karakteristik Jamur ............................................................................................. 3

2.3 Struktur Tubuh Jamur ......................................................................................... 5

2.4 Cara Hidup Jamur ............................................................................................... 6

2.5 Klasifikasi Jamur ................................................................................................ 6

2.6 Cara Hidup dan Habitat Jamur .......................................................................... 13

2.7 Reproduksi Jamur ............................................................................................. 13

2.8 Peran Jamur Bagi Kehidupan Manusia ............................................................. 15

BAB III............................................................................................................................. 17

PENUTUP ........................................................................................................................ 17

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 17

3.2 Saran ................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 18

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Morfologi Fungi ................................................................................. 4


Gambar 1. 2 Jamur .................................................................................................. 5
Gambar 1. 3 Myxomycota....................................................................................... 7
Gambar 1. 4 Oomycota ........................................................................................... 8
Gambar 1. 5 Zygomycota........................................................................................ 8
Gambar 1. 6 Asomycota........................................................................................ 10
Gambar 1. 7 Saccharomyces cerevisiae ................................................................ 11
Gambar 1. 8 Basidiomycota .................................................................................. 12
Gambar 1. 9 Deutromycota ................................................................................... 13
Gambar 1. 10 Spora............................................................................................... 14
Gambar 1. 11 Daur Reproduksi Jamur .................................................................. 15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup berukuran
mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok mikroorganisme
bakteri, protozoa, virus, alga, dan jamur mikroskopis atau jamur (Pelczar dan Chan,
2006). Mikologi merupakan ilmu bidang biologi yang mempelajari tentang jamur,
baik itu jamur makroskopis maupun jamur mikroskopis. Studi mikrobiologi adalah
bentuk, struktur, reproduksi, fisiologi, metabolisme, klasifikasi, distribusi dalam
alam, hubungan satu sama lain dan peran dalam kehidupan manusia
.(Dwidjoseputro, 2003)

Indonesia negara kaya keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati adalah


istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman ekosistem dan berbagai
bentuk variabilitas hewan dan tumbuhan. Selain kaya keanekaragaman hayati
hewan dan tumbuhan, Indonesia juga memiliki keanekaragaman jamur yang sangat
tinggi. Hal ini didukung oleh lingkungan yang lembab sehingga mendukung
pertumbuhan mencetak. Mempelajari pertumbuhan jamur adalah sangat penting
mengingat jumlah jamur yang tumbuh di alam, baik jamur mikroskopis dan jamur
ukuran makroskopik. Menurut Gandjar etal., (2006:37), jamur hidup sebagai
saprofit atau parasit, atau simbion. Sebagai saprofit, Aktivitas jamur berperan dalam
siklus nutrisi dalam tanah dan sebagai parasit yang tumbuh pada organisme hidup
lainnya. Sebagai simbion jamur bisa mempengaruhi kehidupan tumbuhan.

Mikologi merupakan ilmu bidang biologi yang mempelajari tentang jamur, baik
itu jamur makroskopis maupun jamur mikroskopis. Jamur dibedakan menjadi tiga
kelompok yaitu ragi kapang dan mushroom. Jamur dikelompokkan sebagai
eukariot dan organisme heterotrofik yang tidak mempunyai klorofil. Lebih dari
100.000 spesies jamur sudah diidentifikasi dan jamur yang patogen pada hewan dan
manusia kira – kira hanya 100 spesies

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fungi atau jamur dan sejenisnya?
2. Bagaimana ciri-ciri jamur?
3. Bagaimana struktur jamur?
4. Bagaimana klasifikasi pada fungi?
5. Bagaimana cara hidup jamur dan habitat jamur?
6. Bagaimana cara reproduksi jamur?
7. Apa saja peran jamur bagi manusia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui serta memahami jenis- jenis jamur atau fungi
2. Mengetahui ciri-ciri jamur
3. Mengetahui cara hidup jamur

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kata jamur berasal dari kata latin jamur. Jamur (fungi) bereproduksi secara
aseksual, menghasilkan spora, tunas dan fragmentasi. Sedangkan secara seksual
pada zigospora, askospora dan basidiospora. Fungi (jamur) hidup di tempat lembab,
air laut, air tawar, tempat asam dan bersimbiosis dengan alga membentuk lumut
kerak. Menurut Gandjar (2006), jamur adalah sel eukariotik yang tidak memiliki
klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat
heterotrofik, menyerap nutrisi melalui dinding selnya, mengeluarkan enzim
ekstraseluler ke lingkungan melalui spora dan bereproduksi secara seksual. dan
aseksual Sedangkan menurut Campbell (2003) fungi merupakan eukariota dan
sebagian besar merupakan eukariota multiseluler. Meskipun jamur pernah
dikelompokkan dalam kingdom tumbuhan, jamur adalah organisme unik yang
umumnya berbeda dari eukariota lain dalam cara mereka mendapatkan makanan,
organisasi struktural, dan pertumbuhan.

Pendapat lain menyebutkan bahwa Fungi adalah nama regnum sekelompok


besar makhluk hidup eukariotik heterotrofik yang mencerna makanannya diluar
tubuh dan kemudian menyerap molekul nutrisi ke dalam selnya. Jamur memiliki
berbagai bentuk. Orang awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai
fungi, kapang, khamir, atau khamir, meskipun seringkali yang dimaksud adalah
penampakan luar yang terlihat, bukan spesiesnya itu sendiri. Kesulitan dalam
mengenali jamur kurang lebih karena silih bergantinya keturunan yang memiliki
penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau
katak). Jamur berkembang biak secara seksual dan aseksual

2.2 Karakteristik Jamur


Jamur adalah organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dan umumnya
tidak mobile. Ciri-ciri ini mirip dengan tumbuhan. Namun Oleh karena itu, jamur
pada dasarnya dapat dibedakan dari tumbuhan karena mereka tidak memiliki

3
klorofil. Oleh karena itu, mereka tidak dapat melakukan proses tersebut.
Fotosintesis menghasilkan bahan organik dari karbon dioksida dan air. Mereka
disebut organisme heterotrofik. Sifat-sifat heterotrof mirip dengan sifat-sifat
sel.Beberapa sifat mirip tumbuhan seperti yang disebutkan di atas, Artinya jamur
secara tradisional dikelompokkan dalam kingdom tumbuhan. Namun, karena
keunikannya, klasifikasi modern mengklasifikasikannya ke dalam memisahkan
kingdom dari kingdom tumbuhan dan hewan.

Di alam terdapat sekitar 100.000 jenis jamur yang dikenal dan lebih dari 1.000
jenis baru berhasil dideskripsikan oleh para ahli setiap tahunnya. Bahkan mungkin
ada sekitar 200.000 spesies lain yang belum ditemukan atau dideskripsikan.
Sementara itu, aktivitas manusia dalam mengeksploitasi alam juga mengancam
kelangsungan hidup organisme tersebut. Perusakan hutan hujan tropis hampir setiap
hari atau perusakan habitat jamur lainnya tidak diragukan lagi merupakan
kemungkinan penyebab kepunahan jenis organisme pembentuk spora ini, bahkan
sebelum mereka ditemukan dan dipelajari oleh para ahli. tempat yang lembab,
sedikit asam, dan tidak membutuhkan sinar matahari. Jamur tidak berfotosintesis,
jadi mereka heterotrof. Jamur hidup dari senyawa organik yang diserap dari
organisme lain.

Gambar 1. 1 Morfologi Fungi

Selain itu, jamur dapat ditemukan dalam bentuk kapang permukaan sayuran
busuk, seperti ragi dalam roti dan sebagai jamur (jamur) yang tumbuh di tanah atau
di atas kayu yang membusuk. penampilan yang berbeda tergantung pada

4
spesiesnya. Temukan jamurnya disebut mikologi, yang berasal dari bahasa Yunani
'mykos' yang berarti jamur (jamur berbentuk payung).

2.3 Struktur Tubuh Jamur


Struktur jamur tergantung pada jenisnya Struktur tubuh jamur tergantung pada
jenisnya. Ada jamur bersel tunggal, misalnya ragi, ada juga jamur multiseluler yang
membentuk tubuh buah besar yang mencapai satu meter, misalnya jamur kayu.
Tubuh jamur terdiri dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun anyaman semu menjadi tubuh
buah. Hifa adalah struktur serupa yang terdiri dari dinding tubular. Dinding ini
membungkus membran plasma dan hifa plasma. Sitoplasma mengandung organel
eukariotik. Hifa yang bersekat membagi sel dengan dinding pembatas dan hifa yang
tidak bersekat tidak membagi sel. Semua hifa yang membentuk jamur disebut
miselium yaitu meselium vegetatif berfungsi untuk mengambil makanan dari
lingkungan dan miselium aerial naik diatas permukaan medium pada jamur yang
sedang tumbuh.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa memiliki
pori-pori yang cukup besar untuk ribosom, mitokondria, dan kadang-kadang
nukleus untuk berpindah dari sel ke sel. Namun, ada juga hifa nonseptate atau hifa
senocytic. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti berulang yang
tidak diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur parasit biasanya
mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan
dari substrat dan haustoria dapat menembus jaringan substrat.

Gambar 1. 2 Jamur

5
2.4 Cara Hidup Jamur
Semua jenis jamur atau fungi adalah heterotrof. Namun, tidak seperti organisme
lain, jamur tidak makan dan mencerna makanan. Untuk memperoleh makanan,
jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya,
kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Karena jamur adalah konsumen,
mereka bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin,
dan senyawa kimia lainnya. Semua zat diperoleh dari lingkungan. Sebagai
heterotrof, jamur dapat menjadi parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

a. Parasit Obligat

Yaitu sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan
diluar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia Carinnii (Khamir
yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

b. Parasit Fakultatif

Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inangnya yang


sesuai, tetapi bersifat saprofit jika mendapatkan inangnya yang cocok.

c. Saprofit

Yaitu jamur yang membusuk dan mengubah komposisi bahan


organik mati. Jamur saprofit menyerap makanan dari organisme mati seperti
kayu tumbang dan buah berguguran. Kebanyakan jamur saprofit
mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk memecah
molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh
hifa. Selain itu, hifa juga dapat menyerap bahan organik dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup jamur yang lain
adalah dengan melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat-zat tertentu yang bermanfaat bagi simbiosis nya.

2.5 Klasifikasi Jamur


Dasar yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah persamaan karakteristik.
Salah satu ciri jamur adalah berkembang biak dengan spora, baik spora yang

6
berflagel maupun yang tidak berflagel. Jenis-jenis jamur yang berspora berflagel
dikelompokkan dalam dunia protista, yaitu: Myxomycotina dan Oomycotina.
Sedangkan yang berspora tidak cair termasuk dalam Dunia Jamur dan dibagi
menjadi 3 divisi yaitu Divisi Zygomycotina, Divisi Ascomycotina dan Divisi
Basidiomycotina. Dasar untuk mengklasifikasikan tiga divisi adalah cara
reproduksi seksual. Sedangkan jamur yang belum diketahui reproduksi seksualnya
diklasifikasikan kedalam satu divisi, yaitu disebut Divisi Deuteromycotina.

1. MYXOMYCOTA (Jamur Lendir)

Pada umumnya, jamur lendir memiliki pigmen kuning atau orange,


walaupun sebagian berwarna terang. Jamur ini bersifat heterotrof dapat
hidup secara bebas. Tahapan memperoleh makanan dalam siklus hidup
jamur lendir merupakan suatu massa ameboid yang disebut plasmodium dan
merupakan massa tunggal sitoplasma yang mengandung banyak inti sel
serta plasmodium dapat menelan makanan melalui fatogitosis.

Gambar 1. 3 Myxomycota

2. OOMYCOTA

Oomycotina berarti jamur telur. Istilah ini didasarkan pada cara


reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina adalah
uniseluler dan tidak memiliki kloroplas. Jamur udara memiliki dinding sel
yang terbuat dari selulosa, berbeda dengan dinding sel jamur sejati yang
terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang membedakan jamur air

7
dengan jamur sejati adalah adanya sel flagellata yang terjadi dalam siklus
hidup jamur air. Sedangkan jamur sejati tidak memiliki flagela.

Gambar 1. 4 Oomycota

3. ZYGOMYCOTA

Zygomycotina juga dikenal sebagai the coenocytic true fungi. Jenis


jamur yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur ( bread mold) atau
Rhizopus sp. Divisi Zygomycota memiliki anggota yang hampir semuanya
hidup di habitat darat, sebagian besar hidup sebagai saprofit. Tubuhnya
multiseluler, berbentuk benang (hifa) yang tidak terisolasi, dan tidak
menghasilkan spora berflagel. Reproduksi Zygomycotina terjadi secara
aseksual dan seksual. Dalam reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan
zigospora. Sedangkan reproduksi aseksual dengan perkecambahan spora.
Spora disimpan dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang maka
sporangium akan pecah, sehingga spora terbawa angin. Jika spora jatuh di
tempat yang tepat, mereka akan tumbuh menjadi hifa baru.

Gambar 1. 5 Zygomycota

8
Zygomycota memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada
makanan jenis- jenis jamur tersebut antara lain:

a. Rhizophus stolonifera

Jamur ini tampak seperti benang benang berwarna putih, memiliki rizoid
dan stolon. Merupakan saprofit yang hidup pada bungkil kedelai dan
bermanfaat bagi pembuatan tempe.

b. Rhizopus nigricans

Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.

c. Mucor mucedo

Jamur ini hidup sebagai saprofit. Sering ditemukan pada roti, sisa makanan
dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di substrat. Memiliki
sporangium yang dilengkapi dengan sporangiofor.

d. Pilobolus sp

Jamur ini sering disebut 'pelempar topi' atau pelempar topi, karena ketika
sporangium sudah matang, jamur ini bisa membuangnya hingga 8 meter. Spora
kemudian menempel pada rumput atau tanaman lain. Ketika tumbuhan dimakan
oleh hewan, spora jamur yang menempel pada benda tersebut akan
berkecambah di saluran pencernaan dan akan tumbuh di kotoran yang
dikeluarkan.

4. ASCOMYCOTA

Ascomycotina juga dikenal sebagai kantung jamur. Yaitu jamur yang


reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (askus =
kantung atau kantung/peti). Askus tersebut adalah sporangium yang
menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan
berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut ascocarp atau ascoma (jika
askomata banyak). Ascomata bisa berbentuk mangkok, botol, atau seperti

9
balon). Hifa Ascomycotina umumnya monokariotik (tidak berinti atau
memiliki inti tunggal) dan sel-selnya dipisahkan oleh septa sederhana.

Gambar 1. 6 Asomycota

Jadi, askus adalah struktur umum yang dimiliki oleh anggota Divisi
Ascomycotina. Beberapa dari tubuh mereka adalah uniseluler dan beberapa
multiseluler. Hidup sebagai saprofit dan parasit. Beberapa spesies di antaranya
juga dapat bersimbiosis dengan benang untuk membentuk ganggang biru-hijau
dan ganggang hijau dengan lumut bersel satu. Siklus hidup Ascomycotina
dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi hifa bercabang. Kemudian, salah
satu dari beberapa sel di ujung hifa berdiferensiasi menjadi ascogonium, yang
lebih lebar dari hifa biasa. Ujung hifa yang lain membentuk anteridium.
Anteridium dan Askogonium terletak berdekatan dan memiliki jumlah inti
haploid. Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi Ascomycota;

a. Saccharomyces cerevisiae

Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur mikroskopis, bersel


tunggal dan tidak memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi,
khamir,atau yeast. Reproduksi secara vegetatif adalah dengan membentuk
tunas atau kuncup (budding). Dalam kondisi optimal, ragi dapat
membentuk lebih dari 20 tuna. Tunas semakin besar dan akhirnya terpisah
dari sel induknya. Tunas yang terlepas ini kemudian tumbuh menjadi
individu baru. Reproduksi seksual terjadi dengan membentuk askus dan
askospora. Askospora dari 2 jenis axus yang berbeda bertemu dan menyatu
untuk menghasilkan sel diploid.

10
Gambar 1. 7 Saccharomyces cerevisiae

b. Penisilium sp.

Penicillium hidup sebagai saprofit pada substrat yang banyak


mengandung gula, seperti nasi, roti, dan buah matang. Pada substrat gula,
jamur ini terlihat seperti noda biru atau kehijauan.

c. Aspergillus sp.

Jamur ini biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan


peralatan rumah tangga. Koloni Aspergillus berwarna abu-abu, hitam,
coklat, dan kehijauan. Penyebarannya luas, dapat tumbuh di daerah
beriklim dingin dan tropis. Berkembang biak secara vegetatif dengan
konidia yang disebarkan oleh angin.

d. Neurospora crassa

Neurospora crassa dikenal sebagai jamur oncom karena sering


digunakan untuk membuat oncom. Warna pink atau jingga yang muncul
pada oncom merupakan warna konidia jamur. Awalnya spesies ini
dikelompokkan ke dalam Divisi Deuteromycota, dengan nama Monilia
sitophila. Namun setelah ditemukannya organ reproduksi generatifnya
berupa askus, kini jamur ini termasuk dalam kelompok Ascomycotina.

e. Morchella deliciosa dan Morchella esculenta


Kedua jenis jamur tersebut merupakan jamur makroskopis yang hidup
di dalam tanah. Karena rasanya yang enak, jamur ini banyak dikonsumsi

11
oleh manusia. Dalam dunia perdagangan jamur ini dikenal dengan nama
morel, ukuran tubuhnya sedang, berwarna coklat kemerahan, tubuhnya
seperti spons dan sering dijual dalam bentuk diawetkan.
5. BASIDIOMYCOTA
Divisi Basidiomycotina sering disebut juga dengan club fungi atau sering
disebut dengan jamur pada umumnya (fungus atau jamur merang). Jamur ini
berkembang biak secara seksual dengan membentuk basidia yang kemudian
menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau
basidiokarp. Basidia dapat berkembang dalam bentuk insang, pori-pori, seperti
gigi, atau struktur lainnya. Hifa Basidiomycotina umumnya dikariotik
(binukleat, dengan 2 inti) dan kadang-kadang memiliki hubungan mengapit.

Gambar 1. 8 Basidiomycota

6. DEUTEROMYCOTA
Beberapa jamur yang organ reproduksi generatifnya belum diketahui
termasuk dalam Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering disebut
sebagai jamur tidak sempurna atau jamur tidak sempurna. Jamur ini tidak
mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual
(anamorph) daripada jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph). Jamur
ini menyerupai Ascomycotina (septa sederhana). Jadi, grup ini bisa dikatakan
sebagai "keranjang sampah", tempat sementara untuk menampung berbagai
jenis jamur yang belum jelas statusnya. Jika pada penelitian selanjutnya
ditemukan metode reproduksi seksual, maka suatu jenis jamur yang tergolong
Deuteromycotina akan dapat masuk ke Divisi Ascomycotina atau Divisi
Basidiomycotina. Contohnya adalah Neurospora crassa yang saat ini termasuk
dalam kelompok Ascomycotina.

12
Gambar 1. 9 Deutromycota

Pada manusia, jamur yang termasuk dalam Divisi Deuteromycotina


umumnya menyebabkan penyakit. Epidermophyton floocosum menyebabkan
penyakit kaki atlet, sedangkan Microsporum sp. dan Trichophyton sp.
menyebabkan kurap atau panu. Karena hidup di kulit, kedua jamur ini sering
disebut sebagai dermatofit.
2.6 Cara Hidup dan Habitat Jamur
Cara hidup jamur bervariasi, ada yang hidup secara soliter dan ada yang hidup
berkelompok. Pada umumnya jamur hidup secara berkoloni karena hifa dari jamur
tersebut saling bersambungan atau berhubungan. Cara hidup ini sering dijumpai
misalnya pada jamur tempe (Rhizopus oryzae), jamur roti(Mucor mucedo) dan
Aspergillus fl Avus.

Jamur hidup di berbagai lingkungan tetapi kebanyakan jamur hidup di tempat


yang lembab. Habitat jamur ini adalah di darat (terestrial) dan di tempat yang
lembab. Namun, banyak jamur hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di
laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam.

2.7 Reproduksi Jamur


Jamur uniseluler berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk tunas,
dan secara seksual dengan membentuk spora askus. Sedangkan jamur multiseluler
yang terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebut
benang hifa. Dalam perkembangbiakkannya secara aseksual ia memutuskan benang
hifa (fragmentasi), membentuk spora aseksual yaitu zoospora, endospora, dan

13
konidia. Secara seksual melalui peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga
terbentuk spora askus atau spora sidium.

Gambar 1. 10 Spora

Zoospora atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak di dalam air
dengan menggunakan flagela. Jadi jamur penghasil zoospora biasanya hidup di
lingkungan yang lembab atau berair.
Endospora adalah spoa yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal di
dalam sel tersebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.
Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui
perkawinan jamur ascomycota. Askospora terdapat dalam askus, biasanya
berjumlah 8 spora. Spora yang dihasilkan dari perkawinan kelompok jamur
Basidiomycota disebut basidiospora. Basidiosproa terdapat di dalam basidium, dan
biasanya berjumlah empat spora.
Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat
melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak
konidia. Jika telah masak konidia paling ujung dapat melepaskan diri.

14
Gambar 1. 11 Daur Reproduksi Jamur

2.8 Peran Jamur Bagi Kehidupan Manusia


Karena kapasitas kelompok ini untuk menghasilkan berbagai macam produk
alami dengan aktivitas biologis atau antimikroba lainnya, banyak spesies telah lama
digunakan atau sedang dikembangkan untuk produksi industri antibiotik, vitamin,
dan obat anti kanker dan penurun kolesterol. Baru-baru ini, metode telah
dikembangkan untuk rekayasa genetika jamur, yang memungkinkan rekayasa
metabolisme spesies jamur. Misalnya, modifikasi genetik spesies ragi yang mudah
tumbuh dengan kecepatan tinggi dalam wadah fermentasi besar telah membuka
cara produksi farmasi yang berpotensi lebih efisien daripada produksi oleh
organisme sumber aslinya.

Berikut ini beberapa contoh peran menguntungkan dan merugikan jamur dalam
kehidupan manusia:

a. Volvariella volvacea (Jamur merang) yang berguna sebagai pangan


berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan mucor berguna sebagai bahan makanan yaitu dalam
pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir saccharomyces sebagai fermentor dalam industri kerja
d. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit gugur
bibit.

15
e. Phytophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.
f. Candida sp menyebabkan sariawan pada manusia.

16
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jamur merupakan organisme yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak
dapat menghasilkan makanan sendiri untuk berfotosintesis, jamur dapat tumbuh
dengan mudah di batang kayu atau tumpukan sampah organik.Jamur adalah
jenis tumbuhan yang tidak berdaun dan tidak berbuah, berkembang biak dengan
spora, biasanya berbentuk payung, tumbuh di daerah berair atau lembap atau
batang busuk.Jamur memiliki peran penting bagi kehidupan.Jamur memiliki
dampak negatif dan positif bagi manusia Dalam rantai makanan, jamur berperan
sebagai organisme pengurai.
3.2 Saran
Pengetahuan tentang jamur sangat penting bagi kehidupan manusia.Dengan
berbagai pengetahuan tersebut kita bisa memanfaatkan secara optimal potensi
jamur untuk membantu kehidupan manusia dan juga dapat mencegah dan
mengobati berbagai dampak negatif yang ditimbulkan jamur

17
DAFTAR PUSTAKA

(14150401058), A. K. (2015). JAMUR / FUNGI. MAKALAH, 1-10.

1617021016, B. K. (2018). JAMUR LIGNOLITIK. 3-6.

A, A. (1995). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara , Jakarta.

Chin, J. (2000). Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta: Departemen


Kesehatan.

Irianto, K. (2015). Memahami berbagai macam penyakit penyebab, gejala,


penularan,. Bandung : Penerbit Alfabeta.

J, J. (2009). Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta: EGC.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Data dan Informasi Tahun


2014 . Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

M.S, T. F. (2017). KEANEKARAGAMAN JENIS MAKROSKOPIS. HUTAN


GEOPARK MERANGIN PROVINSI JAMBI SEBAGAI PENGAYAAN
MATERI AJAR MIKROBIOLOGI, 4-6.

Wahyuningsih, R. (30 Maret 2020). Pendahuluan Mikologi : Biologi & morfologi


jamur. Departemen Parasitologi FKUKI, 12-22.

Yuni Puspitawati1, M. R. (2012). Kajian Pengelolaan Sampah Berbasis


Masyarakat. Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Volume 8 (4): 349‐359,
1-3.

18

Anda mungkin juga menyukai