TENTANG
Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS MERANGIN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Bagi kami sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1 Teknik isolasi mikroba.................................................................................................................2
2.2 Teknik kerja aseptik.....................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................7
PENUTUP...................................................................................................................................................7
3. 1 Kesimpulan..................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui metode isolasi mikroba.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia hidup tak pernah lepas dari interaksinya dengan makhluk hidup lain,
khususnya mikroorganisme. Setiap jenis mikroorganisme, baik kapang, khamir, maupun
bakteri, selalu berhubungan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mengingat hal tersebut,
diperlukan pengetahuan mengenai sifat dan jenis mikroorganisme yang ada. Untuk
mempermudah dalam mempelajari sifat dan jenis suatu mikroorganisme, harus diperoleh
sebuah biakan murni atau pure culture dari mikroorganisme tersebut. Biakan murni atau pure
culture adalah kultur yang mengandung hanya sebuah spesies tunggal dari organisme.
Biakan murni dapat diperoleh dengan cara melakukan isolasi mikroorganisme (Black, 2008).
Isolasi mikroorganisme adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme dari
lingkungannya sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis yang lain
(Gandjar dkk., 1992).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikrooganisme
sehingga biakan murni terbebas dari kontaminan. Kontaminan adalah organisme yang tidak
diinginkan ada bersama biakan murni (Madigan dkk., 2011. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam isolasi mikroorganisme tersebut misalnya prosedur teknik aseptik, jenis medium yang
digunakan, teknik isolasi, teknik pemilihan sumber biakan (koloni), dan penyimpanan pasca
isolasi mikroorganisme (Harley & Prescott, 2002; Madigan dkk., 2011).
Sementara itu, jenis medium yang cocok digunakan untuk memperoleh biakan murni
adalah medium padat, khususnya medium padat dalam cawan petri. Medium padat dapat
menghentikan pergerakan sel-sel, kemudian mengizinkan sel-sel mikroba untuk tumbuh dan
membentuk massa yang tampak sebagai sebuah entitas tersendiri yang disebut koloni
(Madigan dkk, 2011). Koloni merepresentasikan perbanyakan dari sebuah organisme tunggal
(Cappucino & Sherman, 2002:).
2
Biakan murni dapat berupa bakteri atau jamur. Bakteri merupakan organisme
uniseluler, relatif berbentuk sederhana, tidak mempunyai membran inti (prokariot),
dan komponen utama penyusun dinding selnya adalah peptidoglikan. Sementara itu,
jamur adalah organisme yang telah memiliki membran inti, merupakan organisme
uniseluler atau multiseluler, dan komponen utama penyusun dinding sel umumnya
adalah kitin (Tortora dkk., 2010).
Jamur dapat dibedakan menjadi bentuk khamir, kapang, dan cendawan. Jamur
dalam bentuk uniseluler disebut khamir, merupakan bentuk mikroorganisme
berbentuk oval dan ukurannya lebih besar dari bakteri. Kapang merupakan bentuk
jamur yang terlihat seperti serabut-serabut benang yang disebut miselia. Miselia
terdiri dari filamen-filamen (hifa) panjang yang bercabang dan saling menjalin.
Cendawan adalah jamur multiseluler besar yang bentuknya menyerupai tumbuhan
(Tortora dkk., 2010).
3
yang dapat dipakai untuk mengisolasi mikroorganisme berdasarkan substratnya
(Gandjar dkk., 1992).
Jika akan melakukan isolasi mikroorganisme dari substrat cair dapat dilakukan
dengan metode sebar dan metode tuang (Gambar 2). Metode sebar dilakukan dengan
cara mengambil sejumlah kecil cairan yang mengandung campuran mikroba dan
meletakannya di medium padat, kemudian cairan diratakan pada permukaan medium
dengan menggunakan spatel bentuk L atau spatel drygalski. Metode tuang dilakukan
dengan cara mecairkan medium dan memasukkan beberapa ose bahan cair yang akan
diperiksa ke dalam medium yang telah dicairkan tadi, kemudian medium yang sudah
diinokulasi di tuang ke cawan petri yang steril dan digoyang-goyang hingga merata.
Setelah terbentuk koloni, biakan murni dapat dibuat dengan cara mengambil beberapa
ose dari koloni tersebut dan dipindahkan ke medium steril yang lain (Gandjar dkk.,
1992; Harley & Prescott, 2002).
Metode untuk isolasi mikroorganisme dari substrat padat dapat dilakukan
dengan cara tabur dan suspensi. Metode tabur dilakukan dengan cara menaburkan
serbuk padat yang akan diperiksa di atas permukaan medium dalam cawan petri,
kemudian diratakan dengan menggunakan spatel drygalski. Metode suspensi
dilakukan dengan cara meyuspensikan bahan padat pada akuades dan diambil
beberapa ose dari suspensi tadi untuk dimasukkan ke medium yang telah dicairkan,
kemudian medium dituang ke dalam cawan petri steril dan dibiarkan hingga
mengeras. Setelah terbentuk koloni, biakan murni dapat dibuat dengan cara
mengambil beberapa ose dari koloni yang representatif dan dipindahkan ke medium
steril yang lain (Gandjar dkk., 1992).
Untuk dapat memindahkan suatu biakan atau beberapa ose koloni ke dalam
medium steril yang lain, diperlukan suatu teknik transfer biakan. Ada dua cara
metode pemindahan biakan, yaitu metode zig-zag (streak) dan metode penempatan
4
pada sebuah titik atau tanam (stab). Metode zig-zag biasa digunakan untuk
memindahkan biakan khamir dan bakteri. Cara memindahkannya yaitu dengan
menggoreskan ujung jarum loop yang telah mengandung khamir/bakteri secara zig-
zag di atas permukaan medium miring mulai dari ujung bagian bawah sampai bagian
atas. Metode stab digunakan untuk memindahkan biakan kapang. Biakan kapang
diambil sedikit dengan menggunakan jarum needle atau jarum tanam tajam, kemudian
jarum diletakkan di atas permukaan medium miring kira-kira pada jarak 1/3 dari
panjang permukaan medium (Gandjar dkk., 1992).
Hidrogen peroksida dapat berperan sebagai antiseptik (3% dari larutan) dan
sanitizer (Madigan dkk., 2011).Hidrogen peroksida dapat berbahaya bagi
5
mikroorganisme karena aksi langsung dan tidak langsung dari oksigen. Oksigen
membentuk hidroksil radikal bebas(.OH), mirip radikal superoksida yang sangat toksik
dan reaktif bagi sel.Meskipun kebanyakan sel mikroba dapat memproduksi enzim
katalase untuk menginaktivasi metabolisme hidrogen peroksida, sel mikroba tetap tidak
mampu menetralisir hidrogen peroksida yang masuk ke sel selama disinfeksi dan
antisepsis dilakukan (Talaro & Talaro, 2002).
6
BAB II
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Isolasi mikroba dari substrat cair dapat menggunakan cara sebar (spread
method) dan cara tuang (pour-plate method). Isolasi mikroba dari substrat padat
dapat menggunakan cara tabur (spread method) dan cara suspense.
7
DAFTAR PUSTAKA