Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAKTERIOLOGI

( ISOLASI BAKTERI )

Disusun oleh:

1. HERA ZUNIFAH (2020411010)

2. LUKMAN HAKIM (2020411009)

DOSEN PENGAMPU :

Dewi Novianti,S.Si.,M.Kes

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, karena atas limpahan Rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Isolasi Bakteri”.

Dalam makalah ini kami berusaha menyajikan ulasan mengenai isolasi


bakteri,walaupun demikian kami tetap menyadari bahwa kekurangan hanya milik manusia,
maka dari itu penulis memohon maaf apabila memiliki kesalahan dalam penulisan dan
diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan ilmu pengetahuan kami.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
seluruh pembaca, sehingga dapat memberikan dampak positif dengan bertambahnya
pengetahuan dan wawasan.

Palembang, Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................3

Latar Belakang........................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................5

2.1 Isolasi Bakteri...................................................................................................................5

2.2. Identifikasi Bakteri..........................................................................................................6

2.3 Bakteri..............................................................................................................................7

2.3.1 Ukuran Bakteri..............................................................................................................7

2.3.2 Bentuk Bakteri...............................................................................................................7

BAB III METODE PRAKTIKUM............................................................................................8

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................10

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10

4.2 Saran...............................................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Isolasi merupakan proses yang dapat dilakukan untuk mendapatkan berbagai jenis
mikroorganisme dari habitat aslinya. Secara alami, mikroorganisme sangat banyak terdapat
pada alam seperti tanah, air, udara, permukaan kayu, daun, dan masih banyak tempat menjadi
rumah bagi mikroorganisme. Oleh sebab itu, dengan mengambil sebagian kecil habitat alami
mikroorganisme tersebut dapat diperoleh berbagai jenis mikroorganisme melalui proses
isolasi. Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam siklus kehidupan, terutama sebagai
pengurai. Makanan tradisional hasil fermentasi merupakan salah satu contoh pemanfaatan
mikroorganisme sebagai pengurai oleh para pendahulu. Sumatera Barat memiliki berbagai
food biodiversity hasil fermentasi seperti dadih, budu, asam durian dan tapai singkong yang
diproses dari berbagai bahan baku, seperti produk susu, sereal, buah-buahan hingga hasil laut.
Proses pembuatan pangan fermentasi melibatkan berbagai jenis mikroorganisme sehingga
pangan fermentasi tersebut juga dapat dijadikan sumber untuk mengisolasi mikroorganisme.
Tidak hanya dipelajari karena sifatnya yang patogen. Aplikasi bioteknologi banyak
menggunakan bantuan mikroorganisme. Manfaatnya dalam berbagai bidang ini menjadikan
mikroba banyak dibiakkan. Akan tetapi, keberhasilan dalam proses menumbuhkan mikroba
tidak hanya bergantung dalam proses pembuatan media saja, setelahnya masih ada beberapa
proses yang harus dilakukan untuk memperoleh mikroba yang diinginkan.
Mikroba hampir dapat ditemukan pada semua tempat, oleh karena itu, dalam usaha untuk
menumbuhkan mikroba yang diinginkan diperlukan pengetahuan yang cukup untuk bisa
mengisolasi mikroba dari lingkungannya. Menurut Putri, Sukini dan Yadong (2017) Pada
umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Sangat
jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian, agar
mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan,
morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus
dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam
habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari
sel-sel dari satu spesies.

4
Terdapat beberapa teknik yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkan mikroba, mulai
dari langkah-langkah dalam pengambilan sampel mikroba, cara-cara memindahkan mikroba
secara aseptis, kemudian mikroba diisolasi dan ditanam dalam media hingga akhirnya
mikroba dapat diidentifikasi melalui morfologinya. Teknik-teknik ini kemudian tidak lepas
dari upaya untuk menghitung jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada media sehingga
didapatkan data biakkan yang lebih akurat. Biakan ini kemudian yang nantinya akan
digunakan dalam identifikasi mikroba patogen maupun dimanfaatkan dalam pembuatan
berbagai macam produk bioteknologi. Oleh karena itu, praktikum ini penting untuk dilakukan
karena kesiapan dan pengetahuan dalam melakukan teknik-teknik tersebut menentukan
berhasil atau tidaknya proses dalam menumbuhkan mikroba.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengisolasi bakteri sehingga menghasilkan biakan murni?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui cara mengisolasi bakteri sehingga menghasilkan biakan murni.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Isolasi Bakteri


  Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan bakteri dari medium atau lingkungan
asalnya, dan menumbuhkan pada medium buatan sehingga diperoleh biakkan atau kultur
murni hasil isolasi tersebut. Populasi bakteri dapat diisolasi menjadi biakkan atau kultur
murni, terdiri dari satu jenis bakteri yang dapat dipelajari morfologi, sifat, dan kemampuan
biokimianya. Dalam memindahkan bakteri dari satu tempat ke tempat lain harus
menggunakan prosedur aseptik. Aseptik dalam hal ini berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi
terkontaminasi karena terdapat mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki. Teknik aseptik
ini sangat penting apabila bekerja dengan bakteri, selain melindungi laboran juga
menghindari kontaminasi mikroorganisme lain (Singleton & Sainsbury, 2006).Teknik kultur
untuk mendapatkan biakkan murni terbagi menjadi tiga macam teknik, yaitu cara penuangan,
cara penggoresan, dan cara penyebaran.
a. Cara penuangan
Isolasi bakteri dengan cara penuangan bertujuan untuk menentukan perkiraan jumlah bakteri
hidup dalam suatu cairan. Hasil perhitungan jumlah bakteri pada cara penuangan dinyatakan
dalam koloni (Irianto, 2012).
b. Cara penggoresan
Isolasi bakteri dengan cara penggoresan bertujuan membuat garis sebanyak mungkin pada
permukaan medium pembiakkan, dengan jarum ose yang terlepas pada garis-garis tersebut
semakin lama semakin sedikit, sehingga pada garis terakhir koloni yang terbentuk akan
terpisah agak jauh (Irianto,2012).

2.2. Identifikasi Bakteri


Identifikasi dan determinasi suatu biakkan murni bakteri yang diperoleh dari hasil
isolasi dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi koloni tersebut serta pengujian
fisiologi dan biokimianya. Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui reaksi biokimia
tersebut. Dengan menanam bakteri pada medium, maka akan diketahui sifat suatu koloni

6
bakteri. Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia dapat dilihat dari interaksi metabolit-
metabolit yang dihasilkan dengan reagen kimia yang digunakan (Waluyo, 2007).
Dalam mengidentifikasi suatu bakteri dapat dilakukan dengan mengamati
karakteristik makroskopis, mikroskopis, dan uji biokimia bakteri tersebut. Karakteristik
makroskopis yang dapat diamati meliputi bentuk koloni yaitu berbentuk titik, bulat, tidak
teratur, seperti akar, dan filamen atau berbenang, serta kumparan. Tepi koloninya dapat
berbentuk utuh, berombak, berbelah, bergerigi, berbenang, dan keriting. Warna koloni terdiri
dari keputihan, kekuningan, kemerahan, cokelat, jingga, orange, pink, hijau, dan ungu.
Elevasi koloni meliputi rata, timbul datar, melengkung, dan cembung. Struktur koloninya
halus mengkilat, kasar, berkerut, atau kering seperti bubuk. Selain itu, ukurannya pun
beragam dapat dilakukan dengan mengukur diameter dari koloni bakteri yang tumbuh
(Irianto, 2012).
Karakteristik mikroskopis yang dapat diamati meliputi bentuk sel, ukuran sel, dan
pewarnaan. Bentuk sel bakteri seperti berbentuk batang (basil), bulat (kokus), dan spiral
dengan masing-masing kombinasinya. Pengukuran sel bakteri secara mikroskopis dapat
dilakukan dengan mikrometer. Serta pewarnaan yang dilakukan meliputi pewarnaan Gram
dan pewarnaan endospora (Cappuccino & Sherman, 1987). Uji biokimia dilakukan untuk
mengetahui karakteristik dan spesifik dari bakteri dengan melihat aktifitas enzimatiknya,
serta memperkuat data-data yang diperoleh sehingga mudah diidentifikasi.

2.3 Bakteri
Bakteri merupakan domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki
membran inti (prokarioa). Dahulu bakteri terbagi menjadi Bacteria dan Archaebacteria.
Namun sekarang Archaebacteria memiliki domain sendiri yang disebut Archaea. Bakteri
memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki membran inti, tidak memiliki organel
bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan, dan materi asam nukleatnya berupa
plasmid (Postlethwait & Hopson, 2006).
Bakteri berkembang biak dengan membelah diri dan karena begitu kecil maka hanya
dapat dilihat menggunakan mikroskop. Bakteri mempunyai beberapa organel yang dapat
melaksanakan beberapa fungsi hidup (Waluyo, 2007).

2.3.1 Ukuran Bakteri

7
Pada umumnya ukuran tubuh bakteri sangat kecil, sehingga memerlukan mikroskop
untuk dapat mengamatinya. Ada juga bakteri yang ukuran tubuhnya agak besar yang dapat
dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Mengamati sifat morfologi bakteri tersebut agar lebih
teliti tetap memerlukan mikroskop (Dwijoseputro, 2009). Satuan ukuran tubuh bakteri adalah
mikron atau mikrometer. Satu mikron (µ) sama dengan 1/1000 milimeter (mm) atau 10-3 mm
Panjang tubuh bakteri sekitar 1-2 µ, sedangkan lebarnya sekitar 2-5 µ (Pelczar & Chan,
2008).

2.3.2 Bentuk Bakteri  


Sel-sel individu bakteri mempunyai beragam variasi bentuk seperti bola (kokus),
batang (basil), dan spiral (spirillum). Masing-masing bentuk atau ciri ini penting dalam
mencirikan morfologi suatu spesies (Pelczar & Chan, 2008).
a. Kokus (Coccus)
Bentuk sel bakteri yang berbentuk bulat seperti bola-bola kecil. Sel bakteri yang
berbentuk kokus ini muncul dalam beberapa penataan yang khas bergantung pada spesiesnya
(Pelczar & Chan, 2008). Kokus dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu : monokokus
yang berbentuk bola tunggal, diplokokus yang membentuk bola bergandengan dua-dua,
sarkina berbentuk bola berkelompok empat-empat menyerupai kubus, streptokokus bentuk
bola berkelompok memanjang membentuk rantai, dan stafilokokus yang berbentuk bola
berkoloni membentuk sekelompok sel tidak teratur sehingga mirip dompolan buah anggur
(Irianto, 2012)

b. Basil (Basilus)
Bentuk sel bakteri yang berbentuk seperti batang dinamakan Basilus. Ujung beberapa
basilus ada yang tampak persegi, ada yang bundar, dan ada pula yang meruncing, atau lancip
seperti cerutu. Basilus juga ada yang saling melekat satu dengan lainnya, ujung dengan ujung,
sehingga memberikan penampilan rantai (Pelczar & Chan, 2008).

c. Spiral (Spirillum)
Bentuk sel bakteri yang berbentuk melilit atau berbengkok-bengkok dinamakan
spirillum. Ada tiga macam bentuk spiral, yaitu: spiral yakni sel bakteri yang bentuknya
seperti spiral dan tubuhnya kaku, vibrio berbentuk koma dianggap sebagai bentuk spiral tak

8
sempurna, serta spirochaeta yakni sel bakteri yang berbentuk spiral dan tubuhnya bersifat
lentur (Irianto, 2012)

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan dan alat pada Teknik Isolasi


Bahan dan alat :
- Jarum inokulasi ujung lurus dan ujung melengkung
- Bunsen
- Incubator
- Cawan petri steril
- Biakan mikroba yang diperoleh dari hasil praktikum sebelumnya
- PDA miring steril
- Air ledeng

3.2. Cara Kerja Teknik Isolasi


1. Cairkan media PDA miring dalam penangas air
2. Tuangkan media PDA ke dalam cawan petri steril, diamkan hingga memadat
3. Ambil air ledeng campurkan kedalam hasil praktikum sebelumnya
4. Teteskan air ledeng ke dalam media
5. Ambil sedikit bakteri dari biakan yang dipilih dengan menggunakan jarum inkulasi
6. Goreskan pada media padat dalam cawan petri. Goresan dapat dimulai dari satu titik
membentuk garis – garis yang sejajar
7. Ambil bakteri dengan cara sama seperti sebelumnya, lalu goreskan pada agar miring
steril
8. Inkubasi semua biakan pada suhu kamar selama 2x24 jam
9. Lakukan pengamatan dan catatlah bentuk koloni bakteri tersebut

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum isolasi bakteri, memerlukan lingkungan dan medium yang berisi zat 
hara   untuk pertumbuhan sel, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerak
an yang sesuai dengan mikroorganisme. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhka
n mikrobia dalam bentuk padat, semi padat, dan cair. Yang digunakan dalam praktikum adala
h medium padat yaitu agar.Agar digunakan sebagai media karena tidak dapat diuraikan oleh 
mikroba.Media yang digunakan dalam praktikum adalah NA karena yang akan di biakan adal
ah bakteri

4.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya lebih memperhatikan dan lebihteliti lagi dal
am setiap metode yang dilakukan, supaya hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan. Kond
isi akseptis juga harus diperhatikan, baik dari praktikanmaupun alat-alat yang akan digunakan
, untuk mengurangi adanya kontaminasi dari luar (udara).

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul, et al. "Isolasi bakteri selulolitik pendegradasi selulosa dari kompos." Jurnal
Rekayasa dan Manajemen Agroindustri ISSN 2503 (2019): 488X.

Meryandini, Anja, et al. "Isolasi bakteri selulolitik dan karakterisasi enzimnya." Makara


Journal of Science (2010).

Munif, Abdul, and Suryo Wiyono. "Isolasi bakteri endofit asal padi gogo dan potensinya
sebagai agens biokontrol dan pemacu pertumbuhan." Jurnal Fitopatologi Indonesia 8.3
(2012): 57-57.

Safira, Ukhradiya Magharaniq, Fachriyan Hasmi Pasaribu, and Maria Bintang. "Isolasi
bakteri endofit dari tanaman sirih hijau (Piper betle L.) dan potensinya sebagai penghasil
senyawa antibakteri." Current biochemistry 1.1 (2014): 51-57.

Yulvizar, Cut. "Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger sp." biospecies 6.2
(2013).

11

Anda mungkin juga menyukai