( ISOLASI BAKTERI )
Disusun oleh:
DOSEN PENGAMPU :
Dewi Novianti,S.Si.,M.Kes
JURUSAN BIOLOGI
2022-2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, karena atas limpahan Rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Isolasi Bakteri”.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
seluruh pembaca, sehingga dapat memberikan dampak positif dengan bertambahnya
pengetahuan dan wawasan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................3
Latar Belakang........................................................................................................................3
2.3 Bakteri..............................................................................................................................7
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
4.2 Saran...............................................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Isolasi merupakan proses yang dapat dilakukan untuk mendapatkan berbagai jenis
mikroorganisme dari habitat aslinya. Secara alami, mikroorganisme sangat banyak terdapat
pada alam seperti tanah, air, udara, permukaan kayu, daun, dan masih banyak tempat menjadi
rumah bagi mikroorganisme. Oleh sebab itu, dengan mengambil sebagian kecil habitat alami
mikroorganisme tersebut dapat diperoleh berbagai jenis mikroorganisme melalui proses
isolasi. Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam siklus kehidupan, terutama sebagai
pengurai. Makanan tradisional hasil fermentasi merupakan salah satu contoh pemanfaatan
mikroorganisme sebagai pengurai oleh para pendahulu. Sumatera Barat memiliki berbagai
food biodiversity hasil fermentasi seperti dadih, budu, asam durian dan tapai singkong yang
diproses dari berbagai bahan baku, seperti produk susu, sereal, buah-buahan hingga hasil laut.
Proses pembuatan pangan fermentasi melibatkan berbagai jenis mikroorganisme sehingga
pangan fermentasi tersebut juga dapat dijadikan sumber untuk mengisolasi mikroorganisme.
Tidak hanya dipelajari karena sifatnya yang patogen. Aplikasi bioteknologi banyak
menggunakan bantuan mikroorganisme. Manfaatnya dalam berbagai bidang ini menjadikan
mikroba banyak dibiakkan. Akan tetapi, keberhasilan dalam proses menumbuhkan mikroba
tidak hanya bergantung dalam proses pembuatan media saja, setelahnya masih ada beberapa
proses yang harus dilakukan untuk memperoleh mikroba yang diinginkan.
Mikroba hampir dapat ditemukan pada semua tempat, oleh karena itu, dalam usaha untuk
menumbuhkan mikroba yang diinginkan diperlukan pengetahuan yang cukup untuk bisa
mengisolasi mikroba dari lingkungannya. Menurut Putri, Sukini dan Yadong (2017) Pada
umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Sangat
jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian, agar
mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan,
morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus
dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam
habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari
sel-sel dari satu spesies.
4
Terdapat beberapa teknik yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkan mikroba, mulai
dari langkah-langkah dalam pengambilan sampel mikroba, cara-cara memindahkan mikroba
secara aseptis, kemudian mikroba diisolasi dan ditanam dalam media hingga akhirnya
mikroba dapat diidentifikasi melalui morfologinya. Teknik-teknik ini kemudian tidak lepas
dari upaya untuk menghitung jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada media sehingga
didapatkan data biakkan yang lebih akurat. Biakan ini kemudian yang nantinya akan
digunakan dalam identifikasi mikroba patogen maupun dimanfaatkan dalam pembuatan
berbagai macam produk bioteknologi. Oleh karena itu, praktikum ini penting untuk dilakukan
karena kesiapan dan pengetahuan dalam melakukan teknik-teknik tersebut menentukan
berhasil atau tidaknya proses dalam menumbuhkan mikroba.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
bakteri. Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia dapat dilihat dari interaksi metabolit-
metabolit yang dihasilkan dengan reagen kimia yang digunakan (Waluyo, 2007).
Dalam mengidentifikasi suatu bakteri dapat dilakukan dengan mengamati
karakteristik makroskopis, mikroskopis, dan uji biokimia bakteri tersebut. Karakteristik
makroskopis yang dapat diamati meliputi bentuk koloni yaitu berbentuk titik, bulat, tidak
teratur, seperti akar, dan filamen atau berbenang, serta kumparan. Tepi koloninya dapat
berbentuk utuh, berombak, berbelah, bergerigi, berbenang, dan keriting. Warna koloni terdiri
dari keputihan, kekuningan, kemerahan, cokelat, jingga, orange, pink, hijau, dan ungu.
Elevasi koloni meliputi rata, timbul datar, melengkung, dan cembung. Struktur koloninya
halus mengkilat, kasar, berkerut, atau kering seperti bubuk. Selain itu, ukurannya pun
beragam dapat dilakukan dengan mengukur diameter dari koloni bakteri yang tumbuh
(Irianto, 2012).
Karakteristik mikroskopis yang dapat diamati meliputi bentuk sel, ukuran sel, dan
pewarnaan. Bentuk sel bakteri seperti berbentuk batang (basil), bulat (kokus), dan spiral
dengan masing-masing kombinasinya. Pengukuran sel bakteri secara mikroskopis dapat
dilakukan dengan mikrometer. Serta pewarnaan yang dilakukan meliputi pewarnaan Gram
dan pewarnaan endospora (Cappuccino & Sherman, 1987). Uji biokimia dilakukan untuk
mengetahui karakteristik dan spesifik dari bakteri dengan melihat aktifitas enzimatiknya,
serta memperkuat data-data yang diperoleh sehingga mudah diidentifikasi.
2.3 Bakteri
Bakteri merupakan domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki
membran inti (prokarioa). Dahulu bakteri terbagi menjadi Bacteria dan Archaebacteria.
Namun sekarang Archaebacteria memiliki domain sendiri yang disebut Archaea. Bakteri
memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki membran inti, tidak memiliki organel
bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan, dan materi asam nukleatnya berupa
plasmid (Postlethwait & Hopson, 2006).
Bakteri berkembang biak dengan membelah diri dan karena begitu kecil maka hanya
dapat dilihat menggunakan mikroskop. Bakteri mempunyai beberapa organel yang dapat
melaksanakan beberapa fungsi hidup (Waluyo, 2007).
7
Pada umumnya ukuran tubuh bakteri sangat kecil, sehingga memerlukan mikroskop
untuk dapat mengamatinya. Ada juga bakteri yang ukuran tubuhnya agak besar yang dapat
dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Mengamati sifat morfologi bakteri tersebut agar lebih
teliti tetap memerlukan mikroskop (Dwijoseputro, 2009). Satuan ukuran tubuh bakteri adalah
mikron atau mikrometer. Satu mikron (µ) sama dengan 1/1000 milimeter (mm) atau 10-3 mm
Panjang tubuh bakteri sekitar 1-2 µ, sedangkan lebarnya sekitar 2-5 µ (Pelczar & Chan,
2008).
b. Basil (Basilus)
Bentuk sel bakteri yang berbentuk seperti batang dinamakan Basilus. Ujung beberapa
basilus ada yang tampak persegi, ada yang bundar, dan ada pula yang meruncing, atau lancip
seperti cerutu. Basilus juga ada yang saling melekat satu dengan lainnya, ujung dengan ujung,
sehingga memberikan penampilan rantai (Pelczar & Chan, 2008).
c. Spiral (Spirillum)
Bentuk sel bakteri yang berbentuk melilit atau berbengkok-bengkok dinamakan
spirillum. Ada tiga macam bentuk spiral, yaitu: spiral yakni sel bakteri yang bentuknya
seperti spiral dan tubuhnya kaku, vibrio berbentuk koma dianggap sebagai bentuk spiral tak
8
sempurna, serta spirochaeta yakni sel bakteri yang berbentuk spiral dan tubuhnya bersifat
lentur (Irianto, 2012)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum isolasi bakteri, memerlukan lingkungan dan medium yang berisi zat
hara untuk pertumbuhan sel, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerak
an yang sesuai dengan mikroorganisme. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhka
n mikrobia dalam bentuk padat, semi padat, dan cair. Yang digunakan dalam praktikum adala
h medium padat yaitu agar.Agar digunakan sebagai media karena tidak dapat diuraikan oleh
mikroba.Media yang digunakan dalam praktikum adalah NA karena yang akan di biakan adal
ah bakteri
4.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya lebih memperhatikan dan lebihteliti lagi dal
am setiap metode yang dilakukan, supaya hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan. Kond
isi akseptis juga harus diperhatikan, baik dari praktikanmaupun alat-alat yang akan digunakan
, untuk mengurangi adanya kontaminasi dari luar (udara).
10
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainul, et al. "Isolasi bakteri selulolitik pendegradasi selulosa dari kompos." Jurnal
Rekayasa dan Manajemen Agroindustri ISSN 2503 (2019): 488X.
Munif, Abdul, and Suryo Wiyono. "Isolasi bakteri endofit asal padi gogo dan potensinya
sebagai agens biokontrol dan pemacu pertumbuhan." Jurnal Fitopatologi Indonesia 8.3
(2012): 57-57.
Safira, Ukhradiya Magharaniq, Fachriyan Hasmi Pasaribu, and Maria Bintang. "Isolasi
bakteri endofit dari tanaman sirih hijau (Piper betle L.) dan potensinya sebagai penghasil
senyawa antibakteri." Current biochemistry 1.1 (2014): 51-57.
Yulvizar, Cut. "Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger sp." biospecies 6.2
(2013).
11