Angga Dwisyahputra
D24170102
Kelompok 4 / group 2
Latar Belakang
Tujuan
Praktikum ini bertujuan membuat media anaerob dan aerob total bakteri
dan sterilisasi alat-alat praktikum dengan autoclave.
TINJAUAN PUSTAKA
Media Aerob
Media Anaerob
Bakteri Aerob
Bakteri Anaerob
Media Gliserol
Tauge
Bakto Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana
yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media
yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan cara
disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit (Fathir 2010).
Materi
Metode
Hasil
Gambar 7 Tabung
Hungate di autoclave
Pembahasan
Medium merupakan suatu substansi yang terdiri dari campuran nutrien yang
dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Untuk dapat
menjadi tempat tumbuh bagi mikroorganisme, medium haruslah mengandung zat-
zat yang diperlukan bagi pertumbuhaan mikroorganisme tersebut, antara lain adalah
senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin)
(Hadioetomo 1990). Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam mediaberupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media,
pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganismemenjadi kultur murni
dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Medium juga dapat
dipergunakan untuk inokulasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikrobia (Sutedjo 1996). Medium yang dipergunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisi atau
senyawa penyusunnya, konsentrasi atau bentuknya dan selektivitas atau fungsinya
(Waluyo 2005).
Brain Heart Infusion (BHI) adalah media nutrisi yang digunakan untuk
mengisolasi dan membudidayakan bermacam jenis mikroba. BHI digunakan untuk
keperluan umum cair dalam budidaya mikroorganisme, termasuk bakteri anaerob
tetapi biasanya lebih di khususkan untuk budidaya bakteri anaerob. BHI merupakan
medium padat kaya nutrisi yang cocok untuk budidaya beberapa bakteri, jamur dan
ragi. BHI digunakan untuk budidaya berbagai mikroorganisme, seperti
streptokokus, meningokokus dan penumakokus. Serbuk ini dianjurkan dalam
metode standar untuk pengujian air dalam antimikroba untuk tes kerentanan nutrisi
pada jantung dan infus otak serta campuran pepton memberikan nitrogen, vitamin,
mineral dan asam amino yang mendukung pertumbuhan berbagai mikroorganisme
(Sjostrom 1981).
Rezazurin merupakan senyawa aktif dari Alamar Blue yang diketahui
merupakan indikator reaksi reduksi oksidasi (redoks) yang digunakan untuk menilai
fungsi metabolism sel sejak lama. Rezazurin juga dikenal dapat larut dalam air,
tidak beracun, dan mudah masuk kedalam membran sel. Rezazurin memiliki warna
biru yang tidak memiliki flourescent dan dapat tereduksi menjadi warna pink yang
memiliki fluorescent dalam bentuk resorufin. Perubahan warna dari biru
(rezazurin) menjadi warna pink (resorufin) merupakan indikator terjadinya reduksi
oleh sel. Perubahan warna pada rezazurin dilakukan oleh enzim-enzim dalam sel
pada bagian mitokondria dan sitoplasma, enzim tersebut adalah dihydrolipoamine
dehydrogenase (EC1.8.1.4) (Syahputra 2015).
Hemin merupakan porfirin yang mengandung besi. Hemin digunakan dalam
pengelolaan serangan porfiria khususnya di porfiria intermiten akut. Hal tersebut
kadang-kadang dibedakan dari hematin yang memiliki ligan hidroksida ditempat
klorida. Hematin dianggap sebagai x-faktor yang diperlukan untuk pertumbuhan
haemophilus influenzae (Puppo et al 2002).
Carboxymethyl Cellulose (CMC) merupakan turunan selulosa yang mudah
larut dalam air. Oleh karena itu, CMC mudah dihidrolisis menjadi gula sederhana
oleh enzim selulase dan selanjutnya difermentasi menjadi etanol oleh bakteri
(Masfufatun 2010). CMC adalah turunan dari selulosa dan ini sering dipakai dalam
industri makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik. Fungsi CMC antara lain
sebagai pengental, stabilisator, pembentuk gel, sebagai pengemulsi, dan dalam
beberapa hal dapat merekatkan penyebaran antibiotik (Winarno 1985).
Cysteine adalah asam amino nonesensial (blok pembangun protein).
Cysteine adalah salah satu dari sedikit asam amino yang mengandung belerang. Hal
tersebut memungkinkan cysteine terikat dengan cara khusus dan mempertahankan
struktur protein dalam tubuh. Cysteine adalah komponen antioksidan glutathione.
Tubuh juga menggunakan cysteine untuk menghasilkan taurin, asam amino lain.
Cysteine sangat perpengaruh karena memiliki gugus sulfhydryl yang sangat reaktif
di rantai sampingnya. Hal tersebut menempatkan cysteine dalam posisi khusus yang
tidak dapat diganti atau diganti oleh asam amino lainnya. Karena jembatan disulfida
yang dibentuk oleh residu cysteine adalah komponen permanen dari struktur primer
protein. Hal tersebut menunjukkan bahwa jika tidak ada cysteine, kemungkinan
besar pertumbuhan bakteri tidak dapat terjadi atau sulit terjadi karena bakteri
membutuhkan protein dalam pembentukan tubuhnya.
Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik yang berbentuk vegetatif maupun bentuk spora. Di
laboratorium mikrobiologi, sterilisasi merupakan proses yang penting karena alat
dan bahan yang tidak steril akan menyebabkan sulit untuk menentukan apakah
isolat kuman tersebut berasal dari spesimen yang diperiksa atau dari kontaminan
(Rachmawati dan Triyana, 2008). Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara fisik,
mekanik, dan kimia. Metode fisik didasarkan pada tindakan pemanasan (proses
autoclaving, sterilisasi ternal kering atau sterilisasi ternal basah), iradiasi (irradiasi-
ƴ), atau pada pemisahan secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia mencakup
sterilisasi gas dengan etilenoksida atau gas lainnya dan menyampurkan agen
pensteril (misalnya glutalardehid) pada larutan desinfektan (Pruss et al 2002).
Metode pemanasan terdiri dari 3 metode antara lain metode panas kering (dry heat),
metode panas basah (moist heat), dan metode pembakaran langsung. Sterilisasi
dengan panas kering dilakukan dengan menggunakan dengan menggunakan oven.
Sterilisasi ini biasanya digunakan untuk mensterilkan perangkat kaca, perangkat
logam, bahan seperti minyak dan bubuk (Gunawan, 2008). Metode Panas basah
(moist heat) dinamakan juga pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan.
Sterilisasi ini dilakukan dengan menggunakan alat yang dinamakan autoclave
(Torres, 1989). Sterilisasi panas basah ini dilakukan dengan cara uap jenuh
dipaparkan pada objek yang akan di sterilisasi dengan tekanan, waktu dan suhu
tertentu. Sehingga terjadi pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan matinya
mikroorganise serta irreversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel (Lukas,
2006). Metode pembakaran langsung dilakukan dengan cara menerapkan api yang
dihasilkan oleh bunsen terhadap alat-alat yang akan digunakan seperti skalpel,
jarum, mulut tabung biakan, kaca objek dan kaca penutup. Alat-alat tersebut
dikenakan pada api bunsen tanpa membiarkan terpijar, namun pada alat yang
terbuat dari logam dipanaskan hingga berpijar (Irianto, 2006). Sinar yang
digunakan pada metode radiasi untuk sterilisasi adalah sinar gamma atau sinar X
dan sinar matahari. Sinar matahari sendiri banyak mengandung sinar ultraviolet
(Gabriel, 1996). Sumber ultraviolet buatan umumnya berasal dari
lampu fluorescent khusus, seperti lampu merkuri tekanan rendah (low pressure)
dan lampu merkuri tekanan sedang (medium pressure).
Sterilisasi mekanik digunakan untuk penyaringan bahan cair seperti serum,
darah, toksin, dan lain-lain. Sterilisasi mekanik digunakan pada bahan yang dapat
mengalami perubahan akibat dari pemanasan yang tinggi ataupun tekanan tinggi
(Suriawira, 2005). Menurut Pratiwi (2008), Alat yang digunakan untuk sterilisasi
mekanik adalah Millipore filter dan Vacuum filter. Ukuran pori filter steril pada
sterilisasi mekanik adalah 0,2 μm.
Sterilisasi kimia merupakan sterilisasi yang mencakup sterilisasi ges yaitu
dengan etilen dioksida atau gas lainnya dan dengan mencampurkan agen pensteril
misalnya larutan glutalardehid pada larutan desinfektan (Pruss dkk, 2002).
Desinfektan merupakan agen dari disinfeksi, disinfeksi merupakan proses
pembunuhan atau penghilangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan
penyakit. Namun, desinfektan tidak dapat menjamin objek menjadi steril karena
spora viabel dan beberapa mikroorganisme tetap dapat tersisa (Pratiwi, 2008).
Antiseptik merupakan zat kimia yang digunakan untuk membunuh mikrobia
patogen yang terdapat pada jaringan tubuh untuk mencegah terjadinya sepsis atau
infeksi (Entjang, 2003).
Praktikum yang akan dilakukan perlu menerapkan prinsip sterilisasi
sebelum menggunakan alat dan bahan. Sterilisasi atau suci hama adalah
suatu proses untuk membunuh segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang ada
di dalam sampel atau contoh, alat-alat atau lingkungan tertentu. Dalam bidang
bakteriologi kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang
diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau membunuh semua bentuk
kehidupan mikroorganisme (Gabriel 1996).
Praktikum ini menggunakan sterilisasi uap bertekanan, sterilisasi uap
bertekanan menggunakan autoklaf. Autoklaf adalah sterilisasi untuk alat dan
medium pembuatan media aerob maupun anaerob. Alat-alat yang berupa cawan
petri dan tabung reaksi sebagai media bagi mikroba, sebelum digunakan harus
disterilkan dahulu. Demikian juga medium yang sudah dimasukkan ke
dalam botol medium harus disterilkan juga. Dengan pemanasan di dalam autoklaf
maka bakteri dan mikroba dari luar atau yang tidak diinginkan dapat mati akibat
suhu yang tinggi (120˚C) dan tekanan uap air yang besar (1 atm) (Sriyanti 2012).