Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MIKROBIOLOGI

NUTRISI DAN KULTIVASI MIKROBA

DISUSUN OLEH :

SUKRON

214110352

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKAN BARU

2023
KATA PNGANTAR

Puji syukur tak henti – hentinya penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa atas berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan

makalah ini. Melalui makalah ini penulis dapat memperluas pengetahuan

mengenai nutrisi dan kultivasi mikroorganisme.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan makalah ini tidaklah terlepas

dari peran serta pihak – pihak terkait. Atas segala bantuan dan yang diberikan

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya. Dan penulis ingin

mengucapkan ucapan terimakasih kepada bapak Ir. Sulhaswardi,Mp. Selaku dosen

mata kuliah mikrobiologi telah mmpercayai saya atas tugas yang di berikan,

semoga tugas ini dapat membantu memberikan nilai tambahan yang bagus

nantinya, Aamiin.

Saya penulis menyadari bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari

dosen yang membaca makalah ini. Penulis berharap hasil dari makalah ini dapat

bermanfaat bagi siapa pun yang membutuhkanya. Semoga makalah ini dapat

meningkatkan pemahaman kita di masa yang akan datang Amin.

Pekanbaru, November 2023

Sukrun

i
DAFTAR ISI

KATA PNGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................5
A. NUTRISI DAN KULTIVASI MIKROBA...................................................5
B. Nutrisi yang dibutuhkan mikroba.................................................................6
C. Teknik kultivasi mikroba..............................................................................9
D. Kondisi fisik yang diperlukan untuk pertumbuhan.....................................13
BAB IV PENUTUP...............................................................................................16
A. KESIMPULAN...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup

lainnya sangat memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya,

seperti dalam sintesis protoplasma dan bagian-bagian sel lainnya. Bahan-bahan

tersebut disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel

melakukan suatu kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di

dalam selnya. Semua reaksi yang teratah yang berlangsung di dalam sel ini

disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di

dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa

organik yang disebut juga biokatalisator yang dinamakan enzim.

Semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini

diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga

dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik

dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient

(zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi. Peran utama nutrien

adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron

dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya

bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon,

sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.

“Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung

seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru. Media

1
berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji

sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses

pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk

menghindari kontaminasi pada media

Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging

sapi, ekstrak khamir, tripton, dan darah disebut sebagai medium buatan atau

medium kompleks (artificial or complex medium). Sebagai lawannya, kita acu

medium yang rumus kimia masing-masing ramuannya dapat dituliskan sebagai

medium sintesis (synthtetical medium) atau medium yang ditentukan (difined

medium). Medium sintesis mungkin sangat rumit dan sangat berbeda sesuai

dengan organisme tertentu yang hendak ditumbuhkan. Untuk sebagian besar,

medium sintesis hanya digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di

laboratorium penelitian.

B. Rumusan masalah

1. Apa nutrisi dan perannya yang dibutuhkan mikroorganisme ?

2. Bagaimana cara pengambilan nutrien oleh mikroorganisme ?

3. Bagaimana teknik kultivasi mikrobiologi ?

C. Tujuan

1. Mengetahui nutrisi dan perannya yang dibutuhkan mikroorganisme.

2. Mengetahui cara pengambilan nutrien oleh mikroorganisme.

3. Mengetahui teknik kultivasi mikrobiologi.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mikroba merupakan organisme yang berukuran kecil (mikro), dapat

melakukan aktifitas untuk hidup, dapat tergolong dalam prokaryot seperti bakteri

dan virus, dan eukaryot seperti alga, protozoa. Mikroba sangat berperan dalam

kehidupan (Nester, Anderson, Robert, Nester, 2009). Mikroba terdiri dari bakteri,

jamur, dan virus. Secara umum, tiap mikroba mempunyai morfologi dan struktur

anatomi yang berbeda (Waluyo, 2004).

Peranan utama mikroba adalah sebagai (pengurai) bahan-bahan organik.

Selain merugikan, mikroba juga mempunyai banyak keuntungan bagi manusia.

Mikroba tidak perlu tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan,

dan tingkat pembiakannya relatif cepat. Oleh karena itu, setiap mikroba memiliki

peran dalam kehidupan (Darkuni, 2001).

Kelompok mikroorganisme yang paling banyak tersebar di udara bebas

adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Belum ada

mikroorganisme yang habitat aslinya di udara. Mereka terdapat dalam jumlah

yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroorganisme

udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroorganisme udara di luar

ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan. Mikroorganisme paling

banyak ditemukan di dalam ruangan (Waluyo, 2009).

Menurut Pelczar (2008), beberapa faktor yang menentukan jumlah dan

jenis mikroorganisme yang mendiami udara adalah: a. Sumber mikroorganisme

3
(tanah, laut, bersin dan lain-lain). b. Ketahanan jenis mikroorganisme tersebut

terhadap kondisi fisik seperti suhu, kelembaban dan cahaya matahari. c. Jumlah

dan aktivitasnya. d. Lingkungan luar (kondisi cuaca dan ketinggian tempat)

Bakteri yang serig ditemukan pada umumnya dari jenis basil gram positif

baik berspora maupun non spora, basil gram negatif dan kokus gram positif.

Bakteri yang biasanya terdapat dalam mulut dan tenggorokan orang normal

seperti Staphylococcus sp, Streptococcus sp ditemukan di udara melalui batuk,

bersin, dan berbicara. Beberapajenis lain yang terdeteksi mencemari udara antara

lain: Pseudomonas sp, Klebsiella sp, Proteus sp, Bacillus sp, dan golongan jamur

(Waluyo, 2009).

Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa

mikron atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri,

cendawan atau jamur tingkat rendah, ragi yang menurut sistematik masuk

golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu atau protozoa, dan virus yang hanya

nampak dengan mikroskop elektron (Dwidjoseputro, 1990).

Mikroorganisme umumnya terdapat di mana-mana, seperti di dalam tanah,

di lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer (Pelczar

dan Chan, 1986).

Mikroorganisme tersebut mempunyai beberapa peranan salah satunya

mikroorganisme yang hidup dalam tanah dapat membantu pembentukan struktur

tanah yang mantap, karena mikroorganisme tanah dapat mengeluarkan (sekresi)

zat perekat yang tidak mudah larut dalam air (Hardjowigeno, 1992).

4
5
BAB III PEMBAHASAN

A. NUTRISI DAN KULTIVASI MIKROBA

Nutrisi adalah sesuatu yang memberikan makanan atau mendukung

pertumbuhan dan memperbaiki apa yang dihabiskan secara alami dari kehidupan

organik” (Websters, 1986) . Lebih spesifik lagi, nutrisi adalah elemen-elemen dan

kombinasi spesifik dari elemen (kimia) dimana organisme khusus membutuhkan

untuk pertumbuhan dan perbaikan.

Nutrisi adalah substansi anorganik dan organik yangdalam larutan melintasi

membran sitoplasma. Agar dapatmendapatkan nutrien dari makanan, sel harus

mampumencerna makanan itu, yaitu mengubah molekul-molekul protein,

karbohidrat dan lipida yang komplek dan besar menjadi molekul yang sederhana

dan kecil yang segeramelarut sehingga dapat memasuki sel. Mikroba memerlukan

nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut

adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besidan sejumlah

kecil logam lainnya.

peran utama nutrisi adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan

sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan

energi) oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air,sumber

energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron,sumber mineral, faktor

pertumbuhan, dan nitrogen

6
Kultivasi bakteri merupakan metode untuk melipatgandakan jumlah mikroba

dengan membiarkan mereka berkembang biak dalam media biakan yang telah

disiaapkan di bawah kondisi laboratorium terkendali. Kultur mikroba digunakan

untuk menentukan jenis organisme dengan kelimpahan dalam sampel yang di uji,

atau keduanya. Ini adalah salah satu metode mikrobiologi yang digunakan sebagai

metode diagnosis untuk menentukan penyebab penyakit infeksi dengan

membiarkan agen infeksi berkembang biak dalam media yang telah disiapkan.

Media kultivasi mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari

campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-

molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media

pertumbuhan maka dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni

dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Hidayat dkk: 2006).

B. Nutrisi yang dibutuhkan mikroba

Mikroba memerlukan nutrien sebagai sumber materi dan energy untuk

menyusun komponen sel seerti genom, membrane plasma dan dinding sel. Bentuk

nutrient yang diperlukan bermacam-macam, tergantung jenis mikrobanya,

misalnya kebutuhan karbon untuk jasad fotoautotrof dalam bentuk CO2,

sedangkan bagi jasad kemoorganotrof dalam bentuk bahan organik. Dengan

mengetahuia keperluan nutrien mikroba para ilmuwan dapat melakukan penelitian

untuk menentukan peranan mikroba di alam dan kegunaannya dalam kehidupan

manusia. Uraian berikut akan membahas mengenai tipe nutrisi yang dijumpai

diantara mikroba:

7
1. Berdasarkan sumber energy, mikroba dibagi atas jasad fototrof

yang menggunakan oksidasi senyawa kimia sebagai sumber

energy. Dan jasad kemotrof yang menggunakan oksidasi senyawa

kimia sebagai sumber energy. Terleas dari sumber energy yang

digunakan, mikroba akan mengubah energy yang diperoleh

menjadi senyawa pembawa energy yaitu ATP yang dapat dipakai

untuk kegiatan sel. Ada 2 kelompok bakteri fototrof yaitu

sianobakteri dan bakteri fotosintetik. Kedua kelompok ini

mengubah energy cahaya menjadi ATP melalui proses fotosintesis.

Mikroba khemotrof mengoksidasi senyawa kimia seperti glukosa

atau ammonium, kemudian energy yang dilepaskan diubah menjadi

ATP dalam proses fermentasi atau respirasi.

2. Berdasarkan sumber karbon, mikroba dapat digolongkan atas jasad

heterotrof dan autotrof. Jasad autotrof bila menggunakan

karbondioksida sebagai sumber karbon, bila jasad tersebut

memperoleh energinya dari cahaya disebut fotoautotrof, dan bila

jasad tersebutmemperoleh energinya dengan cara mengoksidasi

senyawa kimia maka disebut kemoautotrof. Jasad heterotrof

menggunakan bahan organic sebagai sumber karbon.

3. Berdasarkan sulfur dipergunakan untuk membentuk asam amino

metionin dan sistein serta koensim. Mikroba memperoleh sulfur

dalam bentuk garam sulfat, H2S, granula sulfur, thiosulfat atau

dalam bentuk bahan organic (sistein dan metionin). Fosfor

8
dipergunakan membentuk asam nukleat, fosfolipid dan koensim.

Mikroba dapat mengambil fosfor dalam bentuk organic dan

anorganik. Garam fosfat adalah yang paling sering digunakan

sebagaisumber fosfat meskiun dapat pula memakai nukleotida.

4. Berdasarkan nitrogen dipergunakan untuk mensintesis asam amino,

nukleotida dan vitamin. Keerluan akan nitrogen dapat dipenuhi

dalam berbagai bentuk seperti protein atau polipeptida, garam

nitrat atau amonium bahkan ada mikroba yang dapat mengambil

dalam bentuk N2 seperti Rhizobium dan Azotobacter.

5. Berdasarkan unsure logam, natrium, kalium, kalsium, magnesium,

mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk pertumbuhannya

yang normal. Mineral ini diperlukan untuk aktivitas enzim dan

molekul yang lain misalnya Mg sebagai penyusun klorofil, Co

untuk aktivitas enzim nitrogenase, dan Fe merupakan komponen

sitokrom.

6. Berdasarkan vitamin (senyawa organik yang penting untuk

pertumbuhan). Kebanyakan vitamin berfungsi membentuk

substansi yang mengaktivasi enzim.meskipun semua bakteri

membutuhkan vitamin di dalam proses metaboliknya yang normal,

beberapa mampu mensintesis seluruh keperluan vitaminnya dari

senyawa-senyawa lain di dalam medium. Yang lain tidak akan

tumbuh kecuali bila ditambahkan satu atau lebih vitamin ke dalam

mediumnya, seperti Leuconostoc mesentroides tidak mampu

9
mensintesis beberapa asam amino dan vitamin sehingga harus

ditambahkan dalam keadaan jadi ke dalam mediumnya.

7. Berdasarkan Oksigen merupakan unsure yang terdaat dalam

molekul hayati seperti asam amino, nukleotida, gliserida dan

molekul lain. Keperluan akan oksigen dipenuhi bersamaan dangan

masuknya nutrient lain sepertirotein dan lipid. Disamping itu,

oksigen dalam bentuk O2 juga diperlukan untuk menjalankan

respirasi aerobic.

8. Berdasarkan air bagi kehiduan karena semua aktivitas metabolism

terjadi dalam lingkungan air. Ketersediaan air yang dapat

digunakan dalam mikroba sering dinyatakan dengan aktivitas aair

(Aw). Aktivitas air suatu bahan dapat dihitung dengan menentukan

kelembaban relatifnya (RH). Untuk bakteri, semua nutrient harus

ada dalam bentuk larutan sebelum dapat memasuki bakteri

tersebut.

C. Teknik kultivasi mikroba

Setelah semua bahan dan alat yang akan digunakan dalam proses kultivasi

disterilkan, maka dimulailah proses isolasi untuk mendapatkan biakan murni.

Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Di bawah ini ada

beberapa teknik inokulasi yang umum dilakukan di laboratorium mikrobiologi.

1. Teknik Penyebaran (The Spread-Plate Technique)

Teknik penyebaran yang lebih sering disebut dengan Spread-Plate

adalah teknik langsung dan mudah untuk mendapatkan suatu biakan

10
murni. Di bawah ini adalah gambar saat menginokulasi mikroba

dengan menggunakan teknik Spread-Plate. Campuran dari beberapa

spesies bakteri disebarkan di permukaan medium agar, sehingga setiap

sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah sempurna dan dapat

dilihat secara makroskopis berupa kumpulan mikroba di atas medium

padat. Setiap koloni yang terbentuk merupakan biakan murni. Di

bawah ini adalah gambar dari biakan murni yang diperoleh dengan

menggunakan teknik Spread-Plate.

2. Teknik Goresan (The Streak-Plate Technique)

Biakan murni juga dapat diperoleh dengan teknik goresan ( Streak-

Plate Technique ). Inokulum digoreskan di atas medium dengan

memakai ose menurut pola tertentu, yaitu:

1) Goresan T : Untuk membuat biakan murni dangan

teknik goresan T, ada beberapa langkah yang harus

diikuti, yaitu :

- Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan hutuf T pada

bagian luar dasar cawan petri.

- Inokulasi daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan

sinambung.

- Panaskan ose dan biarkan dingin kembali.

- Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan

goresan di daerah II.

- Pijarkan kembali ose dan biarkan dingin kembali.

11
- Prosedur diatas diulang untuk daerah III

2) Goresan Kuadran : Teknik ini sama dengan goresan T,

hanya lempengan agar dibagi menjadi empat.

3) Goresan Radian : Goresan dimulai dari bagian pinggir

lempengan. langkah yang harus diikuti, yaitu :

- Pijarkan ose dan dinginkan kembali.

- Putar lempengan agar 90o dan buat goresan terputus

dimulai dari bagian pinggir lempengan.

- Putar lempengan agar 900 dan buat goresan terputus di

atas goresan sebelumnya.

- Pijarkan ose.

4) Goresan Sinambung

langkah yang harus diikuti, yaitu :

- Ambil satu mata ose suspensi dan goreskan setengah

permukaan lempengan agar.

- Jangan pijarkan ose, putar lempengan 1800, gunakan sisi

mata ose yang sama dan gores pada sisa permukaan

lempengan.

- Setelah inkubasi, sel-sel mikroba memperbanyak diri dan

dalam waktu 18-24 jam akan terbentuk suatu massa sel

yang disebut koloni. Koloni yang terbentuk ini adalah

biakan murni. Di bawah ini adalah hasil kultivasi berupa

biakan murni yang diperoleh dengan teknik goresan.

12
3. Teknik lempeng tuang (Pour Plate Technique )

Teknik pour-plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik di dalam

menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara

mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri.

Teknik ini biasa digunakan pada uji TPC (Total Plate Count).

Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat

tersebar merata pada media agar. Kultivasi mikroba dengan teknik ini

dimulai dengan mengencerkan kultur bakteri yang telah ada dengan

aquades. Selanjutnya, diaduk hingga rata dengan cara memutar tabung

reaksi dengan telapak tangan selama beberapa kali. Larutan dilusi tadi

sebanyak + 1 ml dituang ke dalam cawan petri. Cawan petri diputar

secara perlahan-lahan di atas meja horizontal untuk mengaduk

campuran media agar dengan dilusi kultur mikroba. Terakhir, inkubasi

kultur ini pada kondisi yang sesuai.

Biakan murni yang dihasilkan, jika disimpan dalam jangka waktu yang

lama akan mudah sekali mengalami mutasi. Ini berarti, biakan murni

yang disimpan terlalu lama bukan lagi biakan murni yang semula.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk

mencegah atau setidaknya mengurangi kemungkinan terjadinya

mutasi, yaitu :

1) Secara periodik, biakan harus dipindahkan ke medium

baru, sebaiknya pemindahan dilakukan pada fase log.

13
2) Biakan harus disimpan pada suhu rendah dan terhindar

dari radiasi. Mikroba diliofilisasikan, yaitu dimasukkan

dalam ampul berisis susu kering bercampur CO2

kemudian disimpan pada tempat bersuhu rendah.

D. Kondisi fisik yang diperlukan untuk pertumbuhan

Selain menyediakan nutrisi yang sesuai untuk kultivasi bakteri, juga perlu

disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroba

tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi menunjukan respon

yang berbeda terhadap kondisi fisik di lingkungannya. Untuk berhasilnya kultivasi

mikroba diperlukan suatu kombinasi nutrisi serta lingkungan fisik yang sesuai.

Ada 5 parameter lingkungan yang utama yang perlu diperhatikan dalam

menumbuhkan mikroba yaitu :

1. temperature, Karena semua proses pertumbuhan bergantung pada

reaksi kimiawi dank arena laju reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh

temperature, maka pola pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh

temperature. Temperature juga mem pengaruhi laju pertumbuhan dan

penambahan jumlah sel. Keragaman suhu dapat juga mengubah

proses-proses metabolic serta morfologi sel. Setiap mikroba tumbuh

pada suatu kisaran suhu tertentu. Atas dasar ini maka mikroba ada

yang bersifat psikrofilik yang tumbuh pada 00 dampai 200 C,

mesofilik yang tumbuh pada 200 sampai 450 C dan termofilik yang

tumbuh pada temperature 450 sampai 800 C. Temperature inkubasi

yang memungkinkan pertumbuhan tercepat selama periode waktu yang

14
singkat (12 sampai 24 jam) dikenal sebagai temperature pertumbuhan

optimum.

2. Kondisi atmosfer seperti kadar oksigen, RH dan tekanan udara,

Mikroba memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respons

terhadap oksigen bebas dan atas dasar ini maka mikroba dibagi

menjadi empat yaitu aerobik (memerlukan oksigen), anaerobik

(tumbuh tanpa oksigen molekuler), anaerobic fakultatif (tumbuh pada

keadaan aerobic dan anaerobik), dan mikroaerofilik (tumbuh bila ada

sedikit oksigen atmosferik). Beberapa mikroba bersifat anaerobik

obligat, bila terkena oksigen akan terbunuh, oleh karena itu untuk

menumbuhkan mikroba anaerobic diperlukan teknik khusus agar

tercapai keadaan anaerob. Keperluan penumbuhan jasad anaerob

obligat dapat dipenuhi dengan menggunakan alat yang disebut

anaerobic jar.

3. Konsentrasi ion hydrogen (pH), pH optimum bagi kebanyakan

mikroba terletak antara 6.5 sampai 7,5. Bagi kebanyakan mikroba pH

minimum dan maksimum antara 4 sampai 9. Pertumbuhan mikroba

sangat dipengaruhi oleh pH karena nilai pH sangat menentukan

aktivitas enzim. Bila mikoba di kultivasi di dalam suatu medium yang

mula-mula pH-nya 7 maka kemungkinan pH ini akan berubah.

Pergeseran pH ini dapat sedemikian besar sehingga menghambat

pertumbuhan. Pergeseran pH dapat dicegah dengan menggunakan

larutan penyangga atau bufer dalam medium. Bufer merupakan

15
senyawa yang dapat menahan perubahan pH misalnya KH2PO4 dan

K2HPO4. Beberapa bahan nutrisi medium seperti pepton mempunyai

kapasitas bufer. Perlu atau tidaknya suatu medium diberi bufer

tergantung kepada maksud penggunaannya dan dibatasi oleh kapasitas

bufer yang dimiliki senyawa-senyawa yang digunakan.

4. Osmosi, Tekanan osmosis adalah besarnya tekanan minimum yang

dierlukan untuk mencegah aliran air yang menyebrangi membrane di

dalam larutan. Contohnya : jika larutan 10 % sukrosa di dalam kantong

membrane dialysis diletakkan dalam air dalam gelas maka molekul air

yang ada dalam gelas akan mengalir ke dalam kantong analisis.

Besarnya tekanan yang diperlukan untuk mencegah aliran molekul air

dalam gelas ke dalam kantong dialisis merupakan nilai tekanan

osmosis larutan sukrosa tersebut. Berdasarkan tekanan osmosanya

maka larutan tempat pertumbuhan mikroba dapat digolongkan atas

larutan hipotonis, isotonis dan larutan hipertonois. Mikroba biasanya

hidup di lingkungan yang bersifat agak hipotonis sehingga air akan

mengalir dari lingkungannya ke dalam sel sehingga sel menjadi

mengembang kaku. Adanya dinding sel dapat mencegah pecahnya sel

mikroba.

16
BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari hasil makalah yang dibuat yaitu :

1. Berdasarkan cara-cara pengambilan nutrient maka mikroba dapat dibagi

atas jasad osmotrof dan jasad fagotrof.

2. Jasad osmotrof mengambil nutrien dalam bentuk larutan, misalnya bakteri

dan fungi.

3. Jasad fagotrof mengambil nutrien secara fagositosis lalu dicerna di dalam

vakuola makanan, misalnya protozoa, jasad osmotrof mengeluarkan eksoenzim

untuk memecah molekul besar misalnya protease untuk memecah protein menjadi

asam amino, amilase untuk memecah pati menjadi gula, lipase memecah lemak

menjadi asam lemak dan gliserol.

4. Selain menyediakan nutrisi yang sesuai untuk kultivasi bakteri, juga perlu

disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum.

5. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi

menunjukan respon yang berbeda terhadap kondisi fisik di lingkungannya.

6. Untuk berhasilnya kultivasi mikroba diperlukan suatu kombinasi nutrisi

serta lingkungan fisik yang sesuai.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amanda, T. Modifikasi untuk Peningkatan Kualitas Warna Tepung Jagaq melalui


Kultivasi dengan Bakteri Asam Laktat.

Djide, M., dan Sartini. 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas


Hasanuddin : Makassar.

Dwyana, Zaraswaty dan Nur Haedar. 2009. Penuntun praktikum Mikrobiologi


Pangan. Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin : Makassar.

Harditia, M. J. Degradasi Asam Fitat pada Jagaq (Setaria italica) Melalui


Kultivasi Menggunakan R. oligosporus dan L. plantarum.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. CV.


Yrama Widya : Bandung

Jawetz, dkk. 1995. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika, Surabaya.

LIPI11, M. EFIKASI LIMBAH SAGU SEBAGAI SUBSTRAT KAYA NUTRISI


UNTUK MIKROALGA ISOLAT LIPI11-2-AL002.

Sari, C. N., & Kussuryani, Y. (2013). Seleksi Mikroba dan Nutrisi yang
Berpotensi Menghasilkan Biosurfaktan untuk MEOR. Lembaran publikasi
minyak dan gas bumi, 47(2), 59-67.

Sasmitaloka, K. S. (2017). Produksi asam sitrat oleh Aspergillus niger pada


kultivasi media cair. Jurnal Integrasi Proses, 6(3), 116-122.

Yulinda, R., Sari, M. M., Hayati, F., & Rahman, A. (2022). Validitas dan
Praktikalitas Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis Proyek
Bioentrepreneurship. LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan
IPA, 12(2), 162-171.

18

Anda mungkin juga menyukai