Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

ACARA III
PEMBUATAN MEDIA DAN PEMBUKTIAN BAHWA
MIKROBA ADA DI UDARA

Oleh:
Nama : Haryo Dewantoro
NIM : A1D019174
Rombongan : Kelas A
PJ Asisten : Bagaskara Putra Pradana

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2020

1
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia-Nya, sehingga Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian Acara III yang
berjudul “Pembuatan Media dan Pembuktian bahwa Mikroba Ada di Udara”
berhasil diselesaikan. Adapun laporan ini saya susun sebagai bagian dari tugas
mata kuliah Mikrobiologi Pertanian. Penulisan laporan praktikum ini tidak lepas
dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungannya.
2. Ibu Dr. Ir. Nur Prihatiningsih, M.S.., selaku dosen Mata Kuliah Mikrobiologi
Pertanian.
3. Bagaskara Putra Pradana selaku asisten praktikum.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih kurang sempurna.
Meskipun demikian, penulis berharap agar laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Cilacap, 30 November 2020


Penulis

2
Daftar Isi

PRAKATA...........................................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................3
III. METODE PRAKTIKUM..............................................................................................6
A. Alat dan Bahan...............................................................................................6
B. Prosedur Kerja................................................................................................6
1. Pembuatan Media PDA:..................................................................................6
2. Pembuatan Media NA :...................................................................................6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................8
A. Hasil................................................................................................................8
B. Pembahasan..................................................................................................10
V. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
LAMPIRAN.......................................................................................................................17
BIODATA PENULIS........................................................................................................22

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pembuatan Media...................................................................................................8

4
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan salah satu dari makhluk hidup yang menempati


lingkungan dalam segala aktivitasnya walaupun tidak dapat terlihat dalam bentuk sel
tunggalnya tetapi dapat di lihat dalam bentuk koloninya (populasinya) dengan mata
telanjang. Mikroorganisme tersebut dapat menempati berbagai tempat dan media seperti
udara, air, tanah, permukaan tubuh, sampai ke dalam organ tubuh makhluk hidup dapat di
tempati oleh mikroorganisme sepanjang tempat-tempat tersebut sesuai dengan kebutuhan
hidupnya.
Mikroorganisme dapat hidup dimana – mana, tidak hanya di ruang terbuka tapi di
ruangan tertutup. Kehidupan mikroorganisme di ruang tertutup lebih mudah dikendalikan
dibanding di ruang terbuka. Jika suatu ruangan tertutup, kehidupan mikroorganisme dapat
dikendalikan, maka ruangan tersebut dapat dikategorikan sebagai ruangan steril.
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh
adanya nutrisi dan faktor lingkungan. Bahan nutrisi yang digunakan
mikroorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang tersedia secara langsung
atau berasal dari senyawa yang kompleks yang kemudian dipecah oleh
mikroorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui proses enzimatik. Bahan
nutrisi ini dapat berupa cairan atau padatan setengah padat (semi solid) yang disebut
sebagai media. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang
terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme
untuk tumbuh dan berkembang biak pada media tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan
nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel-nya. Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi
mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni. Komposisi media pertumbuhan
dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai
dengan tujuan masing-masing pembuatan suatu media.
Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia
nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakkan pada media, selain itu media juga
berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan menyimpan

1
mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media berdasarkan sifat
terbagi menjadi 3 yaitu media padat, media semi padat semi cair, Media cair. Media
berdasarkan komposisi/susunannya terdiri atas media sintesis, semi sintesis, dan
media non sintesis. Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau penghambat dan
2 media diperkaya. Jenis media yang sering digunakan, yaitu Nutrient Agar (NA),
Nutrient Broth (NB), PDA (Potato Dextrose Agar), Salmonella Shigella (SS) Agar,
EosinMethylene Blue Agar (EMBA). Maka dari itu perlu diketahui cara pembuatan
media pertumbuhan mikroorganisme.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini yaitu mahasiswa dapat mebuat media pertumbuhan
Nutrient Agar dan Potato Dextrose Agar dan memahami bahwa udara mengandung
banyak mikroorganisme.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada


tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen
penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas
yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya.
Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan
berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan.
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa
bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri,
khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini
sangatlah beraneka ragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap
penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Mikroorganisme dapat
tumbuh pada berbagai temperatur, tetapi pertumbuhannya dapat dihambat atau dihentikan
bila suhu tumbuhnya diubah. Bila suhu tumbuhnya maksimum dinaikkan, maka akan
terjadi perubahan molekul organiknya sehingga mikrobe tersebut akan mati (Waluyo,
2010).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam
media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme
(bakteri) dikenal sebagaibiakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari
satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya
terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain
dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013).
Menurut Dwiyana (2011), terdapat beberapa cara untuk mengisolasi mikroba yakni:

1.      Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)


Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45  C, dituang ke dalam cawan petri
steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat.

3
Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran
(misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar.
Ada beberapa metode penggorean yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk
meletakkan sebagian besar organism pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran
dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian
lain. Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika
dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup
terpisah satu sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal
dari bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni
tunggal dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.
2.      Metode Tuang (pour-plate method)
Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang
mengandung agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk
memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam
cawan petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium
tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel
itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat.
Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam
praktek, sering piringan kedua digores kembali dengan organisme yang berasal dari
koloni yang diisolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni.
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri, jamur, dan
mikroorganisme lain. Suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik
bila memenuhi persyaratan antara lain kelembapan yang cukup, pH yang sesuai, kadar
oksigen baik, media steril dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah
digunakan mikroorganisme. Unsur-unsur yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur
logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi
(Dwidjoseputro, 2005).
Secara garis besar berdasarkan wujudnya, media mikroorganisme dibagi ke dalam
tiga jenis. Pertama media padat (solid), yaitu media dengan komposisi agar atau zat
pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Umumnya media padat
digunakan untuk membiakan koloni bakteri atau fungi. Kedua adalah media semi padat

4
atau semi cair (semi solid), merupakan media yang dibuat dengan komposisi agar pada
konsentrasi kurang dari 0,5%. Media jenis ini umumnya digunakan untuk budidaya
bakteri microaerophilic atau untuk penentuan motilitas bakteri. Ketiga adalah media cair
(liquid, broth) merupakan media yang mengandung nutrisi tertentu namun tidak
ditambahi bahan pemadat, seperti gelatin maupun agar. Umumnya jenis media ini
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Contoh medium cair antara lain nutrient broth
(NB) dan glukosa broth.
NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri. NA di buat dengan komposisi agar–agar yang sudah dipadatkan sehingga NA
juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
Fungsi agar–agar hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar
dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrient Agar adalah salah satu
medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar–agar yang telah di panaskan dan
mencair dengan suhu 950C (Sandra, 2013).
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media yang sangat umum digunakan untuk
mengembangbiakkan jamur. Berdasarkan komposisinya PDA termasuk dalam media
semi sintetik karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan
agar). Kentang merupakan sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi, dextrose
sebagai sumber gula dan energi, selain itu komponen agar berfungsi untuk memadatkan
medium PDA. Masing-masing dari ketiga komponen tersebut sangat diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangbiakkan mikroorganisme terutama jamur (Octavia &
Wantini, 2017).

5
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah kompor, panci, botol, aluminium foil, pengaduk,
saringan, dandang. Bahan yang digunakan untuk pembuatan media PDA adalah kentang,
glukosa, agar, air. Sedangkan bahan yang digunakan untuk pembuatan media NA adalah
tauge, glukosa, agar, dan air.

B. Prosedur Kerja

Praktikum ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pembuatan Media PDA:


a. Alat dan bahan disiapkan.
b. Bahan yang akan digunakan ditimbang sebanyak 100 gram kentang, 10
gram glukosa, 10 gram agar, dan air 500 ml.
c. Kentang direbus dalam panci menggunakan akuades, hingga lunak.
d. Kentang dipisahkan dari air rebusan.
e. Air rebusan kemudian diambahkan glukosa dan agar.
f. Campuran diaduk hingga homogen dan mendidih.
g. Media yang sudah homogen dimasukkan ke dalam botol (siapkan 5 botol
dan masing masing diisi sekitar 25 ml media). Sisa media diberi
potongan buah dan dituang ke cetakan pudding, setelah padat dapat
dimakan.
h. Botol ditutup dengan menggunakan penutup atau aluminium foil.
i. Botol yang telah ditutup dengan aluminium foil dimasukkan kedalam
autoklaf untuk disterilkan. Suhu yang digunakan 121oC dengan tekanan
15 lbs selama 30 menit.
2. Pembuatan Media NA :
a. Alat dan bahan disiapkan.
b. Bahan yang akan digunakan ditimbang sebanyak 100 gram tauge, 10

6
gram glukosa, 10 gram agar, dan air 500 ml.
c. Tauge direbus dalam panci menggunakan akuades, hingga lunak.
d. Tauge dipisahkan dari air rebusan.
e. Air rebusan kemudian diambahkan glukosa dan agar.
f. Campuran diaduk hingga homogen dan mendidih.
g. Media yang sudah homogen dimasukkan ke dalam botol (siapkan 5 botol
dan masing masing diisi sekitar 25 ml media). Sisa media diberi
potongan buah dan dituang ke cetakan pudding, setelah padat dapat
dimakan.
h. Botol ditutup dengan menggunakan penutup atau aluminium foil.
i. Botol yang telah ditutup dengan aluminium foil dimasukkan kedalam
autoklaf untuk disterilkan. Suhu yang digunakan 121oC dengan tekanan
15 lbs selama 30 menit.

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Pembuatan Media


No Media Perlakuan Foto Jenis Jumlah
Mikroba Koloni
1 PDA Kontrol Jamur Jamur =
1
menyeluruh
Bakteri = -

Kontrol Jamur Jamur =


2
menyeluruh
Bakteri = -

10 menit Jamur Jamur =


menyeluruh
Bakteri = -

20 menit Jamur Jamur =


menyeluruh
Bakteri = -

30menit Jamur Jamur =


Sebagian
Bakteri = -

8
2 NA Kontrol Bakteri Jamur = -
1
Bakteri = 10

Kontrol Bakteri Jamur =


2
Bakteri = 12

10 Bakteri Jamur =
menit
Bakteri = 5

20 Bakteri Jamur =
menit
Bakteri = 3

30 menit Bakteri Jamur =


-Bakteri = 11

Kesimpulan = PDA ditumbuhi jamur dan NA ditumbuhi bakteri


NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri. NA di buat dengan komposisi agar–agar yang sudah dipadatkan sehingga NA
juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur di
laboratorium karena memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat
9
pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0 dan suhu
optimum untuk pertumbuhan antara 25-30° C (Cappucino, 2014).
Menurut Dwyana (2012), Udara dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber
kontaminasi mikroba. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi
kontaminasi dari lingkungan sekitarnya mengakitbatkan udara megandung berbagai
mikroorganisme, misalnya dari debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami
ingeksi saluran pencemaran, dari ruang yang digunakan dalam fermentasi dan
sebagainya.

B. Pembahasan

Pada praktikum acara 3 yang berjudul “Pembuatan Media Dan Pembuktian Bahwa
Mikroba Ada Di Udara” mahasiswa diarahkan untuk mengetahui cara pembuatan media
agar PDA dan NA sebagai tempat tumbuh mikroorganisme. Serta untuk mengetahui
bahwa mikroba ada di udara.
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien)
yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme
juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang
mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu seperti senyawa-
senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan
untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau
nonmotil (Hadietomo, 1990).
Medium ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan) yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba termasuk bakteri patogen tanaman. Selain itu
menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak,
pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba (Khaeruni dan Satrah,
2014). Medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat
molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien
dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan
dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh
(Label, 2008)

10
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang hidup.
Adanya pertumbuhan mikro menyatakan bahwa pertambahan bakteri masih berlangsung
dan tak sempurnanya proses sterilisasi. Jika proses sterilisasi berlangsung sempurna,
maka spora jamur yang merupakan bentuk paling berpengaruhbagi kehidupan mikroba
tak akan terlihat lagi. Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk
membersihkan mikroorganisme,atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya.
Mikroorganisme sangat berbeda, dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen
antimikroba (Suriawiria, 2005).
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan
untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato
Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang dan
juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir. Potato Dextrose
Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan
metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu
dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada
sample mereka. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya
mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau
antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).
NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri. NA di buat dengan komposisi agar–agar yang sudah dipadatkan sehingga NA
juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
Fungsi agar–agar hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar
dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrient Agar adalah salah satu
medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar–agar yang telah di panaskan dan
mencair dengan suhu 950C (Sandra, 2013).
Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrient Agar) dimana NA
berfungsi untuk membiakkan berbagai macam bakteri. Sedangkan medium NA yang
instan merupakan media non sintetik, karena menggunakan bahan yang terdapat di alam,
biasanya tidak diketahui kandungannya. Struktur protein media non sintetik itu besar dan
relatif insolubel yang mana hanya sebagian kecil bakteri saja. Susunan dan kadar nutrisi
suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus seimbang agar dapat tumbuh optimal.
Hal ini perlu dikemukakan mengingat banyak senyawa yang menjadi zat penghambat
atau racun bagi mikroba jika kadarnya terlalu tinggi.

11
PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur
di laboratorium karena memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH
7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30° C (Cappucino, 2014).
Berdasarkan komposisinya PDA termasuk dalam media semi sintetik karena tersusun atas
bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Kentang merupakan
sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi, dextrose sebagai sumber gula dan
energi, selain itu komponen agar berfungsi untuk memadatkan medium PDA. Masing-
masing dari ketiga komponen tersebut sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan
perkembangbiakkan mikroorganisme terutama jamur (Wantini, S., & Octavia, A. (2018). 
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Dalam hal ini
agar digunakan, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat
yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Medium
Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki
konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan
sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri.
Walaupun PDA dibuat khusus untuk pertumbuhan jamur dan NA dibuat untuk
pertumbuhan bakteri, namun tidak menutup kemungkinan bakteri tumbuh pada media
PDA dan jamur tumbuh pada media NA. PDA dibuat dengan menggunakan air rebusan
kentang, sedangkan NA dibuat dengan air rebusan tauge. Pada pembuatan NA aquades
yang awalnya berwarna putih lalu berubah warna menjadi berwarna kekuningan seperti
kaldu.
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan media PDA dan juga media NA. Untuk
proses pembuatan Pembuatan Media PDA yaitu pertama siapkan alat dan bahan yang
diperlukan. Kemudian bahan yang akan digunakan ditimbang sebanyak 100 gram
kentang, 10 gram glukosa, 10 gram agar, dan air 500 ml. Setelah itu, kentang direbus
dalam panci menggunakan akuades, hingga lunak. Kentang yang sudah direbus
dipisahkan dari air rebusan, air rebusan kemudian ditambahkan glukosa dan agar. Setelah
itu campuran diaduk hingga homogen dan mendidih. Media yang sudah homogen
dimasukkan ke dalam botol yaitu 5 botol dan masing masing diisi sekitar 25 ml media).
Sisa media diberi potongan buah dan dituang ke cetakan pudding, setelah padat dapat
dimakan. Botol ditutup dengan menggunakan penutup atau aluminium foil. Botol yang

12
telah ditutup dengan aluminium foil dimasukkan kedalam autoklaf untuk disterilkan.
Suhu yang digunakan 121oC dengan tekanan 15 lbs selama 30 menit.
Untuk pembuatan media NA hal yang perlu dilakukan yaitu siapkan alat dan bahan
yang akan digunakan. Bahan yang akan digunakan ditimbang sebanyak 100 gram tauge,
10 gram glukosa, 10 gram agar, dan air 500 ml. Setelah itu, tauge direbus dalam panci
menggunakan akuades, hingga lunak. Tauge yang telah lunak dipisahkan dari air rebusan
dan air rebusan kemudian ditambahkan glukosa dan agar kemudian campuran diaduk
hingga homogen dan mendidih. Setelah media sudah homogen, kemudian dimasukkan ke
dalam botol yaitu 5 botol dan masing masing diisi sekitar 25 ml media. Sisa media diberi
potongan buah dan dituang ke cetakan pudding, setelah padat dapat dimakan. Botol
ditutup dengan menggunakan penutup atau aluminium foil. Botol yang telah ditutup
dengan aluminium foil dimasukkan kedalam autoklaf untuk disterilkan. Suhu yang
digunakan 121oC dengan tekanan 15 lbs selama 30 menit.
Peran dektrosa dalam media PDA adalah sebagai penyedia nutrisi. Dektrosa dan
gula pasir sama-sama merupakan gugusan gula dan sumber karbohidrat yang mudah
diubah menjadi energi. Namun harga gula pasir jauh lebih murah dibandingkan dengan
dekstrosa yakni Rp 15/g. Hal ini menjadi dasar untuk menggunakan gula pasir sebagai
alternatif pengganti dekstrosa pada pembuatan media PDA, dengan membandingkan
pertumbuhan jamur yang diperbanyak pada media PDA. Efisiensi biaya ditentukan
dengan perbandingan biaya total yang dibutuhkan untuk pembuatan media PDA
menggunakan gula pasir dan dekstrosa pada kegiatan penelitian (Arifah, A. A. (2019).
Pada media yang telah didiamkan selama 3 hari dapat dilihat pertumbuhan
mikroorganismenya. Pada media yang diberi perlakuan 10, 20, 30 menit dibuka
seharusnya ditumbuhi oleh mikroorganisme, sedangkan pada perlakuan kontrol tidak
akan ditumbuhi. Namun dari hasil pengamatan, baik perlakuan kontrol pada media PDA
maupun NA, terlihat adanya pertumbuhan mikroorganisme. Pada perlakuan kontrol
media PDA, terdapat jamur yang tumbuh. Hal ini seharusnya tidak terjadi karena gelas
tidak dibuka setelah disterilkan, yang artinya tidak ada mikroorganisme yang masuk ke
dalam gelas atau didalam gelas masih dalam keadaan steril. Maka dari itu, dapat
diasumsikan bahwa gelas kontrol tidak steril sehingga mikroorganisme dapat tumbuh.
Penyebab terjadinya hal ini dapat dikarenakan kebocoran baik pada gelas yaitu adanya
keretakan maupun dari aluminium foil sebagai penutup gelas sehingga udara dari luar
bisa masuk ke dalam atau gelas yang digunakan memang belum steril dari awal. Sama

13
halnya dengan media PDA, pada perlakuan kontrol media NA juga terdapat
mikroorganisme yang tumbuh. Penyebab dari terjadinya hal ini dapat diperkirakan sama.
Menurut Dwyana (2012), Udara dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber
kontaminasi mikroba. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi
kontaminasi dari lingkungan sekitarnya mengakitbatkan udara megandung berbagai
mikroorganisme, misalnya dari debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami
ingeksi saluran pencemaran, dari ruang yang digunakan dalam fermentasi dan
sebagainya. Mikroba yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan padat, misalnya
debu, atau terdapat dalam droplet air. Dari hasil pengamatan pada perlakuan 10, 20, dan
30 menit dibuka baik pada media NA dan PDA, terdapat perbedaan jumlah koloni.
Pengaruh dari perlakuan ini kemungkinan adalah semakin lama media dibuka maka
mikroorganisme dari udara bebas semakin banyak yang masuk ke dalam media. Namun
hal ini dapat disebabkan juga karena ketidakmampuan mikroorganisme untuk tumbuh.

14
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari kegiatan praktikum acara III yaitu :


1. Media PDA adalah media yang menggunakan air rebusan kentang sebagai
sumber karbohidrat bagi pertumbuhan jamur. Sedangkan media NA adalah
media yang menggunakan air rebusan tauge sebagai sumber protein bagi
pertumbuhan bakteri.
2. Kedua media dibuat dengan cara merebus air rebusan tauge maupun kentnag
berserta agar dan glukosa sambil diaduk dan dituang pada gelas.
3. Media kontrol baik pada PDA maupun NA telah terkontaminasi sehingga
media kontrol PDA tetap ditumbuhi jamur dan media NA tetap ditumbuhi
bakteri.
4. Penyebab terkontraminasinya media kontrol dapat disebabkan karena kurang
rapatnya aluminium foil sebagai penutup gelas.

B. Saran

Dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan ada sedikt saran ataupun masukan
yang diharapkan dapat bermanfaat kedepannya, yaitu karena adanya pandemi ini tidak
dapat dilakasanakan kegiatan praktikum secara tatap muka tetapi harus menggunakan
media online diharapkan kedepannya jika pandemi ini sudah berlalu dapat dilakukan
praktikum seperti biasa agar praktikan dapat memahami tujuan dari praktikum yang
dilakukann secara maksimal. Kemudian terimakasih untuk asisten praktikum
mikrobiologi sudah menjalankan tugasnya secara maksimal dan membantu praktikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arifah, A. A. (2019). Gula Pasir Sebagai Pengganti Dektrosa Pada Komposisi Pda Untuk
Efisiensi Biaya Praktikum Dan Penelitian Di Laboratorium Fitopatologi. Jurnal
Temapela, 2(1), 28-32.

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar

Dwyana. 2012. Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin, Makasar.

Hadioetomo, 1990, Mikrobiologi Umum, Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Khaeruni, A dan V. N. Satrah. 2014. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar :


Fakultas Pertanian UHO. Kendari.

Label, J. 2008, Mikrobiologi : Pembuatan Medium, Erlangga : Jakarta.

Octavia, A. & Wantini, S. 2017. Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus flavus


Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media Alternatif dari Singkong
(Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan, 6(2):625- 631.

Sandra. 2013. Mikrobiologi Umum. Erlangga: Jakarta.

Sugianto, 2012, Pembuatan Medium, UGM : Yogyakarta.

Suriawiria, 2005, Mikrobiologi, UGM : Yogyakarta.

Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi.Malang : UPT
Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.

Wantini, S., & Octavia, A. (2018). Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus flavus
Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media Alternatif dari Singkong
(Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan, 6(2), 625-631.

16
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi praktikum.

Gambar 1. Bahan.

Gambar 2. Tauge dan kentang direbus.

Gambar 3. Tauge dan kentang dipisahkan dari air rebusan.

17
Gambar 4. Agar dan gula dimasukkan.

Gambar 5. Larutan diaduk.

Gambar 6. Media dimasukkan ke dalam botol/gelas.

Lampiran 2. ACC Acara 3


Tabel 1. Pembuatan Media
No Media Perlakuan Foto Jenis Jumlah
Mikroba Koloni

18
1 PDA Kontrol Jamur Jamur =
1
menyeluruh
Bakteri = -

Kontrol Jamur Jamur =


2
menyeluruh
Bakteri = -

10 menit Jamur Jamur =


menyeluruh
Bakteri = -

20 menit Jamur Jamur =


menyeluruh
Bakteri = -

30menit Jamur Jamur =


Sebagian
Bakteri = -

2 NA Kontrol Bakteri Jamur = -


1
Bakteri = 10

19
Kontrol Bakteri Jamur =
2
Bakteri = 12

10 Bakteri Jamur =
menit
Bakteri = 5

20 Bakteri Jamur =
menit
Bakteri = 3

30 menit Bakteri Jamur =


-Bakteri = 11

Kesimpulan =
PDA ditumbuhi jamur dan NA ditumbuhi bakteri
NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri. NA di buat dengan komposisi agar–agar yang sudah dipadatkan sehingga NA
juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur di
laboratorium karena memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0 dan suhu
optimum untuk pertumbuhan antara 25-30° C (Cappucino, 2014).
Menurut Dwyana (2012), Udara dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber
kontaminasi mikroba. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi

20
kontaminasi dari lingkungan sekitarnya mengakitbatkan udara megandung berbagai
mikroorganisme, misalnya dari debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami
ingeksi saluran pencemaran, dari ruang yang digunakan dalam fermentasi dan
sebagainya.

21
BIODATA PENULIS

Penulis dilahirkan di Cilacap pada tanggal 6 Mei 2001 sebagai anak


ke-2 dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Agung Prasetyo dan Ibu RA.
Harnani Pitarti Hapsari. Saat ini penulis bertempat tinggal di Perumahan
BKD Block 1 No A106, Kebon Manis, Cilacap Utara 53235 dengan e-mail
aryharyo72@gmail.com. Penulis memulai pendidikan tingkat dasar di SD
Kebon Manis 01 lulus tahun 2013, kemudian melanjutkan ke jenjang
tingkat menengah pertama di SMPN 4 Cilacap lulus tahun 2016. Jenjang pendidikan
menengah atas lulus tahun 2019 di SMAN 1 Cilacap sebelum melanjutkan ke Program
Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.

22

Anda mungkin juga menyukai