Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

“MEDIA TUMBUH”
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Mikrobiologi Umum

Disusun oleh:
Nama : Astari Fatatyasari
NIM : 4442180120
Kelas : II-C

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum mikrobiologi
umum dengan judul “Pembuatan Media ” ini dengan tepat sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum
mikrobiologi umum. Laporan ini berisi tentang bagaimana membuat media
nutrient agar.
Sehubungan dengan penyelesaian laporan praktikum ini, tak jarang penulis
meminta bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak disebabkan kurangnya
pengetahuan penulis mengenai pembuatan laporan praktikum. Oleh karena itu
sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT;
2. Seluruh asisten laboratorium praktikum mikrobiologi umum,
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung;
4. Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa selaku fasilitator materi.
Penulis percaya masih banyak kekurangan dalalm laporan ini, baik
mengenai isi maupun tatacara dalam penulisan laporan ini. Namun penulis
berharap laporan ini sesuai dengan kriteria untuk diterima sebagai tugas laporan
praktikum mikrobiologi umum dan juga meminta kritik serta saran demi
kesempurnaan laporan ini dan laporan selanjutnya.

Serang, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3
2.1 Pengertian Mikroorganisme .......................................................... 3
2.2 Pengertian Media .......................................................................... 3
2.3 Potato Dextrose Agar (PDA) ......................................................... 5
2.4 Nutrient Agar ................................................................................ 7
BAB I METODE PRAKTIKUM ................................................................ 9
3.1.Waktu dan Tempat........................................................................ 9
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................... 9
3.3. Cara Kerja .................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 10
4.1. Hasil ............................................................................................ 10
4.2. Pembahasan ................................................................................ 11
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 14
5.1. Simpulan ...................................................................................... 14
5.2. Saran ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15
LAMPIRAN ...................................................................................................... 16

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Media Tumbuh ..................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang sangat kecil, sehingga tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat berkembang biak
secara alami atau dengan bantuan dari manusia. Mikroorganisme dapat
dikembangkan melalui pertumbuhan menggunakan media. Media adalah suatu
bahan terdiri atas campuran nutrisi atau zat hara yang digunakan utnuk
menumbuhkan mikroorganisme di atas ataudi dalamnya.Pada pembuatan media
ini haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga
keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya (Volk, 1998).
Nutrien dan vitamin dalam media pertumbuhan bakteri berfungsi untuk
membentuk substansi yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan nutrien
dan vitamin berbeda setiap masing-masing mikroorganisme (Volk, 1998).
Media berfungsi sebagai wadah atau tempat zat hara yang digunakan
oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan,
sintesi, sel, metabolisme dan pergerakan. Umumnya media pertumbuhan berisi
air, sumber energi, zat hara sebagaisumber karbon, sulfur, nitrogen dan unsur-
unsur lainnya. Variasi dalam tipe nutrisi, diimbangi oleh tersedianya berbagai
macam media yang banyak macamnya untuk kultivasinya, oleh sebab itu dalam
praktikum ini akan membahas kebutuhan dasar mikroorganisme dan prosedur
pembuatan media pertumbuhan mikroorganisme. Media pertumbuhan antara lain
adalah NB, NA, PDA, TEA (Suriawiria, 2005).
Media tumbuh yang digunakan pada praktikum kali ini adalah agar
yang cocok dan mendukung pertumbuhan cendawan yaitu PDA yang merupakan
media yang terdiri atas dextrose, sari kentang dan agar. Untuk menguraikan
bagaimana pembuatan PDA dilakukan praktikum pembuatan media PDA.
Laporan ini akan memaparkan hasil mengenai pembuatan PDA. Adapun media
yang lainnya adalah NA yaitu Nutrient Agar yang merupakan media yang terdiri
atas ekstrak daging sapi, peptone, dan agar-agar 15.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah mahasiswa dapat mengetahui
komposisi dan cara pembuatan media tumbuh mikroorganisme.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Mikroorganisme


Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup
lainnya, sangat membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun
pertumbuhannya, seperti dalam sintesa protoplasma dan bagian-bagisn sel yang
lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-
bahan tersebut, maka sel memerlukan sejumlah kegiatan, sehingga menyebabkan
perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang terarah yang berlangsung
di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan berbagai
macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari
suatu senyawa organik yang disebut katalisator organik atau biasa disebut
biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat memahami tentang nutrisi
dan metabolisme ini, pengetahuan dasar biokimia angat dibutuhkan (Natsir,
2006).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan
dapat pula hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan.
Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong
tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam
bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang
dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut
sebelumnya harus dicerna di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Iptek,
2009).

2.2 Pengertian Media


Media adalah suatu subtansi yang terdiri dari campuran zat – zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan biakan jasad
renik (mikroorganisme). Media dapat berbentuk padat, cair dan semi padat.
Didalam laboratorium mikrobiologi, kultur media sangat penting untuk isolasi
pengujian sifat – sifat phisis dan biokhermis bakteria serta untuk diagnosa suatu
penyakit (Hidayat, 1999).

3
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas
campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk
tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen selnya. Dengan media pertumbuhan juga bisa
digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur
murni. Komposisi media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan
identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing
pembuatan suatu media. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan,
pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo, 1996).
Secara umum medium dapat dibedakan atas medium alami maksudnya
medium yang murni berasal dari alam, medium semi buatan yaitu campuran
bahan-bahan kimia dan bahan alami, sedangkan medium buataan adalah medium
yang seluruhnya dibuat oleh manusia. Menurut Yusuf Hidayat (2000) berdasarkan
konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Medium padat (solid medium) yaitu media yang mengandung agar 15%
sehingga setelah dingin media menjadi padat.
2. Medium setengah padat (semi solid medium) yaitu media yang
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat,
tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya
pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak
mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri
yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semi
solid akan membentuk cincin hijau kebiruan dibawah permukaan media,
jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur.
Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen,
misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen
meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan
tumbuh merata diseluruh media.

4
3. Medium cair (liquid medium) yaitu media yang tidak mengandung agar,
contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
4. Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti
amilum, gelatin, selulosa dan agar-agar). Untuk medium padat/solid kita
dapat menggunakan agar-agar dengan kadar 1,5%-1,8%, dan pada
medium semi solid kadarnya setengah dari medium padat, sedangkan
pada medium cair tidak diperlukan pemadat.
Dalam medium harus ada nutrisi yang merupakan kebutuhan dasar dari
mikroorganise yang meliputi air, karbon, energi dan mineral. Air sangat
berperan penting karena air merupakan komponen dasar protoplasma, jalan
masuknya nutrien kedalam sel, dan juga reaksi enzimatik. Air yang baik
digunakan dalam pembuatan medium organisme adalah air suling, karena kalau
air sadah yang digunakan untuk pembuatan medium yeng terbentuk dari ekstrak
dari ekstrak daging dan pepton maka akan terbentuk endapan fosfat dan
magnesium fosfat. Dengan adanya endapan tersebut maka akan menghambat
bagi pertumbuhan biakan yang di tanam dalam medium (Dwidjoseputro, 2002).

2.3 Potato Dextrose Agar (PDA)


Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang
digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir.
Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga
agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur
dan khamir. Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah
mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti
industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA
untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka. PDA digunakan
untuk menumbuhkan atau mengidentifikasikan yeart atau kapang. PDA dapat juga
digunakan enumerasi yeart atau kapang dalam suatu sample atau produk makanan.
PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu: terdiri dari 90%
ekstrat kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan
khamar. Cara membuat PDA adalah mensorpensikan 39 gr media dalam luar air
yang telah didestiliasi (Yuni, 2015).

5
Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA
juga banyak digunakan oleh pembudidaya jamur seperti jamur tiram. Untuk
memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur
kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik
untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri. Pada umumnya, formula
komposisi PDA yang cocok untuk pertumbuhan jamur dan khamir (per liter) yaitu
Bubuk kentang/potato starch 4 gram, Dextrose 20 gram dan Agar 15 gram
(Pelczar, 1988).
Menurut Dwidjoseputro (1994), beberapa mikroorganisme yang dapat tumbuh
dengan baik pada PDA antara lain:
1. Pleurotus ostreatus merupakan nama latin dari jamur tiram. Jamur ini
memiliki ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan
tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan
bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan
Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster
Mushroom.
2. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi
dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah
karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi
seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein. Komposisi
dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori,
10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak,
0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg
kalsium. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan
72 persen lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan.
Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para
pelaku diet.
3. Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur yang memiliki banyak sekali
kegunaan. Karena kemampuannya yang dapat memfermentasi glukosa
menjadi alkohol, sejak dulu, jamur sudah ini digunakan untuk membuat
minuman anggur dan bir. Selain digunakan dalam proses pembuatan

6
minuman beralkohol, jamur ini juga dapat menghasilkan gas CO2 di dalam
air yang sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan dalam laut.
4. Trichophyton mentagrophytes merupakan mikroorganisme yang dapat
membuat penisilin/antibiotik.Jadi selain digunakan untuk menghitung
jumlah mikroorganisme yang terdapat di sample makanan, produk susu
dan juga kosmetik, PDA sekarang ini juga cocok digunakan sebagai
medium untuk mengembangbiakkan bibit jamur2 untuk makanan seperti
jamur tiram.

2.4 Nutrient Agar


Nutrient Agar (NA) adalah medium yang digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri. NA dibuat dengan komposisi agar-agar yang sudah
dipadatkan sehingga NA juga dapat disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan
untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar-agar hanyalah sebagai pengental agar
mudah padat pada suhu tertentu, bukan sebagai zat makanan untuk bakteri. NA
merupakan suatu media yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah cukup
yang dapat digunakan untuk budidaya bakteri dan untuk perhitungan
mikroorganisme dalam air, limbah, kotoran, dan bahan lainnya. Komposisi NA
terdiri dari ekstrak daging sapi 3 gram, peptone 5 gram, dan agar-agar 15 gram.
Formula ini tergolong relative simple untuk menyediakan nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan oleh sejumlah besar mikroorganisme. Pada NA, ekstrak daging sapi
dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein,
nitrogen, vitamin, serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk tumbuh dan berkembang. Pembuatan media juga harus mengandung nutrisi
seperti bahan-bahan yang kaya akan karbohidrat dan protein (Afra, 2016).
Ekstrak daging sapi mengandung senyawa-senyawa yang larut dalam air
termasuk karbohidrat, vitamin, nitrogen organic, dan garam. Pepton merupakan
sumber utama dari nitrogen organic, yang sebagian merupakan asam amino dan
peptide rantai panjang. Dalam hal ini, agar-agar digunakan sebagai bahan
pemadat, karena sifatnya yang mudah mengeras dan mengandung karbohidrat
sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme (Hadioetomo, 1993).

7
Media Nutrien Agar (NA) merupakan suatu media yang memiliki konsistensi
yang padat dimana media ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai
media untuk menumbuhkan bakteri. Di Indonesia sendiri, NA sudah banyak
dipakai oleh industry produk susu, pengolahan air, dan pengolahan limbah pabrik.
Tidak semua bakteri dapat dibiakkan dengan media ini karena media ni hanya
mengisolasi bakteri antraks dan stafilokokus (Hadioetomo, 1993).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan
sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan
energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber
energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor
pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu, secara umum nutrient dalam media
pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis
biologik oranisme baru (Pelczar, 1996).
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat sederhana
yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa
makanan dalam bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut,
sungai, danau, air selokan, atau bahan-bahan organik lain yang mengalami
penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari habitat ini menentukan
jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu (Natsir, 2006).

8
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum pembuatan nutrient agar mata kuliah mikrobiologi
umum dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Maret 2019 pukul 09.10 WIB di
Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini Hot plate, Plastik bening tahan
panas, Erlenmeyer, otoklaf, Botol Schoot 500 mL, Stirrer. Bahan yang
digunakan adalah 19.5 gr Potato Dextrosa Agar, 500 mL akuadest, 12 gr
Nutrient Agar.

3.3. Cara Kerja


Adapun langkah – langkah dalam praktikum kali ini yaitu;
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Nutrient agar ditimbang 7 gr dan dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 mL.
3. Potato dextrosa agar ditimbang sebanyak 9.75 gr dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer.
4. Ditambahkan 250 mL akuadest.
5. Dipanaskan pada hot plate dan di aduk menggunakan stirrer sampai
homogen dan
6. Dibiarkan sampai mendidih.
7. Dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilkan pada suhu 121oC, tekanan
1 psi.
8. Setelah didinginkan, Simpan dalam refrigerator suhu 16oC.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Media Tumbuh
No Gambar Keterangan
Komposisi :
Potato Dextrose Agar 1. Ekstrak Kentang 3 gram
2. Pepton 5 gram
3. Agar 15 gram
4. Zat tambahan
1.

2. Komposisi :
Nutrient Agar (NA) 1. Agar
2. Aquades
3. Peptone
4. Meat extract
5. Yeast extract
6. Karbohidrat
7. Beef exract

10
4.2. Pembahasan
Media adalah suatu subtansi yang terdiri dari campuran zat – zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan biakan jasad
renik (mikroorganisme). Media dapat berbentuk padat, cair dan semi padat.
Didalam laboratorium mikrobiologi, kultur media sangat penting untuk isolasi
pengujian sifat – sifat phisis dan biokhermis bakteria serta untuk diagnosa suatu
penyakit (Hidayat, 1999).
Pertama, Praktikum kali ini adalah membuat media pertumbuhan yang disebut
dengan media PDA atau Potato Dextrose Agar. PDA merupakan tempat
pertumbuhan cendawan atau kapang, organisme tersebut menyerap karbohidrat
dari ekstrak kentang dan dan gula serta dari agar yang tercampur di dalamnya. Hal
ini yang menyebabkan mengapa kentang harus dipootong kecil- kecil pada proses
pembuatan PDA bauan sendiri, agar karbohidrat di kentang dapat di kelar dan
menyatu dengan air sehingga menjadi ekstrak. Semakin kecil permukaan maka
semakin besar daya osmosisnya. Bagian kentang yang digunakan adalah sati
patinya kerna selain mengandung zat mineral juga mengandung amilum yang
merupakan bentuk dari polisakarida sebagai tambahan makanan kapang.
Langkah – langkah pembuatan PDA adalah dengan menimbang bahan-bahan
untuk membuat PDA dengan takaran 9,75 gram dan 500ml aquades. Campurkan
kedua nya dalam erlenmeyer setelah itu tutup dengan alumunium foil dan larutkan
keduanya hingga larutannya homogen dengan menggunakan hotplate dan stirer.
Didiamkan selama beberapa menit kemudian erlemenyer di angkat lalu dituang
pada cawan petri untuk pengembangbiakan mikroba. Untuk sisa PDA dapat
disimpan dalam kulkas laboratorium dan dapat bertahan sampai 1 bulan. Untuk
medium yang berada dalam cawan petri, letakkan pada suatu tempat seperti kamar
mandi, tempat lembab atau lainnya. Biarkan cawan petri dalam keadaan terbuka
selama 15 menit, setelah itu tutup kembali dan lapisi dengan plastik wrap selama
3 hari untuk mengetahui cendawan atau kapang yang tumbuh. Setelah 3 hari
cendawan atau kapang dapat diketahui dan dihitung menggunakan colony counter.
PDA terdapat dua jenis PDA instan dan PDA buatan sendiri. Hal yang
membedakan antara kedua PDA ini adalah pada takaran komposisinya. Untuk
PDA instan takaran dapat lebih tepat karena menggunakan alat dalam

11
penimbangannya, sedangkan pada PDA buatan sendiri takaran kurang tepat
karena bisa terjadi human error pada saat praktikum dan mungkin pada agar akan
kebanyakan atau jadinya tidak sempurna seperti pada PDA instan. Dengan
praktikum ini praktikan dapat membuat media agar dengan tepat dan mikroba
dapat berkembangbiak dengan baik dan peneliti dapat meneliti jenis apa
cendawan atau kapang di dalamnya.
Kedua, pembuatan media pertumbuhan menggunakan media agar. Media agar
yang digunakan adalah nutrient agar dimana berfungsi untuk membiakkan
berbagai macam bakteri. Nutrien agar merupakan suatu medium yang berbentuk
padat yang merupakan perpaduan antara bahan-bahan alamiah dan senyawa-
senyawa kimia. Nutrien agar merupakan medium yang berwarna colat muda yang
memiliki konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik. Bahan-
bahan yang terkandung dalam nutrien agar misalnya terdapat beef ekstrak, pepton,
dan agar. Beef ekstrak merupakan daging yang sudah di ekstraks. Pada beef
ekstraks mengandung basa organik yang terbuat dari otak, limpa, plasenta dan
daging sapi. Bahan nutrien agar selanjutnya adalah pepton. Pepton adalah produk
hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein,
lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya
dan bagaimana cara memperolehnya. Bahan yang paling penting dalam komposisi
nutrien agar adalah agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula
atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah
sebagai pemadat (gelling) untuk membuat suatu media. Jika dicampur dengan air
dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus dimasak dan
dipanaskan, pencairan dan pemadatan berkali-kali dengan sterllisasi yang terlalu
lama dapat menurunkan kekuatan agar terutama pada pH yang asam. Tidak hanya
bahan bahan tersebut yang digunakan, terdapat tambahan-tambahan untuk
memperkaya bahan makanan pada nutrien agar seperti karbohidrat dan yeast
ekstrak.
Beberapa prosedur pembuatan nutrien agar adalah dengan menimbang bahan-
bahan untuk membuat nutrien agar dengan takaran beef ekstrak 3 gr, pepton 5 gr,
agar, 7 gr dan aquades sampai dengan 250 ml. Pada tahap pertama aquades dibagi
menjadi dua bagian. Pada bagian pertama untuk melarutkan beef ekstrak dan

12
pepton sedangkan pada bagian kedua untuk melarutkan agar. Selanjutunya
masing-masing larutan, dilarutkan dengan menggunakan hot plate dan stiter bar.
Setelah itu larutan 1 dan larutan 2 dihomogenkan kemudian diukur pHnya yang
berguna untuk menetralkannya, jika pada larutan tersebut tidak terlalu asam atau
basa dapat ditambahkan HCl atau NaOH. Setelah itu masukkan ke dalam labu
Erlemenyer lalu sterililkan dengan menggunakan autoclave. Setelah 30 menit dan
autoclave pada tekanan 0 psi, Erlemenyer di angkat lalu dituang pada cawan petri
untuk pengembangbiakan mikroba. Untuk sisa nutrien agar dapat disimpan dalam
kulkas laboratorium dan dapat bertahan sampai 1 bulan. Untuk medium yang
berada dalam cawan petri, letakkan pada suatu tempat seperti kamar mandi,
tempat lembab atau lainnya. Biarkan cawan petri dalam keadaan terbuka selama
15 menit, setelah itu tutup kembali dan lapisi dengan plastik wrap selama 3 hari
untuk mengetahui bakteri yang tumbuh. Setelah 3 hari bakteri dapat diketahui dan
dihitung menggunakan colony counter.
Untuk nutrien agar terdapat dua jenis nutrien agar instan dan nutrien agar
buatan sendiri. Hal yang membedakan antara kedua nutrien agar ini adalah pada
takaran komposisinya. Untuk nutrien agar instan takaran dapat lebih tepat karena
menggunakan alat dalam penimbangannya, sedangkan pada nutrien agar buatan
sendiri takaran kurang tepat karena bisa terjadi human error pada saat praktikum.
Dengan praktikum ini praktikan dapat membuat media agar dengan tepat dan
mikroba dapat berkembangbiak dengan baik dan peneliti dapat meneliti jenis apa
bakteri di dalamnya

13
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Dari praktikum pembuatan media PDA dapat disimpulkan bahwa,
PDA merupakan media pertumbuhan cendawan atau kapang. Komposisi yang
digunakan berbeda dengan NA, pada PDA menggunakan ekstrak kentang.
Kentang merupakan sumber karbohidrat dan memiliki gugusan gula yaitu
monosakarida dan polisakarida. Pembuatan media PDA hampir sama dengan
pembuatan media NA. Terdapat berbagai bahan untuk pembuatan PDA antara
lain ekstrak kentang, pepton, agar dan aquades. PDA memiliki dua jenis yaitu
PDA instan dan PDA buatan sendiri. PDA instan memiliki takaran yang lebih
detail dibandingkan PDA buatan sendiri. Dengan pembuatan PDA yang tepat,
mikroba akan tumbuh dengan baik dan peneliti dapat mengetahui jenis
cendawan atau kapang di dalamnya.
nutrien agar (NA) yang berfungsi untuk mengembangbiakkan bakteri.
Terdapat berbagai bahan untuk pembuatan NA antara lain beef ekstrak, pepton,
agar dan aquades. NA memiliki dua jenis yaitu NA instan dan NA buatan
sendiri. NA instan memiliki takaran yang lebih detail dibandingkan NA buatan
sendiri. Dengan pembuatan NA yang tepat, mikroba akan tumbuh dengan baik
dan peneliti dapat mengetahui jenis bakteri di dalamnya.

5.2. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan yaitu pada saat praktikum
berlangsung sebaiknya praktikan menjaga kebersihan, kesterilan diri maupun
alat-alat yang ada didalam laboratorium mikrobiologi. Setiap praktikan juga
diharapkan serius dan bekerja dengan teliti pada saat percobaan atau praktikum
berlangsung. Dan kelengkapan alat serta bahan pembuatan media pertumbuhan
cendawan atau kapang lebih dilengkapkan lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Afra, N. 2016. Pembuatan Medium Pertumbuhan Mikroorganisme. Jurnal


Penelitian dan Pendidikan. Vol.6(2).

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Dwidjoseputro, D. 2002. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang:Djambatan

Hadioetomo, R. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.


Jakarta:PT Gramedia Pustaka.

Hidayat, Y dan Sutarma. 1999. Jurnal Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri
Vol 1. No.1. Bogor: Balai Penelitian Veteriner.

Hidayat, Y. dan Sutarma. 2000. Pembuatan Kultur Media Bakteri. Jurnal Teknik
Pembuatan. Vol.1(2).

Iptek. 2009. Pembuatan Medium. http://beritaiptek.com. Diakses pada tanggal 9


April 2018 pukul 17.00 WIB

Natsir, D. 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Makassar: UnHAs

Pelczar. 1996. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.

Pelczar. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Suriawiria. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Sutedjo. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.

Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:Penerbit


Erlangga.

Yuni. 2015. Buku Pintar Praktikum Kimia SMA. Jakarta: Laskar Aksara

15
16

Anda mungkin juga menyukai