PENGELOLAAN GULMA
“IDENTIFIKASI GULMA”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pengelolaan Gulma
Disusun oleh :
Nama : Nita Agustiyani
NIM : 4442160035
Kelas : VA
Kelompok : 2 (Dua)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cara Identifikasi Gulma 3
2.2 Macam-Macam Penggolongan Gulma 4
2.3 Pengendalian Gulma 5
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat 7
3.2 Alat dan Bahan 7
3.3 Cara Kerja 7
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan 8
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan 11
5.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1
1. Memperkenalkan beberapa cara untuk mengetahui nama ilmiah berbagai
jenis gulma
2. Menerapkan ilmu tasonomi tumbuhan untuk identifikasi gulma.
3. Mampu mengidentifikasi jenis – jenis gulma sampai dengan tingkat genus
dan spesies berdasarkan ciri – ciri morfologis.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
herbarium. Tanda-tanda yang dipakai dalam identifikasi dan penelaahan spesies
gulma; terbagi atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan
lingkungan dan sifat-sifat generatif yang cenderung tetap.Sifat vegetatif gulma
antara lain : perakaran, bagian batang dan cabangnya, kedudukan daun, bentuk
daun, tepi daun dan permukaan daun, terdapat alat-alat tambahan misalnya daun
penumpu atau selaput bumbung, beragam dan berbeda-beda untuk tiap spesies
gulma. Bagian generatif yang dapat digunakan sebagai kriteria tanaman antara
lain adalah : jumlah dan duduknya bunga, bagian-bagian bunga, warna kelopak
bunga, warna mahkota bunga, jumlah benang sari, serta bentuk ukuran -warna-
jumlah buah atau biji (Sastroutomo, 1990).
Identifikasi sangat penting terutama dalam memahami tanda-tanda
karakteristik seperti yang berkenaan dengan morfologi (terutama morfologi luar)
gulma. Dengan memahami karakteristik tersebut, dalam melakukan upaya
pengendalian gulma akan lebih mudah. Disamping itu juga kita harus
memperhatikan faktor-faktor lain, seperti misalnya iklim, jenis tanah, biaya yang
diperlukan, dan pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkannya
(Tjitrosoedirjdjo, 1984).
4
tersusun atas satu atau lebih bunga kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga
kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung (bractea) yang
tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut
palea.Buah disebut caryopsis atau grain.Contohnya Imperata cyliindrica,
Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens
b. Golongan teki (sedges)
Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae.Batang
umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya
tidak berongga.Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-
lidah daun (ligula).Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga
sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu
daun pelindung. Buahnya tidak membuka. Contohnya Cyperus rotundus,
Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides
c. Golongan berdaun lebar (broad leaves)
Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan
Pteridophyta. Daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala.
Contohnya Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia crassipes,
Amaranthus spinosus, Portulaca olerace, Lindernia sp
Berdasarkan asalnya, gulma dikelompokan ke dalam (Rukman, 1999) :
a. Gulma obligat (obligate weeds) adalah gulma yang tidak pernah dijumpai
hidup secara liar dan hanya dapat tumbuh pada tempat-tempat yang
dikelola oleh manusia. Contoh Convolvulus arvensis,Monochoria
vaginalis, Limnocharis flava b. Gulma fakultatif (facultative weeds)
adalah gulma yang tumbuh secara liar dan dapat pula tumbuh pada
tempat-tempat yang dikelola oleh manusia. Contohnya Imperata
cylindrica, Cyperus rotundus Opuntia sp
Berdasarkan parasit atau tidaknya, dibedakan dalam (Rukman, 1999) :
a. Gulma non parasit, contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus.
b. Gulma parasit, dibedakan lagi menjadi :
1. Gulma parasit sejati, contoh Cuscuta australis (tali putri).
Gulma ini tidak mempunyai daun, tidak mempunyai klorofil, tidak
dapat melakukan asimilasi sendiri, kebutuhan akan makannya diambil
5
langsung dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya (haustarium)
memasuki sampai ke jaringan floem
2. Gulma semi parasit, contohnya Loranthus pentandrus.
Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan
asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan unsur hara lainnya
diambil dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya masuk sampai ke
jaringan silem.
3. Gulma hiper parasit, contoh Viscum sp.
Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan
asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan hara lainnya diambil
dari gulma semi parasit, dan akar pengisapnya masuk sampai ke
jaringan xylem.
6
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
7
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Gulma yang Pertama yang akan saya bahas adalah gulma Digitaria ciliaris
atau nama lainnya adalah jalamparan, berikut ini adalah klasifikasi Digitaria
ciliaris (Budi, 2009) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Digitaria
Spesies : Digitaria ciliaris
Tumbuh-tumbuhan dapat mudah tumbuh pada segala macam keadaan tanah
pada ketinggian 1 – 1800 m. Tumbuihan tahunan dalam bentuk lempengan,
batang yang menyagga bunga tingginya 50-11-cm. Digitaria ciliaris merupakan
gulma berdaun sempit. Rumput yang berumpun, dengan batang yang merayap
tinggi dapat mencapai 1 – 1.2 m. Batang berongga, pipih yang besar semakin ke
bawah. Pelepah daun menempel pada batang, lidah sangat pendek. Helaian daun
berbentuk garis lanset atau garis, bertepi kasar, kerapkali berwarna keunguan.
Bulir 2 – 22 per karangan bunga, terdapat pada ketinggian yang tidak sama (Budi,
2009).
Bandotan atau Ageratus conyzoides termasuk tanamanna semusim tanaman
ini berasal dari Amerika tropis, khususnya Brazil, akan tetapi telah lama masuk
dan meliar di wilayah Nusantara. Disebut juga sebagai babandotan atau babadotan
atau wedusan. Ageratum conyzoides adalah tumbuhan terna semusim yang berasal
dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah kering atau lembab di daerah terbuka atau
sedikit ternaung. Daerah penyebarannya meliputi 0-2100 m di atas muka laut,
berbunga sepanjang tahun. Mudah tersebar melalui biji yang ringan dan
mempunyai papus. Gulma ini menimbulkan masalah sebagai saingan tanaman
karet muda di pembibitan, adakalanya di dalam polybag, merupakan pengganggu
8
tanaman penutup tanah kacangan. Gulma ini juga terdapat di perkebunan kelapa
sawit, coklat, teh, tebu, dan tanaman palawija (Mahfudz, 2003).
Asystasia gangetica (L.) atau rumput israel merupakan gulma yang banyak
dijumpai di perkebunan-perkebunan kelapa sawit, dan dapat dimanfaatkan sebagai
tanaman penutup tanah di perkebunan kelapa sawit menghasilkan karena toleran
terhadap naungan. Subspesies tanaman ini telah diperkenalkan ke Australia.
Tetapi kemungkinan bahwa A. g. gangetica terbatas pada Asia, dan A. g.
micrantha terbatas pada AfricaThis merupakan tanaman penting bagi lebah madu,
kupu-kupu dan serangga lainnya. Di daerah tropis. membuatnya menjadi gulma
yang dapat menutupi vegetasi asli tertentu. Cara penyebaran gulma ini dengan biji
atau secara vegetatif, dimana biji gulma ini berbulir-bulir memanjang berwarna
kehitaman dengan ukuran 1-3 mm bentuknya kecil. Habitatnya Menjalar dan
menguasai tumbuhan yang berada disekitarnya (Moenandir, 1988).
Clidemia hirta (L.) D. Don atau harendong merupakan tanaman Perdu, yang
tegak dan naik dengan tinggi 0,5-2 meter. Berikut adalah klasifikasi tanaman
harendong atau Clidemia hirta (L.) D. Don menurut Polosakan (1990) :
Kingdom: Plantae
Division: Magnoliophyta
Class: Magnoliopsida
Order: Myrtales
Family: Melastomataceae
Genus: Clidemia
Species: Clidemia hirta (L.) D. Don
Menurut Sukman (1991) tanaman ini Terdapat di seluruh Indonesia, terutama
di pinggir-pinggir hutan, semak belukar dan tepi jurang. Tumbuh di dataran
rendah hingga kurang lebih 1.500 m dpl. Cara perbanyakan tumbuhan ini dengan
generatif atau menggunakan biji. Buah harendong bulu yang sudah masak
berwarna ungu merupakan makanan ringan di perjalanan yang berasa manis.
Waltheria indica L. adalah spesies tanaman berbunga di keluarga mallow,
Malvaceae, yang memiliki distribusi pantropical. Itu diyakini berasal
di neotropics . W. indica adalah sub - cabang atau semak berumur pendek,
mencapai ketinggian 2 m (6,6 kaki) dan diameter batang 2 cm (0,79 in). Ini paling
9
umum di habitat yang kering, terganggu atau dikeringkan dengan baik. Di Puerto
Rico , tumbuh di daerah yang menerima curah hujan tahunan 750–1.800 mm (30–
71 inci) dan pada ketinggian dari permukaan laut hingga lebih dari 400 m (1.300
kaki). Akar, daun dan bunga dari W. indica semuanya digunakan secara medis di
beberapa kebudayaan, seperti juga kerabat dekatnya, Waltheria americana
(Polosakan, 1990).
Menurut Mahfudz (2003) Waltheria indica tumbuh pada lahan tropis dan sub
tropis. Sasfroutomo (1990) menunjukkan bahwa spesies ini asli dari Florida dan
Texas. Species ini dapat ditemukan di lapangan tua, lokasi kontruksi, pinggir
jalan, hutan terbakar dan padang rumput. Jenis ini memiliki naungan toleran dan
tidak akan bertahan dalam tajuk pohon tertutup dan tidak dapat bersaing dengan
jenis rumput lain serta tahan pada keadaan kekeringan dan tanah sedikit
mengandung garam.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman
budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang
sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang
tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman
lain yang ada di dekat atau disekitar tanaman pokok tersebut. Pengetahuan kita
mengidentifikasi gulma sangatlah penting karena dengan identifikasi gulma maka
kita dapat melakukan tindakan pengendalian gulma. Misalnya cara apa yang tepet
yang digunakan untuk mengendalikan gulma tertentu, sehingga dengan demikian
maka kita dapat mengambil tindakan dalam pengendaliannya.
5.2 Saran
Pada praktikum Identifikasi gulma selanjutnya praktikan sebaiknya
mempunyai buku mengenai morfologi dan anatomi gulma atau alat bantu lain agar
saat mengidentifikasi bisa lebih mudah.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Sukman, Yernelis. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Pers,
Jakarta.
Tjitrosoedirdjo, dkk. 1984. Pengolahan Gulma di Perkebunan. Gramedia, Jakarta.
13