Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN BOTANI

KUNCI DETERMINASI TANAMAN

NAMA : 1. Muzammil (A41150820)


2. Saiful (A41150821)
3. Fialana Nuri F (A41150850)
4. Nyomi Indriana (A41150854)
5. Linda Astutik (A41150861)
6. M. Rofiul M (A41150868)
GOL/KEL : B/3

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temukan tumbuhan di sekeliling
kita, ada beberapa tumbuhan yang kita ketahui nama daerah maupun nama ilmiahnya
namun tidak sedikit pula tumbuhan yang tidak kita ketahui namanya. Setiap
tumbuhan memiliki nama yang berbeda-beda walaupun dalam satu genus, memiliki
bentuk dan warna yang sama. Hal ini dikarenakan oleh perbedaan spesies pada suatu
tumbuhan tersebut.
Tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan akar, batang, daun, bunga maupun
biji yang dimiliki oleh masing-masing tumbuhan. Perbedaan ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam menentukan jenis tumbuhan dan nama tumbuhan yang kita
temui. Untuk menentukan jenis, golongan dan nama suatu tumbuhan dapat dilakukan
dengan cara identifikasi tumbuhan. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah
mengenal tumbuhan yang kita temui kemudian membandingkan tumbuhan tersebut
dengan tumbuhan lain. Perbandingan dilakukan pada akar, batang, daun, bunga
bahkan biji. Pada umumnya suatu species diidentifikasi dengan menggunakan kunci
determinasi. Kunci ini terdiri atas serangkaian petunjuk yang merupakan ciri-ciri
morfologi suatu makhluk hidup, dengan ciri setiap petunjuk terdiri atas dua
pernyataan yang berlawanan dan pernyataan-pernyataan ini membawa kita pada
petunjuk selanjutnya. Jika salah satu ada yang cocok, maka pernyataan yang lain
gugur, demikian seterusnya sampai akhirnya nama jenisnya diketahui.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum determinasi dan pencandraan koleksi tumbuhan
Politeknik Negeri Jember adalah agar mahasiswa mampu:
1. Menggunakan kunci buatan determinasi dan penyandraan tumbuhan,
2. Melakukan pencandraan jenis-jenis tumbuhan,
3. Menentukan ciri-ciri familia, genus dan spesies tumbuhan,
4. Menentukan nama ilmiah suatu tumbuhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan dan


perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan
di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan
makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya.
Untuk dapat mengklasifikasikan, perlu dilakukan determinasi ataupun
identifikasi, Determinasi merupakan upaya membandingkan suatu tumbuhan dengan
satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan).
Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah
determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat
daripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan(Anonim, 2008)

Klasifikasi tumbuhan pada dasarnya merupakan pembentukan kelompok-


kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun ke dalam
takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan dasar
dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan
klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Takson yang
terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat
lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya.
Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan
adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori
yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki
tertentu.

Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali yang perlu dilakukan adalah


adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut. Cirri-ciri morfologis yang
digunakan dalam klasifikasi ialah bagian vegetatif atau bagian yang ada kaitannya
dengan reproduksi. Contoh bagian vegetatif antara lain yaitu ada tidaknya jaringan
pembuluh, macam serta kedudukan daun, dn cirri-ciri organ lainnya. Pada umumnya,
struktur reproduktif lebih luas penggunaannya dibandingkan dengan struktur
vegetatif. Banyak studi tentang morfologi tumbuhan memperlihatkan bahwa struktur
yang berhubungan dengan alat reproduktif ternyata hanya sedikit yang mengalami
perubahan selama evolusi dibandingkan dengan struktutr vegetative (Tjitrosomo,
1984). Setelah dilakukan pengamatan terhadap cirri-ciri morfologi, langkah
selanjutnya adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi
dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan
salah satu cara berikut diantaranya yaitu ingatan, bantuan ahli, specimen acuan,
pustaka, computer.(Anonimous, 2007):

Biasanya, proses determinasi akan lebih mudah jika menggunakan kunci


determinasi. Kunci determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk
memperlancar pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi
dibuat secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya.
Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si
pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa sifat yang
bertentangan,begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa
identitas tumbuhan yang diinginkan(Anonimous, 2007).

Kunci determinasi merupakan suatu cara menentukan jenis, golongan dan


nama suatu tumbuhan berdasarkan pengamatan terhadap morfologi tumbuhan.
Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang
sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak
ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi digunakan.
Suku suatu tumbuhan dideterminasi berdasarkan persamaan morfologi tumbuhan
seperti bentuk tumbuhan, batang, daun, bunga dan buah. Marga dan jenis tumbuhan
dideterminasi berdasarkan morfologi tumbuhan secara spesifik seperti bentuk
tumbuhan, batang, daun, bunga dan buah. Selain itu juga dapat dilakukan
pengelompokan berdasarkan daerah penyebaran, sifat tumbuhan dan kegunaan
menurut adat kebiasaan setempat.
Penggunaan kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus
Linnaeus. Namun, sebenarnya Lammarck (1778) juga pernah menggunakan kunci
modern untuk identifikasi. Salah satu kunci identifikasi ada yang disusun dengan
menggunakan ciri-ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci
tersebut terdiri atas dua alternatif (dua ciri yang saling berlawanan) sehingga disebut
kunci dikotomi.

Cara menggunakan kunci determinasi antara lain sebagai berikut:


1. Bacalah dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu nomor 1a.
2. Cocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang terdapat pada
makhluk hidup yang diamati.
3. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang diamati, harus
beralih pada pernyataan yang ada di bawahnya dengan nomor yang sesuai. Misalnya,
pernyataan 1a tidak sesuai, beralihlah ke pernyataan 1b.
4. Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri yang dimiliki
organisme yang diamati, catatlah nomornya. Lanjutkan pembacaan kunci pada nomor
yang sesuai dengan nomor yang tertulis di belakang setiap pernyataan pada kunci.
5. Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk hidup yang
diamati, alternatif lainnya akan gugur. Sebagai contoh, kunci determinasi memuat
pilihan:
a. tumbuhan berupa herba, atau
b. tumbuhan berkayu.
6. Jika yang dipilih adalah 1a (tumbuhan berupa herba), pilihan 1b gugur.
7. Begitu seterusnya hingga diperoleh nama famili, ordo, kelas, dan divisio atau filum
dari makhluk hidup yang diamati. Pada umumnya, buku penuntun identifikasi
makhluk hidup dilengkapi dengan kunci determinasi dan hanya berlaku setempat
(lokal).
Salah satu buku yang dapat digunakan dalam identifikasi kunci determinasi
butan dan pencandraan adalah buku dari Steenis Van C. G. G. J terbitan 2002 yang
dimiliki oleh Politeknik Negeri Jember.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 Desember 2015
bertempat di Laboratorium Teknik Produksi Benih Politeknik Negeri Jember
3.2 Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Alat tulis 1.Tanaman Jati
2. Buku kunci buatan determinasi 2.Tanaman Kapas
dan penyandraan 3.Tanaman anggur
4.Tanaman Pinus
5.Tanaman Kayu Manis
6.Tanaman Mlinjo
7.Tanaman
8. Tanaman
9. Kertas HVS

3.3. Langkah Kerja


1. Menyiapkan buku kunci determinasi buatan beserta alat dan bahan lain yang
akan digunakan untuk praktikum,
2.Membagi kelompok pengamatan koleksi tumbuhan Politeknik Negeri Jember,
3. Mengamati koleksi tumbuhan Politeknik Negeri Jember sesuai kelompok yang
telah dibagi,
4. Mencocokkan pengamatan terhadap tumbuhan dengan buku kunci determinasi
buatan dan penyandraan
5. Mencatat hasil pengamatan dan penyandraan pada kertas HVS,
6. Menentukan nama ilmiah koleksi tumbuahn Politeknik Negeri Jember.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
N Tanaman Kunci Determinasi Keterangan
o
1 Jati 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 1b : tumbuh tumbuhan dengan bunga
9b, 10b, 11b, 12b, sejati, sedikit dikitnya dengan benang sari
13b, 14b, 16a, 239b, dan (atau) putik. Tumbuh tumbuhan
243b, 244b, 248b, berbunga
249b, 250a, 251b, 2b : tiada alat pembelit. Tumbuh
253a family tumbuhan dapat juga memanjat atau
Verbenaceae 1b, 2b, membelit ( dengan batang , poros daun atau
3b, 6a Genus Tectona, tangkai daun
Spesies Tectona 3b : daun tidak berbentuk jarum ataupun
Grandis L.f. tidak terdapat dalam berkas tersebut
4b : tumbuh tumbuhan tidak menyerupai
bangsa rumput. Daun dan (atau) bunga
berlainan dengan yang diterangkan diatas
6b : dengan daun yang jelas
7b : bukan tumbuh tumbuhan bangsa
palem atau yang menyerupainya
9b : tumbuh tumbuhan tidak memanjat
dan tidak membelit
10b : daun tidak tersusun demikian rapat
menjadi rozet
11b : tidak demikian. Ibu tulang daun dapat
dibedakan jelas dari jaring urat daun dan
dari anak cabang tulang daun yang
kesamping dan yang serong ke atas.
12b : tidak semua daun duduk dalam
karangan atau tidak ada daun sama sekali
13b : tumbuh tumbuhan berbentuk lain
14b : semua daun duduk berhadapan
16a : daun tunggal, berlekuk atau tidak,
tetapi tidak berbagi menyirip rangkap
sampai bercangap menyirip rangkap
239b : tumbuh tumbuhan tanpa getah
243b : tidak hidup dari tumbuh tumbuhan
lain
244b : susunan bertulangan daun tidak
demikian, seluruhnya atau sebagian besar
tulang daun tersusun menyirip, menjari atau
sejajar
248b : daun bertulang menyirip atau
menjari, susunan urat daun seperti jala
249b : daun tak mempunyai serabut
demikian. Bunga berbentuk lain
250a : pohon atau perdu
251b : tidak terdapat daun penumpu atau
daun penumpu berbentuk lain
253a : karangan bunga berupa bongkol dan
terdiri dari banyak bunga yang terjejal
jejal
Family Verbenaceae :
Semak, perdu atau pohon, sering memanjat.
Daun berhadapan atau dalam karangan ,
tunggal atau majemuk, tanpa daun
penumpu. Bunga zygomorph, berkelamin
2. Kelopak berdaun lekat, terpancung atau
dengan gigi taju 2-6, tetap melekat.
Mahkota berdaun lekat, dengan tepian yang
sering berbibir 2 sedikit atau banyak.
Bertaju 4-5. Benang sari hampir seluruhnya
4, kadang kadang 2, terletak pada tabung
mahkota, lepas, sama atau berbekas 2.
Kepala sari beruang 2
1b : daun tunggal
2b : tanaman lain
3b : karangan bunga lain, bunga bertangkai
6a : mahkota dapat dikatakan beraturan.
Benang sari 5-8, sama. Buah batu
dikelilingi oleh kelopak membesar bentuk
periuk.
Genus tectona :
Pohon, tinggi sampai 40 m. Batang jauh
diatas tananh baru bercabang. Bagian yang
muda dan bagian sisi bawah daun berbulu
vilt rapat, berbentuk bintang. Daun
bertangkai pendek, kadang kadang
duduk, sedikitnya bulat telur, dengan ujung
yang berbentuk baji dan bagian pangkal
yang menyempit, pada cabang yang
berbunga, 23-40 kali 11-21 cm. Daun yang
muda sering coklat kemerah merahan.
Karangan bunga tersusun dari anak payung
menggarpu, diujung, berambut serupa
tepung, ditutupi dengan kelenjar.
Spesies Tectona grandis L.f.
2 Pinus 1b, 2b, 3a, family 1b : tumbuh tumbuhan dengan bunga
Pinaceae, genus Pinus, sejati, sedikit dikitnya dengan benang sari
spesies Pinus dan ( atau ) putik. Tumbuh tumbuhan
merkusi berbunga.
2b : tiada alat pembelit, tumbuh
tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit ( dengan batang, poros daun, atau
tangkai daun)
3a : daun berbangun jarum dan terdapat
dalam berkas terdiri dari 2-3 helai, pangkal
tiap berkas daun diliputi oleh beberapa sisik
tipis bangun buluh
Family Pinaceae :
Pohon atau perdu. Daun bentuk jarum.
Bunga berkelamin 1. Berumah satu,
telanjang. Bunga jantan mirip untai, benang
sari banyak dengan ujung tangkai sari
bentuk perisai, ruang sari 2, menggantung
di bawah perisai ujung. Bunga betina
dinamakan kerucut, bersisik, tertimbun
rapat, tersusun secara spiral
Genus Pinus :
Pohon tinggi 20-40 cm, daun dalam berkas
2. Berkas daun ini pada pangkalnya
dikelilingi oleh suatu sarung dari sisik yang
berupa selaput tipis panjangnya kurang
lebih 0,5 cm, bunga jantan panjangnya
kurang lebih 2 cm. Bunga betina terkumpul
dalam jumlah kecil pada ujung tunas yang
muda, silindris dan sedikit berbangun telur,
terap kali bengkok.
Spesies Pinus merkusii
3. Anggur 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 1b : Tumbuh-tumbuhan dengan bunga
9b, 10b, 11b, 12b, sejati,sedikit-sedikitnya dengan
13b, benang sari dan (atau) putik.
14a,15a,109b,119b,12 Tumbuh-tumbuhan berbunga
0b,128b 2b : Tiada alat pembelit. Tumbuh-
129b,135b,136b,139b, tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang,poros daun
140b,142b,143b, atau tangkai daun)
146b,154b,155b,156b, 3b : daun tidak berbentuk jarum ataupun
162b,163b,167b, tidak terdapat dalam berkas tersebut
169b,171b,177b,179b, 4b : tumbuh tumbuhan tidak menyerupai
187b,189b,190b,191b, bangsa rumput. Daun dan (atau) bunga
192b, berlainan dengan yang diterangkan diatas
193b,195b,196b,212a, 6b : dengan daun yang jelas
Familly 7b : bukan tumbuh tumbuhan bangsa
Vitaceae,1b,2a,Genus palem atau yang menyerupainya
Cyratia,Spesies Vitis 9b : tumbuh tumbuhan tidak memanjat
trifolia L dan tidak membelit
10b : daun tidak tersusun demikian rapat
menjadi rozet
11b : tidak demikian. Ibu tulang daun dapat
dibedakan jelas dari jaring urat daun dan
dari anak cabang tulang daun yang
kesamping dan yang serong ke atas.
12b : tidak semua daun duduk dalam
karangan atau tidak ada daun sama sekali
13b : tumbuh tumbuhan berbentuk lain
14a : daun tersebar, kadang-kadang
sebagian berhadapan
15a : daun tunggal, tetapi tidak
berbagi menyirip rangkap sampai
bercangap menyirip rangkap
109b : tanaman daratan (atau
tumbuh) di antara tanaman bakau
119b : tanaman lain
120b : Tanaman tanpa getah
128b : Daun lain.Bukan rumput
rumputan yang merayap,dan mudah
berakar
129b : tidak ada upih daun yang
jelas,paling-paling pangkal daun
sedikit
135b : daun tidak berbentuk kupu-
kupu berlekuk dua
136b : susunan tulang daun menjari
atau menyirip
139b : tidak adabekas berbentuk
cincin yang melingkarpada cabang
140b : kelopak tampakelenjar
demikian
142b : cabang tidak demikian
143b : sisik demikian tidak ada
146b : tanaman tidak berduri atau
tidak berduri tempel
154b : bunga tidak dalam bongkol
dengan daun pembalut sedemikian
155b : bunga tidak tertanam pada
tangkai daun
156b : bakal buah menumpang
162b : ujung tangkai daun tampa
kelenjar
163b : rumput rumputan, atau
setidak tidaknya bukan bunga yang
berbilangan 3
167b : bunga tidak demikian
169b : bunga tak bertaji
171b : tangkai sari lepas, kepala sari
kadang kadang berlekatan
177b : bunga berkelamin dua
179b : benang sari 1,2 atau 3 kali
sebanyak daun mahkota
187b : daun mahkota berlekatan,
bagian bawah berbentuk tabung atau
cincin
189b : bunga lebih besar atau tidak
dalam bulir seperti itu
190b : bunga lebih kecil
191b : mahkota bunga tidak
berbentuk bintang, tabung mahkota
berkembang baik
192b : benang sari 2-5
193b : rumput rumputan
195b : benang sari 4
196b : bunga tidak terancap antara 2
kelenjar. Tabung bunga pendek sekali,
tepi berbentuk mangkuk yang lebar.
Karangan bunga dengan rambut
kelenjar yang banyak.
212a :tidak terdapat sisik demikian di
sisi bawah daunnya.
Family vitaceae :
Kebanyakan perdu memanjat.Daun tersebar
dengan daun penumpu.Alat pembelit
berhadapan dengan daun,sesuai dengan
karangan bunga.Bunga kecil
beraturan.Kelopak dengan 3-7 gigi lekuk
atau tepi rata.Daun mahkota 3-7,hijau,pada
ujung kerapkali bergandengan dan sama-
sama rontok.Benang sari sebanyak daun
mahkota.Tonjolan dasar bunga di sebelah
dalam benang sari.Bakal buah
menumpang,kadang-kadang terlindung
dalam tonjolan dasar bunga,sempurna atau
tidaka sempurna beruang 2 dengan 2 bakal
biji pada tiap ruang,atau beruang 3-8
dengan bijiper ruang.1 tangkai
putik,pendek,buah buni.
1b : Semak atau perdu memanjat
dengan alat pembelit.Kepala sari
lepas
2a : daun majemuk
Genus Cayratia : semak memanjat,
bercabang kuat, pada pangkalnya
kerapkali berkayu, 2-20 m. Batang
bersegi, pada tunas membesar. Alat
pembelit panjang, 1-3 kali bercangap
2, pada ujungnya kerapkali melebar
menjadi lempeng pelekat. Daun
berseling, bentuk menjari berbilang 3.
Daun penumpu cepat rontok. Helaian
daun bulat telur, anak daun samping
lebih kecil. Bunga berkelamin 2,
bertangkai pendek, dan warna ungu
hitam.
Spesies Cayratia trifolia Domin
4. Kapas
5. Kayu 1b, 2b, 3b, 4b, 34b, 1b : tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-
manis 37b, 38a, 52.Fam dikitnya (benang sari dan putik), tumbuh-
Lauraceae 1a, 2b, tumbuhan berbunga.
3.gen Cinnamomum, 2b : tiada alat pembelit, tumbuh-tumbuhan
spesies Cinnamomum dapat juga memanjat atau membelit
Zeylanicum (dengan batang, poros daun , atau tangkai
daun)
3b : daun tidak berbentuk jarum ataupun
tidak terdapt dalam berkas tersebut diatas
4b : tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai
bangsa rumput, daun dan bunga berlainan
dengan yang diterangkan diatas
6a : tidak berdaun atau tanpa daun yang
jelas
34b : ranting atau ruas batang persegi atau
bulat
37b : batang tidak suculent. Tumbuhan
tidak bergetah
38a : batang membelit satu sama lain,
berbentuk benang, berwarna jingga-kuning,
mempunyai alat pengisap (52 Lauracea)
52.Fam Lauraceae
Pohon perdu, aromatis, bunga beraturan
berkelamin 2/1, perhiasan bunga tidak dapat
dibedakan jelas, buah seperti buah buni, jarang,
serupa buah batu / berkayu. Tidak membuka, kerap
kali seluruh / sebagian diselubungimoleh tabung
tenda bunga
1a : pohon / perdu
2b : Daun semua / sebagian besar berhadapan atau
pasangan mendekati satu dengan yang lain ,
bertulang daun 3 5
3.gen Cinnamomum
Pohon, tinggi 6 12 m, ranting tua gundul, kulit
dan daun berbau kayu manis yang kuat, daun bulat
telur / ellips memanjang, ujung membulat / tumpul
meruncing 6 15 kali 4 7 cm, seperti kulit kuat.
Sisi bawah abu abu dan gundul. Bunga malai
yang bercabang duduk di ketiak dengan cabang
ysng berambut abu abu, buah buni bulat
memanjang, merah hanya pangkalnya yang
tersembunyi dalam tenda bunga

Spesies Cinnamomum zeylanicum


6. Melinjo 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 1b : tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-
9b, 10b, 11b, 12b, dikitnya (benang sari dan putik), tumbuh-
13b, 14b, 16a, 239b, tumbuhan berbunga.
243b, 244b, 248b, 2b : tiada alat pembelit, tumbuh-tumbuhan
249a, 15.Fam dapat juga memanjat atau membelit
Gnetaceae, Gen (dengan batang, poros daun , atau tangkai
Gnetum, Spesies daun)
Gnetum Gnemon L. 3b : daun tidak berbentuk jarum ataupun
var domesticum tidak terdapt dalam berkas tersebut diatas
4b : tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai
bangsa rumput, daun dan bunga berlainan
dengan yang diterangkan diatas
6b : dengan daun yang jelas
7b : bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem
atau yang menyerupainya
9b : tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan
membelit
10b : daun tidak tersusun demikian rapat
menjadi rozet
11b : tidak demekian. Ibu tulang daun dapat
dibedakan jelas dari jaringan urat daun dan
dari anak cabang tulang daun yang ke
samping dan yang serong ke atas
12b : tidak semua daun duduk dalam
karangan atau tidak ada daun sama sekali
13b : tumbuh-tumbuhan berbentuk lain
14b : semua daun duduk berhadapan
16a : daun tunggal, berlekuk atau tidak,
tetapi tidak, berbagi menyirip rangkap
(golongan 10)
239b : tumbuh-tumbuhan tanpa getah
243b : tidak hidup dari tumbuh-tumbuhan
lain
244b : susunan bertulangan daun tidak
demikian, seluruhnya atau sebagian besar
tulang daun terssusun menyirip menjari
atau sejajar
248b : daun bertulang menyirip atau
menjari, susunan urat daun seperti jala
249a : daun jika dipatahkan (disobek
dipatahkan) memperlihatkan serabut halus
yang menonjol. Bunga sangat kecil, tanpa
perhiasan bunga, dalam lingkaran pada
karangan bunga yang berbentuk bulir
berwarna hijau
15.Fam Gretaceae :
Pohon atau liana. Ranting pada ruas membesar dan
berbuku. Daun berhadapan, tanpa penumpu,
bertangkai, tunggal, bertulang daun, menyirip.
Bunga berkelamin satu, berunah dua (jarang satu).
Buah semu : buah buni atau buah batu
1.Gen Gnetum :
Pohon, tinggi 5 22 m. Daun ellips memanjang , 7
22 kali 2-10 cm, dengan ujung yang meruncing,
tepi rata, seperti kulit sampai berdaging. Bulir
bertangkai, 1 3 (kerapkali 1) dalam ketiak daun ,
tdak bercabang atau dengan cabang laterla 1 3.
Buah duduk, pada waktu masak merah tua indah ,
panjang 2 2,5 cm , elliptis atau bentuk bulat telur
terbalik, dengan ujung meruncing yang pendek,
kulit berdaging. Dipelihara sebagai pohon buah,,
kadang kadang kelihatan liar; 1 1.200 m

Spesies Gnetum Gnemon L. var domesticum

7.
8.
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum determinasi dan pencandraan tumbuhan yang telah dilakukan,


dapat disimpulkan bahwa:

1. Kunci determinasi merupakan suatu cara untuk mengetahui jenis, golongan,


family dan nama ilmiah suatu tumbuhan.

2. Identifikasi tumbuhan dapat dilakukan dengan mencocokkan morfologi


tumbuhan berupa akar, batang, daun, bunga dan buah dengan kunci determinasi yang
terdapat dalam buku kunci buatan dterminasi dan pencandraan tumbuhan.

3. Hasil dari identifikasi berupa kunci determinasi menggunakan buku kunci


buatan determinasi dan pencandraan tumbuhan kemudian dapat dijadikan acuan
untuk mengelompokkan tumbuhan berdasarkan kesamaan ciri dan morfologi menjadi
satu jenis atau satu golongan.

4.2 Saran

Dalam melaksanakan praktikum determinasi dan pencandraan tumbuhan sebaiknya


dilaksanakan dengan sungguh- sungguh dan teliti agar tidak salah dalam pembuatan
hasil.

Anda mungkin juga menyukai