Dari bahan tumbuhan yang sering dijadikan herbarium basah ialah bahan-bahan
yang mempunyai sifat-sifat berikut:
1. Ukuran tidak terlalu besar, namun bila dikeringkan mudah terlepas dan bila dipres
akan kehilangan ciri-ciri utamanya.
2. Merupakan bahan tumbuhan yang berasal dari jenis-jenis tumbuhan yang hidup di
air atau mempunyai kadar air yang tinggi, seperti misalnya warga ganggang dan
jamur.
Contoh: pengawetan pada spesimen buah atau bunga yang memiliki bentuk yang
tebal dan tidak memungkinkan dilakukan dengan pengawetan dengan cara koleksi
kering Larutan umum yang dipakai dalam koleksi basah: alkohol 95% sebanyak 3500
ml (70 %) dan aquades 1500 ml (30%) sehingga total larutan keseluruhan adalah 5000
ml, atau larutan terdiri dari alkohol 95% sebanyak 3100 ml (62%) , aquades 1050 ml
(33%)), dan gliserin 250 ml (5%) Spesimen yang diawetkan kemudian dimasukkan
dalam toples kaca. Ukuran toples disesuaikan dengan besar kecilnya spesimen yang
diawetkan. Pada spesimen tertentu, kandungan alkohol akan berubah, sehingga harus
dilakukan penggantian alkohol secara rutin.
Berbeda dengan herbarium kering yang ditempel pada kertas dengan ukuran yang
diseragamkan (11½x 16½ inci). Wadah-wadah yang digunakan untuk pembuatan
herbarium basah mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, disesuaikan
dengan ukuran bahan yang akan diawetkan. Untuk keperluan ini lazim digunakan
bejana-bejana dari kaca yang tembus cahaya dan tahan pengaruh kemikalia, diberi
tutup yang rapat yang kedap udara dan air. Pada wadah-wadah untuk herbarium basah
juga ditempelkan label atau etiket yang memuat informasi seperti yang dibuat dan
dilakukan terhadap herbarium kering. Pengelolaan Herbarium Bagi dunia ilmu
pengetahuan, koleksi herbarium yang merupakan objek studi utama bagi para
ahlitaksonomi, merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya. Tak mengherankan
bahwa gedunu gedung-gedung untuk menyimpan koleksi itu merupakan bangunan-
bangunan yang megah yang di dalamnya bekerja tokoh-tokoh ilmu pengetahuan yang
kenamaan, dibantu oleh sejumlah karyawan non-ilmiah yang bertugas untuk
pengelolaan koleksi secara administrative dan teknis. Sesuai dengan ruang yang
tersedia dalam gedung herbarium, koleksi herbarium baik yang kering maupun yang
basah dipisah-pisah dan ditata di ruang yang tersedia untuk masing-masing takson
menurut klasifikasi yang dibuat oleh para ahli dalam lembaga itu. Ada ruangan
tersendiri untuk golongan tumbuhan spora (Cryptogamae), dan ada ruangan tersendiri
untuk tumbuhan berbiji (Phanerogamae, Spermatophyta). Dalam ruangan untuk
tumbuhan spora dipisahkan lagi di tempatnya masing-masing koleksi ganggang
(algae), jamur (fungi), lumut (bryophyte), dan tumbuhan paku (pteridophyta), sedang
dalam ruangan untuk tumbuhan berbiji dilakukan pemisahan untuk koleksi tumbuhan
biji terbuka (gymnospermae)dan tumbuhan biji tertutup (angiospermae).
Koleksi herbarium basah disimpan dalam ruangan tersendiri yang terpisah dari
ruang untuk herbarium kering. Penataan dalam ruang diatur seperti dilakukan
terhadap koleksi herbarium kering, yaitu dipisah-pisah menurut takson kategori besar,
selanjutnya dalam masing-masing takson kategori di bawahnya disusun menurut
abjad. Bila herbarium basah itu merupakan sebagian specimen yang sebagian lainnya
diproses sebagai herbarium kering ( misalnya bunga, buah, atau organ lain yang
terlepas dan dianggap perlu untuk tetap dipertahankan dalam koleksi dalam bentuk
herbarium basah), baik nomor urut maupun informasi yang harus dicantumkan dalam
label selain yang langsung menyangkut sifat-sifat bahan yang diawetkan secara basah
itu sendiri ( nama kolektor, data taksonomi, dan lain-lain) harus disesuaikan dengan
yang dimuat dalam label pada herbarium kering. Spesimen “tipe” Melalui
pertentangan paham yang cukup sengit dan yang terjadi cukup lama antara kelompok
ahli taksonomi Amerika di satu pihak dan ahli-ahli taksonomi eropa di pihak lain,
akhirnya dalam lingkungan tatanama tumbuhan diterima baik apa yang hingga
sekarang kita kenal sebagai penerapan “metode tipe”.
B. Fungsi Herbarium
Material herbarium sangat penting artinya sebagai koleksi untuk kepentingan
penelitian dan identifikasi,hal ini dimungkinkan karena pendokumentasian tanaman
dengan cara di awetkan dapat bertahan lebih lama,fungsi herbarium yaitu :
1. Bahan peraga pelajaran
2. Bahan penelitian
3. Alat pembantu identifikasi tanaman
4. Bukti keanekaragaman
5. Specimen acuan untuk publikasi spesies baru
6. Sebagai pusat referensi
7. Sebagai lembaga dokumentasi
8. Sebagai pusat penyimpanan data
C. Manfaat Herbarium
Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan
takson tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga
dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi,
untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi, studi fitokimia, peng-
hitungan kromosom, melakukan analisa perbandingan biologi dan berperan dalam
mengungkap kajian evolusi. Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini
menuntut perawatan dan pe-ngelolaan spesimen harus dilakukan dengan baik dan
benar .
D. Cara Membuat Herbarium Basah
Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam
praktek pembuatan herbarium. Specimen herbarium yang baik harus memberikan
informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata
lain,suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus
ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak Nampak pada
specimen herbarium. Pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan
pengamatan specimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru.
Terutama untuk specimen-spesimen yang sulit ditemukan di alam. Awetan specimen
dapat berupa awetan kering dan awetan basah. Untuk awetan kering tanaman di
awetkan dalam bentuk herbarium,sedangkan untuk mengawetkan hewan dengan
sebelumnya mengeluarkan organ-organ di dalamnya. Awetan basah baik untuk hewan
maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh specimen dalam larutan
formalin 4%. Cara pembuatan herbarium sangat mudah, apabila berikut ini adalah
petunjuk untuk membuat herbarium :
1. Alat dan bahan : a) Alat Timbangan b) sample biota laut c) alat tulis d)
formalin e) Ember f) gunting g) akuades h) lakban Hitam i) selotip transparan
2. Cara Membuat awetan Herbarium a) siapkan specimen yang akan di awetkan
b) sediakan formalin yang telah di encerkan sesuai dengan keinginan c)
masukkan specimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan
telah di encerkan d) tutup rapat botol dan kemudian di beri label yang berisi
nama spsimen tersebut dan familinya.
Cara sederhana dalam membuat herbarium basah adalah dengan menyiapkan
spesimen yang akan diawetkan, menyediakan alkohol/ formalin yang telah diencerkan
sesuai dengan keinginan, memasukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada
dalam botol jam dan telah diencerkan, menutup rapat botol dan kemudian diberi label
yang berisi nama spesimen tersebut.