Anda di halaman 1dari 19

Makalah Metodologi Penelitian

tentang
“Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis Dalam Penelitian”

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh:

Imelda Krisatinafany Sirait 17003089


Lusfita Kurnia 17003057
Miftah Ulfa Rahmi Handini 17003059

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
hidayah, taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah mata
kuliah Metodologi penelitian dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang.Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Padang, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

KATA PENGANTAR ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Pertanyaan Penelitian 3


B. Perumusan Pertanyaan Penelitian 4
C. Pengertian Hipotesis 7
D. Perumusan Hipotesis Penelitian 8
E. Fungsi Pertanyaan dan Hipotesis Penelitian 9

BAB III PENUTUP 14

A. Kesimpulan 14
B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif.
Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini
dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui
teori mengenai konflik.Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan
kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi.Ketiga, hipotesis
adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena
membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis
disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara
terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik
terutama peneliti pemula.Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun
hipotesis.Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus
mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis
dalam penelitian, maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan
hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara
menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam
pengujian hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini
akan membahas mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang mungkin
terjadi dalam pengujian hipotesis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pertanyaan penelitian ?
2. Bagaimana perumusan pertanyaan penelitian?
3. Apa pengertian hipotesis?
4. Bagaimana perumusan hipotesis penelitian ?

1
2

5. Apa fungsi pertanyan dan Hipotesis penelitian?

C. Tujuan Makalah
1. Apa pengertian pertanyaan penelitian ?
2. Bagaimana perumusan pertanyaan penelitian?
3. Apa pengertian hipotesis?
4. Bagaimana perumusan hipotesis penelitian ?
5. Apa fungsi pertanyan dan Hipotesis penelitian?

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertanyaan Penelitian

Bagian penting yang tak terpisahkan dalam penelitian adalah


rumusan pertanyaan penelitian.Sebab, kualitas penelitian salah satunya
sangat ditentukan oleh bobot atau kualitas pertanyaan yang
diajukan.pertanyaan penelitian merupakan manifestasi atau bentuk
penegasan masalah yang akan dicari jawabannya dalam bentuk kalimat
tanya.
Baik pertanyaan penelitian ataupun hipotesis merupakan
pernyataan yang lebih spesifik untuk mencapai tujuan
penelitian.Berlandaskan teori yang dipilih, dikembangkan kerangka
konsep dan pertanyaan penelitian atau hipotesis.Pertanyaan penelitian
umumnya digunakan pada penelitian kualitatif, sedangkan hipotesis
terdapat pada penelitian kuantitatif, baik deskriptif, analitik ataupun
eksperimental.
pertanyaan penelitian (research questions). Perlu dipahami inti dari
suatu penelitian ialah dikarenakan adanya masalah yang perlu diatasi, ada
fenomena yang belum diketahui dan penting untuk diketahui. Cara peneliti
untuk merumuskan hal tersebut secara jelas ialah dengan membuat
pertanyaaan penelitian yang akan di jawab dalam penelitian.
Kita dapat membagi pertanyaan penelitian dalam dua kategori:
1. Pertanyaan umum (general research questions)
2. Pertanyaan spesifik (specific research questions).
Contohnya:
A. Pertanyaan umum: Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan
minat baca seorang siswa?
Pertanyaan khusus:

3
4

A.1: Apakah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat
baca seorang siswa?
A.2: Apakah tingkat minat baca dipengaruhi oleh tingkat pendapatan orang
tua?
B. Perumusan Pertanyaan Penelitian
pertanyaan penelitian merupakan manifestasi atau bentuk penegasan
masalah yang akan dicari jawabannya dalam bentuk kalimat tanya.

Mungkin gampangnya kita contohkan sebagai berikut:

Rumusan Masalah:

Seperti anjuran dokter untuk menjaga kesehatan maka saya


disarankan makan setiap hari secara teratur.Walaupun saya sudah
melaksanakan perintah dokter tersebut tetapi siang ini saya sakit perut.

Dari contoh Rumusan masalah di atas dapat kita simpulkan bahwasanya


masalah yang ada adalah Hal yang janggal antara nasihat dokter yang
diterapkan dengan rasa sakit yang diderita. Dari rumusan masalah / masalah
penelitian tersebut dibentuklah pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah makanan yang saya makan pagi tadi bermasalah


2. Apakah minuman yang saya makan pagi tadi bermasalah

Pada hakikatnya pertanyaan penelitian dirumuskan dengan melihat


kesenjangan yang terjadi antara:
1. Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi
(descriptive)
2. Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is
available)
3. Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what is
achieved)

4
5

Pertanyaan penelitian selalu diawali dengan munculnya masalah yang


sering disebut sebagai fenomena atau gejala tertentu.Tetapi tidak semua
masalah bisa diajukan sebagai masalah penelitian.Ada syarat-syarat tertentu
yang harus dipenuhi agar bisa diangkat sebagai masalah penelitian.
Berdasarkan kajian referensi buku-buku metodologi peneltian, setidaknya
terdapat tujuh syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
1) Tersedia data atau informasi untuk menjawabnya,
2) Data atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah, seperti
wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, partisipasi, dan evaluasi/tes,
3) Memenuhi persyaratan orisinalitas, diketahui melalui pemetaan penelitian
terdahulu (state of the arts),
4) Memberikan sumbangan teoretik yang berarti bagi pengembangan ilmu
pengetahuan,
5) Menyangkut isu kontroversial dan unik yang sedang hangat terjadi,
6) Masalah tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera, tetapi
jawabannya belum diketahui masyarakat luas, dan
7) Masalah itu diajukan dalam batas minat (bidang studi) dan kemampuan
peneliti.

Untuk mencapai maksud tersebut di atas, peneliti perlu melakukan


pertanyaan reflektif sebagai pemandu. Menurut Raco (2010: 98-99), ada
beberapa pertanyaan awal untuk dijawab sebagai berikut:
1) Mengapa masalah tersebut penting untuk diangkat,
2) Bagaimana kondisi sosial di sekitar peristiwa, fakta atau gejala yang
akan diteliti,
3) Proses apa yang sebenarnya terjadi di sekitar peristiwa tersebut,
4) Perkembanghan atau pergeseran apa yang sedang berlangsung pada
waktu peristiwa terjadi, dan
5) Apa manfaat penelitian tersebut baik bagi pengembangan ilmu
pengetahun dan masyarakat secara luas di masa yang akan datang.

5
6

Dilihat dari jenis pertanyaannya, para ahli metodologi penelitian


seperti Marshall & Rossman (2006), dan Creswell (2007: 107) setidaknya
membaginya menjadi tiga macam pertanyaan, yaitu:
1) Deskriptif (yakni mendeskripsikan fenomena atau gejala yang diteliti
apa adanya), dengan menggunakan kata tanya ‘apa’. Lazimnya diajukan
untuk
pertanyaan penelitian kualitatif.
2) Eksploratoris (yakni untuk memahami gejala atau fenomena secara
mendalam), dengan menggunakan kata tanya “bagaimana”. Lazimnya
diajukan untuk
pertanyaan penelitian kualitatif.
3) Eksplanatoris (yakni untuk menjelaskan pola-pola yang terjadi terkait
dengan fenomena yang dikaji, dengan mengajukan pertanyaan ‘apa ada
hubungan
atau korelasi, pengaruh antara faktor X dan Y). Lazimnya untuk
pertanyaan penelitian kuantitatif
Contoh untuk masing-masing pertanyaan penelitian tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Pertanyaan deskriptif: Apa aja strategi yang dipakai Kepala Sekolah
dalam memajukan sekolah yang dipimpinnya?
2. Pertanyaan eksploratif : Bagaimana model kepemimpinan Kepala
Sekolah tersebut dalam upaya memajukan sekolah?
3. Pertanyaan eksplanatif: Bagaimana pengaruh model kepemimpinan
otoriter terhadap kepatuhan staf?

Peneliti dalam menyusun suatu rumusan masalah atau pertanyaan


penelitian harus memerhatikan beberapa ketentuan agar mendapatkan rumusan
masalah atau pertanyaan penelitian yang baik seperti.

1. Rumusan masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang


dikemukakan secara tegas (tidak menimbulkan multitafsir).
2. Rumusan masalah harus dapat diuji.

6
7

3. Rumusan masalah tidak boleh mengandung subjektivitas atau penilaian


personal peneliti (personal value judgement).
4. Rumusan masalah harus dinyatakan dalam struktur bahasa dan tata bahasa
yang baik.

Contoh pertanyaan penelitian:


(a)Bagaimana harapan pasien-pasien yang mengalami kejadian yang tidak
diinginkan dalam komunikasi pasien-dokter di rumah sakit?
(b)Mengapa wanita lebih sedikit yang berhasil menduduki jabatan sebagai
direktur rumah sakit daerah?
(c)Strategi-strategi apa saja yang digunakan oleh rumah sakit untuk dokter dalam
upaya perbaikan mutu rumah sakit?

C. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan tesis (thesis).Hipo
berarti kuang dari, sedang tesis berarti pendapat.Jadi hipotesis adalah suatu
pendapat atau kesimpulan yang sifatna masih sementara, belum benar-
benar berstatus sebagai suatu tesis.Hipotesis merupakan suatu
kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Ia mngkin timbul
sebagi dugaan dari si peneliti atau diturunkan ( deduced) dari teori yang
sudah ada.
Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah asmusi atau
dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang
sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Atas dasar defenisi
diatas,sehingga dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau
dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya

Menurut Boedi Abdullah (2014) hipotesis adalah jawaban yang


bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.

7
8

Margono (2004) menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban


sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap
paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknik,
hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian.

Zikmund (1997) hipotesis merupakan proposisi atau dugaan yang


belum terbukti secara tentative menerangkan fakta-fakta atau fenomena
tertentu dan juga merupakan jawaban yang memungkinkan terhadap suatu
pertanyan riset.
Jadi bisa disimpulkan hipotesis merupakan jawaban yang bersifat
sementara atas rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian yang
bersifat teoritis dan belum dalam bentuk jawaban secara empiris dan
praktis dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian atau riset
(Sugiyono, 1999).
Nazir (2005) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran
atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat
menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi kondisi yang
diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitan
selanjunya.

D. Perumusan Hipotesis Penelitian


Sebelum merumuskan rumusan hipotesis, seorang peneliti harus
menemukan dan menyusun teoritis dan kerangka berfikir terlebih
dahulu.Jenis penelitian yang harus ada hipotesisnya adalah jenis penelitian
kuantitatif dengan tujuan untuk membuktikan kebenaran teori yang
dibangun.Hal ini berbeda dengan jenis kualitatif, yang justru menemukan
teori baru.

Nazir (2005) menyatakan bahwa menemukan suatu hipotesis


merupakan kemampuan si peneliti dalam mengaitkan masalah-masalah

8
9

dengan variable-variabel yang dapat diukur dengan menggunakan suatu


kerangka analisis yang dibentuknya.Si peneliti harus sanggup
memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang terjadi
dapat diterka.Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting
kedudukannya dalam penelitian.Oleh karena itulah maka peneliti dituntut
kemamuannya untuk merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Arikunto
(2002) mengatakan ada syarat untuk merumuskan hipotesis:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat dan jelas
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan antara
dua atau lebih variable
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para
ahli atau hasil penelitian relevan.

Nazir (2005) menyatakan bahwa merumuskan hipotesis bukanlah hal


yang mudah. Ada tiga kesulitan dalam merumuskan hipotesis, yaitu :
1. Tidak adanya kerangka teori
2. Kurangnya kemampuan untuk mengunakan kerangka teori yang sudah
ada.
3. Gagal menggunakan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat
membuat hipotesis secara benar.
E. Fungsi pertanyaan dan hipotesis penelitian
1. Fungsi hipotesis
Kegunaan Hipotesis Dalam kegiatan penelitian, hipotesis
merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Pentingya hipotesis
dinyatakan oleh Furchan (2004: 115) yang mengungkapkan
setidaknya ada dua alasan yang mengharuskan penyusunan
hipotesis. Kedua alasan tersebut ialah:
a. Hipotesis yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa
peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk
melakukan peneliatian di bidang itu.

9
10

b. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan


penafsiran data; hipotesis dapat menunjukkan kepada peneliti
prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus
dikumpulkan. Dengan demikian dapat dicegah terbuang sia-
sianya waktu dan jerih payah peneliti. Perlu ditekankan
bahwa hal ini berlaku bagi semua jenis studi penelitian, tidak
hanya yang bersifat eksperimen saja.
c.
Dalam penelitian, hipotesis merupakan hal yang sangat
berguna. Terkait dengan hal itu, Furchan (2004: 115)
mengungkapkan kegunaan hipotesis penelitian, yaitu:
a) Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang
gejala-gejala serta memudahkan perluasan
pengetahuan dalam suatu bidang Untuk dapat sampai
pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai
masalah pendidikan, orang harus melangkah lebih
jauh daripada sekedar mengumpulkan fakta-fakta
yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar
hubungan yang ada di antara fakta-fakta itu. Antar-
hubungan dan generalisasi ini akan memberikan
gambaran pola, yang penting bagi pemahaman
persoalan. Pola semacam itu tidak mungkin menjadi
jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah.
Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan
memberikan arah dan mengemukakan penjelasan-
penjelasan. Karena hipotesis itu dapat diuji dan
divalidasi (diuji keshahihannya) melalui penyelidikan
ilmiah, maka hipotesis dapat membantu kita
memperluas pengetahuan.
b) Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan
yang berlangsung dapat diuji dalam penelitian.

10
11

Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung.


Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan,
tatapi hanya hubungan antara variabelvariabel sajalah
yang dapat diuji. Misalnya, orang tidak akan menguji
pertanyaan “Apakah komentar guru terhadap
pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil
belajar secara nyata?” Akan tetapi orang dapat
menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan
tersebut: “Komentar guru terhadap hasil pekerjaan
murid menyebabkan meningkatnya hasil belajar hasil
belajar murid secara nyata”. Atau yang lebih spesifik
lagi, “Skor hasil belajar siswa yang menerima
komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya
akan lebih tinggi daripada skor siswa yang tidak
menerima komentar guru atas pekerjaan mereka
sebelumnya”. Selanjutnya orang dapat meneliti
hubungan antara kedua variabel itu, yaitu komentar
guru dan prestasi siswa.
c) Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan
demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data
yang diperlukan guna menguji pernyataan tersebut.
Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan
kepada peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta-fakta
yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang ada
hubungannya dengan pertanyaan tertentu.
Hipotesislah yang menentukan relevansi fakta-fakta
itu. Hipotesis dapat memberikan dasar bagi pemilihan
sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai.
Hipotesis juga dapat menunjukkan analisis statistik
yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut

11
12

tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu


sarat. Sebagai contoh, lihatlah kembali hipotesis
tentang latihan prasekolah anak-anak kelas satu yang
mengalami hambatan kultural. Hipotesis itu
menunjukkan metode penelitian yang diperlukan serta
sampel yang harus dipakai. Hipotesis itu pun bahkan
menuntun peneliti kepada tes statistik yang mungkin
diperlukan untuk menganalisis data. Dari pernyataan
hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus melakukan
eksperimen yang membandingkan hasil belajar di
kelas satu dari sampel siswa yang mengalami
hambatan kultural dan telah mengalami program
prasekolah dengan sekelompok anak serupa yang
tidak mengalami program prasekolah. Setiap
perbedaan hasil belajar rata-rata kedua kelompok
tersebut dapat dianalisis dengan tes atau teknik
analisis variansi, agar dapat diketahui signifikansinya
menurut statistik.
d) Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan
kesimpulan penyelidikan Hipotesis akan sangat
memudahkan peneliti kalau ia mengambil setiap
hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan
yang relevan dengan hipotesis itu. Artinya, peneliti
dapat menyusun bagian laporan tertulis ini di seputar
jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga
membuat penyajian itu lebih berarti dan mudah
dibaca.
2. Fungsi pertanyaan penelitian
Menurut ary, dkk (1979) dalam buku Ibnu, dkk (2003)
rumusan masalah berfungsi sebagai justifikasi yang cukup untuk
merumuskan masalah dalam suatu rumusan yang jelas. Perumusan

12
13

itu hendaknya sedemikian rupa sehingga dengan membaca


rumusan tersebut orang akan tahu apa yang akan diteliti dan
sekaligus memiliki gambaran tentang berbagai aspek penelitian
tersebut : jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik
pengumpulan data uang akan dipakai, populasi penelitian dan lain-
lain. Perumusan masalah yang baik harus memenuhi dua syarat
pertama menyebutkan dengan jelas apa yang akan dicari
jawabannya dan jelas ruang lingkupnya. Rumusan masalah juga
berfungsi untuk memfokuskan perhatian terhadap sebuah
penelitian pada aspek-aspek penting dari permasalahan penelitian
dan untuk mempertahankan kajian penelitian dalam ruang lingkup
yang jelas batasan-batasannya.

13
14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta& fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Oleh
karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu hipotesis atau
jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari
hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.

B. Saran
Kepada pembaca diharapkan untuk terus meningkatkan kompetensi
dan wawasan yang berhubungan dengan penelitian. Hal ini dikarenakan
penelitian merupakan cara primer manusia dalam mengembangkan kajian
ilmu. Dengan berkembangnya ilmu bimbingan dan konseling tentunya
akan mempermudah personal-personal dalam menghadapi persoalan-
persoalan hidup yang makin kompleks mengikuti perkembangan masa.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, Boedi dan Ahmad Beni. 2014. Metode Penelitian. Ekonomi


Islam (Muamalah). Bandung : CV Pustaka Setia
Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiono. 2002. Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suhadi, Ibnu, dkk. 2003. Dasar-dasar metodologi penelitian. Malang:
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang

15

Anda mungkin juga menyukai