Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN KUANTITATIF

Dosen Pengampu: RIKA YUANITA PRATAMA, SKM.,M.K.M


Disusun oleh :
NAMA NIM
ANGGUN BERLYANA 171108113462039
LUTFIA ANNIDA 171108113462030
MAYA KURNIASYARI 171108113462010
VERRA JULIANI PUTRI 171108113462020
NADIA FEBRYN 171108113462029
AGUS DWI YANI 171108113462038

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KAPUAS RAYA
SINTANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianNya kami dapat mengerjakan tugas kelompok makalah Perumusan masalah
penelitian kuantitatif . Tanpa pertolongannya mungkin kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipun kami juga menyadari segala
kekurangan yang ada di dalam makalah ini.Makalah ini kami susun berdasarkan
beberapa sumber buku yang telah kami peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah
ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah di mengerti.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan semuanya yang
telah memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima
kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk
penyempurnaan pada tugas makalah-makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Sintang,19 April 2019

Penyusunan

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..........................................................................................................i


Daftar isi ...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan masalah ............................................................................................2
C. Tujuan ...............................................................................................................2
D. Manfaat ...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. Perumusan masalah .........................................................................................3
B. Bentuk-bentuk masalah penelitian ....................................................................9
C. Variabel penelitian ............................................................................................12
BAB III PENUTUP ...................................................................................................15
A. Kesimpulan. .......................................................................................................15
B. Saran .................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Poses penelitian dalam bidang ilmu apapun dengan tujuan umtuk
mendapatkan pembuktian alamiah, ataupun deskriptif dari hasil analisis
inferential statisyics akan bergantung pada pendekatan apa yang dipakai.
Pendekatan penelitian (research approach) dalam penyususnan karya ilmiah
merupakan sesuatu yang mutlak dalam proses penelitian yang dimaksud.
Pendekatan dalam penelitian, seperti dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dan
bahasa kita mengenal adanya pendekatan kualitatif dan pendekatan
kuantitatif. Kedua pendekatan ini kadang-kadang diklasifikasikan secara
terpisah, dan kadang-kaang ditempatkan secara terpadu dalam rangka
pelasanaan penelitian Operational reseacrh.
Pendekatan penelitian untuk menyusun karya tulis ilmiah yang
dipakai dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dan kejelasan kepada
peneliti itu sendiri bagaimana ia harus melakukan langkah-langkah
penelitiannya.
Dalam proses kegiatan penelitian untuk mendapatkan data
diperlukan adanya pendekatan.. Pendekatan adalah cara untuk mendapatkan
atau memahami sessuatu yang diteliti. Meskipun demikian, benang merah
perbedaan an persamaan serta kedudukan kedua pendekatan diatas perlu
kiranya untuk lebih dikaji dalam setiap studi.
Sebagian laporan penelitian hanya membuat istilah latar belakang
(background) saja tanpa ada kata masalah. Latar belakang masalah
merupakan bagian dalam proposal maupun laporan penelitian yang memuat
alasan-alasan yang dianggap penting mengapa topik yang ada pada judul
pene;itian perlu untuk dilakukan. Pada latar belakang masalah, isu yang
mendorong dilakukannya penelitian harus jelas(dukung dengan fakta tertulis
dari pustaka, terutamajurnal ilmiah). Pemilihan kasus harus jelas alsannya
(alasan karena peneliti berasal dari kota/daerah yang dijadikan kasus bukan
merupakan alasan ilmiah). Tunjukkan bahwa kasus yang dipilih bersifat
unik dibandingkan kondisis umumnya (yang sudh menjadi
teori/pengetahuan yang umum) (Djunaedi, 2002,15)

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan perumusan masalah peneilitian?
2. Jelaskan permasalahan penelitian dalam metode kuantitatif?
3. Jelaskan bentuk-bentuk masalah penetilian?
4. Jelaskan contoh-contoh variabel dalam penelitian?
C. TUJUAN
1. Mengetahui perumusan masalah penelitian
2. Mengetahui permasalahan penelitian dalam metode kuantitatif
3. Mengetahui bentuk-bentuk masalah penetilian
4. Mengetahui macam-macam variabel
D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan ilmu tentang, perumusan masalah penelitian, permasalahan
penelitian dalam metode kuantitatif, bagaimana bentuk-bentuk masalah
penelitian, dan macam-macam variabel.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PERUMUSAN MASALAH
Kamus besar bahasa indonesia (2001):masalah diartikan sebagai
sesuatu yang harus diselesaikan; soal, persoalan. Permasalahan; hal yang
menjadikan masalah; hal yang dimasalahkan; persoalan pertanyaan berarti
sesuatu yang ditanyakan; soal; permintaan keterangan; perbuatan bertanya.
Masalah adalah faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan.

2
“Ada permasalahan” berarti” ada kesenjangan” antara das sollen dan
das sein; ada perbedaan antara “apa yang seharusnya”dan”apa yang ada
dalam kenyataan”; antara harapan dan kenyataan; antara” apa yang
diperlukan” dan” apa yang tersedia.”
Jika para peneliti perpedoman pada sebuah prosedur atau tahapan
atau langkah dan sistematika penelitian dengan pendekatan tertentu, atau
metode tertentu, maka mungkin tidak akan terpikirkan bagaimana
sebelumnya sebelumnya rumusan masalah bisa ia kembangkan dengan
sendirinya. Biasanya dalam mermuskan masalah, peneliti beawal dari
sebuah analisis batasan permasalahan atau dari lata belakang permasalahan
penelitian. Hal ini sah-sah saja dan bisa disesuaikan dengan ruang lingkup
dan wawasan peneliti itu sendiri terhadap interpretasi beberapa pendekatan
penrlitian atau aliran penelitian tertentu. Langkah ini sudah terjadi seperti itu
sekitar puluhan atau ratusan tahun.
Dalam hal ini, penulis mencoba untuk memberikan sedikit bahan
pemikiran yang menggelitik para peneliti dalam melihat kembali kebiasaan-
kebiasaan dalam merumuskan sebuah rumusan/pembatasan/identifikasi
permasalahan dalam penelitiannya. Kecendrungan jika kita membaca semua
laporan atau karya-karya ilmiah dari bentuk karya riset, maka dapat kita
tarik sebuah benang merah “kebiasaan”, atau keseragaman rumusan masalah
yang dirumuskan dalam sebuah laporan penelitian. Seorang peneliti dengan
wawasan dan penguasaannya terhadap satu paham atau aliran dalam
melakukan sebuah penelitian, maka setidaknya ia akan merumuskan
rumusan masalah peneliti dengan alur yang sama dan sesuai dengan karakter
dari paham atau pendekatan penelitian yang ia sukai. Demikian juga peneliti
dengan paham dan penguasaan terhadap pendekatan yang berbeda, maka
akan merumuskan beberapa rumusan penelitian yang berbeda dengan
peneliti sebelumnya.
Jika penulis analisis dari berbagai bukti dalam upaya menggali lagi
sebuah esensi dan karakteristik rumusa-rumusan masalah penelitian, maka
ada sebuah “melanistis” yang selalu tertanam pada seorang peneliti yang
memiliki karakter sebagai peneliti kualitatif atau kuantitatif. Setiap individu
dengan pemahaman terhadap pendekatan kuantitatif maka cenderung akan

3
merumuskan masalah penelitiannya dengan ciri-ciri yang seragam, artinya
beberapa rumusan masalah penelitian yang ia buat akan memiliki
karakteristik yang sama. Sebagai contoh jika penelitian itu menggunakan
pendekatan kuantitatif, peneliti akan merumuskan berapapun jumlah
rumusan masalah penelitian ini, maka akan sama, contohnya;
1. Apakah terdapat hubungan positif yang segnifikan antara keinginan dan
harapan;
2. Apakah terdapat hubungan positif yang segnifikan antara harapan dengan
kenyataan.
Dan jika rumusan masalah ini dituntaskan hingga variabel evaluasi.
Begitu juga jika peneliti ingin meguji sebuah pengaruh atau kontribusi,
kecendrungannya rumusan masalah yang dirumuskan adalah sama. Contoh
masalah yang dibuat adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh faktor kesehatan terhadap tingkat konsentrasi
mengamati
2. Bagaimanakah pengaruh faktor kesehatan terhadap tingkat konsentrasi
mendengarkan.
Pola menuliskan rumusan-rumusan masalah cenderung mengalir
seperti sebuah pola yang seolah tidak bisa diubah atau divariasikan. Dibalik
itu semua, ada tebersit pada peneliti bahwa ia bisa saja merumuskan
rumusan masalah peneliti yang sedikit berbeda. Hal itu tidak bisa terwujud
disebabkan oleh sistem pembimbingan atau promotor yang memang harus
seperti itu karena peneliti tersebut memang menggunakan sebuah
pendekatan tertentu. Pada akhirnya sebuah pengujian terhadap rumusan
masalah yang memiliki keseragaman terjadi begitu saja dan akan
membosankan. Di sisi lain memang tidak memiliki tingkat kualitas yang
bisa diandalkan.
Sebuah rumusan penelitian yang akan diuji atau dianalisis dalam
sebuah riset bisa saja menunjukkan variasi dan upaya pemenuhan data,
analisis data dengan teknik dan pendekatan penelitian yang berbeda.
Misalnya seorang peneliti bisa merumuskan rumusn penelitian sebagai
berikut. Masalah tidak selalu harus dirumuskan alam bentuk pertanyaan,
tetapi bisa saja dalam bentuk pernyataan. Dalam suatu masalah penelitian

4
memungkinkan banyak sub masalah. Mengambil contoh diatas, misalnya
dapat dirumuskan sebagai berikut. Pertama, apakah pernan komunikasi itu
dalam pendidikan? Kedua, dalam hal-hal apa saja teknologi informasi itu
harus dipergunakan dalam kegiatan pendidikan.
Jadi, perumusan masalah dalam penelitian hendaknya dinyatakan
dalam kalimat pertanyaan singkat, jelas, tepat, dan tegas. Agar masalah yang
dirumuskan terkesan perlu dijawab (dipecahkan), maka biasanya perumusan
dalam bentuk petanyaan akan lebih jelas dibandingkan dengan kalimat
pernyataan. Meskipun demikian, perlu diketahui kata kunci pertanyaan
(question keyword) yang tepat untuk menyatakan petanyaan penelitian,
seperti (apa, bagaimana, mengapa, apa sebab, faktor apa, sejauh mana).
Pada dasarnya rumusan masalah yang dibuat akan memeberikan
acuan pola dan bentuk terhadap rumusan hipotesis penelitian jika ada.
Hipotesis atau jawaban sementara dirumuskan sesuai dengan rumusan dan
arah serta sifatdari rumusan masalah. Hipotesis adalah jawaban sementara
atas masalah yang diteliti. Hipotesis perlu diuji lebih lanjut melalui
penelitian yang bersangkutan. Perlu ditekakan bahwa pengujian hipotesis ini
bukan bermaksud membuktikan benar tidaknya hipotesis tetapi bermaksud
menguji dapat diterima atau tidaknya hipotesis.
Hipotesis hanya diwajibkan kepada peneli yang penelitiannya
bersifat kuantitatif dan atau eksperimental. Jadi bagi peneliti yang
melakukan penelitian tentang uji pengaruh, korelasi, maka wajib
mencamtumkan hipotesis. Dalam penelitian dikenal adanya hipotesis nol, H0
dan hipotesis kerja atau hipotesis alternatif, H1 jika dinyatakan secara
kuantitatif atau lebih dikenal dengan hipotesis statistik dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H0 : X =Y
H1 : X ≠ Y, yang kemugkinanya dapat: X > Y, atau X < Y
Dalam penelitian dibidang riset misalnya, hipotesis tersebut dapat
dirumuskan seperti berikut.
H0: Tidak ada perbedaan yang berarti mengenai jumlah buku yang dibaca
dengan kemampuan menyelesaikan karya tulis ilmiah.

5
H1: jumlah buku yang dibaca memberikan pengaruh positif dan segnifikan
terhadap kemampuan menyelesaikan karya tulis ilmiah.
a. Bagaimana memilih masalah penelitian
Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut;
1. Analisis literatur, literatur publikasi hasil-hasil penelitian yang
relevan, rekomendasi tindak lanjut hasil penelitian.
2. Kerja dan kontrak profesional bidang keilmuan, forum-forum ilmiah.
3. Penyataan pemengang otoritas, baik ilmuwan maupun birokrasi.
4. Pengamatan sepintas atas suatu kejadian atau peristiwa tertentu
5. Pengalaman pribadi peneliti dalam bidang tertentu yang menarik
untuk diteliti
b. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan masalah
Beberapa pertimbangan pemilihan masalah adalah sebagai berikut.
1 Pertimbangan ilmiah.
2 Pertimbangan nonilmiah.
3 Pertimbangan dari sudut pandang peneliti
Pertimbangan ilmiah, antara lain sebagai berikut.
a. Apakah masalah tersebut dapat diteliti secara ilmiah? Yaitu masalah
yang realitasnya dapat diamati dan datanya tersedia seta dapat
dikumpulkan.
b. Apakah masalah tersebut memberikan manfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan?
c. Dengan metode bagaimana masalah dapat diteliti?
Pertimbangan nonilmiah, antara lain sebagai berikut.
a. Apa manfaat hasil penelitian bagi kepentingan praktis dan
masyarakat?
b. Apakah masalah terlalu peka untuk diteliti? Resistensi sosial, budaya,
ideologi.
Pertimbangan peneliti, antara lain sebagai berikut.
a. Penguasaan teori dan metodologi.
b. Minat peneliti terhadap masalah.
c. Kemampuan pengumpulan data analisis data.
d. Ketersediaan waktu, dana, dan sumber daya.
Beberapa ciri khusus masalah penelitian adalah sebagai berikut.
a. Masalah penelitian hendaknya dapat mencerminkan kebutuhan yang
dirasakan.
b. Masalah penelitian merupakan kenyataan yang betul-betul ada, dan
merupakan hasil proses identifikasi masalah.
c. Masalah penelitian relevan, dalam arti merupakan permasalahan yang
betul-betul baru dan dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.
c. Perumusan Masalah Penelitian

6
a. Merumuskan masalah berarti mendeskripsikan dengan jelas masalah
yang dihadapi.
b. Perumusan masalah merupakam proses penyederhanaan masalah yang
rumit dan kompleks, menjadi masalah yang dapat diteliti.
c. Perumusan masalah adalah merumuskan kaitan-kaitan antara
kesenjangan pengetahuan ilmiah atau teknologi yang akan diteliti
dengan kesenjangan pengetahuan ilmiah yang lebih luas.
d. Rumusan masalah penelitia biasanya terdiri atas beberapa kalimat
pertanyaan yang dibuat secara jelas dan tegas yang dapat
mengarahkan solusi atau alternatif solusinya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah
penelitian adalah sebagai berikut.
a. Rumusan masalah dinyatakan secara singkat, jelas, dan padat.
b. Rumusan masalah akan lebih baik jika menggunakan kalimat tanya.
c. Rumusan masalah akan lebih baik jika bersifat meghubungkan dua
variabel (atau faktor, atau indikator) atau lebih.
d. Rumusan masalah hendaknya berisi implikasi adanya data untuk
pemecahan masalah.
e. Rumusan masalah hendaknya relevan dengan judul dan perlakuan
yang akan diteliti.
d. Sumber masalah
Stonner (1982:257) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat
diketahui apabila terjadi hal-hal berikut ini.
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncakan dengan
kenyataan.
c. Ada pengaduan. Dalam suatu organisasi yang tadinya tenang tidak ada
masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk
maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam
organisasi itu. Pikiran pembaca yang dimuat dalam koran atau majalah
yang mengadukan kualitas produk atau pelayanan suatu lembaga,
dapat dipandang sebagai masalah karena dengan diadkan lewat media,
banyak orang yang menjadi tahu akan kualitas produk dan kualitas
pelayanan. Dengan demikian, orang tidak akan membeli lagi atau
tidak menggunakan jaga lembaga itu lagi.
d. Ada kompetisi. Adanya saingan atau kompetisi sering menimbulkan
masalah besar, bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sama.
e. Pertanyaan penelitian

7
Pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut.
a. Pertanyaan penelitian-permasalahan penelitian-fokus penelitian.
b. Pertanyaan yang harus dijawab melalui penelitian.
c. Pertanyaan penelitian menekankan pada fakta dan pengumpulan
informasi.
d. Pertanyaan penelitian dapat diperinci menjadi “pertanyaan
penyelidikan” (investigative question).
e. Pertanyaan pengukuran (measurement question): pertanyaan yang
diajukan kepada para responden.
f. Rumusan masalah yang baik
Frankel dan Wallen (1990:22) mengemukakan bahwa masalah penelitian
yang baik adalah sebagai berikut.
a. Masalah harus feasible
Dalam arti masalah tersebut harus layak dan dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan
dana, tenaga, dan waktu.
b. Masalah harus jelas
Semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah
tersebut.
c. Masalah harus disignifikan
Dalam arti jawaban atas masalah itu harus memberikan konstribusi
yang nyata terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis
Tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai
keyakinan dan agama. Kasus majalah monitor adalah contoh hasil
penelitian yang berkenaan dengan keyakinan agama sehingga
menimbulkan heboh dimasyarakat.

B. BENTUK-BENTUK MASALAH PENELITIAN


Bentuk-bentuk masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan
penelitian menurut eksplanasi ,yaitu menurut piramida terbaik masalah
penelitian. Pertama, permasalahan secara umum, kedua pembatasan, dan
ketiga tini masalah. Hal ini karena pada dasarnya hasil penelitian nanti
digunakan untuk menjelaskan fenomena berdasarkan hal tersebut, maka
bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif,
komparatif, dan asosiatif.
1. Permasalahan Deskriptif

8
Permasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya
pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Dalam
penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada
sampel yang lain.Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
populer dalam bidang bisnis (Emory 1985). Contoh rumusan masalah
deskriptif sebagai berikut.
a. Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di PT Saamudra ?
b. Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industri A ?
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan
penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri
(bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif). Peneliti yang
bermaksud mengetahui potensi, kemampuan daya beli terhadap barang
tertentu adalah contoh penelitian deskriptif.
2. Permasalahan Komparatif
Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian
yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada
dua atau lebih sampel yang berbeda. Contoh rumusannya sebagai berikut.
a. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri, BUMN,
dan Swasta ? (satu variabel pada 3 sampel)
b. Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B ?
c. Adakah perbedaan jumlah penjualan antara mobil sedan dan niaga ?
3. Permasalahan Asosiatif
Permasalahan asosiatif adalah suatu pernyataan penelitian yang
bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih Terdapat tiga hubungan,
yaitu hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubungan
interaktif/resiprokal/timbal balik.

a. Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau
lebih yang kebetulan munculnya bersama. . Jadi bukan hubungan
kausal maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut.
1) Adakkah hubungan antara disiplin dengan kinerja organisasi ?
2) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat
manisnya buah ?

9
3) Adakah hubungan antara warna efisiensi dengan profesionalitas ?
4) Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut.
 Hubungan Antara Banyaknya Radio di Perdesaan dengan
Jumlah Sepatu yang Terjual
 Hubungan antara Tinggi Badan dengan Prestasi Kerja di Bidang
Pemasaran
b. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah Hubungan yang bersifat sebab akibat.
Jadi, disini ada variabel independen (variabel yang memengaruhi) dan
dependen (dipengaruhi). Contoh :
1) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja ?
2) Seberapa erat pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap
kinerja pegawai?
3) Seberapa besar pengaruh tata ruang toko terhadap jumlah
pengunjung ?
Contoh Judul penelitinnya adalah sebagai berikut.
 Pengaruh intensuf terhadap Disiplin Kerja Karyawan di
Departemen X.
 Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Tata Ruang Kantor terhadap
Efisiensi Kerja di PT Samudra.
Contoh pertama dengan satu variabel (independen) dan contoh
kedua dengan 2 variabel independen.

c. Hubungan Interaktif/Resiprokal/Timbal Balik


Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling memengaruhi.
Tidak diketahui mana variabel independen dan variabel dependen.
Contoh hubungan ini adalah sebagai berikut.
1) Hubungan antara motivasi dan prestasi. Disini dapat dinyatakan
motivasi memengaruhi prestasi dan juga prestasi memengaruhi
motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdesan dapat
menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat
meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
C. VARIABEL PENELITIAN
1. Pengertian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

10
informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Secara
teoretis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Dinamakan
variabel karena ada variasinya. Misalkan berat badan dapat dikatakan
variabel karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu
dengan yang lain.Demikian juga motivasi, persepsi dapat juga dikatakan
sebagai variabel karena persepsi sekelompok orang tentu bervariasi.
2. Macam-macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka
macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi
bebrapa kelompok berikut ini.
a. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor
antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas.Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).
b. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, kriteris, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas.
c. Variabel Moderator
Variabel yang memengaruhi (memengaruhi dan memparlemen)
hubungan anatara variabel independen dengan dependen. Variabel
disebut juga sebagai variabel independen kedua.
d. Variabel Intervening
Variabel yang secara teoritis memengaruhi (memperkuat) hubungan
antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat
diamati dan diukur.
e. Variabel Kontrol
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak di pengaruhi oleh faktor
luar yang tidak teliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti,
bila akan melakukan peneliti yang bersifat membandingkan.
3. Contoh-Contoh Variabel dalam Penelitian

11
a. Variabel Independen dan Dependen
1) Kualitas pelayanan petugas dan kepuasan masyarakat
Kualitas Pelayanan = variabel independen (IV)
Kepuasan Masyarakat = variabel dependen (VD)
2) Kemampuan kerja dan produktivitas
Kemampuan kerja = IV
Produktivitas = VD
Atau bisa sebaliknya, karena kedua variabel bisa berbentuk
hubungan resiprokal/saling memengaruhi/timbal balik. Untuk dapat
menentukan yang mana variabel independen, dsn dependen atau
variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep
teoritis maupun hasil dari pengamatanyang empiris. Jangan sampai
terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan di belakang meja, dan
tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek
studi pendahuluan. Sering terjadi rumusan masalah penelitian yang
setelah dirumuskan ternyata tidak menjadi obejek penelitian. Oleh
karena itu, setelah masalah dapat dipahami dengan jelas maka peneliti
dapat menentukan variabel-variabel penelitiannya.
b. Variabel Moderator
Secara teoritis kalau harga murah, maka akan banyak pembelinya,
tetapi sering terjadi penjualan dengan harga murah,tetapi tidak banyak
pembelinya. Untuk hal ini varriabel moderatornya yang dijual tidak
berkualitas atau modelnya sudah usang.
c. Variabel Intervening
Seperti telah dikemukakan bahwwa variabel intervening adalah
variabel yang memperlemah dan memperkuat hubungan antara
variabel independen dan dependen, tetapi berifat teoretis, Sehingga
tidak teramati dan tidak dapat diukur.
Sebagai contoh misalnya gaji pegawai tinggi, pemimpin berperilaku
baik, tetapi prestasi kerjanya rendah. Setalah diteliti ternyata pegawai
tersebut sedang frustasi. Jadi, frustasi adalah sebagai Variabel
Intervening. Secara teoretis frustasi akan memengaruhi prestasi
pegawai, tetapi frustasi ini tidak dapat diukur.
d. Variabel Kontrol
Variabel ini ditetapkan oleh peneliti, jika peneliti ingin mengontrol
supaya variabel diluar yang diteliti tidak memengaruhi hubungan
antara variabel independen dan dependen, atau ingin melakukan

12
penelitian yang bersfiat membandingkan.Misalnya akan
membandingkann penampilan kerja petugas pemasaran antara lulusan
Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan Sekolah Menegah
Kejuruan (SMK). Untuk membandingkan penampilankerja kedua
lulusan sekolah itu, peneliti harus menetapkan variabel kontrolnya.
Dalam hal ini variabel kontrolnya adalah pekerjaan yang dikerjakan,
alat untuk mengerjakan, pengalam kerja, dan iklim kerja organisasi
tempat pegawai tersebut harus sama.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungan, tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena
alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian
kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental
antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu-ilmu alam
maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan
organisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti
berbagai aspek dari pendidikan.
Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai
aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan
dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan
statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang
atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang
survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.
Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa
mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari

13
setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik
yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh
populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut
sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.

B. SARAN
Perumusan masalah merupakan jalan dari sebuah penelitian maka kita harus
menyusunnya dengan baik agar penelitian yang dilakukan dapat maksimal
dan bermanfaat. Rumusan masalah sebaiknya dibuat dalam bentuk
pertanyaan yang jelas dan padat. Semoga dengan disusunnya makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah ilmu pengetahuan
khususnya dalam pembuatan perumusan masalah dalam penelitian
kualitatif.

14
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Nazir. 2005. Metode Penelitian.. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kuantitatif . diakses 2:13 PM 4/24/2019

15

Anda mungkin juga menyukai