Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

IDENTIFIKASI MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH


Mata Kuliah
METODOLOGI PENELITIAN

Disusun oleh:

Semester VI

Kelas 3B Keperawatan

Diana 17.156.01.11.055

STIKes MEDISTRA INDONESIA


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
2020
Jl. Cut Mutia Raya, No 88A, Sepanjang Jaya,

Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat.


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah mata Kuliah Metodologi Penelitian
yang membahas tentan “Identifikasi Masalah” ini dengan tepat pada waktunya dalam bentuk
yang sederhana.

Seiring dengan terselesaikannya tugas ini, maka saya selaku penyusun mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, serta partisipasi dan
antusias dari teman-teman dalam bentuk apapun dalam proses penyusunan. Terkhusus kepada
Dosen yang selalu memberikan dorongan kepada saya hingga saya dapat menyelesaikan tugas
ini. Saya sadar akan kekurangan dan kelemahan dari pembuatan makalah ini, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna memperbaiki makalah ini
sehingga bisa menjadi lebih sempurna.

Akhir kata saya ucapkan banyak terimakasih atas semuanya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Bekasi, 1 April 2020

Diana
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. identifikasi topic
B. sumber penemuan masalah
C. Identifikasi Masalah
D. Tipe Masalah
E. karakteristik masalah
F. kriteria masalah
G. Rumusan Masalah
H. Batasan Masalah

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 17
B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana telah diternagkan terdahulu, penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan
ilmiah yang berawal dari adanya suatu permasalahan yang hendak dicarikan jaabannya. Oleh
karena itu, penelitian memiliki pula cirri-ciri kerja ilmiah. Dua diantara cirri kerja ilmiah yang
sangat penting adalah jelasnya tujuan yang jendak dicapai dan adanya prosedur pelaksana yang
sistematis. Bertujuan, maksudnya adalah adanya arah yang jelas dan target yang hendak dicapai
dalam kegiatan penelitian itu. Tujuan penelitian selalu dirumuskan dalam kaitannya dengan
usaha pemecahan permasalahan. Adanya tujuan yang jelas dan terumuskan dengan baik
menunjukkan apakah tujuan penelitian itu realistic atau tidak, bermanfaat atau tidak, dan urgent
atau belum urgent untuk dilaksanakan. Dengan tujuan yang jelas maka arah kegiatan pun akan
jelas, efisiensi kerja akan tercapai dan motivasi penelitian akan selalu terpelihara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan identifikasi topic?
2. Apa yang di maksud dengan sumber penemuan masalah?
3. Apa yang di maksud dengan identifikasi masalah?
4. Apa yang di maksud dengan tipe masalah?
5. Apa yang di maksud dengan karakteristik masalah?
6. Apa yang di maksud dengan kriteria masalah?
7. Apa yang di maksud dengan rumusan masalah?
8. Apa yang di maksud dengan batasan masalah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui identifikasi topic dan sumber penemuan masalah
2. Untuk mengetahui identifikasi masalah
3. Untuk mengetahui tipe masalah
4. Untuk mengetahui apa itu karakteristik dan keriteria masalah
5. Untuk mengetahui rumusan masalah dan batasan masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Topik
Dalam sebuah penelitian, Syuyitno (2011) berpendapat bahwa harus ada topic atau masalah yang
melatarbelakangi penelitian tersebut. Topic tersebut harus ditetapkan pertama kali dalam
menyusun langkah-langkah penelitian. Topic atau masalah adalah hal-hal yang akan dibahas
dalam penelitian. Intinya, topic berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan,
penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Cara menentukan topic dalam sebuah penelitian yaitu :
1. Peneliti sesuai dengan bidang peneliti
Penelitian dilakukan haruslah sesuai dengan bidang studi yang di dalami oleh peneliti.
Peneliti wajib memahami dengan jelas apa saja wilayah kajian bidang studinya sehingga
peneliti tidak akan meneliti diluar bidang studinya.
2. Bermanfaat bagi masyarakat khususnya subjek penelitian
Penelitian yang dilakukan harus bermanfaat bagi bidang studinya, penelitian akan sangat
terarah manfaatnya apabila langsung diterapkan dalam kehidupan nyata.
3. Mengetahui hakikat dasar perbedaan jenis penelitian
Hal ini dirasa begitu sehingga peneliti nantinya mampu menggunakan metode penelitian
sesuai dengan penelitian yang ia lakukan ( Rahardjo dalam majalah pendidikan, 2011 ).
4. Masalah yang diambil bersifat baru
Ada baiknya mengembangkan dan menemukan sesuatu yang baru tentu akan lebih
dihargai dari pada hanya sekedar meniru apa lagi plagiasi ( Jiplak ).
5. Tema yang sedang Tren ( Hot Topik )
Tema yang sedang tren biasanya akan memenuhi persyaratan kampus dan akan disetujui
oleh pembimbing. Seorang peneliti juga tak perlu ragu untuk bertanya kepada
pembimbingnya tentang topic yang hangat di kalangan bidang studinya ( Sri
Widyaningsih, 2012 ).
6. Dalam jangkauan peneliti ( Manageable Topik )
Topic yang akan dijadikan penelitian itu hendaknya tidak berada diluar jangkauan
kemampuan peneliti, maka dalam memilihnya perlu mempertimbangkan beberapa segi
seperti, kemampuan memecahkan masalah dalam topic. Dalam Manageable Topik ini
juga perlu memperhatikan hal-hal seperti :
a. Tersedia dana yang cukup
b. Batas waktu untuk menyelesaikan penelitian
c. Sponsor dan konsultan
d. Kerja sama dengan pihak lain
7. Data dari topic mudah di dapat ( Obtainable Data )
Meskipun peneliti dapat memilih topic yang sangat baik, namun belum tentu data yang di
perlukan tersedia dan mudah diperoleh. Maka peneliti perlu menyesuaikan antara topic
penelitian dan kemudahan dalam memperoleh data penelitian.
8. Topic cukup penting untuk di teliti ( Signifance Of Topik )
Topic yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi
pertimbangan dalam memilih topic yang penting yaitu :
a. Sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat
masyarakat luas
b. Sifat topic merupakan duplikasi dari topic-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
9. Topic yang menarik ( Interested Topik )
Hendaknya, topic penelitian tersebut menarik sehingga menimbulkan minat dan semangat
peneliti untuk melakukan peneliti berdasarkan topic yang telah ia tentukan ( Hadi dalam
Tanjung dan Ardial, 2005 ).
B. Sumber Penemuan Masalah
Sumber uatama masalah penelitian berasal dari pengalaman dan literature. Literature sumber
masalah penelitian berasal dari :
1. Literature yang dipublikasikan, antara lain dalam bentuk : Buku teks, Jurnal, atau Text-
Databases.
2. Literature yang tidak dipublikasikan, antara lain berupa : Skripsi, Thesis, Disertasi, Paper
atau Makalah-makalah Seminar.

Buku Teks merupakan salah satu jenis literature yang dipublikasikan yang ebrisi banyak
informasi sebagai sumber penemuan maslaah peneliti. Dari buku teks, peneliti dapat
menggunakan daftar referensi untuk memilih artikel asli atau buku-buku yang relevan dengan
masalah penelitian.
Jurnal merupakan jenis literature yang di publikasikan yang berisi artike-artikel yang menelaah
berbagai macam konsep-konsep teoritis. Artikel yang dimuat dalam jurnal akademik atau jurnal
professional dapat berupa artikel teoritis atau hasil penelitian empiris.

Text-Databases merupakan jenis literature yang dipublikasikan yang berisi komplikasi daftar
buku, jurnal, majalah atau literature lainnya yang dipublikasikan secara periodic. Text-Databases
dapat berupa cetakan dalam bentuk buku, disket, pita magnetic, laser disk, compact disk ( CD
ROMs ), atau dipublikasikan melalui web site dalam jaringan internet.

C. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan suatu langkah awal sebelum menentukan rumusan masalah
dalam suatu penelitian. Menurut Suriasumantri, identifikasi masalah adalah tahap permulaan dari
penguasaan masalah dimana objek dalam suatu jalinan tertentu bisa kita kenali sebagai suatu
masalah.
Konsep identifikasi masalah ( problem identification ) adalah proses dan hasil pengenalan
masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi masalah adalah salah satu
proses penelitian yang boleh dikatakan paling penting di antara proses lain. masalah penelitian
( research problem ) akan menentukan kualitas suatu penelitian,bahkan itu juga menentukan
apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa
ditemukan melalui studi literature ( literature review ) atau lewat pengamatan lapangan
( observasi, survey ) dan sebagainya.
Masalah penelitian bisa di definisikan sebagai pernyataan yang mempersoalkan suatu variabel
atau hubungan antara satu atau lebih variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu
sendiri dapat didefinisikan sebagai konsep yang memuat nilai bervariasi, pembeda antara studi
yang menggunakan alur-pikir deduktif kerapkali ditampilkan definisi operasional variabel, dan
dalam enelitian kualitatif variabel itu seringkali disebut konsep, misalnya definisi konseptual.
Beberapa hal yang dijadikan ssebagai sumber masalah yaitu :
1. Bacaan
Sumber bacaan bisa dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laoran hasil-hasil
penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporaan penelitian yang baik
tentu saja mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan
dengan tema penelitian bersangkutan. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan
semua masalah yang telah teridentifikasi karena ada berbagai keterbatasan peneliti atau
ruang lingkup penelitian itu. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan
mengangkat msalah-masalah yang belum terpecahkan. Selain jurnal penelitian, bacaan
lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku
bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan
yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang
dimuat di media cetak.
2. Pertemuan Ilmiah
Masalah penelitian dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar,
konferensi nasional dan internasional diskusi. Lokakarya, symposium dan sebagainya.
Dengan pertemuan ilmiah seperti itu akan muncul berbagai permasalahan yang
memerlukan jawaban melalui penelitian.
3. Pernyataan Pemegang Kekuasaan ( Otoritas )
Orang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure public yang dianut
oleh orang-orang yang ada di bawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang
otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas disini dapat
mencakup aspek formal dan non formal.
4. Obervasi ( Pengamatan )
Pengamatan yang dilakukan seseorang peneliti tentang sesuatu yang direncakan ataupun
yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup
lama, terstruktur, itu dapat melahirkan suatu masalah.
Contohnya, seorang pendidik menemukan maslaah dengan melihat ( mengamati ) sikap
dan perilaku peserta didiknya dalam proses belajar mengajar.
5. Wawancara dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi actual di lapangan
dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian
juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat meneukan apa
sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat.
Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan
tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk meyakinkan adanya
permasalahan-permasalahan di masyarakat.
6. Pengalaman
Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. tetapi tidak semua
pengaaman yang dimiliki seseorang ( peneliti ) itu selalu positif, tetapi kadang-kadang
sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang di perolehnya sendiri maupun dari orang
( kelompok ) lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.
7. Intuisi
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah, masalah penelitian tersebut
muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.

Ketujuh faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu pokok permasalahan
penelitian, dan itu dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi, untuk
mengidentifikasi masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber bacaan yang memungkinkan
lahir masalah-masalah penelitian seperti diatas.

Sumber-sumber keilmuan yang membawa masalah-maslaah tersebut dapat saling berinteraksi


dalam menentukan maslaah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja. Setelah
masalah-masalah penelitian dapat diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentkan peneliti
maslaah-maslaah yang akan di angkat dalam suatu rancangan penelitian. Untuk memilih dan
menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu mempertimbangkan kriteria problematika
yang tertata baik.

D. Tipe Masalah
Tipe masalah ppenelitian tergantung pada disiplin ilmu dan bidang studi yang menjadi minat dan
perhatian peneliti. Masalah penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu yang memerlukan
pemecahan atau soluasi.
Ada empat kemungkinan tipe masalah dalam penelitian:
1. Masalah-masalah yang saat ini ada di suatu ingkungan orgnanisasi yang memerlukan
solusi
2. Bidang-bidang tertentu dalam suatu organisasi yang memerlukan pembenahan atau
perbaikan
3. Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan peneliti untuk menjelaskan atau
memprediksi fenomena
4. Pertanyaan peneliti yang memerlukan jawaban empiris.
E. Karakteristik Masalah
Masalah merupakan titik tolak untuk melakukan penelitian, akan tetapi tidak semua maslaah
dapat dijadikan obyek untuk diteliti, dan hal ini dapat diketahui dari kerakteristik masalah itu
sendiri.
Ada tiga karakteristik yang perlu di perhatikan dalam mengidentifikasi masalah :
1. Masalah layak di teliti
Tidak semua masalah layak untuk di angkat menjadi suatu penelitian. Masalah yang
layak diteliti artinya masalah tersebut dapat dilakukan suatu pengkajian terhadap masalah
tersebut dan dapat dilakukan dengan cara yang terukur secara empiris melalui
pengumpulan data dan pengolahan data.
Masalah yang berkaitan denganisu filosofi dan etika atau moral tidak dapat di
kategorikan masalah yang layak teliti dalam konteks pembahsan kita disini. Masalah
yang menyangkut nilai ideal atauluhur sering kali sangat sulit diukur.
2. Sifat dari masalah yang akan di teliti
Sifat dari masalah tersebut, yaitu mempunyai nilai teoritis dan praktis. Masalah penelitian
hendaknya mempunyai karakteristik teoritis dan praktis, masalah penelitian tersebut pada
hakekatnya diangkat dari teori yang kuat atau mempunyai dampak praktis yang dapat
memperbaiki praktik atau penyelenggaraan dalam kaitannya dengan masalah yang
hendak diteliti.
3. Realistis
Realistis mempunyai pengertian yang sangat luas, antara lain meliputi keterjangkauan
anda dalam kedalaman bekal konsep serta kesediaan waktu, tenaga dan biaya. Bekal
berupa penguasaan konsep atau teori dan seluruh pengalaan anda di lapangan pekerjaan
akan menentukan mutu penelitian anda. Jika masalah yang anda teliti merupakan masalah
yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan di masyarakat ( Aktual ) maka penelitian anda
akan lebih tinggi nilainya. Demikian pula jika masalah yang anda teliti merupakan
masalah yang baru / orisinil.
F. Kriteria
Berikut adalah kriteria-kriteria yang harus anda perhatikan dalam perumusan maslah penelitian :
1. Masih Baru
Masalahpenelitian hendaknya masih baru atau orisinil. Pengertian baru disini maksudnya
adalah bahwa masalah tersebut belum pernah diungkap atau dilakukan penelitian oleh
orang lain. Nilai baru disini sering dihubungkan dengan ke orisinilan suatu penelitian, hal
yang sering mebuat gamang peneliti.
Dengan kata lain, masalah tersebut masih hangat-hangatnya dibicarakan di masyarakat,
hal ini penting agar usaha anda tidak sia-sia, karena masalah yang hendak anda teliti
sudah pernah diteliti oleh orang lain.
2. Actual
Maslah penelitian hendaknya juga actual, pengertian actual disini adalah masalah tersebut
benar-benar terjadi atau berlangsung di dalam masyarakat. Masalahpenelitian tidak boleh
berpijak pada kenyataan di masyarakat dan masalah tersebut harus menjadi masalah
masyarakat bukan masalah penelitian.
Dalam hal ini untuk memperoleh masalah yang actual anda dapat melakukan kunjungan
di lapangan atau masalah yang sedang hangat di tempat anda bekerja berdialog dengan
masyarakat atau pasien, berdiskusi dengan para ahli yang bersangkutan dibidang yang
hendak anda teliti.
3. Praktis
Masalah penelitian juga harus mempunya nilai yang praktis, artinya hasil penelitian harus
dapat menunjang kegiatan praktis atau dapat di laksanakan. Suatupenelitian untuk
kepentingan apapun dan jenis penelitian apapun selalu memerlukan sumber daya, baik
tenaga, pikira, biaya dan waktu.
Untuk itu maka masalah penelitian tersebut harus mempunyai nilai yang praktis, masalah
yang tidak mempunya nilai praktis tidak layak untuk diangkat menjadi masalah
penelitian. Sebab, akan sia-sia dan merupakan pemborosan saja, baik pikira, tenaga
maupuan waktu dan biaya.
4. Memadai
Masalaha penelitian juga harus memadai, artinya masalah yang diangkat menjadi
masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit, disesuaikan dengan sumber daya. Masalah yang terlalu luas akanmenghasilkan
penelitian yang jelas, akan tetapi juga akan memakan sumber daya yang besar.
5. Sesuai dengan kemampuan penelitian agar penelitian yang anda lakukanbermanfaat,
berbobot dan tidak mengalami kendala dalam pelaksanaannya, maka anda harus
mempunya kemampuan penelitian dan dibidang yang hendak anda teliti. Apabila tidak
mempunyai kemampuan tersebut penelitian kurang dapat dipertanggung jawabkan baik
dari segi akademis maupun praktis.
6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah
Masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang
pemerintah, adat istiadat masyarakat, tidak dapat di angkat menjadi penelitian. Sebab
masalah-masalah ini di sampng bertentangan dengan kebijaksanaan tersebut, juga dapat
mengundang kekuatan sosial maupun politik yang dapat merintangi dan menghambat
jalan penelitian.
7. Ada yang mendukung suatu penelitian memerlukan sumber daya, baikberupa tenaga,
biaya, waktu dan sebagainya. Penelitian maupun selalu memerlukan biaya dan biaya ini
biasanya dapat di peroleh dari instansi-instansi pendukung atau sponsor, baik swasta
maupun pemerintah. Agar masalah dapat di biayai oleh sponsor maka masalah tersebut
harus di sesuaikan dengan masalah yang di rasakan oleh sponsor tersebut.
G. Rumusan Masalah
Suatu rumusan masalah itu di tandai dengan pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun
dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana
sebenarnya penelitian akan di bawa, dan apa saja sebenernya yang ingin dikaji atau dicari tahu
oleh peneliti.
Ada tiga jenis rumusan masalah yaitu :
1. Rumusan Masalah Deskriptif
Adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan menyajikan gambaran lengkap suatu
maslaah atau fenomena. Dalam hal ini deskriptif mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan untuk yang terlibat.
2. Rumusan Masalah Komperatif
Adalah rumusan yang membahas mengenai perbandingan antar variabel dengan beberapa
variabel. Dalam sebuah penelitian ada juga yang membahas mengenai perbandingan
suatu variabel untuk menentukan variabel mana yang baik dan di rekomendasikan.
3. Rumusan Masalah Asosiatif
Adalah rumusan yang menghubungkan variabel satu dengan yang lain. berbeda dengan
komperatif yang membandingkan, asosiatif ini mencari hubungan variabel yang berkaitan
dan memiliki pengaruh.

Masalah yang dipilih haruslah menampilkan “researchable”, dalam artian bahwa suatu masalah
tersebut perlu dirumuskan secara jelas agar dengan demikian perumusan masalahnya jelas.
Peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel atau faktor-faktor apa saja yang akan di
ukur, dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan
rumusan masalah yang jelas akan dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya.
Hal ini sesuai dengan pandangan yang dinyatakan oleh Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen
tahun 1990, bahwa salah satu karakteristik formulasi pertanyaan penelitian yang baik, yaitu
pertanyaan penelitian harus clear. Artinya pertanyaan penelitian yang diajukan hendaknya
penelitian yang diajukan hendaknya disusun dengan kalimat yang jelas, tidak membingungkan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara lain :
1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna, masalah perlu dirumuskan dengan
singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah
dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.
2. Rumusan masalah hendaknya dituangkan dalam bentuk kalimat tanya, masalah akan
lebih tepat disajikan apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, bukan pernyataan.
3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit. Artinya, dengan rumusan maslaah yang
jelas dan kongkrit itu akan memungkinkan peneliti secara eksplisit terarah untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan “ apa yang akan diselidiki, mengapa diselidiki, siapa
yang akan diseidiki, mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana
melakukannya, dan apa tujuan yang di harapkan.
4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional. Sifat operasional dari rumusan
masalah akan memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel atau konsep-konsep
dan sub-subnya yang ada dalam penelitian dan bagaimana peneliti dapat mengukurnya.
5. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tetang memungkinkannya
pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung
dalam masalah penelitian tersebut.
6. Perumusan masalah haruslah dibatasi ruang lingkupnya sehingga itu meemungkinkan
penarikan simpulan yang jelas dan tegas. Kalau itu disertai rumusan masalah yang
bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional.

H. Batasan Masalah
Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau upaya membatasi ruang lingkup masalah
yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian itu lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini
dilakukan agar pembahasannya tidak jterlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevansi
sehingga penelitian itu bisa lebih fokus untuk dilakukan. Berdasarkan sekian banyak masalah
yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti, batasan masalah, dengan demikian adalah
pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah terindentifikasi.
Batasan masalah itu dalam arti kata lain sebenrnya menegaskan atau memperjelas apa yang
menjadi masalah. Dengan kata lain, upaya merumuskan pengertian dan menegaskan batasan
dengan dukungan data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah tersbut.
Misalnya, jika yang dipilih itu mengenai “ prestasi kerja karyawan yang rendah” di
deskripsikanlah “kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa ( misalnya kehadiran kerja seberapa
rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendh, kualitas kerja seberapa rendah ).

Hal yang harus di perhatikan sebelum membuat batasan masalah :


a. Masalah yang dibatasi sebaiknya harus masih bisa di jangkau dengan kemampuan
peneliti
b. Masalah yang dibatasi harus bisa di uji sesuai dengan data-data yang bisa dengan mudah
diperoleh dilapangan
c. Masalah yang di batasi sebaiknya memang cukup penting untuk diteliti
d. Maslah yang di batasi sebaiknya hal yang menarik sesuai minat peneliti.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Identifikasi Masalah adalah salah satu proses penelitian yang boleh dikatakan paling
penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian,
bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak.
Masalah adalah sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan yang harus diupayakan
untuk menyelesaikannya melalui suatu proses yang dilakukan secara sistematis. Sebelum
melakukan penelitian, peneliti harus memilih dan memilih problematika atau masalah
yang ditemuinya, apakah masalah tersebut benar-benar permasalahan yang layak diteliti
dan memenuhi kriteria penelitian ilmiah atau tidak. Misalnya memenuhi cirri-ciri dapat
diukur dengan instrument penelitian, sering ditemui di lapangan dan mempunyai manfaat
yang berguna bagi masyarakat dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

B. Saran
Demikianlah makalah tentang “Identifikasi Masalah” yang dapat saya sampaikan. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat banyak
kesalahan karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran. Untuk itu saya mohon maaf
dan saya sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://sefmimijuliati.wordpress.com/2011/10/26/identifikasi-masalah-batasan-masalah-serta-
rumusan-masalah/ diakses pada 1 April 2020.

Sukardi ,2013, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta, Bumi

Anda mungkin juga menyukai