KEPERAWATAN JIWA
”TERAPI BERMAIN”
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan JIWA
Dosen Pengasuh Mata kuliah
IBU RIRIS.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
3B KEPERAWATAN
STIKES MEDISTRA INDONESIA
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENNDAHULUAN.................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan masalah..........................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................................10
3
BAB I
PENNDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai
dengan tahap perkembangan, bukan ordes mini, juga bukan merupakan harta
atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan
masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual.
Anak membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri. Anak sebagai orang atau
manusia yang mempunyai pikiran, sikap, perasaan dan minat yang berbeda
dengan orang dewasa dengan segala keterbatasan.
Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja,
kesenangannya dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia.
Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, dll. Bermain adalah unsur
yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual,
kreativitas dan sosial.
Beberapa ahli mengatakan bahwa bermain pada anak merupakan sarana
untuk belajar. Bermain dan belajar untuk anak merupakan suatu kesatuan dan
suatu proses yang terus menerus terjadi dalam kehidupannya. Bermain
merupakan tahap awal dari proses belajar pada anak yang dialami hampir
semua orang. Melalui kegiatan bermain yang menyenangkan, seorang anak
berusaha untuk menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang banyak. Baik
pengalaman dengan dirinya sendiri, orang lain maupun dengan lingkungan di
sekitarnya. Melalui bermain anak dapat mengorganisasikan berbagai
pengalaman dan kemampuan kognitifnya dalam upaya menyusun kembali
gagasan yang cemerlang. Bermain adalah pekerjaan anak. Dalam bermain
anak mempraktekkan secara kontinu proses hidup yang rumit dan penuh
stress,komunikasi, dan mencapai hubungan yang memuaskan dengan orang
lain. Di situlah mereka belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka,
4
misalnya bagaimana menghadapi lingkungan objek, waktu, ruang, struktur,
dan dan orang di dalamnya. Stressor pada anak usia awal ( toddler & pra
sekolah) pada reaksi emosional ditunjukan dengan menangis, marah dan
berduka sebagai bentuk yang sehat dalam mengatasi stress karena
hospitalisasi. Seorang anak mempersepsikan sakit sebagai suatu hukuman
untuk perilaku buruk, hal ini terjadi karena anak masih mempunyai
keterbatasan tentang dunia di sekitar mereka. Anak mempuyai kesulitan dalam
pemahaman mengapa mereka sakit, tidak biasa bermain dengan temannya,
mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga membuat mereka harus pergi ke
rumah sakit dan harus mengalami hospitalisasi. Reaksi anak tentang hukuman
yang diterimanya dapat bersifat passive, cooperative, membantu atau anak
mencoba menghindar dari orang tua, anak menjadi marah.
Dengan ini, untuk mengurangi dampak hospitalisasi terhadap anak kita
bermaksud untuk melaksanakan terapi bermain yang bertujuan untuk
membantu anak terhindar dari stress, stressor dan dampak hospitalisasi yang
mengancam pertumbuhan dan perkembangan anak.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari terapi bermain?
2. Bagaimana tujuan dari terapi bermain?
3. Apa saja Peran perawat dalam terapi bermain?
4. Apa saja jenis-jenis terapi bermain?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari terapi bermain.
2. Untuk mengetahui tujuan dari terapi bermain.
3. Untuk mengetahui peran perawat dalam terapi bermain.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi bermain dalam keperawatan jiwa
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta
mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah
dan hubungan sulit.
3. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
4. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan
mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya
terhadap orang lain.
5. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan
etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta
belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
6. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.
I. Klasifikasi Bermain
1. Berdasarkan isi permainan :
a. Sosial Affective Play
b. Sense of Pleasure Play
7
c. Skill Play
d. Games atau Permainan
e. Unoccupied Behaviour
J. Proses bermain
8
tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin yang memimpin
permainan dan tujuan
yang tidak jelas. Contoh: anak-anak bernyanyi sesuai selera
masing-masing.
4. Cooperative Play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi
tujuan dan pimpinan
permainan jelas. Contoh : anak-anak bernyanyi bersama-sama
dengan satu orang
menjadi pemimpin.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak
bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak
mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual,
sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan
membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit
dan di rawat di Rumah Sakit.
M. Saran
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi
sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di
rawat di rumah sakit. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua
sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
10
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Herman Surya. (2011). Buku Ajar : Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika
11