Anda di halaman 1dari 24

Dosen Pengampuh:

Prof. Dr. H. Syahrul, M.Pd

METODOLOGI PENELITIAN
Permasalahan Penelitian

Oleh:
NURUL /220020301043
INDAH NUR SETIAWATI FAJAR/220020301057

PTK A

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas lindungan dan rahmat-Nya
karena kembali mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Permasalahan
Penelitian” untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah “Metodologi
Penelitian” . harapan yang kami inginkan semoga karya tulis ini dapat berguna bagi
pembaca dan kami juga menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
Makalah ini maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca atas
segala kekurangan dalam makalah ini.

06 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… Error!


Bookmark not defined.
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. Error!
Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….……......… Error!
Bookmark not defined.
B. Pokok Bahasan ……………...……………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sumber Permasalahan …………...
B. Identifikasi Masalah…………………
C. Pembatasan ............…………………
D. Perumusan Masalah…………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah penelitian merupakan suatu pondasi dalam melakukan suatu
penelitian. Singkatnya, masalah penelitian adalah adanya gap atau kesenjangan
antara harapan dengan kenyataan, teori dengan praktek, yang seharusnya dengan
yang terjadi. Masalah penelitian bukan merupakan suatu rumusan tujuan. Ketika
ditanya apa masalah penelitianmu? Beberapa menjawab: ”Ingin mengetahui…” dan
itu adalah rumusan tujuan, bukan suatu masalah penelitian.
Menentukan masalah penelitian bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena
itu untuk menentukan masalah penelitian, perlu mengetahui dulu apa masalahnya.
Sebagian besar pemecahan masalah tergantung pada pengetahuan peneliti tentang
masalah tersebut. Sebagian lain ditentukan oleh pengetahuan peneliti tentang sifat
dan hakekat masalah tersebut. Dengan kata lain, masalah adalah sebuah kalimat
Tanya atau kalimat pertanyaan.
Masalah penelitian akan menentukan keberhasilan dari suatu penelitian. Ada
seorang pakar penelitian yang menyatakan bahwa ”Ketika seorang peneliti sudah
berhasil memformulasikan (baca: ”menemukan”) masalah penelitian, maka
sebenarnya 50% penelitian tersebut sudah berjalan”. Begitu juga sebaliknya, ketika
masalah penelitian itu belum ditemukan, maka penelitian itu selamanya tidak akan
berjalan.
Oleh karena pentingnya masalah dalam suatu penelitian maka dalam makalah
ini penulis mencoba membahas tentang menentukan masalah penelitian yang
didalamnya menjelaskan tentang urgensi menentukan masalah penelitian, latar
belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pembatasan
masalah.

1
B. Pokok Bahasan
1. Pengertian dan Sumber Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Pembatasan
4. Perumusan Masalah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Sumber Masalah


1. Pengertian Masalah
Masalah secara sederhana sering diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang
ada (Das sein) dengan apa yang seharusnya (Das sollen). Masalah sebagai situasi atau
keadaan yang saat kita mengalami tidak memiliki cukup informasi untuk menjawab suatu
pertanyaan atau saat kita mengalami bahwa pengetahuan yang kita miliki kacau balau
sehingga tidak mampu menjawab persoalan yang sedang kita hadapi. Dari beberapa
definisi di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa masalah adalah sesuatu yang
menghalangi tercapainya tujuan yang harus diupayakan untuk menyelesaikannya melalui
suatu proses yang dilakukan secara sistematis.
Menurut SetyosariPunaji H. (2010), “masalah adalah keadaan atau kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Masalah sebagai gap antara kebutuhan yang dinginkan dan
kebutuhan yang ada”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa :“masalah
adalah sesuatu hal yang harus dipecahkan”.
Menurut (John Dewey, 1993; dan Kerlinger, 1986) dalam Sukardi, bahwa :
- Permasalahan diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan.
- Permasalahan adalah sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti,
tetapi karena sesuatu hal target tidak dapat tercapai.
- Permasalahan adalah jarak antara sesuatu yang diharapkan dengan sesuatu kenyataan
yang ada.
2. Sumber Masalah
Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan
Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi
dari teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan
pengalaman pribadi. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi merupakan sumber yang kaya masalah penelitian. Kebanyakan
keputusan praktis didasarkan atas praduga tanpa didukung oleh data empiris. Masalah
penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum
mempunyai dasar penjelasan yang memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan
suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi. Penyelidikan mungkin menghasilkan

3
teori baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang
belum ada dalam bahasan litelatur.
2) Dedukasi dari teori
Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-prinsip umum yang
penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan
terhadap masalah yang diangkap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan
empiris praktik tentang teori.
3) Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan
penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan
validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan
penelitian sering juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang
perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang
menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.
4) Masalah social
Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya:
seringnya menjadi perkelahian siswa antar sekolah dapat memunculkan pertanyaan
tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan moral dan agama serta pembinaan sikap
disiplin. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi menimbulkan pertanyaan
tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.
5) Situasi praktis
Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan
penelitian evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan
lebih lanjut.
6) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban
empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, M.pd:109-111)
Menurut Suryabrata (1994:61-63), sumber-sumber masalah yang dapat diidentifikasi
meliputi:
1) Bacaan terutama hasil penelitian
Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat menjadi sumber identifikasi
masalah. Tidak pernah ada penelitian yang tuntas. Penelitian selalu menampilkan masalah
yang lebih banyak dari pada yang dijawabnya, karena dengan demikian ilmu pengetahuan
selalu mengalami kemajuan.

4
2) Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah
Diskusi, seminar dan pertemuan ilmiah dapat menjadi sumber masalah penelitian
karena para peserta dapat melihat hal-hal yang dipersoalkan secara profesional sehingga
muncul masalah.
3) Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu pengetahuan).
Pernyataan pemegang otoritas dapat menjadi sumber masalah, baik otoritas
pemerintahan maupun ilmu pengetahuan. Contoh pernyataan pemegang otoritas
pemerintahan adalah pernyataan menteri pendidikan mengenai daya serap siswa SMU.
Contoh pernyataan otoritas ilmu pengetahuan adalah pernyataan ahli pendidikan
mengenai penjurusan di SMU.
4) Pengamatan sepintas
Pengamatan sepintas dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, ahli kesehatan
menemukan masalah ketika menyaksikan dari mana penduduk mendapatkan air minum.
5) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi sebagai sumber masalah penelitian berkaitan dengan sejarah
perkembangan dan kehidupan dengan sejatah perkembangan dan kehidupan pribadi atau
profesional. (Purwanto, M. Pd)
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan
apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dan pelaksanaan,
antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-
masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman
dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan,
dan kompetisi.
a) Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.
Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak
diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Orang
yang biasanya menjadi pemimpin pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang
pendidikan. Hal ini pada awalnya tentu akan muncul masalah. Orang atau kelompok yang
biasanya mengelola pendidikan dengan sistem sentralisasi lalu berubah menjadi
desentralisasi, atau dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) maka akan muncul
masalah. Orang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus ganti dengan
komputer, maka akan muncul masalah. Apakah masalahnya sehingga perlu ada
perubahan. Apakah masalahnya dengan sistem sentralisasi, sehingga perlu berubah

5
menjadi sistem desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, apakah masalahnya
sehingga kebijakan pendidikan selalu berubah, ganti menteri ganti kebijakan? Apakah
masalahnya setelah terjadi perubahan?
b) Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan
dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Mungkin masih ingat bahwa pada era orde
baru direncanakan pada tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal lantas tetapi ternyata
tidak, sehingga muncul masalah. Dengan adanya reformasi diharapkan harga-harga akan
turun, ternyata tidak, sehingga timbul masalah. Direncanakan dengan adanya penataran
pengawasan melekat, maka akan menjadi penurunan dalam jumlah KKN, tetapi ternyata
tidak sehingga timbul masalah. Dengan kebijakan MBS, kualitas pendidikan akan
meningkat, tetapi ternyata belum terlihat. Apakah masalahnya sehingga apa yang telah
direncanakan tidak menghasilkan kenyataan. Jadi untuk menemukan masalah dapat
diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan
dengan kenyataan.
c) Adanya pengaduan.
Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata
setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan,
maka timbul masalah dalam organisasi itu. Pikiran pembaca yang dimuat dalam koran
atau majalah yang mengadukan kualitas produk atau pelayanan suatu lembaga
pendidikan, dapat dipandang sebagai masalah, karena diadukan lewat media sehingga
banyak orang yang menjadi tahu akan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang
diberikan. Dengan demikian orang tidak akan membeli lagi atau tidak menggunakan jasa
lembaga itu lagi. Demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap suatu
sekolah atau perguruan tinggi juga dapat menimbulkan masalah. Dengan demikian
masalah penelitian dapat digali dengan cara menganalisis isi pendaduan.
d) Ada kompetisi.
Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila
tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sama. Perusahan Pos dan Giro merasa mempunyai
masalah setelah ada biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipan barang, ada hand
phone yang dapat digunakan untuk SMS, internet, e-mail. Perusahan Kereta Api
memandang angkutan umum jalan raya dengan Bus sebagai pesaing, sehingga
menimbulkan masalah. Tetapi mungkin PT. Telkom kurang mempunyai masalah karena
tidak ada perusahaan lain yang memberikan jasa yang sama lewat telepon kabel, tetapi

6
menjadi masalah setelah ada saingan telepon genggam (hand phone). Dalam pendidikan,
lembaga-lembaga pendidikan yang selama ini unggul di dalam negeri, akan timbul
masalah setelah ada perguruan tinggi asing boleh beroperasi di Indonesia.

B. Identifikasi Masalah
1. Pengertian Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan
paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari
penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau
tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat
pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb).
Masalah penelitian atau topik penelitian berpengaruh terhadap kualitas penelitian.
Artinya masalah penelitian yang teridentifikasi dengan matang di awal akan menentukan
penelitian yang dihasilkan. Tak hanya itu, identifikasi masalah yang jelas menentukan
apakah penelitian bisa dilanjutkan atau tidak. Bila masalah atau topik yang diangkat tidak
memenuhi kriteria maka peneliti pun harus mencari topik lain yang lebih menarik dan
penting.
Identifikasi masalah didefinisikan sebagai upaya untuk menjelaskan masalah dan
membuat penjelasan dapat diukur. Identifikasi ini dilakukan sebagai langkah awal
penelitian. Jadi, secara ringkas, identifikasi adalah mendefinisikan masalah penelitian.
Selain itu, identifikasi masalah juga dapat diartikan sebagai proses dan hasil pengenalan
masalah atau inventarisasi masalah. Makanya identifikasi ini menjadi langkah awal
penelitian yang penting.
2. Pengertian Identifikasi Masalah Menurut Para Ahli
Supaya makin paham, kamu bisa memperhatikan pengertian identifikasi masalah
menurut dua ahli yakni Suriasumantri dan Amien Silalahi.
1. Suriasumantri
Menurut Suriasumantri, identifikasi masalah adalah tahap permulaan dari penguasaan
masalah di mana objek dalam suatu jalinan tertentu bisa kita kenali sebagai suatu
masalah.
2. Amien Silalahi
Sedangkan menurut Amien Silalahi, identifikasi masalah adalah usaha untuk
mendaftar sebanyak-banyaknya pertanyaan terhadap suatu masalah yang sekiranya bisa
ditemukan jawabannya.

7
3. Bagian Identifikasi Masalah
Ada dua bagian dalam identifikasi masalah. Jadi nggak cuma asal, identifikasi masalah
pun harus memuat dua bagian ini, yakni:
1. Identifikasi dengan Jelas Akar Penyebab Masalah
Identifikasi masalah harus memuat akar penyebab yang jelas. Di dalamnya
memuat asal-muasal masalah terjadi. Misalnya, kamu membahas masalah kemiskinan.
Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, kamu harus menjelaskan faktor-faktor yang
menyebabkan kemiskinan seperti sempitnya lapangan pekerjaan, rendahnya upah, dan
sebagainya.
2. Mengembangkan Pernyataan Masalah Secara Rinci yang Mencakup Efek Masalah
pada Suatu Fenomena
Setelah mnejelasan penyebab masalah, kamu harus mengebangkan efek atau
dampak masalah tersebut secara lebih luas.Mengambil contoh sebelumnya, kamu harus
menerangkan dampak kemiskinan untuk kondisi perekonomian dalam lingkup nasional.
Jadi tak hanya sebatas menjelaskan penyebab masalah, identifikasi masalah pun berisi
tentang dampak masalah terhadap suatu fenomena tertentu.
4. Sumber untuk Mendapatkan Bahan Identifikasi Masalah
Sebelum berbicara tentang cara membuat identifikasi masalah, kamu harus tahu
sumber-sumber untuk mendapatkan bahan identifikasi. Masalah atau topik tidak datang
begitu saja. Kamu pun harus menemukannya dengan cara berpikir kritis. Sejauh ini, ada
beberapa sumber yang bisa kamu manfaatkan untuk menemukan masalah atau topik
tertentu sebagai berikut :
1. Perbanyak membaca literature
Kamu bisa membaca banyak bahan seperti jurnal penelitian dan laporan
penelitian. Bacaan-bacaan tersebut memberikan masalah sekaligus dapat
menginspirasimu. Ada banyak bahan bacaan seperti buku, media cetak, media online,
rilis, dan sebagainya. Terpenting, bahan yang kamu baca memang dari sumber yang
kredibel dan dapat dipercaya.
2. Ikuti seminar atau diskusi untuk memperkaya wawasan
kamu bisa mengikuti pertemuan ilmiah seperti seminar atau diskusi. Selain
wawasan bertambah, kamu bisa lebih terbuka melihat situasi terkini. Sumber lainnya,

8
kamu bisa melakukan pengamatan atau observasi secara langsung. Dengan pengamatan
yang baik, kamu bisa melihat kondisi sekitar dengan lebih kritis.

3. Gunakan wawancara atau kuesioner untuk mendapatkan data


Selain sumber di atas, kamu bisa juga memanfaatkan wawancara dan angket atau
kuesioner. Misalnya, melalui wawancara kamu dapat menemukan masalah yang dihadapi
masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket, kamu bisa
mendapatkan gambaran tentang masalah yang tengah dialami orang lain. Melalui
pengalaman juga bisa lo, nggak jarang peneliti menemukan masalah atau topik menarik
lantaran ia sendiri yang mengalaminya. Asalkan didukung data dan argumen yang kuat,
pengalamanmu terhadap sesuatu bisa diteliti lebih dalam.
Cara Membuat Identifikasi Masalah, Sebelum mengidentifikasi masalah, peneliti
perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut. Tujuannya agar identifikasi masalah yang
didapatkan matang.
1. Memahami teori, fakta, dan ide tentang bidang atau topik tertentu yang dipilih peneliti.
Peneliti harus mengetahui penelitian dalam bidang tersebut dengan cara mengulas
literatur
2. Menumbuhkan keingintahuan agar peneliti mempunyai minat untuk meneliti topik atau
masalah tertentu
3. Kehidupan dan hubungan yang dibangun oleh penelitian harus terkait dengan
kemajuan teknologi. Artinya, peneliti harus melek perkembangan teknologi dan informasi
4. Pengetahuan dan peneliti harus diperoleh melalui jurnal, majalah, dan buku baru
5. Peneliti dapat menyusun survei saran untuk penelitian lebih lanjut yang diberikan pada
akhir laporan penelitian dan tinjauan proyek penelitian
Ketika mengidentifikasi masalah pun tidak boleh sembarangan, ada beberapa hal
yang harus diperhitungkan. Contohnya, apabila masalah mengenai tujuan dan sasaran
yang diidentifikasi pada langkah sebelumnya tidak tercapai, apa yang akan dilakukan
oleh peneliti. Kemudian, identifikasi masalah tidak boleh hanya fokus pada masalah atau
tantangan saja. Namun peneliti juga harus memikirkan kendala yang mungkin mencegah
tercapainya tujuan dan sasaran.
Ditambah lagi, identifikasi harus didasarkan pada pengamatan empiris, seperti
data dan informasi yang diperoleh dari survei, wawancara, dan studi dari berbagai
sumber. Selanjutnya, identifikasi harus menghasilkan pernyataan yang menggambarkan
masalah yang dihadapi.

9
10
Setelah menemukan masalah atau topik menarik yang bakal diangkat, kamu harus
mengikuti langkah-langkah berikut ini untuk mengidentifikasi masalah:
1. Identifikasi masalah secara umum
Langkah awal, kamu harus mendefinisikan masalah secara umum. Misalnya,
kamu bisa mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban dari pertanyaan semacam ini:
apakah berita negatif lebih menarik minat orang dibandingkan berita yang positif?
Kemudian, pertanyaan tersebut dipersempit lagi dengan pertanyaan, “Apakah
berita negatif seperti perampokan, korupsi menarik minat orang lebih dari berita positif
seperti pertumbuhan ekonomi negara?
2. Memahami sifat masalah
Nah, langkah kedua adalah memahami sifat masalah. Cara terbaik untuk
memahami masalah adalah melakukan diskusi. Jadi berdiskusilah dengan orang-orang
yang memiliki pengetahuan yang baik perihal masalah yang kamu teliti
3. Kumpulkan literatur yang tersedia
Kumpulkan semua penelitian terkait dengan masalah akan dikaji.langkah ketiga
ini akan membantu kamu untuk mempersempit masalah, mengidentifikasi kesenjangan
penelitian, memberikan ide-ide baru di bidang terkait, dan menentukan desain penelitian
4. Mengembangkan ide-ide melalui diskusi
Diskusi selalu menghasilkan informasi yang bermanfaat. Berbagai ide baru dapat
dikembangkan. Sehingga identifikasi masalah yang kamu lakukan pun semakin dalam.
Peneliti harus mendiskusikan masalahnya dengan rekan dan orang lain yang memiliki
pengalaman yang cukup di bidang yang sama atau setidaknya pernah menangani masalah
yang sama.
5. Menyusun ulang masalah penelitian
Setelah identifikasi masalah dibuat, langkah berikutnya adalah baca dan susun
kembali masalah penelitian menjadi istilah operasional.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan ruang lingkup yang membatasi permasalahan


agar tidak terlalu melebar dan menjadikan penelitian lebih fokus. Adanya batasan
masalah ini juga bertujuan untuk mempertegas agar pembahasan tidak terlalu luas dan
yang jauh dari relevansi masalah sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan.
Selain itu, Batasan masalah itu batasan masalah juga dapat diartikan sebagai menegaskan

11
atau memperjelas yang menjadi masalah. Dengan kata lain, batasan masalah digunakan
untuk mendefinisikan dan menegaskan berdasarkan dukungan data-data hasil penelitian
terdahulu seperti apa masalah tersebut.

Dalam membatasi permasalahan juga dapat dilakukan dengan cara menegaskan


permasalahan secara operasional masalah tersebut yang akan memudahkan untuk
melakukan penelitian. Dari sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua
masalah yang akan dipermasalahkan yang akan diteliti. Batasan masalah jadinya berati
pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah
teridentifikasi.Adapun beberapa fungsi dari batasan masalah ialah sebagai berikut :
a. Memeberikan gambaran terkait apa saja yang akan kita dibahas pada penelitian,
percobaan atau pemecahan suatu masalah.
b. Menghasilkan suatu permasalahan yang akan terselesaikan.
c. Membatasi jangkauan suatu proses yang akan dibahas.
d. Membantu untuk mengidentifikasi suatu masalah yang akan dibahas.
e. Memfokuskan pada satu persoalan.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat batasan masalah


a. Tujuan umum dan sasaran (tujuan) dari penelitian
b. Subjek apa yang akan diteliti, dan variabel-variabel yang termasuk
c. Lokasi atau lingkungan studi, misalnya tempat pengumpulan data dan kepada entitas
mana data akan dimiliki
d. Jangka waktu dimana data akan dikumpulkan
e. Materi subjek studi dan populasi dari mana mereka akan dipilih.

Cara Mengetahui Jika Masalah Telah Didefinisikan dan Dibatasi dengan Baik
a. Ringkas dan padat
Masalah harus dituliskan dengan singkat, padat, jelas dan mudah untuk dimengerti.
b. Relevan
Walaupun tingkat pentingnya masalah merupakan hal yang sangat relatif dan
subjektif, penulis harus pandai untuk menyajikannya sehingga sumber daya yang
digunakan tidak akan terbuang dengan sia-sia. Tingkat relevansi juga bergantung
pada bagaimana penulis menjelaskan efek dari masalah, risiko serta kontribusi
penelitian dengan ringkas & padat.
c. Kontekstual

12
Masalah penelitian yang diangkat harus dibatasi oleh ruang geografis, waktu dan
latar belakang.
d. Spesifik
Sangat dianjurkan agar masalah penelitian merupakan suatu yang benar-benar terjadi
dan menyasar satu masalah spesifik yang terjadi di satu daerah tertentu. Jika penulis
berusaha untuk membahas banyak hal, penelitian menjadi tidak fokus dan sulit untuk
mendapatkan hasil yang sesuai

D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan identifikasi masalah. Kalau masalah yang
sudah teridentifikasi merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi,
sementara rumusan masalah merupakan suatu kalimat pernyataan yang disusun
berdasarkan adanya masalah tersebut dan akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data dalam suatu proses penelitian. Namun demikian terdapat kaitan erat
antara suatu masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian
harus didasarkan pada masalah yang teridentifikasi.
1. Pentingnya Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian
yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa
perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan
membuahkan hasil apa-apa. Perumusan masalah disebut juga sebagai research questions
atau research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu
fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam
kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan
yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Mengingat demikian
pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai
memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan
masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri. Penentuan perumusan
masalah sangat penting dan berfungsi dalam menetapkan:
a. Langkah awal yaitu, mengembangkan kerangka konsep, konseptualisasi dan
operasionalisasi, desain Penelitian.
b. Prediksi keberhasilan penelitian.
c. Memilih judul dan menuliskan tujuan penelitian.
d. Menilai Orisinalitas studi vs. Plagiarisme.

13
Bagaimana seorang peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah perlu suatu
contoh praktis. Contoh yang amat sederhana berikut, utamanya penting diketahui oleh
para peneliti pemula. Misalkan, situasi problematik yang dihadapi ialah: “Lemahnya
kemampuan meneliti para dosen di bidang ilmu Sosial”. Ada empat langkah yang perlu
dilalui, yaitu langkah-langkah: persiapan, konfirmasi awal, konfirmasi akhir, dan
formulasi akhir. Pada langkah persiapan, hal-hal yang perlu dikerjakan adalah sebagai
berikut.
a. Formulasikan situasi problematik yang dihadapi (lihat kasus).
b. Identifiksikan kesenjangan yang ada, misalnya: mereka sudah mendapat pelajaran
metodologi penelitian, tetapi kenyataannya kemampuan meneliti mereka masih
rendah.
c. Pelajari kepustakaan dan sumber informasi lain berkaitan dengan kenyataan
problematik di atas, kemudian jelaskan secara rinci dan luas situasi kajiannya,
sehingga semua hal yang mempengaruhi rendahnya kemampuan meneliti seseorang
dapat teramati.
d. Dari butir 3, pilihlah inti permasalahan apa yang paling utama atau yang
mempengaruhi sub masalah yang lain, kemudian dipertajam dan diformulasikan
dalam rumusan permasalahan penelitian, Misalnya: “Apakah rendahnya kemampuan
meneliti dosen bidang ilmu sosial disebabkan oleh pemahaman dan penguasaan
tentang ‘Metodologi Penelitian’ yang kurang memadai?” Kalimat rumusan masalah
ini dapat juga dikembangkan sesuai dengan pemilihan metode penelitian dan jenis
data yang sesuai, seperti:
1) Identifikasi penguasaan metode penelitian dan kemampuan meneliti dosen.
(untuk pendekatan penelitian dengan metode deskriptif)
2) Hubungan antara penguasaan metode penelitian dengan kemampuan meneliti
dosen. (untuk pendekatan penelitian dengan metode Asosiatif/ korelasional)
3) Perbandingan penguasaan metode penelitian terhadap kemampuan meneliti
dosen. (untuk pendekatan penelitian dengan metode Komparatif)
Pemilihan kalimat rumusan masalah tersebut, disesuaikan dengan tujuan
penelitian yang akan dicapai dan tentu saja juga disesuaikan dengan jenis data yang
diperoleh. Merumuskan masalah yang sudah teridentifikasi dalam suatu penelitian tidak
mudah. Ketika rumusan masalah tidak jelas, maka penelitian menjadi sulit dipahami.
Terlebih bila masalah penelitian sering sekali dikacaukan dengan kekeliruan penulisan
rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab peneliti untuk

14
memahami atau menjelaskan masalah tersebut. Belum lagi kompleksivitas ini ditambah
dengan keharusan peneliti untuk mendorong audiens agar tertarik dan mau lebih jauh
membaca dan melihat manfaat atau pentingnya penelitian. Memilih Masalah Penelitian
sebaiknya peneliti harus:
a. Memastikan apakah masalah yang akan dipilih itu sudah atau akan ada jawabannya
b. Mempertimbangkan relevansinya.
c. Mempertimbangkan manfaat teoritisnya
d. Mempertimbangkan aspek aktualitas masalah.
e. Mempertimbangkan jelajah atau wilayah pengembangan ilmu yang berkaitan.
2. Kesalahan Umum dalam Perumusan Masalah Berbagai kesalahan umum yang biasa
dilakukan peneliti dalam penemuan masalah penelitian antara lain:
a. Konsepnya belum matang (immature)
Peneliti menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil-hasil penelitian
sebelumnya dengan topik sejenis, serta tidak terlalu banyak membahas teori dan
konsep, sehingga masalah penelitian tidak didukung oleh kerangka teoritis yang
baik.
b. Gagasan yang ditawarkan belum Akurat
Peneliti memilih masalah penelitian yang hasilnya kurang memberikan kontribusi
terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.
c. Kurang memberi Kontribusi
Peneliti memilih masalah penelitian yang hasilnya kurang memberikan kontribusi
terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.
d. Ketidak sesuaian Fenomena penelitian dengan Metode analisis
Sifat fenomena yang ingin diteliti tidak sesuai dilakukan menggunakan analisis
yang dipilih. Misalnya meneliti suatu fenomena yang dianalisis secara kuantitatif,
padahal sebaiknya lebih tepat dilakukan secara kualitatif.
3. Bentuk-bentuk Rumusan Masalah
Penelitian Berbagai pola atau model yang bisa ditiru peneliti tentang bagaimana
penulisan rumusan masalah penelitian berdasarkan berbagai jenis penelitian. Namun,
sebelum memperkenalkan model penulisan rumusan masalah penelitian ini, terlebih
dahulu perlu dijelaskan perbedaan masing-masing pengertian dan sifat jenis penelitian
tersebut. Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif,
komparatif dan asosiatif.
a. Rumusan masalah Deskriptif

15
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variable atau
lebih. Jadi dalam penelitian ini seorang peneliti tidak membuat suatu perbandingan
pada sampel yang lain, dan juga tidak mencari hubungan variabel tersebut dengan
variabel yang lain. Dalam hal ini peneliti hanya menjabarkan atau mendeskripsikan
data hasil penelitian, bisa dengan bantuan tabel dan diagram atau grafik, sehingga
hasil temuan tersebut menjadi lebih mudah dipahami oleh pembaca. Penelitian
semacam ini dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif
1) Bagaimana peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) siswa Sekolah Dasar
di Indonesia?
2) Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap rencana pemerintah menetapkan
wajib belajar 12 tahun?
3) Bagaimana taraf tingkat kepuasan orangtua murid terhadap pelayanan
penerimaan siswa baru di sekolah?
Dari beberapa contoh di atas, terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan
dengan satu variabel atau lebih secara mandiri (bandingkan dengan masalah komparatif
dan asosiatif). Namun dari contoh-contoh yang diuraikan di atas, peneliti perlu
menambahkan secara spesifik batasan penelitian yang dilakukan. Misalnya secara jelas
ditetapkan sekolah ‘tertentu’ sebagai tempat dilakukan penelitian, kalau memang peneliti
memiliki lingkup penelitian yang dilakukan. Rumusan masalah yang diuraikan di atas
menunjukkan bahwa peneliti bermaksud mengetahui:
1) Sebaran persentase dan tingkat peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN)
siswa Sekolah Dasar di Indonesia.
2) Mengidentifikasi bagaimana tanggapan masyarakat terhadap rencana pemerintah
menetapkan wajib belajar 12 tahun (yang mungkin digambarkan dengan
persentase atau gambaran yang memberi kriteria: tanggapan setuju dan tidak
setuju).
3) Menguraikan hasil identifikasi taraf kepuasan orangtua murid terhadap pelayanan
penerimaan siswa baru di sekolah (hasilnya berupa jumlah atau persentase yang:
sangat puas, agak puas dan sangat tidak puas).
b. Rumusan masalah Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan (komparasi) keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih

16
sampel yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa dinilai dari metode, perlakuan lain
atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah Komparatif adalah sebagai berikut.
1) Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP dari sekolah negeri dan
swasta? Sebagai variabel penelitian adalah prestasi belajar berdasarkan
perbandingan dua sampel yaitu status sekolah yang berbeda: negeri dan swasta.
2) Adakah perbedaan motivasi kerja guru antara sekolah di pulau Jawa dan di Luar
Jawa? (satu variabel dua sampel). Sebagai variabel penelitian adalah motivasi
kerja guru berdasarkan perbandingan di dua wilayah yang berbeda yaitu: pulau
Jawa dan di Luar Jawa.
3) Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara siswa SMA yang
mengikuti program bimbingan belajar (bimbel) dan belajar mandiri? (dua
variabel dua kelompok sampel). Sebagai variable penelitian adalah motivasi
belajar dan hasil belajar berdasarkan perbandingan dua kelompok belajar:
Bimbel dan belajar mandiri.
c. Rumusan masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/timbal balik.
1) Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih
yang munculnya bersamaan atau diartikan sejajar. Pada penelitian dengan
bentuk hubungan ini, tidak dapat dikatakan variabel mana yang mempengaruhi
variabel lainnya, dengan kata lain kedua variabel memiliki kedudukan yang
sama kuat atau setara. Jadi bentuk hubungannya bukan hubungan kausal atau
interaktif.
Contoh rumusan masalah penelitian hubungan simetris:
a) Adakah hubungan antara ukuran tinggi badan dengan keinginan untuk
sehat?
b) Adakah hubungan kemampuan di bidang matematika dengan kemampuan
berbahasa Inggis?
c) Adakah hubungan sikap toleransi dengan tingkat kemampuan bicara?
d) Adakah hubungan antara tingkat kekayaan dengan kecerdasan?

17
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan dapat dijelaskan bahwa rumusan
masalah penelitian hubungan simetris, selain ditandai dengan bentuk hubungan kedua
variabel yang sejajar juga dicirikan dengan kata penghubung “dengan” di antara dua atau
lebih variabel. Hubungan simetris dari contoh tersebut jelas menunjukkan bahwa kondisi
salah satu variabel bukanlah akibat atau pengaruh variabel lainnya
2) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Bentuk hubungan ini
menunjukkan terdapat variabel independen atau variabel bebas (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen atau variabel terikat (variabel yang
dipengaruhi). Namun dalam bentuk hubungan ini hanya salah satu variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya atau kondisi tersebut tidak dapat dianggap berlaku
sebaliknya.
Contoh rumusan masalah penelitian hubungan Kausal:
a) Adakah hubungan pengetahuan gizi anak dengan pola pemilihan makanan
jajanan anak
b) Adakah hubungan motivasi untuk sukses terhadap prestasi belajar siswa?
c) Seberapa besar pengaruh kurikulum dan media pendidikan terhadap kualitas
lulusan yang dihasilkan sekolah?
Contoh judul penelitian berdasarkan rumusan di atas:
a) Pengaruh pengetahuan gizi anak dengan pola pemilihan makanan jajanan anak
b) Pengaruh motivasi sukses dan fasilitas pembelajaran terhadap prestasi belajar
siswa SMP di pulau Seribu?
c) Pengaruh kurikulum pembelajaran dan media pendidikan terhadap kualitas
lulusan yang dihasilkan sekolah?
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, dapat dijelaskan bahwa rumusan masalah
penelitian hubungan kausal ditandai dengan bentuk hubungan kedua variabel bersifat
sebab akibat juga dicirikan dengan kata penghubung “terhadap” di antara dua atau lebih
variabel. Penulisan judul tersebut menggambarkan urutan penulisan bahwa variabel
independent (variable bebas) sebagai variabel yang menyebabkan terhadap variabel
dependent (variabel terikat) sebagai variabel yang disebabkan atau dipengaruhi.
3) Hubungan Interaktif/ Timbal balik Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Pada pola penelitian ini tidak diketahui mana variabel independen
maupun variabel dependen.
Contoh rumusan masalah penelitian hubungan Interaktif:

18
a) Adakah hubungan antara harga, promosi dengan penjualan produk ‘X’? (X1 adalah
variabel harga dan X2 adalah variabel promosi sedangkan Y adalah variabel
penjualan)
b) Adakah pengaruh antara kualitas kinerja dan loyalitas karyawan layanan yang
diberikan suatu perusahaan dengan tingkat kepuasan pelanggan?
(Dalam kasus ini variabel X adalah kualitas kinerja, variabel Y adalah loyalitas karyawan
dan variabel Z adalah kepuasan pelanggan).
Rumusan masalah yang diuraikan, menjelaskan bahwa rumusan masalah
penelitian hubungan interaktif ditandai dengan bentuk hubungan kedua variabel bersifat
sebab akibat juga dicirikan dengan kata penghubung “antara” di antara dua atau lebih
variabel. Berbeda dengan rumusan hubungan kausal yang variabelnya mempengaruhi
hanya searah, penulisan rumusan hubungan interaktif dapat saling mempengaruhi dua
arah antara dua atau lebih variabel penelitian. Lebih jelasnya, contoh 2 hubungan
interaktif menggambarkan bahwa Kinerja pegawai secara langsung mempengaruhi
kepuasan pelanggan demikian pula kinerja pegawai akan mempengaruhi kualitas layanan
yang kemudian akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Demikian juga pengaruh
tersebut dapat berperan sebaliknya.

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menentukan masalah penelitian merupakan langkah pertama yang
harus dilakukan dalam penelitian ilmiah, dan menjadi pusat perhatian
dalam penyusunan proposal penelitian. Masalah yang akan digarap dan
dipecahkan dalam penelitian pada umumnya berupa sesuatu yang ideal.
Namun perlu diperhatikan bahwa ídealnya suatu masalah yang dipilih
harus diikuti dengan pendekatan yang paling tepat, memiliki peluang
berhasil paling tinggi, dan sedapat mungkin paling sederhana agar
kepastian untuk dapat menyelesaikan tugas dalam mencari jawaban atas
masalah tersebut dapat terwujud.

20
DAFTAR PUSTAKA

Maksum Mukhtar. dkk. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon :


STAIN Cirebon,

Lincoln, Yovana 1984.Naturalictic Inquiry, Sage Publication, Beverly hills,


Londaon,

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung :

Toto Syatori Nasehuddien 2008. Metodologi Penelitian (Sebuah


Pengantar).STAIN Cirebon,

21

Anda mungkin juga menyukai