Anda di halaman 1dari 12

HASIL REVIEW PERTEMUAN 2 : TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN

BERKAITAN DENGAN KONSETRASI MASING-MASING

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikolog Pendidikan

Dosen Pengampuh: Dr. Ir. Samnur, ST., M.T

Disusun Oleh :

Afdaliah Alif 220020301002 (PTK A)

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022

1
Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu.
Jadi secara harfiah, psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Defenisi berikut ini menunjukkan
beragamnya pendapat para ahli tentang psikologi (Sobur, 2003: 32).

a. Ernesrt Hilgert (1957) dalam bukunya Introduction to Psychology: “Psychology may be defined as the
science that studies the behavior of men and other animal” etc. (psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dan hewan lainnya).

b. George A. Miller dalam bukunya Psychology and Communication: “Psychology is the science


that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral events” (Psikologi merupakan
ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah
laku).

c. Clifford T. Morgan dalam bukunya Introduction to Psychology: “Psychology is the science of human


and animal behavior” (Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan)

d. Robert S. Woodworth dab Marquis DG dalam bukunya Psychology: “Psychology is the scientifict


studies of individual activities relation to the inveronment” (Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungan dengan alam sekitar).

Dari beberapa pendapat di atas menunjukkan rentangan makna psikologi dalam berbagai
perspektif. Jika dilihat, terdapat beberapa perbedaan makna dari psikologi itu sendiri. Perbedaan tersebut
boleh jadi disebabkan karena perkembangan psikologi itu sendiri. Apabila diamati berbagai defenisi
psikologi di atas, terutama defenisi dari Morgan dan Hilgert, ternyata bahwa studi psikologi tidak hanya
terbatas pada tingkah laku manusia saja, tetapi juga tingkah laku hewan. Hal ini semakin dipertegas oleh
Chaplin (dalam Sobur, 2003: 33) dalam Dictionary of psychology, yang mendefenisikan psikologi
sebagai “…the science of human and animal behavior, the study of organism in all its variety and
complexity as it respond to the flux andflow of the physical and social events which make up the
environment” (…psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia dan hewan, juga
penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kemitraannya ketika mereaksi arus dan
perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan).

Jadi pada dasarnya, psikologi itu menyentuh banyak bidang kehidupan dan organisme, baik
manusia maupun hewan. Namun, meskipun demikian, secara lebih spesifik psikologi sering dikaitkan
dengan kehidupan organisme manusia. Psikologi beserta sub-sub ilmunya, pada dasarnya mempunyai

2
hubungan dengan ilmu-ilmu lainnya. Misalnya hubungan psikologi dengan sosiologi, antropologi, ilmu
politik, ilmu komunikasi, biologi, ilmu alam, filsafat, dan ilmu pendidikan. Hubungan ini biasanya
bersifat timbal balik.

Salah satu contohnya adalah hubungan psikologi dengan ilmu pendidikan, sehingga lahirlah
namanya psikologi pendidikan. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk memanusiakan manusia.
Artinya, ditujukan untuk membentuk sikap dan mental peserta didik ke arah yang lebih baik.
Sebagaimana yang dijelaskan di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003, bahwa: “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa pskologi sangat diperlukan
dalam mengembangkan potensi diri peserta didik.

Dari penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi pendidikan adalah disiplin ilmu
yang mempelajari tentang pemahaman gejala kejiwaan dalam tigkah laku manusia untuk kepentingan
mendidik atau membina perkembangan kepribadian manusia. Jadi segala gejala-gejala yang
berhubungan dengan proses pendidikan dipelajari secara mendalam pada psikologi pendidikan.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan

Psikologi dan ilmu pendidikan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena antara
psikologi dengan ilmu pendidikan mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu pendidikan sebagai suatu
disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak ia lahir sampai mati. Pendidikan tidak
akan berhasil dengan baik jika tidak dibarengi dengan psikologi. Demikian pula watak dan kepribadian
seseorang ditunjukkan oleh psikologi. Oleh karena begitu eratnya hubungan antara psikologi dengan
ilmu pendidikan, maka lahirlah yang namanya psikologi pendidikan.

Dasar-dasar psikologis ini sangat dibutuhkan para pendidik untuk mengetahui prilaku anak
didiknya, apakah anak didiknya dalam keadaan yang baik saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran,
atau dalam keadaan yang tidak baik. Kalau demikian, pendidik sangat membutuhkan pengetahuan ini
untuk mengatasi anak didik yang seperti itu dan memotivasinya agar tetap dalam keadaan yang
semangat dalam belajar. Selain untuk mengetahui prilaku anak didiknya, dasar-dasar psikologis ini juga
dapat mengendalikan prilaku para pendidik dan memberikan prilaku yang lebih bijaksana dalam
menghadapi keanekaragaman karakteristik anak didiknya. Seorang pendidik memang sangat
3
membutuhkan pengetahuan seperti ini, agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan
yang diinginkan dan tentunya dapat berhasil mencapai tujuan dengan cemerlang sesuai dengan lembaga
pendidikan itu.

Reber (dalam Sobur, 2003: 71) menyebut psikologi pendidikan sebagai subdisiplin ilmu psikologi yang
berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:

Penerapan dalam prinsip-prinsip belajar dalam kelasPengembangan dan pembaruan


kurikulumUjian dan evaluasi bakat dan kemampuanSosialisasi proses dan interaksi dengan
pendayagunaan ranah kognitifPenyelenggaraan pendidikan keguruan.Dari penjelasan tersebut, maka
jelas bahwa adanya keterkaitan antara psikologi dengan ilmu pendidikan, yang mana fokus utama dari
psikologi pendidikan ini adalah interaksi pendidik dan peserta didik.

Konsep Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi. Secara etimologi, psikologi berasal
dari kata psyche dan logos (bahasa Yunani). Psyche berarti jiwa atau ruh sedangkan logos berarti ilmu.
Jadi secara etimologis psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa atau ruh. Seiring dengan
berkembanganya ilmu ilmiah, definisi psikologi mulai dipertanyakan sebagai sebuah ilmu jiwa. Hal ini
karena jiwa “soul” memiliki konsep yang terlalu abstrak, sedangkan ilmu pengetahuan menghendaki
objeknya dapat diamati, dicatat dan diukur (observable). Pertanyaan yang sering dilontarkan adalah
“apakah jiwa atau ruh dapat diamati? Dimana letaknya jiwa atau ruh?” kedua pertanyaan ini sangat sulit
dijawab secara ilmiah. Lalu bagaimana membuktikan adanya jiwa atau ruh?. Salah satu jawaban atas
pertanyaan ini adalah bahwa bukti dari adanya jiwa atau ruh adalah organisme berperilaku. Perilaku
merupakan manifestasi dari adanya jiwa atau ruh pada organisme. Sebagai manifestasi dari adanya jiwa
atau ruh, perilaku dapat diamati dan dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.

4
Para ilmuan di bidang ini mencoba mengkaitkan jiwa atau ruh disini dengan proses
sensorikmotorik, yaitu pemrosesan ransangan-ransangan yang diterima oleh saraf-saraf indera (sensoris)
di otak sampai terjadinya reaksi berupa gerakan otot (motoris) maupun sekresi kelenjar-kelenjar.
Aktifitas sensorik dan motorik dapat dicontohkan sebagai aktifitas yang paling banyak dilakukan dan
terstimulasi ketika anak bermain. Permainan yang aktif akan melibatkan semua panca indera sebagai
organ sensorik, dan melibatkan sebagian besar otot (muskulus) sebagai organ motorik. Sejak itulah
muncul berbagai definisi aru tentang psikologi dari para ahli seperti halnya Watson (1878-1985),
Wundt (1897), Kohnstamm & Palland (1984), Myers (1996), Feldman (1996) dan tokoh- tokoh yang
lain bahwa dapat dijelaskan psikologi merupakan sebuah cabang “ilmu yang mempelajari perilaku”
karena perilaku dianggap lebih mudah diamati, dicatat dan diukur.

Sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan yang otonom psikologi kemudian memeliki beberapa
cabang ilmu atau aliran, hal ini dikarenakan adanya perbedaan-perbedaan lanpangan yang dipelajari.
Dari beberapa cabang atau aliran ilmu psikologi yang ada tersebut, salah satunya yang akan dibahas
dalam hal ini adalah terkait dengan psikologi perkembangan. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini
termasuk psikologi khusus, karena psikologi perkembangan mempelajari kekhususan dari pada tingkah
laku individu.

Secara singkat dapat dijelasakan bahwa psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu
psikologi yang mempelajari sceara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetik,
yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri,
baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang
hidupnya (life- span) (Desmita,2009). Dari sani dapat dikatakan bahwa psikologi perkembangan
merupakan suatu

5
cabang ilmu psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya
berserta latar belakang yang mempengaruhinya

Berdasarkan pemahaman diatas maka dapat kita tarik secara singkat bahwa dengan
mempelajari psikologi perkembangan dapat kita ambil beberapa manfaat didalamnya,
diantaranya yaitu: 1) Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan
tingkat usia/ perkembangannya. 2) Untuk mengetahui tingkat pemampuan individu pada setiap
fase perkembangannya 3) Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat
perkembangan tertentu. 4) Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-
perubahan yang akan dihadapi anak. 5) Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan
materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Hakikat Perkembangan

Pada dasarnya hubungan


antara pertumbuhan dan
perkembangan masih
menjadi perdebatan di
kalangan para ahli.
Pertumbuhan sering
dikaitkan dengan perubahan yang terjadi secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri individu dalam waktu tertentu
(Kartono dalam Sobur, 2009). Sedangkan perkembangan menurut Kartono (dalam Sobur, 2009)
merupakan perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan
fisis yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar pada waktu tertentu menuju
kedewasaan. Sementara itu, perkembangan menurut Yusuf (2009) adalah proses terjadinya
berbagai perubahan yang bertahap yang dialami individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaan atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif,
dan berkesinambungan baik terhadap fisiknya maupun psikisnya. Dengan kata lain,
pertumbuhan berarti proses perubahan yang berhubungan dengan kehidupan jasmaniah
individu, sedangkan

6
perkembangan berarti proses perubahan
yang berhubungan dengan kejiwaan individu dimana perubahan tersebut akan terwujud dalam
tingkah laku yang dapat diamati.
Sedikitnya ada empat istilah yang berdekatan bahkan saling terkait pengertiannya.
Pertama, pertumbuhan (growth), Kedua Perkembangan (development), Kematangan
(maturation), dan Keempat perubahan (change). Berikut akan dicoba dibahas secara singkat
tentang hakikat keempat konsep tersebut agar dapat dibedakan satu dengan yang lain.

1. Pertumbuhan (growth)
Dalam perkembangan maka terjadi pula yang namanya sebuah pertumbuhan (growth).
Istilah pertumbuhan atau growth ini merupakan sebuah kata yang lazimnya digunakan dalam
disiplin ilmu biologi oleh sebab itu dalam memahamini akan lebih bersifat biologis.
Pertumbuhan dapat dijelaskan sebagai sebuah proses kenaikan massa dan volume yang
dikarenakan adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi selamaproses
tersebut. Hal ini dijelaskan pula oleh Chaplin (2002) yang menyatakan bahwa pertumbuhan
adalah suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari
organisme sebagai suatu keseluruhan.
Senada dengan pendapat tersebut Desmita (2009) menjelaskan istilah pertumbuhan
dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan- perubahan yang bersifat kuantitatif,
yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki,
kepala, jantung, paru-paru, dam sebagaimnya. Dengan kata lain disini tidak berkaitan dengan
pola pikir, ingatan, ataupun perkembangan mental seseorang.
Dari berbagai definisi tersebut dapat kita pahami bahwa pertumbuhan ialah suatu
perubahan secara biologi yang dialami oleh makluk hidup yaitu berupa pertambahan ukuran,
baik volume, bobot, maupun jumlah sel yang bersifat irreversible. Perubahan yang bersifat
irreversible ini maksudnya suatu perubahan yang tidak dapat kembali ke semula,

2. Perkembangan (development)
Dijelaskan oleh Perkembangan ialah perubahan yang terjadi selama proses pertumbuhan
menuju keadaan yang lebih dewasa dibanding sebelumnya sehingga terbentuk organ-organ atau
sel-sel yang memiliki fungsi dan struktur yang berbeda pula. Dengan kata lain perkembangan
adalah suatu gejala perubahan dalam fungsi dari organ-organ yang telah mengalami
pertumbuhan tersebut. Pada aspek ini lebih ditekankan pada perubahan fungsi atau psikis yang

7
lebih kompleks sehingga pada perkembangan ini tidak dapat diukur dengan mudah tetapi hanya
bisa dilihat gejala perubahannya. Jadi proses perkembangan ini berjalanseiring dengan
terjadinya pertumbuhan pada makhluk hidup.

Pengertian lain dijelaskan oleh Santrock (2007) dimana perkembangan memiliki


makana sebagai pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yangberlanjut sepanjang
rentang hidup. Kebanyakan perkembangan melibatkan pertumbuhan, meskipun melibatkan juga
penuaan. Sebagai contoh proses yang terjadi pada sebuah tanaman buah dari bibit pohon yang
kecil menjadi besar dengan pohon rindang, daun lebat dan buah yang rabum. Dalam proses
tersebut menunjukkan kedua proses pertumbuhan dan perkembangan. Karena dalam
pertumbuhan tinggi dan bertambahnya volume pohon, terdapat juga proses perkembangan yaitu
berupa perubahan sel-sel di dalam pohon menuju tahap lebih dewasa sehingga akhirnya mampu
menghasilkan buah.

Senada dengan hal tersebut Desmita (2009) menjelaskan bahwa perkembangan tidak
terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, malainkan didalamnya juga
terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap
dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang memilki individu menuju ke tahap kematangan
melalui pertumbuham, pematangan dan belajar

8
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejak lahir sampai masa meninggal seorang individu
tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat
progresis dan berkesinambungan. Atau dapat diartikan bahwa perkembangan secara luas
menunjuk pada keseluruhan dari proses perubahan yang ada dalam individu baik terkait dengan
fisik, mental, sifat dan ciri-ciri yang baru pada level yang lebih tinggi berdasarkan pertumbuhan,
pematanangan dan belajar.

3. Kematangan (maturition)
Setiap individu pasti mengalami pertumbuhan atau perkembangan. Jika tidak, maka ia
tidak akan berfungsi atau mati. Pertumbuhan yang dialami adalah pertumbuhan fisik dan
mental. Namun kenyataannya, sering kita jumpai orang yang matang secara fisik atau usia tetapi
mentalnya tidak matang. orang yang tidak dewasa atau tidak matang bisa menghambat
pertumbuhan orang lain yang ada disekitarnya. Selain itu, kerugian dari ketidak matangan
adalah dapat menghambat dalam masa depan, karena dia akan mengalami kesulitan dalam
bergaul, dan dalam melakukan setiap peran kehidupan yang dimilikinya.
Banyak orang mendeskripsikan dewasa sebagai matang atau tua dan sebaliknya kekanak-
kanakan sering didefinisikan sebagai terlalu muda atau belum cukup umur. Pendefinisian yang
terlalu abstrak terlebih karena usia tidak pernah bisa membatasi perkembangan psikologis.
Dapat dipahami bersama bahwa kita tidak hanya bisa berfikir bahawa perkembangan
sebagaimana dihasilkan oleh proses-proses biologis, kognitif, dan sosioemosional yang paling
mempengaruhi, tetapi juga oleh kedewasaan dan pengalaman yang mempengaruhi. Dijelaskan
Santrock (2007) Kedawasaaan atau kematangan (maturation) ialah urutan perubahan yang
teratur yang disebabkan oleh cetak biru genetik yang kita miliki masing-masing.
Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa kematangan terlihat dari kemampuan seseorang
untuk memahami, menghayati, serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-
hari. Atau bisa juga dikatakan bahwa

9
kematangan (Maturity) adalah kemampuan untuk mengendalikan diri (self control) dan tidak
mudah terpancing oleh reaksi yang provokatif, yang ditandai dengan :
a. Bertahan untuk tidak impulsif
b. Mengendalikan emosi (rasa marah, frustrasi dll)
c. Mampu berespon secara kalem dalam situasi frustrasi
d. Mampu mengelola stress secara efketif
e. Mengendalikan emosi negatif dan bertindak secara konstruktif
untuk mencari penyelesaiannya
f. Mampu menenangkan orang lain disamping menenangkan diri sendiri

4. Perubahan (change)
Baik dalam sebuah proses perkembangan, pertumbuhan maupun kedewasaan setiap
individu selalu mengalami perubahan didalamnya. Konsep perubahan dalam perkembangan
disini menjelaskan bahwa setiap perubahan yang ada dalam diri individu baik dalam hal bentuk
fisik, pola pikir maupun kedewasaan itu sendiri adalah bagian penting yang mau tidak mau
akan dilalui oleh setiap manusia sebagai sesuatu yang berkesinambungan.
Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa proses perkembangan berkesinambungan tidak
berarti tak terelakkan. Interaksi dinamis antara kekuatan dari dalam dan luar individu inilah
yang bisa jadi akan menghasilkan perubahan, tetapi perubahan tersebut belum tentu teratur,
sistimatis, atau, bahkan perubahan itu menuju ke arah yang benar. Perubahan tidak terjadi ketika
manusia menghadapi tuntutan lingkungan baru, dimana perubahan tersebut belum tentu berjalan
dengan baik, misalnya: peranan baru atau tanggungjawab baru. Unsur-unsur biologis sangat
berarti bagi manusia dalam mengendalikan, memanipulasi, maupun menguasai lingkungan.
Hal ini didukung dengan apa yang disampaikan oleh Desmita (2009:8) bahwa
perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang
menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup. Upaya atau tujuan yang ada dalam
setiap perubahan ini dapat dianggap

10
sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk
menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis,
kesemua hal tersebut merupakan sebuah upaya dalam mewujudkan
aktualisasi dalam diri individu. Desmita (2009:8) juga menjelaskan bahwa
secara garis besar perubahan yang terjadi dalam perkembangan dibagi
menjadi empat bentuk
a. Perubahan dalam ukuran besarnya
b. Perubahan-perubahan dalam proporsinya
c. Hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama
d. Timbulnya atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Proyek Pembinaan dan  Peningkatan


Mutu Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan.
Djamarah, Suaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kartono, Kartini. 1981. Psikologi Wanita, Gadis Remaja, dan Wanita Dewasa. Bandung:
Alumni.
Lefrancois, Guy R. 1972. Psychology for Teaching, A Bear Always Faces the Front.
Belmont, California : Wadsworth Publishing Company, Inc.
Paulina Pannen, Dina  Mustafa dan Mustika Sekarwinahyu, 2001.Konstruktivisme Dalam
Pembelajaran. Proyek Pengembangan Universitas Terbuka, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 1996. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:
Bina Aksara.
Vredenbregt, J. 1981. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya. Fiest, J. Fiest, G.J. 2010. Teori Kepribadian : Theories of Personality. Jakarta :
Penerbit Salemba Humanika

Hurlock, Elizabeth B. (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

12

Anda mungkin juga menyukai