PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
A. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “psyche” (psukhe) yang maknanya “berdarah
panas” yang berarti Hidup, jiwa, hantu dan Logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah
psikologi berarti ilmu kejiwaan, prilaku dan tingkah laku manusia.
Dapat dikatakan psyche ialah sesuatu yang abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur
bagi segala tingkah laku seseorang, baik tingkah laku yang termasuk perbuatan, maupun
tingkah laku yang termasuk penghayatan, tingkah laku perbuatan ialah tingkah laku yang
dapat diamati secara langsung, misalnya berlari, berjalan, bercakap-cakapdan tingkah laku
motorik yang lain, sedangkan tingkah laku penghayatan ialah tingkah laku yang tidak dapat
secara langsung dapat diamati, misalnya perasaan, pikiran, motivasi, reaksi berbagai
kelenjar, dan sebagainya.
Menurut Santrock yang menyebutkan bahwa psychology is the scientific study of behavior
and mental processes.( psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental).
Menurut Chaplin (1972) psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan
hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika
mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang
mengubah lingkungan.
Menurut Muhibin Syah (2001) Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok
dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku terbuka
adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk,
berjalan dan lain sebagainya. tingkah laku tertutup meliputi berfikir, keyakinan, berperasaan
dan lain sebagainya.
Menurut Poerbakawatja & Harahap (Ensklopedi Pendidikan, 1981) psikologi adalah
Pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala dan kegiatan jiwa respon organisme
dan hubungannya dengan lingkungan.
Menurut Muhibbin Syah (1995) memberikan pengertian psikologi sebagai ilmu yang
mengenai kehidupan mental (the science of life), ilmu mengenai pikiran (the science of
mind) dan ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior).
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah sebagai ilmu
pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara melakukan
sesuatu dan juga memahami cara makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.
H. Aspek-Aspek Perkembangan
Menurut Papalia aspek-aspek perkembangan terdiri dari, yaitu :
1) Perkembangan Fisik (Physical development)
Pertumbuhan tubuh, otak, kapasitas sensoris, keterampilan-keterampilan motorik, serta
kesehatan merupakan dan dapat mempengaruhi ranah perkembangan yang lain.
Misalnya : seorang anak yang sering mengalami infeksi pada kuping bisa lebih lambat
perkembangan bahasanya dibanding anak-anak yang tanpa masalah seperti itu.
2) Perkembangan kognitif (Cognitive Development)
Perubahan dan stabilitas di dalam kemampuan-kemampuan mental seperti : proses belajar,
memperhatikan, mengingat, menggunakan bahasa, berpikir, menalar, dan kreatif.
Peningkatan dan kemunduran kognitif sangat terkait dengan faktor fisik, emosional, dan
sosial.
Misalnya : Kemampuan bicara bergantung pada perkembangan fisik mulut dan otak
(seorang anak yang perkembangan bahasanya cepat matang cenderung memuculkan reaksi
positif dari orang lain dan memperoleh penghargaan diri), perkembangan ingatan
mencerminkan perolehan atau kehilangan pada hubungan fisik di dalam otak (orang dewasa
yang mengalami kesulitan mengingat nama-nama orang (masalah yang umum terjadi)
mungkin merasa canggung dan grogi pada situasi-situasi sosial.
3) Perkembangan psikososial (Psychosocial Development)
Perubahan dan stabilitas di dalam emosi, kepribadian dan hubungan sosial bersama-sama
membentuk dan hal ini dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan fisik.
Misalnya : kecemasan mengerjakan tes dapat menganggu kinerja, dukungan sosial dapat
membantu orang-orang mengatasi stress yang negative pada fisik dan kesehatan mental.
1. Imprinting
Bentuk naluriah pembelajaran dimana, selama masa kritis pada awal perkembangan,
seorang hewan membentuk sebuah kelekatan pada objek bergerak pertama yang dilihatnya
biasanya induknya. Menurut Lorenzo imprinting merupakan akibat dari kecenderungan
terhadap belajar.
2. Periode Kritis dan Sensitif
a) Masa Kritis (Critical Period)
Merupakan waktu spesifik ketika sebuah peristiwa yang diberikan atau ketiadaannya
memiliki dampak spesifik terhadap perkembangan.
b) Masa Sensitif (Sensitive Period)
Masa-masa dalam perkembangan ketika seseorang terutama terbuka terhadap berbagai
pengalaman tertentu.
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
(Teori dan Riset)
A. Pengertian Teori dan Riset
Para ilmuwan perkembangan telah menghasilkan banyak teori mengenai mengapa
manusia berkembang.
Teori adalah Seperangkat konsep atau pernyataan yang saling berhubungan secara logis
dimana konsep tersebut berusaha untuk menggambarkan dan menjelaskan
perkembangan serta meramalkan bentuk-bentuk perilaku yang mungkin muncul pada
kondisi-kondisi tertentu.
Teori bukanlah sebuah tebakan. Teori merupakan sebuah cara untuk mengelola data,
informasi yang dikumpulkan oleh penelitian dan suatu sumber.
Dalam suatu teori terdapat dasar pemikiran (groundwork) yaitu pembuatan hipotesis.
Merupakan penarikan kesimpulan sementara yang dapat diuji atau diteliti kembali
kebenarannya pada penelitian – penelitian selanjutnya.
Mereka belum mempunyai perhatian khusus kepada lawan jenis (bersikap netral)
sehingga dalam bermainpun anak laki-laki akan berkelompok dengan anak laki-laki
lagi, begitupun anak wanita. Bahkan anak merasa malu apabila anak disuruh duduk
sebangku dengan teman lawan jenisnya (seperti anak laki-laki sebangku dengan wanita
dan sebaliknya).
Tahap ini dipandang sebagai masa perluasan kontak sosial dengan orang-orang di
luar keluarganya. Oleh karena itu proses identifikasi pun mengalami perluasan atau
pengalihan objek. Yang semula objek identifikasi anak adalah orang tua, sekarang
meluas kepada guru, tokoh-tokoh sejarah atau para bintang (seperti film, musik dan olah
raga).
i) Tahap Genital
Tahap ini dimulai sekitar usia 12 atau 13 tahun. Pada masa ini anak sudah masuk
usia remaja. Masa ini ditandai dengan matangnya organ reproduksi anak. Pada periode
ini, instink seksual dan agresif menjadi. Anak mulai mengembangkan motif untuk
mencintai orang lain atau mulai berkembangnya motif altruis (keinginan untuk
memperhatikan kepentingan orang lain).
Motif-motif ini mendorong anak (remaja) untuk berpartisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan dan persiapan untuk memasuki dunia kerja, pernikahan dan
berkeluarga. Masa ini ditandai dengan proses pengalihan perhatian, dari mencari
kepuasan atau kenikmatan sendiri (yang bersifat kekanak-kanakan atau selfish) kepada
kehidupan sosial orang dewasa dan berorientasi kepada kenyataan (prinsip realitas) atau
sikap altruis.
Albert Bandura menyatakan bahwa proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan
lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan dan permodelan. Beliau menjelaskan bahwa
aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan juga
aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada kefahaman
pelajar.
E. Teori Kognitif Sosial
Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) merupakan penamaan baru dari Teori
Belajar Sosial (Social Learning Theory) yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Albert
Bandura lahir di kanada pada tahun 1925. Ia memperoleh gelar doktornya dalam bidang
psikologi klinis dari University of lowa di mana arah pemikirannya di pengaruhi oleh tulisan
Miller dan Dollard (1941) yang berjudul Social Learning And Imitation. Penamaan baru dengan
nama Teori Kognitif Sosial ini dilakukan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Ide pokok dari
pemikiran Bandura juga merupakan pengembangan dari ide Miller dan Dollard tentang belajar
meniru (imitative learning). Pada beberapa publikasinya, Bandura telah mengelaborasi proses
belajar sosial dengan faktor-faktor kognitif dan behavioral yang memengaruhi seseorang dalam
proses belajar sosial.
Teori kognitif sosial adalah teori yang menonjolkan gagasan bahwa sebagian besar
pembelajaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial. Dengan mengamati orang lain,
manusia memperoleh pengetahuan, aturan-aturan, keterampilan-keterampilan, strategistrategi,
keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap. Individu-individu juga melihat model-model atau contoh-
contoh untuk mempelajari kegunaan dan kesesuaian prilaku-prilaku akibat dari prilaku yang di
modelkan, kemudian mereka bertindak sesuai dengan keyakinan tentang kemampuan mereka
dan hasil yang diharapkan dari tindakan mereka.
Bandura mengembangkan teorinya untuk mebahas cara-cara orang memiliki kendali atas
peristiwa dalam hidup mereka melalui pengaturan diri atas pikiran-pikiran dan tindakan mereka.
Proses dasarnya meliputi menentukan tujuan, menilai kemungkinan hasil dari tindakan-tindakan,
mengevaluasi kemajuan pencapaian tujuan, dan pengaturan diri atas pikiran, emosi, dan
tindakan. Bandura menjelaskan bahwa karakteristik khas lainnya dari teori kognitif sosial adalah
peran utama yang di berikannya pada fungsi-fungsi pengaturan diri. Orang berprilaku bukan
sekedar untuk menyesuaikan diri dengan kecendrungankecendrungan orang lain. Kebanyakan
perilaku mereka dimotivasi dan diatur oleh standard internal dan reaksi-reaksi terhadap tindakan
meraka sendiri yang terkait dengan penilaian diri.
Teori Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang menekankan pada proses
mental. Piaget mengambil perspektif organismik yang memandang perkembangan kognitif
sebagai produk usaha anak untuk memahami dan bertindak dalam dunia mereka. Menurut Piaget,
bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan bawaan untuk beradaptasi dengan
lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang bersifat biologis itu, Piaget mengamati bayibayi
mewarisi reflek-reflek seperti reflek menghisap. Reflek ini sangat penting dalam bulan-bulan
pertama kehidupan mereka, namun semakin berkurang signifikansinya pada perkembangan
selanjutnya.
Pertumbuhan atau perkembangan kognitif terjadi melalui tiga proses yang saling
berhubungan, yaitu:
1) Organisasi (Organization)
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk mengintegrasikan pengetahuan
kedalam sistem-sistem. Dengan kata lain, organisasi adalah sistem pengetahuan atau cara
berfikir yang disertai dengan pencitraan realitas yang semakin akurat. Contoh: anak laki-laki
yang baru berumur 4 bulan mampu untuk menatap dan menggenggam objek. Setelah itu dia
berusaha mengkombunasikan dua kegiatan ini (menatap dan menggenggam) dengan
menggenggam objek-objek yang dilihat.
Dalam sistem kognitif, organisasi memiliki kecenderungan untuk membuat struktur
kognitif menjadi semakin kompleks. Contoh: gerakan reflek menyedot pada bayi yaitu
gerakan otot pada pipi dan bibir yang menimbulkan gerakan menarik.
2) Adaptif/adaptasi
Merupakan cara anak untuk meyesuaikan skema sebagai tanggapan atas lingkungan.
Adaptasi ini dilakukan dengan dua langkah, yaitu asimilasi dan akomodasi.
a) Asimilasi
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada memahami
pengalaman baru berdasarkan skema yang sudah ada. Seorang individu dikatakan
melakukan proses adaptasi melalui asimilasi, jika individu tersebut menggabungkan
informasi baru yang dia terima kedalam pengetahuan mereka yang telah ada. Contoh
asimilasi kognitif: ketika anda memberi kepada bayi sebuah objek kecil yang tidak
pernah dia lihat sebelumnya tetapi menyerupai objek yang sudah tidak asing lagi, dia
mungkin akan memegangnya, menggigitnya, dan membantingnya. Dengan kata lain dia
menggunakan skema yang ada untuk memelajari benda yang belum dikenal ini.
b) Akomodasi
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada mengubah skema
yang telah ada agar sesuai dengan situasi baru. Jadi, dikatakan akomodasi jika individu
menyesuaikan diri dengan informasi baru. Melalui akomodasi ini, struktur kognitif yang
sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan sesuai dengan rangsangan-
rangsangan dari objeknya. Contoh : jika anda memberikan telur pada bayi yang
mempunyai skema dengan membanting objek kecil, apa yang akan terjadi dengan telur
tersebut sudah nampak jelas, yaitu akan pecah. Karena konsekuensi yang tidak terduga
dari membanting telur tersebut, bayi itu mungkin akan mengubah skema tadi. Pada masa
mendatang, bayi itu mungkin akan membanting objek dengan keras dan objek lain
dengan lembut.
3) Ekuilibrasi (Equilibration)
Yaitu proses memulihkan keseimbangan antarapemahaman sekarang dan pengalaman
baru. Ekuilibrasi diartikan sebagai kemampuan yang mengatur dalam diri individu agar ia
mampu mempertahankan keseimbangan dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Ketika ekuilibrium terganggu, anak mempunyai kesempatan untuk tumbu dan berkembang.
Pada akhirnya muncul cara yang baru secara kualitatif untuk berpikir tentang dunia ini, dan
anak melangkah ke tahap perkembangan baru. Piaget percaya bahwa pengalaman fisik dan
manipulasi lingkungan sangat berperan penting agar terjadi perubahan perkembangan.
Namun, dia juga percaya bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya
perdebatan dan diskusi, membantu memperjelas pemikiran dan pada akhirnya
menjadikannya lebih logis. Contoh: bayi yang biasanya mendapat susu dari payudara ibu
ataupun botol, kemudian diberi susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas).
Ketika bayi menemukan bahwa menyedot air gelas membutuhkan gerakan mulut dan lidah
yang berbeda dari yang biasa dilakukannya saat menyusu dari ibunya, maka si bayi akan
mengakomodasi hal itu dengan akomodasi skema lama. Dengan melakukan hal itu, maka si
bayi telah melakukan adaptasi terhadap skema menghisap yang ia miliki dalam situasi baru
yaitu gelas. Dengan demikian asimilasi dan akomodasi bekerjasama untuk menghasilkan
ekuilibrium dan pertumbuhan.
Teori perkembangan Piaget ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak
seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan
pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun
kemampuan kognitif sebagai proses yang di mana anak secara aktif membangun sistem
pengertian dan pemahaman tentang realitas melalui pengalaman dan interaksi mereka Untuk
pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize.
Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat
periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia, yaitu:
sensorimotor, praoperasi, operasi konkret, dan operasi formal. Dia percaya bahwa semua anak
melewati tahap-tahap tersebut dalam urutan seperti ini dan bahwa tidak seorang anak pun dapat
melompati satu tahap, walaupun anak-anak yang berbeda melewati tahap-tahap tersebut dengan
kecepatan yang agak berbeda. Berikut adalah tahap-tahap perkembangan kognisi menurut Piaget,
yaitu :
1) Tahap Sensorimotor
Tahap ini merupakan tahap pertama. Tahap ini dimulai sejak lahir sampai usia 2 tahun.
Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan
pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan
fisik. Dengan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan kemampuan-kemampuan
melakukan gerak motorik dalam bentuk refleks ini, maka seorang bayi berada dalam keadaan
siap untuk mengadakan hubungan dengan dunianya. Piaget membagi tahap sensori motor ini
kedalam 6 periode, yaitu:
a) Periode 1:
Penggunaan Refleks-Refleks (Usia 0-1 bulan) Refleks yang paling jelas pada periode ini
adalah refleks menghisap (bayi otomatis menghisap kapanpun bibir mereka disentuh)
dan refleks mengarahkan kepala pada sumber rangsangan secara lebih tepat dan terarah.
Misalnya : jika pipi kanannya disentuh, maka ia akan menggerakkan kepala ke arah
kanan.
b) Periode 2:
Reaksi Sirkuler Primer (Usia 1-4 bulan) Reaksi ini terjadi ketika bayi menghadapi
sebuah pengalaman baru dan berusaha mengulanginya.
Contoh: menghisap jempol. Pada contoh menghisap jempol, bayi mulai
mengkoordinasikan 1). Gerakan motorik dari tangannya dan 2). Penggunaan fungsi
penglihatan untuk melihat jempol.
c) Periode 3:
Reaksi Sirkuler sekunder (Usia 4-10 bulan) Reaksi sirkuler primer terjadi karena
melibatkan koordinasi bagianbagian tubuh bayi sendiri, sedangkan reaksi sirkuler
sekunder terjadi ketika bayi menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa menarik
diluar dirinya.
d) Periode 4:
Koordinasi skema-skema skunder (Usia 10-12 bulan) Pada periode ini bayi belajar untuk
mengkoordinasikan dua skema terpisah untuk mendapatkan hasil. Contoh: suatu hari
Laurent (anak Piaget) ingin memeluk kotak mainan, namun Piaget menaruh tangannya
ditengah jala. Pada awalnya Laurent mengabaikan tangan ayahnya. Dia berusaha
menerobos atau berputar mengelilinginya tanpa menggeser tangan ayahnya. Ketika
Piaget tetap menaruh tangannya untuk menghalangi anaknya, Laurent terpaksa memukul
kotak mainan itu sambil melambaikan tangan, mengguncang tubuhnya sendiri dan
mengibaskan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Akhirnya setelah beberapa hari
mencoba, Laurent berhasil menggerakkan perintang dengan mengibaskan tangan
ayahnya dari jalan sebelum memeluk kotak mainan. Dalam kasus ini, Laurent berhasil
mengkoordinasikan dua skema terpisah yaitu: 1). Mengibaskan perintang 2). Memeluk
kotak mainan.
e) Periode 5:
Reaksi Sirkuler Tersier (Usia 12-18 bulan) Pada periode 4, bayi memisahkan dua
tindakan untuk mencapai satu hasil tunggal. Pada periode 5 ini bayi bereksperimen
dengan tindakantindakan yang berbeda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda.
Contoh: Suatu hari Laurent tertarik dengan meja yang baru dibeli Piaget. Dia
memukulnya dengan telapak tangannya beberapa kali. Kadang keras dan kadang lembut
untuk mendengarkan perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh tindakannya.
f) Periode 6:
Permulaan Berfikir (Usia 18-24 bulan) Pada periode 5 semua temuan-temuan bayi
terjadi lewat tindakan fisik, pada periode 6 bayi kelihatannya mulai memikirkan situasi
secara lebih internal sebelum pada akhirnya bertindak. Jadi, pada periode ini anak mulai
bisa berfikir.dalam mencapai lingkungan, pada periode ini anak sudah mulai dapat
menentukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan internal, tetapi
juga dengan koordinasi internal dalam gambaran atau pemikirannya.
2) Tahap Pemikiran Pra-Operasional.
Tahap ini berada pada rentang usia antara 2-7 tahun. Pada tahap ini anak mulai
melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar atau simbol. Menurut Piaget,
walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, namun mereka
masih belum mampu untuk melaksanakan “ Operation” (operasi) , yaitu tindakan mental
yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan secara mental yang
sebelumnya dilakukan secara fisik. Perbedaan tahap ini dengan tahap sebelumnya adalah “
kemampuan anak mempergunakan simbol”. Penggunaan simbol bagi anak pada tahap ini
tampak dalam lima gejala berikut:
a) Imitasi tidak langsung
Anak mulai dapat menggambarkan sesuatu hal yang dialami atau dilihat, yang sekarang
bendanya sudah tidak ada lagi. Jadi pemikiran anak sudah tidak dibatasi waktu sekarang
dan tidak pula dibatasi oleh tindakan- tindakan indrawi sekarang. Contoh: anak dapat
bermain kue-kuean sendiri atau bermain pasar-pasaran. Ini adalah hasil imitasi.
b) Permainan Simbolis
Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru kejadian yang
pernah dialami. Contoh: anak perempuan yang bermain dengan bonekanya, seakan-akan
bonekanya adalah adiknya
c) Menggambar
Pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan gambaran mental.
Unsur pada permainan simbolis terletak pada segi “kesenangan” pada diri anak yang
sedang menggambar. Sedangkan unsur gambaran mentalnya terletak pada “usaha anak
untuk memulai meniru sesuatu yang nyata”. Contoh: anak mulai menggambar sesuatu
dengan pensil atau alat tulis lainnya.
d) Gambaran Mental
Merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman yang lampau.
Gambaran mental anak pada tahap ini kebanyakan statis. Anak masih mempunyai
kesalahan yang sistematis dalam mengambarkan kembali gerakan atau transformasi yang
ia amati. Contoh yang digunakan Piaget adalah deretan lima kelereng putih dan hitam.
e) Bahasa Ucapan
Anak menggunakan suara atau bahasa sebagai representasi benda atau kejadian. Melalui
bahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain tentang peristiwa kepada orang lain.
3) Tahap Operasi berfikir Kongkret
Tahap ini berada pada rentang usia 7-11 tahun.tahap ini dicirikan dengan
perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis. Anak sudah
mengembangkan operasi logis. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
a) Pengurutan
Yaitu kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda
yang paling besar ke yang paling kecil
b) Klasifikasi
Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut
tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian
benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak
lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup
dan berperasaan).
c) Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa
memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap gelas lebar tapi
pendek lebih sedikit isinya dibanding gelas kecil yang tinggi.
d) Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali
ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama
dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
e) Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak
berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
Sebagai contoh, bila anak diberi gelas yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka
akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan
tetap sama banyak dengan isi gelas lain.
f) Penghilangan sifat Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang
tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, Lala menyimpan boneka di
dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Baim memindahkan boneka itu ke
dalam laci, setelah itu baru Lala kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit
akan mengatakan bahwa Lala akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak
walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Baim
4) Tahap Operasi berfikir Formal.
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori
Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia 11 tahun dan terus berlanjut sampai dewasa.
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak,
menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan
ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai.
Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai
perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif,
penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang
tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai
keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap
operasional konkrit.
Pada tahap ini, remaja telah memiliki kemampuan untuk berpikir sistematis, yaitu bisa
memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan suatu persoalan. Contoh: ketika suatu
saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka jika penumpangnya adalah seorang anak yang
masih dalam tahap operasi berpikir kongkret, ia akan berkesimpulan bahwa bensinnya habis.
Ia hanya menghubungka sebab akibat dari satu rangkaian saja. Sebaliknya pada remaja yang
berada pada tahap berfikir formal, ia akan memikirkan beberapa kemungkinan yang
menyebabkan mobil itu mogok. Bisa jadi karena businya mati, atau karena platinanya, dll.
Seorang remaja pada tahap ini sudah mempunyai ekuilibrum yang tinggi, sehingga ia dapat
bepikir fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks.
Remaja dapat berfikir fleksibel karena dapat melihat semua unsure dan kemungkinan yang
ada. Dan remaja dapat berfikir efektif karena dapat melihat pemikiran mana yang cocok
untuk persoalan yang dihadapi.
D. Sampling
Meneliti seluruh populasi (suatu kelompok dimana hasil penelitian dapat diterapkan)
biasanya terlalu mahal dan memakan waktu. Para peneliti memilih sebuah sample (sampling).
Sample (sampling) adalah kelompok subjek penelitian yang dipilih untuk mewakili populasi
yang diteliti atau kelompok yang lebih kecil dalam populasi. Sample harus memadai sehingga
mewakili populasi yang dituju yaitu harus menunjukkan karakteristik yang relevan dalam
proporsi yang sama seperti dalam populasi. Jika tidak hasil penelitian tidak dapat
digeneralisasikan secara tepat atau diterapkan pada populasi secara keseluruhan. Untuk menilai
seberapa jauh hasil penelitian mungkin bisa digeneralisasikan, peneliti perlu membandingkan
karakteristik orang-orang di dalam sampel dengan mereka yang ada si populasi sebagai
keseluruhan.
Peneliti sering kali berusaha mencapai keterwakilan melalui pemilihan acak (random
selection/random smpling). Pemilihan acak (random selection/random sampling) adalah dimana
setiap orang dalam suatu populasi memiliki peluang yang sama dan bebas untuk terpilih. Jika
kita ingin meneliti pengaruh program pendidikan, salah satu cara untuk memilih sampel secara
acak adalah dengan memasukkan seluruh nama anak yang akan dijadikan subyek penelitian ke
dalam mangkok yang besar, lalu mengaduk-aduknya, dan kemudian menarik sejumlah nama.
Sampel yang acak terutama yang besar cenderung mewakili populasi dengan baik. Namun,
sayangnya smpel populasi besar yang acak sering kali sulit didapatkan. Bahkan banyak
penelitian yang menggunakan sampel yang dipilih karena mudah diakses atau didapat (misalnya,
anak-anak yang lahir pada rumah sakit tertentu atau pasien pada rumah perawatan). Hasil-hasil
penelitian pada sampel seperti itu tidak dapat diterapkan pada populasi secara keseluruhan.
Pada penelitian kualitatif sampel cenderung kecil dan tidak perlu diacak. Para subjek
penelitian dalam penelitian jenis ini bisa dipilih berdasarkan kemampuan mereka untuk
mengkomunikasikan hakikat pengalaman tertentu, seperti bagaimana perasaan mereka menjalani
jenis pembedahan tertentu.
E. Berbagai Bentuk Pengumpulan Data
Cara-cara pengumpulan data yang lazim dapat dilakukan denga cara sebagai berikut, yaitu
meliputi :
1) Lapor diri (laporan verbal oleh subjek penelitian)
Subjek penelitian ditanyakan beberapa aspek kehidupannya, pertanyaan mungkin sangat
terstruktur atau lebih fleksibel. Kelebihannya dalam lapor diri yaitu dapat memberikan
informasi langsung mengenai kehidupan, sikap dan pendapat seseorang. Namun ada pula
kekurangan dari jenis pengumpulan data dalam bentuk lapor diri yaitu subjek penelitian
mungkin tidak mengingat informasi secara akurat atau mendistorsikan respons dengan cara
yang diterima oleh masyarakat. Cara menanyakan pertanyaan atau siapa yang menanyakan
bisa mempengaruhi jawaban.
Bentuk lapor diri dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Buku harian atau catatan harian
Para subjek penelitian bisa diminta, misalnya untuk mencatat apa yang mereka
makan setiap hari atau saat-saat mereka merasa sedih. Dalam mempelajari anak-anak,
lapor diri orang tuas sering kali dibarengi dengan metode lain yaitu seperti merekam
dengan video atau audio. Orang tua bisa saja direkam dengan video ketika bermain
dengan bayi mereka dan kemudian mungkin ditunjukkan rekamannya dan diminta untuk
menjelaskan mengapa mereka bereaksi seperti yang terlihat pada rekaman.
b) Wawancara (tatap muka atau melalui telepon)
Peneliti menanyakan berbagai pertanyaan mengenai sikap, pendapat atau perilaku.
Dalam wawancara terstruktur masing-masing subjek penelitian ditanyakan dengan
serangkaian pertanyaan yang sama. Wawancara terbuka sering kali digunakan dalam
penelitian kualitatif lebih fleksibel, pewawancara dapat memvariasikan berbagai pokok
bahasan dan urutan pertanyaan serta dapat menanyakan pertanyaan lanjutan berdasarkan
jawaban yang diberikan.
c) Kuisioner
Untuk menanggapi lebih banyak orang dan melindungi rahasia pribadi mereka,
terkadang peneliti menyebarkan kuisioner yang tercetak, dimana subjek penelitian
mengisi dan mengembalikannya. Dengan menanyakan banyak orang peneliti dapat
memperoleh gambaran yang luas paling tidak apa yang responden katakan mereka
percayai atau lakukan atau telah dilakukan. Namun demikian orang-orang yang bersedia
untuk ikut serta dalam wawancara atau mengisi kuisioner cenderung merupakan yang
tidak mewakili populasi.
2) Pengamatan Subjek Penelitian dalam Lingkungan Yang Alami atau Laboraturium
Pengamatan memiliki dua bentuk, yaitu
a) Pengamatan Naturalistik (naturalistic observation)
Pada pengamatan naturalistic (naturalistic observation) peneliti mengamati orang-orang
dalam lingkungan kehidupan yang nyata. Peneliti tidak berupaya mengubah perilaku
atau lingkungan. Mereka sekedar mencatat apa yang mereka lihat.
b) Pengamatan Laboraturium (laboratory observation)
Pada pengamatan laboraturium (laboratory observation) peneliti mengamati dan
mencatat perilaku dari subjek penelitian didalam lingkungan yang terkontrol, seperti
sebuah laboraturium. Dengan mengamati semua subjek penelitian dalam kondisi yang
sama, peneliti dapat mengidentifikasi lebih jelas berbagai perbedaan dalam perilaku
yang tidak disebabkan oleh lingkungan.
3) Pengukuran Perilaku atau Kinerja
Subjek penelitian diuji pada berbagai kemampuan, keterampilan, pengetahuan,
kompetensi atau respons fisik. Kelebihan dari jenis pengumpulan data pengukuran perilaku
atau kinerja yaitu memberikan informasi yang dapat diukur secara objektif. Menghindari
distorsi subjektif. Namun kelemahan dari jenis pengumpulan data pengukuran perilaku atau
kinerja yaitu tidak dapat mengukur sikap atau gejala lain yang tidak berbentuk perilaku.
Hasilnya mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar.
Definisi operasional (operational definition) adalah suatu pernyataan yang hanya
berkaitan dengan berbagai operasi dan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan atau
mengukur suatu gejala. Neurosains kognitif (cognitive neuroscience) adalah mengaitkan
pemahaman kita mengenai fungsi kognitif dengan apa yang terjadi dalam otak.
H. Etika Penelitian
Dalam menyelesaikan dilemma etika penelitian, para peneliti diharapkan dipandu oleh tiga
prinsip. Tiga prinsip di dalam etika penelitian, yaitu :
1. Kemanfaatan (benefit)
Kewajiban memaksimalkan potensi manfaat untuk subjek penelitian dan meminimalkan
kemungkinan bahaya.
2. Menghormati
Kemandirian subjek penelitian dan perlindungan kepada mereka yang tidak mampu
melakukan penilaian sendiri.
3. Keadilan
Penyertaan berbagai kelompok yang beragam bersama dengan kesensitifan terhadap dampak
khusus apa pun yang mungkin diakibatkan oleh penelitian.
C. Komplikasi Pranatal
1. Kemandulan
Kemandulan terjadi apabila tidak terjadi pembuahan setelah 1 tahun melakukan
hubungan suami istri secara teratur. Kemandulan dapat terjadi dari ayah maupun ibu.
Beberapa penyebab yang terjadi dari faktor ibu adalah sel telur yang dihasilkan tidak
normal, adanya hambatan dalam saluran telur, memiliki penyakit yang dapat menghambat
penanaman sel telur dalam rahim. Sedangkan faktor ayah adalah bisa jadi sedikit
menghasilkan sperma, kualitas sperma rendah, salurannya terhambat, atau spermanya
abnormal. Menurut Bracken, laki-laki pengguna kokain berdasar penelitian menghasilkan
sperma dengan jumlah dan kualitas yang rendah serta abnormal.
2. Kehamilan beresiko tinggi
Beberapa ibu mengalami kehamilan beresiko ketika mengandung yang
mengharuskan mereka bedrest dan perlu minum banyak obat penguat rahim. Hal ini dapat
disebabkan karena faktor ibu maupun faktor janinnya. Kehamilan 15 tahun ke bawah atau
kehamilan di atas 35, berat ibu kurang dari 40kg atau obesitas, tinggi badan kurang dari
140cm, riwayat komplikasi kehamilan sebelumnya, riwayat pendarahan, hamil dengan
miom, hipertensi, kelainan jantung, ketidak cocokkan rhesus ibu dan janin, riwayat operasi
besar, kelainan darah, infeksi vagina dan rahim, TORCH dan penyakit ginjal. Sedangkan
faktor dari janin bisa karena kehamian kembar, kelainan pertumbuhan janin ataupun
adanya kelainan pada janin.
3. Hamil anggur
Mola Hidatidosa atau hamil anggur adalah kehamilan dengan kondisi rahim yang
berisi gelembung-gelembung cairan yang bentuknya seperti buah anggur. Selsel yang
seharusnya tumbuh menjadi plasenta atau ari-ari yang banyak berisi pembuluh darah tidak
terbentuk melainkan membentuk sel-sel muda yang menyerupai gelembung-gelembung
seperti anggur dan berisi cairan. Sedangkan sel-sel yang seharusnya berkembang menjadi
janin berhenti berkembang. Jenis hamil anggur ada tiga, mola komplit (janin tidak
berkembang sama sekali karena tidak ada makanan), mola parsial (janin sempat tumbuh
tapi tidak sempurna, hanya segumpal daging tanpa tulang dan organ), dan janin tumbuh
namun disertai jaringan mola.
4. TORCH
TORCH, atau Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Toksoplasma
disebabkan parasit toxoplasma gondi yang hidup di organisme lain sebagai induk seperti
kelinci, kucing, anjing, kambing, atau babi. Parasit tersebut bisa bertahan selama setahun
pada tinja hewan tersebut.
Rubella atau campak Jerman disebabkan virus rubella dan bisa menular melalui
urine dan udara. Bila terjadi di trisemester pertama bisa mengakibatkan keguguran,
sindrom rubella bawaan seperti tuli dan katarak, mikorsefalus, retadasi mental dan kelainan
jantung. Begitu pula bila terjadi di kehamilan lebih dari 20 minggu.
CMV disebabkan oleh virus cytomegalo yang merupakan golongan virus keluarga
herpes, sering disebut sebagai virus paradox. Penularan CMV bisa melalui kontak langsung
sumber infeksi bukan melalui makanan, minuman, atau hewan. Janin bisa beresiko tertular
melalui darah atau plasenta dan dapat menyebabkan cacat bawaan seperti hidrosefalus,
mikrosefalus, pengapuran otak, pembesaran hati dan tuli.
Herpes simpleks disebabkan virus herpes simpleks tipe 1 di sekitar mulut yang
umumnya terjadi pada anak-anak atau herpes simpleks tipe 2 di sekitar vagina yang umum
terjadi pada orang dewasa terkait dengan aktivitas seksualnya. Bila janin terinfeksi bisa
menyebabkan kematian karena virus sampai ke sirkulasi darah menuju plasenta. Kelainan
yang terjadi bisa radang selaput otak, radang di mata dan hati.
5. Kehamilan kosong
Kehamilan kosong terjadi apabila sel telur yang telah dibuahi tidak berkembang
sempurna melainkan membentuk plasenta berisi cairan. Plasenta tetap ada sehingga seolah-
olah ada janin padahal kosong. Bisa disebabkan karena kromosom ibu, TORCH, diabetes
melitus, usia suami istri tua sehingga kualitas sperma dan ovum menurun.
6. Miom dan kista
Miom adalah sel otot dinding rahim yang berubah menjadi tumor.
Perkembangannya ada yang perlahan dan ada yang cepat, tidak berbahaya dan jarang
berubah menjadi kanker. Sedang kista adalah kantong berisi cairan. Biasanya terdapat pada
ovarium atau indung telur selain di paru-paru, otak maupun kulit. Pertumbuhannya sangat
pelan. Kista bisa berubah menjadi kanker ganas di usia 45 tahun ke atas.
7. Hamil di luar kandungan
Hamil ektopik atau hamil di luar kandungan adalah kondisi di mana janin tidak
berkembang di dalam rahim melainkan di luar rahim seperti di saluran telur. Pada kondisi
ini janin tidak berkembang dan akan menimbulkan pendarahan yang berbahaya bagi janin
maupun ibu. Penyebabnya bisa karena ibu pernah mengalami radang panggul, pernah
operasi di saluran telur yang membuat salurannya sempit dan menghambat perjalanan zigot
dan terdapat tumor yang menekan dinding saluran telur.
8. Mual dan muntah berlebihan
Saat kehamilan terjadi terkadang beberapa ibu mengalami gejala hyperemesis
gravidarum seperti morning sickness atau muntah di pagi hari. Namun muntahnya ini tidak
biasa melainkan berlebihan dan terus menerus sepanjang hari yang bisa menyebabkan berat
badan ibu turun dan mengalami dehidrasi. Biasanya, dapat menyebabkan kondisinya
lemas. Beberapa penyebabnya bisa karena peningkatan hormon HCG pada kehamilan
kembar, stress atau kehamilan anggur.
9. Pra-eklampsia
Pra-eklampsia terjadi dengan gejala tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmhg,
kaki bengkak, bahkan seluruh tubuh, ada kadar protein di urine akibat gangguan ginjal.
Disebabkan oleh hamil bayi kembar, kehamilan pertama, riwayat hipertensi, hamil di atas
usia 35, diet buruk, gangguan ginjal. Bisa menyebabkan stroke, kejang bahkan kematian.
Untuk kasus ini biasanya persalinan dilakukan dengan Caesar.
10. Anemia zat besi
Anemia akibat kekurangan zat besi dapat dilihat tanda-tandanya seperti letih, lesu,
dan lemah. Anemia bisa disebabkan karena jarak kehamilan yang dekat, mengandung janin
kembar, pola makan buruk, mual muntah berlebihan, dan menderita tuberkulosis. Anemia
bisa berbahaya saat hamil, saat persalinan dan sesudah persalinan karena kurangnya suplai
oksigen yang membuat ibu lesu, lemah dan tidak berdaya.
B. Proses Melahirkan
Kelahiran terjadi karena beberapa perubahan dalam rahim, serviks dan bagian lain yang
disebut dengan parturisi (parturition). Parturisi biasanya terjadi sekitar dua minggu
sebelum melahirkan, yaitu saat estrogen meningkat sehingga merangsang rahim untuk
berkontraksi dan serviks jadi lebih fleksibel.
Kontraksi rahim yang mengeluarkan janin biasanya dimulai 266 hari setelah konsepsi.
D. Metode-Metode Kelahiran
Metode-metode kelahiran dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Kelahiran Vaginal Versus Operasi Caesar
Metode kelahiran yang biasa adalah kelahiran melalui vagina.
Operasi Caesar (caesarean delivery) adalah prosedur bedah untuk mengeluarkan
bayi dari rahim dengan membuat sayatan diperut ibu.
Di tahun 2003 menurut data awal sebanyak 27,6% kelahiran di AS terjadi melalui
operasi ini, sebuah angka yang tinggi dan terjadi peningkatan 31% sejak tahun
1990-an.
Operasi biasanya dilakukan ketika proses kelahiran lambat, terjadinya pendarahan
melalui vagina atau bermasalahnya posisi bayi seperti sungsang (kaki keluar
duluan), transverse (melintang di rahim) atau kepala bayi terlalu besar untuk
melewati panggul ibunya. Kelahiran dengan operasi lebih mungkin untuk
kelahiran anak pertama. Ukuran bayi yang besar, ibu yang berusia lanjut, atau ibu
yang pernah menjalani operasi caesar.
Meningkatnya jumlah kelahiran melalui induksi dan penggunaan electronic fetal
monitoring untuk melacak detak jantung janin selama proses kelahiran dan saat
dilahirkan untuk menyiagakan dokter bahwa janin membutuhkan bantuan.
Pada satu menit dan 5 menit setelah kelahiran kebanyakan bayi diperiksa
menggunakan skala apgar (Apgar Scale).
Skala apgar (Apgar Scale) adalah standar pengukuran untuk melihat kondisi bayi yang
baru lahir (Denyut nadi, tangisan bayi, aktivitas, dan system pernapasan).
Nama skala ini di ambil dari pengembangannya yaitu Dr. Virginia Apgar dan skala ini
membantu kita mengingat lima subtesnya yaitu : appearance (warna kulit), pulse
(detak jantung), grimace (refleks saat merasa terganggu), activity (bentuk otot), dan
respiration (pernapasan).
Bayi baru lahir di nilai 0, 1 atau 2 untuk setiap pengukuran dengan nilai maksimal 10.
Penilaian 5 menit dengan nilai 7 sampai 10 dicapai 98,6% dari bayi yang dilahirkan di
AS menandakan bahwa kondisi bayi baik sampai sangat baik. Nilai dibawah 7 berarti
bayi membutuhkan bantuan untuk bernapas. Skor dibawah 4 berarti bayi
membutuhkan pertolongan segera untuk menyelamatkan nyawanya. Jika resusitasi
berlangsung sukses serta membawa bayi pada nilai 4 atau lebih dalam waktu 10 menit
tidak aka nada kerusakan jangka panjang.
Secara umum nilai apgar dapat diandalkan untuk memperkirakan pertahanan hidup
selama bulan pertama kehidupan.
2. Skala Brazelton Brazeton Neonatal Behavioral Assesment Test (NBAS)
Tes yang berlaku untuk bayi sampai usia dua bulan dinamai berdasarkan perancangnya
yaitu Dr. T. Berry Brazelton.
Tes ini menilai organisasi motorik yang ditunjukkan Koordinasi motorik, reflex,
kapasitas interaksi dan perhatian, ketidakstabilan CNS.
3. Keadaan Arousal (Infant Arousal States)
Bayi memiliki jam biologis yang mengatur siklus harian makan, tidur, pembuangan
bahkan mungkin mood mereka.
Keadaan arousal (state of arousal) adalah status fisiologis dan perilaku bayi pada
waktu-waktu tertentu dalam siklus harian periodik pada bayi seperti terjaga, tidur dan
aktivitas.
Kebanyakan bayi baru lahir menghabiskan 75% dari waktu mereka mencapai 18 jam
sehari untuk tidur, tetapi terjaga setiap tiga sampai empat jam sekali siang dan malam
untuk menyusu.
Beberapa bayi mulai tidur sepanjang malam pada usia 3 bulan. Pada usia 6 bulan bayi
biasanya membutuhkan tidur selama 6 jam penuh pada malam hari, tetapi terjaga
sesaat pada waktu malam merupakan hal normal bahkan selama masa bayi akhir dan
balita. Anak usia 2 tahun pada umumnya tidur sekitar 13 jam sehari, termasuk tidur
siang biasanya di sore hari.
a) Prinsip Sefalokaudal adalah proses perkembangan dari arah kepala menuju bawah,
bagian atas tubuh lebih dahulu berkembang sebelum bagian bawah tubuh.
contoh : bayi belajar menggunakan lengan untuk menggapai sesuatu sebelum
menggunakan kaki untuk berjalan
b) Prinsip proximodistal adalah proses perkembangan dari pusat (dalam) tubuh ke luar
tubuh, bagian yang berkembang adalah pusat tubuh sebelum menggunakan bagian luar
tubuh. contoh : bayi belajar mengontrol lengan sebelum menggunakan tangan.
I. Perkembangan Fisik
Nutrition menyusui, secara gizi ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Satu-satunya
alternatif yang dapat diterima adalah susu formula yang diberitambahan zat besi dengan
bahan dasar susu sapi atau protein kedelai dan mengandung tambahan vitamin dan mineral.
Menyusui harus dimulai segera setelah kelahiran dan harus berlangsung secara terus-
menerus untuk setidaknya setahun pertama atau lebih lama jika ibu dan bayi
menginginkannya. Bayi yang disapih di tahun pertama harus mendapatkan susu formula
dengan tambahan zat besi. Pada satu tahun bayi dapat beralih ke susu sapi.
Manfaat kesehatan dari ASI sangat besar (AAP Section on Breastfeeding, 2005). Beberapa
penyakit yang dapat dicegah atau diminimalkan dengan ASI adalah daire, infeksi
pernapasan (seperti, pneumonia dan bronkitis),otitis media (infeksi telinga tengah)serta
staphylococcal, infeksi bakteri dan saluran kencing.
ASI dapat mengurangi resiko SIDS dan kematian postneonatal (kematian yang terjadi
antara 28 hari sampai 1 tahun).
Otak pada saat lahir hanya memiliki berat sekitar 25% dari berat otak orang dewasa
nantinya, yaitu 3,5 pon. Otak mencapai 90% dari berat tersebut pada usia 3 tahun. Pada
usia 6 tahun otak hamper seukuran orang dewasa, tetapi pertumbuhan dan perkembangan
fungsionalnya bergantung pada gizi yang benar, termasuk zat seperti protein, zat besi,
iodine, zinc, vitamin A, vitamin B6 dan asam folat. Pertumbuhan otak terjadi dalam
lonjakan, letupan dan bagian-bagian dari otak yang berbeda-beda tumbuh lebih cepat di
waktu yang berbeda-beda.
Lonjakan pertumbuhan otak (brain growth spurts) adalah periode perkembangan dan
pertumbuhan otak secara cepat, terjadi secara bersamaan dengan perubahan perilaku
kognitif kognitif.
Sereblum adalah bagian dari otak yang mempertahankan keseimbangan dan koordinasi
motorik. Tumbuh paling cepat selama satu tahun pertama kelahiran.
Serebrum adalah bagian otak yang paling besar, dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu kiri
dan kanan atau hemisfer yang masing-masing memiliki fungsi sendiri. Spesialisasi dari
hemisfer adalah lateralisasi (lateralization).
Hemisfer kiri tertarik pada bahasa dan pemikiran logis, sedangkan hemisfer kanan
mengatur fungsi spasial dan visual seperti membaca peta dan menulis. Lateralisasi bahasa
meningkat seiring bertambahnya usia dengan puncak sekitar usia 25 tahun sampai 35
tahun.
Korpus kalosum (corpus callosum) adalah jaringan karet yang lentur dan kuat
menghubungkan dua hemisfer, yang membuat keduanya dapat berbagai informasi dan
berkoordinasi mengenai tuntutan.
Korpus kalosum (corpus callosum) tumbuh secara dramatis selama masa kecil dan
mencapai ukuran orang dewasa pada usia sekitar 10 tahun.
Setiap belahan otak memiliki 4 lobus atau bagian, yaitu : Occipital (Fungsi penglihatan),
Parietal (Berperan penting dalam menemukan lokasi spasial, atensi, kendali motorik),
Temporal (Pendengaran, pemrosesan bahasa, dan memori), Frontal (Terlibat dengan
gerakan disengaja, Berfikir, personalitas, niat dan tujuan)
K. Sel Otak (Brain Cells)
Otak terdiri atas dua jenis sel yaitu neuron dan sel glial.
Neuron (neurons) atau sel saraf adalah mengirim dan menerima informasi.
Pada dasarnya, neuron adalah sel tubuh dengan neklues yang terdiri dari atas
deoxyribonucleic acid (DNA) yang mengandung program genetic sel tersebut.
Diferensiasi (differentiation) adalah proses dimana sel membutuhkan struktur dan fungsi
terspesialisasi.
Sel mati (cell death) adalah pada perkembangan otak proses normal menghilangkan
kelebihan sel-sel otak untuk mencapai kerja yang lebih efisien.
Mielinasi (myelination) adalah proses melindungi jalur saraf dengan zat lemak (myelin)
yang membuat komunikasi antarsel lebih cepat atau membantu mempercepat pengiriman
signal.
Perilaku refleks dikendalikan oleh pusat otak yang lebih rendah yang mengelola proses
tidak dapat ditahan lainnya, seperti bernapas dan detak jantung. Semua ini adalah bagian
dari otak yang telah mengalami paling banyak mielinasi pada saat lahir. Perilaku refleks
berperan penting dalam merangsang perkembangan dini dari sistem saraf pusat dan otak.
Bayi manusia diperkirakan memiliki 27 macam refleks utama, banyak diantaranya yang
ada saat lahir atau segera sesudahnya.
Refleks primitif seperti mengisap rooting untuk puting dan refleks moro (respons saat
terkejut atau hampir jatuh) terkait dengan kebutuhan instingtif untuk untuk bertahan hidup
dan perlindungan atau dapat mendukung hubungan dini bayi dengan pengasuhnya.
Contohnya : refleks menggenggam yang membuat bayi monyet berpegangan pada bulu
ibunya.
Seiring dengan makin aktifnya pusat otak yang lebih tinggi selama dua sampai empat bulan
bayi mulai menunjukkan refleks postural.
Contoh : bayi yang disorongkan kebawah merentangkan lengan mereka dalam refleks
parasut, usaha instingtif untuk mencegah jatuh.
Refleks locomotor seperti berjalan, dan berenang menyerupai gerakan tidak disadari yang
tidak akan muncul sampai beberapa bulan setelah refleks hilang begitu saja.
M. Kemampuan Sensorik Dini
1. Sentuhan dan Rasa Sakit
Sentuhan tampaknya adalah indera pertama yang berkembang. Tanda-tanda awal dari
refleks rooting terjadi dua bulan setelah konsepsi. Pada usia kehamilan riga puluh dua
minggu semua anggota tubuh sensitif terhadap sentuhan. Bayi dapat merasakan rasa
sakit sejak awal kelahiran
2. Penciuman dan Perasa atau Pengecap
Indera penciuman dan perasa mulai berkembang di dalam rahim. Rasa dan bau dari
makanan yang dikonsumsi oleh calon ibu dapat berpindah ke bayinya melalui cairan
amniotik.
Preferensi terhadap aroma menyenangkan tampaknya dipelajari sejak dalam rahim dan
selama beberapa hari setelah kelahiran dan bau dipindahkan dari ASI dapat
berkontribusi terhadap proses belajar ini.
Bayi usia 6 hari yang diberi ASI oleh ibunya memlih bau alas menyusui ibunya
dibandingkan dengan alas dari perempuan menyusui lain, tetapi bayi berusia dua hari
tidak memiliki preferensi membuktikan bahwa bayi membutuhkan waktu beberapa hari
untuk mempelajari bau ibunya.
Preferensi terhadap rasa tertentu tampaknya memang meruakan faktor bawaan. Bayi
baru lahir lebih memilih rasa manis dibandingkan rasa asam atau rasa pahit.
Air yang dibeli gula menenangkan bayi yang sedang menanggis, apakah bayi tersebut
cukup bulan atau dua sampai tiga minggu premature bukti bahwa mekanisme yang
memproduksi efek menenangkan ini berfungsi sebelum periode normal.
Penolakan bayi baru lahir terhadap rasa pahit barangkali adalah salah satu jenis
mekanisme pertahanan diri, karena banyak zat pahit yang beracun.
Preferensi terhadaprasa berkembang di masa bayi dapat bertahan hingga masa anak-
anak awal.
3. Pendengaran
Pendengaran juga berfungsi sebelum melahirkan. Bayi kurang dari 3 hari berespons
secara berbeda-beda terhadap cerita yang diperdengarkan saat ia berada dalam
kandungan dengan cerita lain. Dapat membedakan suara ibu dengan suara orang yang
tidak dikenal dan memilih bahasa asli dibanding dengan bahasa asing. Pengenalan dini
terhadap suara dan bahasa yang didengar dirahim dapat menjadikan dasar bagi
hubungan yang baik antara orang tua dan anak.
Diskriminasi auditori berkembang pesat setelah kelahiran. Bayi usia 3 hari dapat
membedakan bunyi kata baru dengan yang mereka sudah dengar sebelumnya. Pada usia
1 bulan bayi dapat membedakan suara sedekat bad an pa.
4. Pengelihatan
Mata dari bayi yang baru lahir berukuran lebih kecil dibandingkan orang dewasa,
struktur retinannya belum komplit dan saraf optiknya tidak berkembang.
Fokus mata pada bayi yang baru lahir paling baik dalam jarak kurang dari satu kaki,
jarak biasa antara wajah dari orang yang mengendong dengan bayi. Ini mungkin cara
adaptif untuk mendorong kelekatan dengan ibu.
Bayi baru berkedip saat melihat cahaya terang. Pengelihatan periferal mereka sangat
sempit, lebih dari dua kali antara 2 dan 10 minggu.
Kemampuan untuk mengikuti target bergerak juga berkembang cepat pada bulan-bulan
pertama, seperti persepsi warna.
Bayi 4 bulan dapat membedakan warna hijau, merah, biru, dan kuning.
Ketajaman pandangan disaat kelahiran kira-kira 20/400 tetapi membaik secara cepat,
mencapai level 20/20 saat berusia 8 bulan (ini berarti orang dapat membaca huruf pada
garis tertentu di bagan mata dari jarak 20 kaki).
N. Perkembangan Motorik
Bayi tidak perlu diajarkan untuk melakukan keterampilan motorik dasar seperti, merangkak
dan berjalan. Mereka hanya perlu ruang untuk bergerak dan kebebasan untuk melihat apa
yang mereka bisa lakukan.
Jika system saraf pusat, otak dan tulang sudah siap, serta lingkungan menawarkan
kesempatan yang tepat untuk eksplorasi dan latihan, bayi akan berkembang
Sistem tindakkan (system of action) adalah kombinasi dari keterampilan motoric yang
makin kompleks dapat memunculkan rentang gerakan yang lebih luas atau lebih tepat dan
lebih ada control terhadap lingkungan.
Misalnya : pertama kali bayi mencoba untuk mengambil benda-benda dengan selurih tangan,
jari dan menutup telapak tangan.
Denver development screening test adalah test pemindaian digunakan untuk mencatat
kemajuan antara anak usia 1 bulan sampai 6 tahun untuk mengidentifikasi anak-anak yang
tidak berkembang secara normal.
Keterampilan motoric kasar (gross motor skill) adalah keterampilan fisik yang melibatkan
otot besar.
Seperti : berguling, dan menangkap bola.
Keterampilan motorik halus (fine motor skill) adalah keterampilan fisik yang melibatkan
otot halus dan koordinasi mata tangan.
Seperti : meraih mainan, dan menyalin gambar lingkaran.